Pilihan Sang Ratu

"Ini pakailah di jarimu," ucap sang jenderal memberikan sebuah cincin perak berukir elang kepada Isabel. Isabel mengangguk, ia memakai cincin lalu membungkuk memberi hormat dan berlari kembali masuk ke dalam ruangan.

Suara tangis bayi terdengar saling bersahutan, Isabel mendekati wanita paruh baya yang menunggunya, ia pun mengeluarkan handuk dan selimut dari dalam cincin pemberian sang Jenderal, lalu menatanya di samping tubuh mungil sang pangeran yang sudah terbalut selimut kerajaan berlambang naga api merah emas.

Sementara wanita paruh baya di sampingnya tampak tersenyum memandangi bayi cantik di gendongannya, "selamat Yang Mulia, Yang Mulia Putri lahir dengan sempurna dan sehat."

Sepasang suami istri itu kembali tampak lega dan tersenyum bahagia, wanita paruh baya itu meletakkan sang putri di samping sang pangeran, lalu Isabel mulai mengelap tubuh mungilnya dengan handuk, setelah bersih ia menyelimuti sang putri dengan selimut kerajaan berlambang naga api namun kainnya berwarna putih, tidak merah seperti yang pangeran kenakan karena memang mereka tidak menduga bahwa sang ratu akan melahirkan anak kembar.

Setelah Isabel selesai, wanita paruh baya menggendong sang pangeran dan Isabel menggendong sang Putri, mereka berjalan dengan sangat hati-hati ke arah Raja dan Ratu, lalu wanita paruh baya itu meletakkan sang Pangeran di samping kanan Ratu, sedangkan Isabel meletakkan sang Putri di samping kiri Ratu, lalu mereka berjalan mundur dengan membungkuk.

Ratu tampak bahagia hingga meneteskan air mata, "Bukankah pangeran dan putri kita sangat rupawan?" wajah sang Ratu tampak berbinar bahagia, lelah dan sakit yang baru ia rasakan seakan terlihat sirna.

"Tentu saja, mereka adalah hal terindah yang lahir dari rahim ratu tercantik di dunia ini, bagaimana mungkin mereka tak rupawan?" sang Raja memuji istrinya lalu mengecup kening istri yang tampaknya amat dicintainya itu, tak lupa pula ia mencium kening kedua buah hatinya.

"Akan kuberinama Elrick untuk pangeranku yang tampan, dan Eleanor untuk putriku yang cantik, apakah kau tidak keberatan sayang?" tanya sang Raja pada istrinya.

"Tentu saja tidak, nama yang indah sayang, terimakasih." Sang Ratu tersenyum ke arah suaminya, ia lalu menatap kedua buah hatinya bergantian, "semoga kelak kalian berdua bisa menjadi pemimpin yang bijak dan berhati mulia, juga dilimpahi berkah kebahagiaan yang berlimpah." Tangan kanan ratu menyentuh dada pangeran sedangkan tangan kirinya menyentuh dada sang putri, cahaya merah keluar dari telapak tangan sang ratu dan menjelma menjadi kalung yang menggantung di leher kedua buah hatinya, namun ia tak berhenti sampai di situ, mata sang ratu terpejam hingga cahaya merah terus menjalar di tubuh kedua buah hatinya.

Sang Raja mengamati dalam diam, ia melihat tubuh sang putri kini berpendar menampilkan cahaya merah yang teramat terang, tapi tidak dengan sang pangeran, cahaya yang dialirkan oleh sang Ratu seolah hanya terserap oleh tubuh pangeran dan menghilang tanpa bekas.

"Apa yang terjadi?" sang Ratu membuka matanya dan melihat kedua buah hatinya, pandangan matanya berhenti pada tubuh pangeran yang sama sekali tak berpendar. "Apa yang terjadi pada putra kita?" tanya sang Ratu dengan wajah panik menatap suaminya.

Sang Raja meraih pangeran dan menggendongnya, setiap ratu yang melahirkan harus segera menyalurkan energi mereka pada bayi yang mereka lahirkan, ini adalah tradisi yang sama pentingnya dengan memberikan asi pertama karena dengan mengalirkan energi ratu ke tubuh buah hati mereka yang baru lahir, akan memberikan perlindungan juga pengakuan akan status kerunan murni yang akan buah hati mereka sandang, setiap orang yang bertemu mereka akan mengenali aura mereka dan tak bisa melukai mereka sedikitpun, seperti mereka tak bisa melukai raja dan ratu. Energi bangsawan yang disalurkan sang ratu pada buah hatinya akan menekan setiap orang untuk tunduk dan tak berkutik, karena memiliki kekuatan yang sama besarnya dengan kekuatan ratu, setiap bayi yang menerima transfer energi dari ratu yang melahirkan mereka, akan berpendar memancarkan cahaya energi yang dimiliki ibu mereka, tapi kali ini sang pangeran sama sekali tak berpendar seperti sang putri.

"Panjang umur Yang Mulia Pangeran, Panjang umur Yang Mulia Ratu, Panjang Umur Yang Mulia Raja," sorakan di luar ruangan terdengar menggema hingga ke dalam ruangan yang tampak menegang.

"Mereka pasti telah merasakan aura sang Putri, Yang Mulia," ucap wanita paruh baya sambil menunduk.

"Tenanglah, mungkin Pangeran menginginkan energiku," sang Raja mencium kening Pangeran dan ia mulai meletakkan telapak tangannya di dada Pangeran.

"Maaf Yang Mulia, apakah Yang Mulia yakin dengan ini?" wanita paruh baya tampak gugup. "Jika Yang Mulia mentransfer energi Yang Mulia, maka secara langsung Yang Mulia telah mengangkat pangeran menjadi Putra Mahkota, tapi seperti Yang Mulia ketahui Pangeran tak menerima energi ratu sebaik sang Putri, apakah Yang Mulia yakin akan hal ini?"

Sang Raja menatap Ratunya yang kini memeluk sang Putri erat, mata sang Ratu berkaca-kaca, ia tampak tak sanggup mendengar keputusan sang Raja.

"Istriku, maukah kau melakukannya bersama-sama?" tanya Sang Raja yang kini terduduk, bayi mungil di gendongannya masih terus menangis.

"Aku tidak bisa melakukannya pada putri kita, walaupun ia wanita bukankah ia juga berhak menjadi pemimpin?" Air mata sang Ratu menetes, berusaha menahan sakit dan mendudukkan dirinya, ia lalu mendekap putrinya erat, seolah tak mau seorang pun merebut sang Putri darinya.

"Sayang, akupun tak mau melakukannya." Sang Raja meraih pundak istrinya yang menangis, "akan berbeda jika keduanya menerima energimu dengan baik, tapi kenyataannya pangeran tak bisa menerimanya."

Raja menghela nafas panjang dan menarik tangannya kembali menyentuh pangeran di gendongannya, "sekarang rakyat hanya bisa merasakan aura seorang penerus, bukan dua. Maka mau tidak mau kita harus memilih dengan cepat, akan lebih berbahaya jika ada yang mengetahuinya."

"Aku tidak mau memilih, keduanya sama berharganya bagiku, bagaimana kau bisa memaksa seorang ibu untuk memilih buah hatinya sendiri?" isak sang Ratu dengan suara bergetar, ia tak menyangka kebahagiaannya seketika berubah menjadi bencana.

"Aku berjanji akan mencari jalan keluar yang lebih baik nanti, tapi mau tidak mau kita harus membuat keputusan untuk menyelamatkan keduanya, kita tidak bisa serakah Aurora!" Sang Raja mengeluarkan suara tegasnya, "kita harus memilih sekarang agar tidak kehilangan keduanya!"

"Apakah kutukan itu benar adanya? Kenapa kau terlalu takut jika itu belum tentu kebenarannya?" sang Ratu meluapkan kekesalannya.

"Aku adalah bukti nyata dari kutukan itu, ayah dan ibunda berpikir itu hanyalah legenda belaka dan membiarkan putra kembarnya hidup apa adanya, tapi nyatanya di malam peringatan satu tahun kelahiran kami, pesta yang seharusnya meriah menjadi upacara kematian yang mengerikan, kami berdua sekarat, mereka bahkan hampir tak bisa menyelamatkanku. Kalau tidak ada sepuluh orang kepala suku yang hadir di pesta itu, maka sekarang aku tidak akan berada di sini," ucap sang Raja dengan suara yang juga mulai bergetar.

"Apakah kau membicarakan kebenaran?" tanya sang Ratu memastikan.

"Aku bersumpah atas nyawaku," jawab sang Raja tanpa ragu.

Sang Ratu menangis keras, ia mencium putri cantik dalam gendongannya, air matanya menetes, "putri cantik ibu, ibu berkahi kau dengan kebahagiaan, kemakmuran, kecantikan, kekuatan dan kebijaksanaan, hiduplah dengan nyaman, maafkan ibu."

Sang Raja pun tak kuasa menahan kesedihannya, ia memilih mendudukkan diri di samping istrinya, ia mencium sang putri yang masih dalam gendongan sang Ratu, air matanya mengalir. "Maafkan ayah sayang," kata sang Raja kembali mencium kening putrinya.

"Lakukanlah sebelum aku berubah pikiran," Sang Ratu berkata lirih menatap suaminya dengan air mata yang masih tak mampu ia bendung.

Di pojok ruangan Ara tampak terisak, air matanya mengalir dengan deras.

Terpopuler

Comments

cherry

cherry

Ikutan sedih☹️

2022-10-23

0

Eka Putri

Eka Putri

lanjut thor

2021-08-09

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!