4. AFRAID

Liora tak percaya mengapa ada orang itu disini? Astaga, Liora harus memberi tahu Velyn lalu bersembunyi.

"Eumm, Dave.. sepertinya aku ingin ke toilet sebentar" Liora terlihat tergesa-gesa dan panik. Dave menyadari itu. Ada apa dengan Liora?

"Perlu aku antar?" Tanya Dave curiga

"Tidak perlu Dave, aku bukan anak kecil"

"Yasudah, jika terjadi sesuatu beritahu aku"

Beritahu? Bagaimana caranya? Nomor kontaknya pun Liora tidak punya. Lalu Liora harus berteriak begitu? Lagipula Liora tidak ingin memberi tahu Dave tentang hal ini dan siapa orang itu.

Liora segera lari ke toilet dengan membawa tasnya. Semoga orang itu tidak melihat Liora.

Setelah Liora sampai didalam toilet, ia merogoh tas nya untuk mencari handphone. Ya, Liora harus memberi tahu Velyn. Tetapi sialnya handphone itu tidak ada didalam tas Liora. Shitt! Sepertinya Liora lupa membawa handphone!

"Bagaimana ini?" Batin Liora. Ia sangat takut untuk bertemu orang itu. Liora keluar dari toilet itu untuk mencoba mencari Velyn.

"Oh hai gadisku yang nakal, susah lama kita tidak berjumpa hm.." liora terdiam, terpaku mendengar suara bariton itu dari belakang nya.

'Tamat riwayatmu Liora..' riwayatmu Liora..' Liora merasa takut setengah mati. Liora takut orang itu berbuat yang tidak-tidak lagi seperti dulu, saat ia kuliah di London.

"Apa kau merindukanku baby?" Oh tidak, suara itu sekarang terdengar jelas ditelinga Liora. Liora panik tetapi tidak bisa berbuat apa-apa. Bagaimana ini?

"Hey hey kenapa kau begitu takut kepadaku hm? Aku tidak akan berbuat yang macam-macam kepada gadisku ini" Apa? Lalu dulu dia anggap apa? Orang itu sempat ingin memperkosa Liora karena ia tolak. Untung saja Velyn datang menyelamatkannya.

Orang itu mulai merengkuh pinggul Liora agar posisinya menjadi lebih intim.

"Ax, lepaskan aku.. aku mohon.." Liora panik setengah mati, ia berusaha melepaskan dirinya dari rengkuhan Axel. Ya, nama pria itu adalah Axell Camellot.

"Chill baby, aku hanya ingin menyapamu setelah sekian lama kita berpisah" Axell menyeringai, senyum nya seperti iblis!

"Axell aku mohon, lepaskan aku. Aku mohon..." Liora meronta-ronta dipelukkan Axell. Ia berusaha semaksimal mungkin untuk melepaskan pelukan Axell.

"Buggghhhh..."

Tiba-tiba pelukan Axell melepas dan Liora melihat Axell tersungkur ke lantai.

"Jangan macam-macam dengan wanitaku, pria brengsek!"

"Bughhh"

"Bughhh"

"Bughhh"

Dave! Sejak kapan Dave disini? Oh Tuhan, untung saja Dave ada disini dan menyelamatkan Liora.

Tidak main-main, David terus menghajar wajah Axell dan menendangnya.

"Sekali lagi aku peringati kau untuk tidak menganggu calon istriku!!!" David terus menendang tubuh Axell yang sudah tumbang.

"Cukup Dave, aku takut dia akan mati bila kau terus-terusan memukulnya!" Liora sedikit panik karena Dave tidak mau berhenti memukuli Axell.

David pun mendengarkan kata-kata Liora lalu berjalan menuju Liora dan merengkuh posesif pinggangnya.

"Ayo sayang kita pergi, biarkan pria brengsek itu membusuk disini"

David dan Liora meninggalkan Axell yang kondisinya sudah sangat menyedihkan.

"Liora, apakah kau baik-baik saja?"

Velyn tiba-tiba menghampiri Liora dan David yang berjalan keluar dari ruangan khusus toilet.

"Tidak apa apa Velyn, bagaimana kau tahu?" Liora meniaikkan sebelah alisnya heran.

"Tadi temanmu itu yang memberitahu aku bahwa kau sedang dalam bahaya Liora. Dia berlari hingga membuat gelas-gelas itu pecah"

Wow, sahabat liora itu patut diacungkan jempol. Bagaimana tidak, ia tepat sekali dalam memilih bantuan. Tetapi Liora kaget karena gelas-gelas malang itupun menjadi korban.

"Iya Liora, tadi ketika aku ingin ke toilet aku mendengar suara Axell, lalu aku mengintip dari lorong dan melihat kau sedang dalam bahaya. Aku takut sekali Liora akhirnya aku meminta bantuan kepada kekasihmu"

Huh kekasih katanya? Velyn tidak tahu saja bahwa David hanya mengaku-ngaku menjadi kekasihnya.

"Terimakasih Velyn, sekali lagi kau menyelamatkan aku.." Liora memeluk tubuh Velyn erat sebagai ucapan terimakasih.

"Ekhemmmm, lalu bagaimana dengan aku sayang?" David merengek ingin diberi sebuah pelukan hangat juga dari Liora.

"Terimakasih Dave" Wohoo! Liora hanya tersenyum kepada Dave. Itu saja, tidak memeluk atupun yang lain.

"Kau curang sayang!" David mencibikkan bibirnya, ia iri kepada Velyn yang dipeluk juga oleh Liora. David iri walaupun Velyn adalah perempuan.

Liora tersenyum geli melihat tingkah Dave yang seperti anak-anak. Sungguh manisnya Dave..

"Yasudah bungkus saja makanan ini, kita akan makan di kantorku. Velyn, tolong bungkuskan ini semua" David berbicara kepada Liora lalu sambung kepada Velyn.

David sangat tidak suka ada hal seperti tadi, saat seseorang mendekati Liora lalu merayunya. Sangat tidak suka, Dave benci itu. Liora hanya boleh untuknya.

🐣🐣🐣

MK Company, New York City.

"Miawwww.. iawwww" terlihat Vios sedang bermain dengan David. Lalu terlihat juga Liora yang sedang menyuapi David. Ya, David merengek ingin disuapi oleh Liora. Apabila Liora tidak mau maka David pun tidak ingin makan.

"Aku ingin minum sayang.."

Huh Dave, tingkahnya sangat seperti anak kecil saja.

"Ambil sendiri Dave kau sudah besar"

Dengus Liora, apa-apaan Dave, hanya minum saja sampai minta diambili.

"Tidak Liora aku ingin kau yang mengambilnya untukku!" Dave terus memaksa sambil mengunyah makanan yang ada didalam mulutnya.

"Baiklah tunggu Dave," Liora berjalan ke meja kerja David untuk mengambil minumnya.

"Prangggggg...."

"Viosss!" Pekik Liora kaget melihat Vios sudah basah kuyup akibat ketumpahan air yang ia tumpahkan hingga gelasnya pecah.

"Miaaaaaaawwwwww" Vios mengeong kencang, sepertinya ia marah kepada air yang membasahi tubuhnya hingga membuatnya kedinginan. Vios benci air!

"Oh Tuhan, Vios maafkan aku jika saja aku bisa menghindar dari terkamanmu. Kemarilah aku akan mengeringkanmu" Liora mengambil sebuah handuk yang berada di lemari ruangan kerja David. Sambil mengeringkan, Liora merasa sedang diperhatikan oleh sepasang mata disebrang sana. Ya, siapa lagi kalau bukan David?

"Liora..." David memanggil Liora dengan penasaran.

"Ada apa Dave?

"Siapa pria tadi?" Kini David berbicara dengan serius. David sungguh penasaran mengapa pria tersebut mengganggu Liora.

Liora sungguh kaget ketika David menanyakan Axcell. Liora bingung akan menjawab apa, Liora takut dan malu untuk menceritakan kejadian lalu itu.

"Dia.. Dia Axcell, Dave. Teman kuliahku"

Dengan ragu Liora menjawab pertanyaan Dave.

"Lalu mengapa ia begitu kepadamu? Jelaskan kepadaku dengan detail, Liora" David semakin penasaran dengan hal itu.

"Nanti saja Dave, aku ingin mengurusi Vios dahulu. Kasihan, dia kedinginan" Liora mengelak, mencari topik dan kesibukan lain agar David tidak memaksanya untuk menceritakan apa yang sebenarnya terjadi.

"Siapa nama lengkap pria itu?" Liora mengerenyitkan dahinya. Ada apa David menanyakan itu?

"Axcell Drew Camellot" Liora pikir sudahlah, apa salahnya ia beritahu David hanya tentang namanya. Itu sangt tidak penting.

David cukup kaget mendengar nama Camellot.

"Apakah dia anak dari Albert Camellot?"

"Ya betul sekali. Kau mengenalnya?"

Liora menggendong Vios dengan handuk tebal yang hangat hingga membuat Vios terasa nyaman.

Tepat sekali, David sangat mengenal siapa Camellot. Albert Camellot adalah saingan bisnisnya yang sangat licik. David sangat membenci orang itu. Pantas saja Axcell seperti itu, ayahnya pun sudah begitu.

"Liora...." David memeluk tubuh Liora dengan hangat dan mencium tengkuk Liora.

"Dave!" Pekik liora kaget

"Kau sangat hangat dan nyaman Liora.."

Seakan tau apa yang majikannya inginkan, Vios melompat keluar dari dekapan Liora. David tersenyum, kucingnya memang pintar!

David memutar balikkan tubuh Liora dan kembali memeluknya. Semakin erat, semakin intim. Tubuh Liora melemas, terasa seperti eskrim yang mencair.

'Cuppp...' David mendaratkan kecupan di dahi Liora. Antara kaget dan malu, Liora tidak berani menatap mata David.

Jari telunjuk David mengangkat dagu Liora agar Liora melihat matanya. Terlihat sekali dimata Liora bahwa ia sedang menahan malu.

'Kau sangat manis Liora, dan ini membuat aku gila' ucap David dalam hati.

"May I?" Bisik David dengan lembut.

Liora hanya menganggukkan kepalanya pelan. Ya, Liora sudah lupa dengan prinsipnya jika David seperti ini. Ntah mengapa David membuatnya selalu terbuai.

To be continued....

WOI WOI LANJUT GA NIHHHHHH?

Vote dan komentar jangan lupa yaaa

Author

c i c a n

Terpopuler

Comments

Susana Setyawati

Susana Setyawati

yess I "ll

2020-06-16

0

Indra Listiana

Indra Listiana

miaow...

2020-04-23

2

Niiena Ismntoha Mamae Mirza

Niiena Ismntoha Mamae Mirza

baru kenal n langsung nyosor.

2020-04-10

5

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!