Nina Petro atau Nina adalah Kekasih Rifki. Keduanya memulai menjalin hubungan sebagai sapasang kekasih saat Rifki diterima di klub basket sekolah tahun lalu. Tahun lalu Nina menjabat sebagai wakil ketua osis dan memegang kandidat sebagai Ratu sekolah. Sekarang Nina berada di kelas 12-IPA1.
Namun hubungan diantara keduannya mulai renggang sejak ujian kenaikan kelas sampai memasuki tahun ajaran baru. Banyak murid yang berpendapat keduannya sudah putus lantaran Nina sering terlihat bersama dengan Kevin Kapten basket sekolah.
"Kamu mau bawa aku kemana?" tanya Dian
"Nanti juga kamu tahu. Ikut aja dulu." Jawab Rifki
Keduannya berlari ke gedung sekolah lama dan menaiki anak tangga melewati lantai dua. Rifki mempererat genggaman tangannya pada pergelangan tangan Dian menariknya melewati Aula dan berhenti didepan ruang paling ujung yang dijadikan gudang. Gudang ini dijadikan tempat penyimpanan kursi dan meja yang sudah rusak. Disamping gudang ada tangga kebawah yang terkunci. Dan disebelahnya ada tangga keatas. Rifki menarik pintu harmonika sebagai pintu tangga.
"KREKK!" suara kerangka besi itu terlipat ditarik oleh Rifki
Setelah pintu tangga terbuka Rifki menarik Dian menaiki anak tangga.
"Kalau kamu terus narik aku begini, yang ada BHku akan benaran lepas." keluh Dian berusaha melepas genggaman tangan Rifki
"Itu akan lebih bagus jika dia terlepas disaat aku sedang bersamamu." ucap Rifki melepas tangannya dari Dian dan membuka pintu rooftop
"Kenapa ucapannya terdengar seperti dia sedang mengutarakan cinta padaku?" gumam Dian
"Astaga!ada apa denganku?kenapa aku malah menghayal seperti itu? siapapun tolong sadarkan aku?" gumam Dian lagi
"Datar!!" panggil Rifki
"Ya?!"
"Hah! aku tidak menyangka yang menyadarkan aku malah dia dengan memanggilku datar. Dan aku malah menyahut juga." gumam Dian
"Kamu kenapa?sini masuk!" tanya Rifki menarik tangan Dian
"WOW!!" teriak Dian saat melihat rooftop yang dengan sekumpulan meja dan kursi yang rusak
"Menakjubkan bukan?!" ucap Rifki
"Rifki,apa Kamu benar-benar berpikir aku sedang terharu dengan ini?"
"Eh?!"
"Aku hanya meledekmu." ucap Dian berjalan dan meletakkan tangan ke dinding pembatas rooftop
"Apa kamu pernah kesini sebelumnya?" tanya Rifki menghampiri Dian dan berdiri disampingnya
"Ini pertama kalinya. Bagaimana denganmu? apa ini tempat persembunyianmu untuk melakukan meditasi?" tanya Dian berjalan memperhatikan area sekitar rooftop
"Ini tempat aku pacaran." jawab Rifki menggoda Dian disertai senyum kecil dibibirnya
"Apa dia sedang pamer padaku yang belum pernah pacaran ini?" gumam Dian melipat kedua tangannya dan meletakkan didada
"Lalu untuk apa kamu membawa aku kesini?" Tanya Dian berjalan mendekatkan diri pada Rifki
"Buat Nina cemburu." gumam Rifki mengepal tangannya mengingat Nina yang berduaan bersama Kevin
"Kok malah diam atau jangan-jangan kamu---"
"Jangan-jangan apa?" tanya Rifki
Suasana tiba-tiba berubah menjadi mencekam. Awan gelap mengelilingi keduanya
"Kamu mau lompat terjun bebas dari sini ya?" tanya Dian
"Eh?"
"Kamu bawa aku untuk jadi pendukungkan. Rifki ini tinggi banget. Kamu sudah yakin." ucap Dian menoleh ke bawah
"Sejak kapan orang mau bunuh diri bawa suporter." gumam Rifki
"Rifki, meskipun kamu tidak populer lagi dan pacar kamu mutusin kamu. Kamu harus kuat! tidak populer juga tidak masalah. Kamu masih punya wajah yang tampan dan postur tubuh yang keren. Dengan dua hal itu kamu masih bisa dapat pacar baru. Jangan lompat ya." ucap Dian menatap Rifki memberi semangat
"Datar,apa kamu sedang menggodaku?" tanya Rifki sambil tersenyum
"Eh!apa aku terlihat menggodamu?"
"Wajah tampan dan postur tubuh yang keren." Jawab Rifki mengulangi ucapan Dian
"Mampus! kenapa bisa keceplosan gitu sih. sekarang aku harus bilang apa.....?Aha!" gumam Dian
"Aku hanya memujimu. Kalau kamu tidak suka. aku bisa tarik kembali kata-kataku tadi." ucap Dian menjauh dari Rifki
Rifki hanya membalas perkataan Dian dengan senyum diwajahnya. Angin pun berhembus menepis lembut keduannya.
Di lapangan ada April yang baru menyadari keberadaan Dian sudah tidak ada di sampingnya sampai akhir lagu.
"Eh! ada lihat Dian?" tanya April pada yang lain di lapangan
"Enggak ada." jawan yang lain
"Anak itu pergi kemana? apa dia lagi sama Rifki? tapi mana mungkin mereka langsung sedekat itu." gumam April sambil memperhatikan sekitarnya dan melihat Kevin mengejar Nina yang berlari ke arah gedung lama
"Nina dan Kevin. Apa yang mereka cari?" gumam April berjalan mendekat
Saat menaiki tangga
"Bukannya sudah tidak peduli lagi tapi kenapa kamu mau nyari itu anak." ucap Kevin
"Kevin,kalau kamu tidak mau membantuku menemukannya. Ya sudah sana!" ucap Nina
April pelan-pelan mengikuti dari belakang. Nina berjalan melewati Aula diikuti oleh Kevin dari belakang
"Nina ngapain ke atas?" tanya Kevin pada Nina yang menaiki anak tangga
"Aku mau cek ke atas. Kamu kalau masih berisik pergi saja."
"Ada apa nih?" tanya April menampakkan diri
"ini lagi ngapain kesini?ngikutin kita ya?" tanya Nina melihat April menaiki tangga
"Aku mau ke atas." jawab April ketus melewati Nina
Sementara itu Dian memandang langit dengan meletakkan tangannya di dinding pembatas rooftop yang setinggi dadanya. Begitu juga dengan Rifki yang berdiri disamping Dian
"Datar,Kamu anak pindahan ya?"
"Bukan."
"Aku belum pernah lihat kamu sebelumnya." ucap Rifki melihat ke Dian
"Sama. Aku juga baru lihat kamu setelah kita sekelas." ucap Dian yang juga melihat ke Rifki
"Bisa begitu ya." ucap Rifki tersenyum
"Tap! tap tap!tap tap tap!" suara langkah kaki datang berasal dari tangga
Rifki dan Dian saling melihat satu sama lain.
"Rifki,ada yang datang. Kita harus sembunyi." bisik Dian
Rifki menarik tangan Dian membawanya ke balik deretan meja yg menumpuk
"Tidak ada siapa-siapa disini." ucap April meregangkan tangannya saat ketiganya sampai di rooftop
"Kalau tidak disini kemana perginya mereka?" tanya Nina
"Siapa?"tanya April
"Bukan urusanmu!" jawab Kevin menarik Nina pergi dari sana
Di balik tumpukan meja.
"Rifki,itu kayak suara Ap---"
"Sssst!" desis Rifki pada Dian
"Eh,Kalian tunggu aku!" teriak April menyusul Nina dan Kevin pergi meninggalkan Rooftop
"April,Kevin dan Nina?Hm kayaknya aku berhasil menarik perhatian Nina." gumam Rifki tersenyum
"Kenapa dia tiba-tiba tersenyum?" gumam Diam melihat Rifki
"Akhirnya!Kakiku pegal banget dari tadi jongkok." keluh Dian duduk dilantai menyadarkan diri pada dinding pembatas
"Datar!" panggil Rifki duduk bersandar disamping Dian
"Thank you." gumam Rifki dalam hati
"Rifki,kamu kenapa manggil aku datar?" tanya Dian memiringkan kepalanya melihat ke Rifki
"Eh?!Emang kamu enggak tahu." jawab Rifki
"Karna wajahku datar bukan?"
"hm,bukan. wajah kamu punya banyak ekspresi." jawab Rifki
"Terus karna apa?" tanya Dian
"Karna dada kamu datar." jawab Rifki yang sekarang memiringkan kepalanya ke arah Dian
"Eh?! datar dari mana?" Tanya Dian
"Datarlah! Kalau gak datar gimana mungkin kaitan BHmu bisa lepas haha." jawab Rifki tertawa
"Sial! Dia bahkan sangat keren saat menertawaiku." gumam Dian
****
Visual
5. Nina Petro
Primadona sekolah.
(Model Salshabilla Adriani)
6. Kevin Cio
Kapten Basket. Penggemar berat Nina.
(Model Antonio Blanco **)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
¢ᖱ'D⃤ ̐NOL👀ՇɧeeՐՏ🍻
sialan!!!!
2021-06-18
1