Chapter 05 - Kembali

Seperti yang di bicarakan mereka kemarin, Aurel dan Amanda setuju untuk kembali ke Indonesia. Menurutnya, itu sudah berlalu lama, ia juga sudah tidak membenci pria itu karena dirinyalah ia memiliki semangat hidup baru.

"Mommy, Mom yakin?" tanya Ferrell.

Sebenarnya, ia sudah merasa tidak enak pada Aurel, karena semenjak ia ikut-ikutan bertanya tentang siapa Ayah kandungnya, Aurel tampak sedih.

"Iya sayang," lirih Aurel.

Setelah belasan jam berada di pesawat, akhirnya mereka tiba di bandara soekarno hatta. Aurel menatap sendu kota yang sudah lama tidak ia jumpai itu, kota yang penuh dengan kenangan buruknya di masalah lalu.

Karena rumah lama mereka sudah di jual, mereka berkeliling untuk mencari tempat tinggal sederhana tapi cocok untuk anak-anaknya.

"Rumah ini bagus, tapi tidak ada pepohonan. Tidak akan bagus untuk kesehatan," ujar Ferrell, membuat mereka menatapnya datar.

"Kenapa kamu sedetail itu, sayang?" tanya Aurel, Ferrell hanya menaikan bahunya acuh.

Mereka akhirnya memilih rumah yang sesuai dengan permintaan Ferrell, rumah yang cukup sederhana namun nyaman.

...****************...

Lima hari sudah mereka berada di Jakarta, tentunya Aurel dan Amanda berusaha keras untuk mencari pekerjaan karena uang mereka sudah habis untuk membeli rumah, uang yang selama ini Aurel kumpulkan untuk persiapan, jika mereka kembali ke indonesia.

"Yeah! Akhirnya!" pekik Aurel, membuat Amanda, Ferrell dan Ferlin terkejut.

"Ada apa, Mom? Maommy beli makanan?" tanya Ferlin dengan polosnya. Aurel menepuk keningnya, anaknya yang satu itu memang sangat suka makanan.

"Mommy0 dapat pekerjaan!" seru Aurel, tersenyum gembira. Karena bukan pekerjaan biasa, ia menjadi sekretaris di gaji satu bulan dua puluh juta. Mata siapa yang tidak hijau mendengar nominal yang mengiurkan itu.

"Di perusahaan apa?" tanya Ferrell, menyelidiki.

"Di Varendra Grup," ujar Aurel.

"Perusahaan properti dan perdagangan terbesar di Asia, yang dalam 10 tahun mencapai kesuksesan terbesar itu," jelas Ferrell, membuat Aurel dan Amanda terdiam.

"Anak kecil, kenapa sudah sangat jelas tentang hal seperti ini," ujar Aurel, sedikit terharu akan kecerdasan anaknya.

"Kenapa perusahaan sebesar itu bisa menerima Mommy?" tanya Ferrell, seakan-akan meremehkan kemampuan Aurel.

Aurel geram sendiri, langsung mencubit gemas pipi Ferrell. Kemampuannya memang sudah di percaya, hanya saja ia terlalu sibuk dengan pekerjaan serta lupa tugasnya sebagai seorang perempuan yang harusnya kembali ke dapur.

"Kau meremehkan diriku," ujar Aurel.

"Jika Mommy mendapatkan gaji pertama, belikan Aku sebuah komputer," pinta Ferrell, lagi-lagi Aurel terbengong. Untuk apa anak seusia enam tahun menggunakan komputer.

"Untuk apa? Bukankah, Mami memiliki komputer. Kamu bisa gunakan komputer Mommy," ujar Aurel, bingung.

'Apa Aku bilang saja, tapi pasti Mommy terkejut. Sebaiknya tidak perlu,' batin Ferrell.

"Aku hanya ingin memiliki komputer, apa tidak bisa?" tanya Ferrell.

"Ten-tentu boleh, kenapa tidak. Kita akan beli sama-sama," ujar Aurel.

"Yeah, Jalan-jalan!" seru Ferlin.

"Kau! gadis kecil, Mommy menyayangimu," ujar Aurel, meraih Ferlin.

Cup!

Hari pertama kerja sudah tiba, Aurel sudah bersiap dengan penampilan sempurna. Karena ia diminta mematuhi aturan karena pemimpin mereka tidak suka parfum yang menyengat, make up terlalu tebal dan pakaian seksi. Apa lagi rumornya bosnya adalah orang yang dingin dan kejam, mungkin itulah kenapa gajinya sangat besar.

"Saya sekretaris baru," ujar Aurel, pada perempuan yang sudah berdiri menunggunya.

"Aurel Luvenia?" tanyanya, Aurel mengangguk.

"Nona, karena bos mendadak ada urusan di Australia jadi Nona akan mengerjakan tugas yang sudah di siapkan," ujar Perempuan itu, Aurel tiba-tiba merasa sangat lega.

'Untunglah, sepertinya Aku terselamatkan. Tapi, bagaimanapun juga pasti akan berhadapan dengannya,' batin Aurel, karena ia sedikit takut pada bosnya ini.

Berhati-hati Aurel bekerja sendiri, tanpa mengetahui kapan bosnya itu pulang. Karena, sangking banyaknya pekerjaan yang harus ia lakukan.Tanpa adanya seorang Bos pastinya ia sebagai sekretaris akan menanggung semuanya dan memberitahukan pada bosnya.

Beberapa kali ia mendapati komentar pedas dari bosnya, walau hanya dalam sebuah tulisan. Membuat Aurel kapok untuk bermalas-malasan lagi, mengecek semua laporan dengan benar barulah mengirimnya.

"Aku pulang," lirih Aurel, karena memang sudah pukul 11 malam. Mungkin, semuanya sudah tidur.

"Mommy lembur lagi?" tanya Ferrell tiba-tiba, membuat jantung Aurel seakan copot.

"Ferrell, Kamu ngagetin Mommy aja," ujar Aurel, mengelus dadanya.

"Mami tidak perlu terlalu bekerja keras."

"Mommy tidak apa-apa kok, lagipula jika Mami tidak kerja kalian mau makan apa? haha," kekeh Aurel, ia juga merasa lelah. Ia ingin adanya seorang lelaki yang memimpin mereka dan menafkahi mereka tanpa harus Aurel yang bekerja keras seperti ini. Aurel merasa menelantarkan anaknya sendiri, tidak mengurus mereka karena sibuk bekerja untuk menafkahi mereka.

"Maafin Mommy sayang, Mommy belum bisa jadi Mommy yang sempurna untuk kalian." Aurel menjatuhkan air matanya, sakit rasanya melihat kedua anaknya yang besar tanpa kasih sayang yang lengkap, bahkan Aurel juha harus meninggalkan mereka berhari-hari karena kerja.

"Mom," lirih Ferrell.

'Dad, dimanapun kamu. Aku sangat mengharapkan Kamu hadir dan membantu kami. Kasihan Mommy, 'batin Ferrell.

Gaji pertama Aurel sudah hampir keluar, karena ini hampir sebulan. Tapi bosnya belum juga kembali, tapi di kabarkan akan kembali dalam beberapa hari lagi.

Aurel sangat bahagia, mendapatkan gaji pertamanya. Ia pulang dengan senyuman yang merekah tak lepas dari bibirnya. Ia merasa senang karena akan memberikan sebuah komputer pada Ferrell dan jalan-jalan untuk Ferlin, bersama Amanda.

"Amanda! Ferrell! Ferlin!" teriak Aurel, dari depan rumahnya.

"Ada apa? kenapa kau senang sekali berteriak," kesal Amanda, menoyor kepala sahabatnya itu.

"Aku gajian!" teriak Aurel, memeluk erat Amanda.

"Wah selamat, Aku masih lama," lirih Amanda, karena Amanda juga bekerja di sebuah perusahaan periklanan.

"Sabar."

"Dimana ke sayangku?"

"Mereka ada didalam. Sedang menonton berita," ujar Amanda, Aurel mengerutkan dahinya.

"Sayang, baby boy and gril how are you?"

"What's up mom? don't scream!" kesal Ferrell.

"Mommy sudah gajian," ujar Aurel, tersenyum senang.

Ferlin langsung berdiri dan memeluk Aurel girang.

"Yes, Jalan-jalan. Aku tidak sabar, ayo Mom," ajak Ferlin.

"Kita tidak bisa pergi sekarang, pekan ini kita cari komputer untuk Ferrell dulu yah," ujar Aurel membujuk Ferlin.

"Kenapa harus Ferrell yang duluan?" tanya Ferlin, menggerutu.

"Hey bocah, panggil Aku Kakak," ujar Ferrell kesal.

"Tidak mau, cuma beda 8 menit," elak Ferlin.

"Baiklah, buat makanan sendiri," ancam Ferrell, Ferlin langsung turun dari gendongan Aurel.

"Hehe, Kakak Aku sangat menyukai omelet buatanmu," bujuk Ferlin, Aurel tersenyum melihat tingkah kedua baby kembarnya itu.

"Sudah-sudah, jangan bertengkar nih Mommy bawakan Pizza." Aurel meleraikan keduanya, lalu memakan pizza dengan senang.

Terpopuler

Comments

Kinan Rosa

Kinan Rosa

kok bisa ya anak kecil sudah bisa masak

2022-12-08

0

Dianita Indra

Dianita Indra

next

2022-03-20

0

Sovia🐱

Sovia🐱

Lima tahun

2022-02-03

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 01 - Di Khianat dan Kebodohannya
2 Chapter 02- Meninggalkan Negara
3 Chapter 03 - London.
4 Chapter 04 - Beby Ferrell Farizki dan Ferlin Farizkia
5 Chapter 05 - Kembali
6 Chapter 06 - Pertemuan Ferrell, Ferlin dan Arga
7 Chapter 07 - Pertemuan Arga dan Aurel
8 Chapter 08 - Ke Luar Kota
9 Chapter 09 - Pasar Malam
10 Chapter 10 - Daddy Arga
11 Chapter 11 - Makan Siang Bersama
12 Chapter 12 - Mauren Salsabila Awijaya
13 Chapter 13 - Kesedihan Ferrell dan Ferlin
14 Chapter 14 - Rencana Ferrell dan Ferlin
15 Chapter 15 - Belanja pakaian apa beli Mall?
16 Chapter 16 - Rencana
17 Chapter 17 - Permintaan Ferlin dan Para Pelayan
18 Chapter 18 - Kisah Arga
19 Chapter 19 - Hari Pertama
20 Chapter 20 - Berlibur Ke Pantai
21 Chapter 21 - Bertemu Orang Menjijikkan.
22 Chapter 22 - Rencana Jahat Tasya
23 Chapter 23 - Diculik
24 Chapter 24 - Flashback Arga
25 Chapter 25 - Aurel dan Arga
26 Chapter 26 - Sekolah Masalah Baru
27 Chapter 27 - Kenyataan yang Mengharukan
28 Chapter 28 - Panik dan Keahlian Ferrell
29 Chapter 29 - Pengaruh Obat
30 Chapter 30 - Mencoba untuk Menerima
31 Chapter 31 - Dalangnya
32 Chapter 32 - Melamar Aurel dan Kemarahan Mauren
33 Chapter 33 - Mauren And Shania
34 Chapter 34 - Kegelisahan Aurel
35 Chapter 35 - Mencoba untuk jadi Diri Sendiri
36 Chapter 36 - Membuat Aurel kesal
37 Chapter 37 - Kerin Hayana Bagaskara
38 Chapter 38 - Kecelakaan
39 Chapter 39 - Depresi dan Kehilangan
40 Chapter 40 - Takdir, Jodoh dan Maut.
41 Chapter 41 - Rencana Ijab qobul
42 Chapter 42 - Pernikahan dadakan
43 Chapter 43 - Kembali dan Twins Di Culik
44 Chapter 44 - Balas Dendam
45 Chapter 45 - Kemarahan Argantara
46 Chapter 46 - Kebahagiaan dan Keputusan
47 Chapter 47 - Kabar Gembira
48 Chapter 48 - Keputusan Arga
Episodes

Updated 48 Episodes

1
Chapter 01 - Di Khianat dan Kebodohannya
2
Chapter 02- Meninggalkan Negara
3
Chapter 03 - London.
4
Chapter 04 - Beby Ferrell Farizki dan Ferlin Farizkia
5
Chapter 05 - Kembali
6
Chapter 06 - Pertemuan Ferrell, Ferlin dan Arga
7
Chapter 07 - Pertemuan Arga dan Aurel
8
Chapter 08 - Ke Luar Kota
9
Chapter 09 - Pasar Malam
10
Chapter 10 - Daddy Arga
11
Chapter 11 - Makan Siang Bersama
12
Chapter 12 - Mauren Salsabila Awijaya
13
Chapter 13 - Kesedihan Ferrell dan Ferlin
14
Chapter 14 - Rencana Ferrell dan Ferlin
15
Chapter 15 - Belanja pakaian apa beli Mall?
16
Chapter 16 - Rencana
17
Chapter 17 - Permintaan Ferlin dan Para Pelayan
18
Chapter 18 - Kisah Arga
19
Chapter 19 - Hari Pertama
20
Chapter 20 - Berlibur Ke Pantai
21
Chapter 21 - Bertemu Orang Menjijikkan.
22
Chapter 22 - Rencana Jahat Tasya
23
Chapter 23 - Diculik
24
Chapter 24 - Flashback Arga
25
Chapter 25 - Aurel dan Arga
26
Chapter 26 - Sekolah Masalah Baru
27
Chapter 27 - Kenyataan yang Mengharukan
28
Chapter 28 - Panik dan Keahlian Ferrell
29
Chapter 29 - Pengaruh Obat
30
Chapter 30 - Mencoba untuk Menerima
31
Chapter 31 - Dalangnya
32
Chapter 32 - Melamar Aurel dan Kemarahan Mauren
33
Chapter 33 - Mauren And Shania
34
Chapter 34 - Kegelisahan Aurel
35
Chapter 35 - Mencoba untuk jadi Diri Sendiri
36
Chapter 36 - Membuat Aurel kesal
37
Chapter 37 - Kerin Hayana Bagaskara
38
Chapter 38 - Kecelakaan
39
Chapter 39 - Depresi dan Kehilangan
40
Chapter 40 - Takdir, Jodoh dan Maut.
41
Chapter 41 - Rencana Ijab qobul
42
Chapter 42 - Pernikahan dadakan
43
Chapter 43 - Kembali dan Twins Di Culik
44
Chapter 44 - Balas Dendam
45
Chapter 45 - Kemarahan Argantara
46
Chapter 46 - Kebahagiaan dan Keputusan
47
Chapter 47 - Kabar Gembira
48
Chapter 48 - Keputusan Arga

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!