"April, Aku ada urusan. Aku pergi dulu." ucap Dian bangkit dari kursi dan pergi meninggalkan kelas
"April, selamat bersenang-senang." ucap Rifki melambaikan tangan pergi meninggalkan kelas menyusul Dian
"Aku seperti mencium bau-bau mencurigakan." ucap April menikmati kesendiriannya ber make up ria.
Sementara Rifki masih mengikuti Dian dari belakang.
"Sepertinya Mama yang mengirimkan mainan ini untukku dari surga." ucap Rifki melebarkan langkahnya mengejar Dian
Demikian dengan Dian yang semakin mempercepat langkahnya menuruni setiap anak tangga dengan tangan yang berpegangan erat pada raling tangga.
"Datar tunggu!" Panggil Rifki pada Dian
"Datar?sejak kapan namaku diganti." Gumam Dian meneruskan langkahnya
"Datar berjalanlah dengan santai. Tidak ada yang mengejarmu. Kalau tidak BHmu akan terlepas lagi." Ledek Rifki yang sudah berjalan disamping Dian
"BHku tidak akan lepas. Pergi sana! Jangan menggangguku!" Ucap Dian
"Datar jangan mendahuluiku dengan cepat." Ucap Rifki pada Dian mempercepat langkahnya meninggalkan Rifki.
Keesokan harinya setiap Dian terlihat sendiri Rifki langsung menghampiri dan menyapanya dengan ledekan.
"Datar! Dada amankan?" Bisik Rifki
Hari berikutnya saat keduanya bertemu ditangga.
"Datar jangan terburu-buru." Tegur Rifki sambil merangkul bahu Dian
"Nanti BHmu bisa lepas. Dibawah terlalu banyak orang." Bisik Rifki lalu pergi meninggalkan Dian kesal
Setiap hari Dian berupaya menghindar dari Rifki. Sementara Rifki selalu saja bisa muncul tiba-tiba didekat Dian. Sampai di hari terakhir perlombaan.
"🎶Merah putih teruslah
Kau berkibar...
Di ujung tiang tertinggi di Indonesiaku ini.." suara vokalis band bernyanyi di lapangan
"Sial,Dia bahkan semakin dekat." desis Dian melirik kecil kebelakang
"TAP!" Lantai 2
"TAP!" Lantai 1
"Huh! sampai juga." keluh Dian berbalik melihat ke Rifki
"Coba aku lihat! apa kamu masih berani mengikutiku dan berbicara kekupingku." gumam Dian berlari ke dalam keramaian murid yang menonton di lapangan
Rifki mengernyitkan alisnya pada Dian yang melemparkan dirinya pada murid-murid yang berdesakan.
"Demi menghindar dariku dia rela panas-panasan. Dasar Datar!" gumam Rifki
Tak lama kemudian kedua mata mereka saling bertemu.
"Blee!" ejek Dian menjulurkan lidahnya ke Rifki yang sedang melihatnya.
"Mah, mainan ini benar-benar menarik." gumam Rifki tersenyum pada Dian
"Sial,Dia malah tersenyum." gumam Dian menatap dengan wajah kesal. Lalu Dian menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya untuk menghalangi Rifki melihatnya. Rifki malah semakin tersenyum melihat aksi Dian.
Dan Nadin melihat Rifki berdiri di depan tangga tersenyum menghadap pada keramaian yang ada dilapangan.
"Apakah Kak Nina ada ditengah murid-murid yang berdesakan itu?" tanya Nadin dalam hati memperhatikan Rifki
Nadin lalu menoleh ke arah lain. Matanya bergerak mencari-cari keberadaan seseorang di deretan kursi tempat anak OSIS duduk. Mata Nadin berhenti pada murid cewek dengan rambut terurai panjang. Duduk tenang dengan menyilangkan kaki hingga terkesan anggun. Cewek itu juga menutup bibirnya yang tertawa kecil menggunakan kipas tangan sehingga meninggalkan kesan manis. Di sampingnya ada cowok duduk menemaninya.
"Kak Nina dan Kak Kevin??" gumam Nadin mengkerutkan keningnya
Nadin kembali berbalik menoleh ke Rifki dan dia mendapati Rifki sekarang yang melihat kepadanya.
"Bukan Kak Nina. Lalu siapa yang membuat Rifki tadi tersenyum?" tanya Nadin dalam hati sambil melambaikan tangan ke Rifki.
"Aku tahu Rifki tidak akan membalas lambaian tanganku seperti dulu lagi tapi aku harus tahu siapa dia. " gumam Nadin berjalan ke arah keramaian mencari yang membuat Rifki tersenyum.
Sementara itu Rifki pergi berjalan ke arah Nina yang duduk manis dengan cowok lain.
Dian pun menyadari tidak ada lagi keberadaan Rifki dan langsung menurunkan tangannya.
"PLAK!" suara tangan Dian mengenai pipi Nadin
"Argh!tangan siapa sih?" teriak Nadin mengelus pipinya
"Nadin maaf. itu tadi tanganku tidak sengaja mengenai pipimu." ucap Dian
"Kamu?ngapain kamu disini?!" teriak Nadin ditengah gemuruh sorak sorai penonton
"Jadi suporter."
"Kamu ini gimana sih malah jadi suporter dihari terakhir." ucap Nadin sambil celingak-celinguk memperhatikan orang sekitar
"Eh?! Kelas kita belum tanding ya,Nad?"
"Semua pertandingan sudah selesai. Kamu ini gimana sih? Hari ini itu penampilan band sekolah."
"Oh kalau gitu aku mau kedepan nonton."
"Eitss Tunggu dulu!" panggil Nadin menarik lengan baju Dian
"Kamu mau apa Nad? disini sesak aku mau kedepan nonton."
"Bantu aku menemukan seseorang disini."
"Hah?!"
"Kenapa Nadin tidak suruh Mori dan Sinta aja buat bantu nyari?" gumam Dian
"Sebenarnya aku juga tidak tahu orangnya kayak apa."
"🎶Jreng... jreng...
Jreng..jreng..jreng
Jreng...jreng...
Jreng..jreng.." suara musik dari band sekolah yang tampil di tengah lapangan
"Nadin,Kamu bodoh ya!" teriak Dian kencang
"Terserah kamu mau bilang apa. ini hukuman karna kamu nampar pipiku tadi. intinya kamu bantu aku menemukannya. kayaknya yang kita cari ini cewek dengan wajah cantik." ucap Nadin menjelaskan sambil mengecek satu-satu wajah murid-murid
"Cewek cantik oke aku tahu." gumam Dian menarik lengan baju Nadin
"🎶Jreng..jreng...
Jreng...jreng..." Suara musik berlanjut
"Ada apa?!" Teriak Nadin
"Aku udah ketemu sama orang yang kamu cari." jawab Dian mengipas-ngipas dirinya dengan tangan dalam keramaian
"🎶...Dewi Aku mohon
Beri kesempatan...
Tuk bisa menebus
Dosaku kepadamu..." Suara vokalis band sekolah. Semua murid berlari mengerumuni panggung sambil meloncat-loncat.
"Mana?!!" teriak Nadin
"Aku." jawab Dian menunjuk dirinya dan berlari mengikuti yang lain mengerumuni panggung
"🎶...Maafkanlah aku
Yang menyakitimu...
Aku tidak pernah
Menyangka bisa begini..." Suara vokalis band sekolah.
"Dian,kamu mau kemana? jangan pergi!" Teriak Nadin
"Blee!" ejek Dian menjulurkan lidahnya meledek Nadin yang meneriakinya
Semua murid sudah melingkar mengerumuni panggung sambil meloncat-loncat. Band sekolah menebarkan pesona dan keahlian musik mereka diatas panggung
"Dian, disini!" panggil April menarik tangan Dian
"🎶Oh..Dewi..dengarkanlah" suara vokalis band bernyanyi
"YEAH!!!!!" Teriak semua murid cewek termasuk Dian dan April sambil melompat
Rifki yang tadinya ingin menemui Nina malah berpaling menghampiri Dian dengan semangat 45 berteriak sambil melompat kecil dikeramaian penonton.
"🎶Dewi...kaulah hidupku
Aku cinta padamu sampai mati...
Dewi...belalah dadaku
Agar kau tahu...Agar kau mengerti
Wouwou wouwou" suara vokalis sekaligus Dian yang ikut bernyanyi sambil melompat kecil
"Lompatan kecil juga bisa buat BH lepas loh ,Datar." Bisik Rifki pada Dian
"KAMU!" Teriak Dian terkejut melihat wajah Rifki sangat dekat padanya
"Ssstt,Nanti yang lain bisa dengar. Ayo ikut aku." Bisik Rifki menarik tangan Dian dari keramaian dan membawanya lari bersama.
"Rifki mau bawa aku kemana?"gumam Dian
Nina yang melihat Rifki langsung berdiri dari kursinya. Sementara Rifki berlari memegang tangan Dian begitu erat.
"Apa dia mau bales dendam?" Gumam Nina menggertakkan giginya
#Datar
#HappyTeens
#HappyTeen
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
¢ᖱ'D⃤ ̐NOL👀ՇɧeeՐՏ🍻
datar???knp sih...???perasaan Dian gk datar dh...b aja....apa itu bs disebut datar???
2021-06-18
1