Thata sudah duduk diruangan Aron, dia merutuki dirinya sendiri kenapa bisa berbuat hal yang begitu gegabah, sebenarnya obat itu mau pakai bahan yang bagaimana terserah si pembuat akan tetapi hati nurani Thata tergerak dan mencegah agar obat itu untuk tidak menggunakan bahan yang malah akan berefek fatal untuk kedepannya.
Aron yang melihat Thata sedikit tertunduk dengan kacamata bulat yang dipakai Thata, dia tidak bisa melihat wajah Thata, namun Aron yakin bahwa perempuan yang berada di depannya bukanlah perempuan biasa, semua yang dipakai perempuan itu terlihat sangat sederhana namun masih memunculkan auranya tersendiri.
"Halo nona perkenalkan nama saya Aron." Aron menyodorkan tangannya. Thata meraih tangan Aron. "Agatha." Thata menatap Aron dan begitupun Aron yang menatap Thata dengan tatapan yang sangat sulit diartikan.
"Siapa gadis ini? Dia membuat jantungku berdebar, dan sepertinya aku pernah melihatnya sebelum ini." Batin Aron.
"Pria ini sangat mirip dengan Rion dan matanya sama persis seperti milik Rara, aku rasa aku tahu kenapa dua anak itu mengirimku kesini." Batin Thata.
"Tuan sampai kapan anda memegang tangan saya?"
"Aahh maaf."
Mereka berdua duduk berhadapan.
"Nona selamat, perusahaan anda yang akan menangani proyek tentang obat ini."
"Maaf tuan perusahaan kami tidak bisa menangani proyek sebesar ini, perusahaan kami tidak cukup mumpuni, lebih baik tuan mencari mitra yang lain saja."
"Lalu kenapa anda bisa berada ditempat dimana orang akan memperebutkan proyek ini."
"Perusahaan kami adalah salah satu dari 3 perusahaan yang berhasil lulus untuk masuk kedalam ruangan tadi, dan saya yang menjadi perwakilannya."
"Gadis ini bisa menjawab dengan tenang dan teratur, menarik, aku jadi penasaran dengan dia." ucap Aron dalam hati.
"Kalau begitu bagaimana anda tahu kalau bahan yang tadi akan sangat berbahaya jika dicampurkan kedalam obat itu?"
"Saya hanya pernah mendengar dari seseorang jika bahan itu akan sangat berbahaya jika dipakai." jawab Thata jujur, dirinya memang mendengar itu dari anak tampannya, yaitu Rion.
"Maaf tuan kalau saya kurang sopan, tetapi perusahaan kami tidak sanggup mengambil proyek ini dan tentang mengapa saya tahu bahan itu hanya kebetulan saja. Saya permisi tuan, karena tidak ada lagi yang akan dibicarakan."
Thata berdiri akan pergi dari ruangan Aron, Thata sedikit menunduk dia tidak melihat jika pintu yang berada didepannya akan dibuka oleh seseorang. Aron yang melihat itu, langsung menarik tangan Thata kearahnya. Aron dan Thata berpelukan.
"Badan pria ini mirip dengan pria dimalam itu." Batin Thata.
"Bau ini, bau yang sama dengan gadis itu, apa pencarianku sudah selesai, aku menemukan gadis itu." Batin Aron.
Aron semakin memeluk erat Thata.
"Tuan lepaskan saya! jangan kurang ajar yah anda." Thata mendorong badan Aron sampai terlepas dari badannya.
Thata akan melanjutkan langkahnya, namun tangannya ditahan oleh Aron.
"Jangan pergi! aku tidak akan membiarkanmu pergi meninggalkanku untuk kedua kalinya."
Deghhh... Kata Aron yang kedua kalinya berhasil membuat badan Thata terdiam.
"Kamu gadis yang pada malam itu bukan? Baumu sama persis dengannya, aku tidak mungkin salah, karena bau itu hanya ada satu didunia. Benarkan Agatha? Jawab aku! Kamu gadis pada malam itu kan."
***
Disisi lain Rion dan Rara merutuki diri mereka masing-masing.
"Aduh kak, kenapa kita begitu bodoh membiarkan mommy menggunakan parfum itu, eh tapi tunggu parfum itu yang dibuat oleh mommy sendiri dan hanya ada satu didunia. Dan pria ini tahu akan itu, apa dia benar daddy kita Kak?"
"Kemungkinan besar iya Ra, aku rasa pria ini bukan orang brengsek, jika benar dia yang sudah membuat mommy kita mengandung kita, jika memang dia brengsek dia tidak akan mengingat mommy. Bahkan pria ini sampai hapal bau mommy, dan lihat tatapannya dia terlihat sangat merindukan mommy Ra."
Rion dan Rara melihat dari layar laptop Rion, sebelumnya Rion sempat memberikan kancing baju yang dalamnya adalah sebuah kamera kecil. Ketika Thata masuk ke dalam ruangan acara proyek, kamera itu tidak berfungsi, karena ada semacam alat yang dipasang pada ruangan itu yang menyebabkan kamera beserta benda lainnya tidak bisa beroperasi, dan benda itu baru bisa beroperasi ketika Thata berada diruangan Aron.
***
"Kenapa kamu pergi meninggalkanku pada saat itu."
"Maaf Tuan saya tidak paham apa yang dimaksud oleh Tuan, saya memakai parfum yang murah Tuan, jadi mungkin anda tidak pernah mencium bau seperti ini."
Thata akan melangkahkan kakinya lagi, tetapi tangannya ditarik oleh Aron lagi, Thata dengan pertahanan dirinya, agar tidak bisa masuk kedalam dekapan Aron. Thata berhasil tidak menempel lagi pada Aron namun badannya sangat dekat dengan Aron.
"Kumohon jangan pergi lagi! kejadiannya pada 5 tahun yang lalu tepatnya pada tanggal 10 Agustus. Kamu pasti ingat kan?"
"Ketika aku melihatmu untuk pertama kalinya, aku merasa tidak asing, dan aku tahu sekarang. Kamu sangat mirip dengan gadis kecil yang aku temui di dealer mobil beberapa hari yang lalu."
"Dia anak kita kan Agatha? Gadis kecil itu bilang kalau dia bersama dengan mommy dan kakaknya, mommynya itu kamu kan? Dan kakaknya itu juga anak kita kan? Apa kita punya anak kembar? Agatha jawab pertanyaan aku tolong!"
Thata terdiam, dia bingung harus menjawab apa, kemungkinan besar pria yang berada di hadapannya adalah pria yang pada malam itu juga. Thata tidak akan pernah lupa dengan hari itu, 10 Agustus adalah tanggal ulang tahunnya, dan pria ini tahu persis pada saat itu.
Ketika Thata sedang kebingungan, ponselnya berdering, dia melihat nama kontak yang berada di ponselnya, nama kontak itu adalah sebuah kode yang Thata, Rion dan Rara saja yang tahu. Thata mengangkat telpon itu.
"Mom sekarang tenangkan diri Mommy, bersikap lah seolah-olah Mommy bukan gadis yang ditemui pria itu."
"Mom sekarang jangan berikan jawaban apa pun pada pria itu, cari cara untuk Mommy bisa keluar meninggalkan ruangan itu. Maaf membuat Mommy berada diposisi sekarang, tapi Mommy tahu alasannya bukan. Aku dan Kak Rion akan melakukan sesuatu."ucap Rara ditelpon.
"Baiklah aku akan segera kesana secepatnya." Saut Thata yang padahal sambungan telponya sudah dimatikan oleh Rara.
"Maaf Tuan saya harus segera pergi, ada hal yang sangat mendesak. Dan saya bukan gadis yang anda maksud."
"Tidak jangan pergi lagi Agatha! aku tidak bisa membiarkanmu pergi lagi, aku tersiksa tanpamu Agatha, kumohon jangan pergi lagi yah." ucap Aron dengan mata berkaca-kaca.
Varel yang melihat adegan Thata dan Aron, dia diam mematung di depan pintu ruangan Aron. Tiba-tiba ponselnya berbunyi.
"Apaaa." pekik Varel kaget yang mendengar ucapan dari orang yang menelpon Varel.
Varel dengan langkah tergesah mendekat ke Aron.
"Aron gawat, informasi perusahaan kita berusaha di curi oleh seseorang, Aron cepat pergi perbaiki sistem keamanan perusahaan kita. Hanya kamu yang bisa Ron."
Aron kaget mendengar ucapan dari Varel, dia seketika melonggarkan pegangannya pada pergelangan tangan Thata. Thata mengambil kesempatan itu untuk bisa kabur, dia berlari keluar dari ruangan Aron, Aron akan mengejarnya namun dicegah oleh Varel dan beberapa orang dari pihak keamanan.
"Ron urusi perusahaan mu dahulu, kita sudah tahu wujud asli gadis itu, jadi kita akan mudah mencarinya." Aron menyetujui untuk menangani perusahaannya terlebih dahulu.
Seketika Aron lupa, bahwa Thata adalah gadis yang sangat sulit untuk dicari, mencari Thata sama dengan mencari satu jarum kecil di tumpukan jerami.
***
Thata sudah pulang kerumahnya dan sekarang dia sedang duduk dengan sikembar.
"Sekarang rencana kalian mau apa lagi sayang?" tanya Thata sambil menyeruput teh hangat yang dibuat oleh Rara
"Mommy apa Mommy baik-baik saja setelah bertemu pria itu?" tanya Rion
"Mommy baik-baik saja, hanya saja tadi mommy sempat kaget, karena pria itu tahu dengan jelas apa yang sudah terjadi dimasa lalu mommy."
"Sekarang katakan! kalian punya rencana apa lagi? Jangan main petak umpet sama mommy loh." Sikembar hanya nyengir.
"Yang jelas Rion akan mencoba mengetes DNA, apa benar pria itu daddy kita atau bukan, kalau caranya, Rion belum bisa memastikannya mom. Rion gak mau kalau kita kecolongan lagi kaya tadi."
"Gara-gara kecolongan, laptop Rion sampai sekarang masih pembersihan, pria itu berhasil memberikan virus yang lumayan banyak dan sulit bisa dihilangkan." dengus Rion.
"Sabar yah Rion, Kak." Jawab Thata dan Rara bersamaan.
"Menurut Rara pria itu kemungkinan 90 persen daddy kita Mom, dari segi visual dia yang sama seperti Kakak dan dia tahu persis kejadian pada masa lalu Mommy."
Thata dan Rion sependapat dengan Rara bahkan 10 persennya saja jika pria itu bukan daddy sikembar itu akan menjadi keajaiban, setidaknya mereka jelas punya suatu hubungan. Kemiripan sikembar tidak mungkin bisa sangat mirip dengan Aron jika mereka tidak memiliki hubungan apapun.
"Kita tunggu saja bagaimana hasilnya nanti, yang jelas sekarang kita jangan memperlihatkan keberadaan kita pada pria itu, sampai saat waktunya kita, menjalankan rencana kita selanjutnya." ucap Rion serius.
Bersambung...
...Hay hay, jangan lupa like, komen, vote, tambahkan ke favorit dan search keorang-orang yang kalian kenal yah. Aku tunggu apresiasi kalian🤗 Terimakasih🙏...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
Mega Aprilianti
Cerdasnya Rion dan Rara😍
2021-08-19
0
»RX«
"Maaf tuan sayang", hahaha aku tertawa
2021-08-14
0
Thenten
sabar aronnnn
2021-08-08
0