CHAPTER 2
"Permisi...."
Hening..
Hening..
Hening...
"Miawwww..." Seperti mendengar suara sekor kucing, Liora bergegas masuk kedalam dan melihat isi ruangan sekitarnya. Ia heran mengapa ada suara kucing disini? Ah mungkin aku salah dengar karena kucing tadi saat di jalan batin Liora menepis jauh-jauh pikiran tentang kucing itu.
"Hei kau untuk apa berdiri terus disitu? Kemarilah" Yang semula kepala Liora terangkat keatas langsung mengarahkan pandangannya kedepan. Sejak kapan ada orang? Padahal tadi tidak ada satu manusia pun diruangan ini.
"Ba-baik pak.." Tunggu, sepertinya Liora pernah melihat pria itu. Tapi dimana?
"Kau yang akan menjalani proses interview pekerjaan di perusahaan ini?" Tanya pria itu dengan tatapan yang mendetail. Tanpa disadari oleh Liora, pria itu sudah melangkah mendekat dengannya.
"I-iya betul pak.." Gagap Liora, ia merasa tubuhnya kaku, seperti ia sedang terkunci seluruh tubuhnya.
Pria itu terus mendekat hingga merengkuh pinggang Liora. Tentu Liora terkejut. Tapi liora tidak bisa berkutik. Ada apa dengan tubuhnya? "Maaf pak, ehmm pak apakah ini tidak terlalu dekat? Saya hanya ingin interview kerja pak" Liora berusaha melepaskan rengkuhan tangan pria itu dari pinggangnya.
"Tidak Liora, biarkan aku tetap seperti ini" Pria itu tak henti-hentinya menatap mata Liora dengan tatapan buas seakan ingin menerkam mangsanya.
"Bagaimana kau tahu namaku, pak?" Wow, pertanyaan yang bodoh. Tentu saja pria itu tau karena Liora sudah mengisi formulir kerja sebelumnya. Pria itu menyeringai lalu mendekatkan bibirnya ke benda kenyal yang berada dibawah hidung Liora.
'Cuppppp..' Oh tidak, ciuman pertamaku!
Sontak Liora melepaskan paksa lilitan tangan pria itu lalu berjalan mundur.
"Apa apaan kau pak? Apakah itu yang harus dilakukan oleh seorang CEO perusahaan besar ini kepada calon pegawai nya?" Dengan nada marah, Liora segera mencari pintu keluar.
Alamat, pintunya sudah terkunci! Bagaimana ini? Sejak kapan pintu ini terkunci?
"Tenanglah Liora, itu baru hanya awal. Kau tau? Bibirmu sangat memabukkan. Aku ingin lagi, kemarilah"
Liora bisa gila karena bos nya seperti ini. Kehabisan akal, Liora melemparkan buku-buku yang diatas meja tamu ke arah calon bos nya.
"Kau gila tuan! Kau hanya perlu seorang kupu-kupu malam. Bukan pekerja sepertiku!"
Dengan cepat pria itu menarik tangan Liora hingga jatuh ke pelukannya. "David. Panggil aku David" suaranya berubah menjadi lembut, entah apa yang ia pikirkan. Perlahan ia memeluk lembut tubuh mungil Liora.
"Tidak tuan, kau calon atasan saya"
Berusaha melepaskan pelukan David, Liora berbicara sedikit keras ditelinga David.
"Apabila kau tidak butuh seorang pekerja, biarkan aku pulang pak" Liora akui bos nya ini sangat tampan bak dewa Yunani. Tapi apa jadinya bila Liora terus ada didekatnya? Liora bisa mati konyol nantinya.
"Tidak Liora, semenjak kau masuk kedalam ruangan ini, kau adalah milikku!"
"Whattttttt?" Penyataan bodoh macam apa itu? Hanya karena melangkah masuk kedalam ruangan ini, Liora menjadi miliknya? Tidak-tidak, Liora masih ingin hidup dengan tenang.
Kali ini David bukan hanya menyentuh bibirnya. David mulai mencari celah untuk masuk kedalam mulut Liora. Kaki Liora sudah sangat terasa lunak. Batin Liora berteriak. tetapi ia ikut menikmati apa yang David lakukan.
"Lihat, kau juga menikmati permainanku bukan? Tapi tidak apa, lain kali aku beri kau yang lebih dari ini" David tersenyum, ia merasa nyaman didekat Liora. Ia tidak ingin membiarkan Liora pergi meninggalkan nya.
"Tidak tuan, tadi adalah kesalahan-"
"Tidak ada kesalahan, sudahlah kita lanjutkan itu nanti. Dan sekarang mari kembali ke pembahasan utama kita" David berjalan ke belakang kursi kebesarannya lalu membawa sekotak yang lumayan besar kepada Liora.
"Apa ini?" Dahi Liora mengerenyit, apa yang ada didalam kotak ini, mengapa diberikan kepadanya?
"Bukalah, Liora. Itu pekerjaan untukmu" Liora perlahan membuka kotak berwarna abu-abu itu...
"Miowwwww...." Liora terkejut ketika membuka kotak itu. Terdapat kucing yang lompat kedalam pelukannya dari kotak abu-abu itu.
"Kau? Ini benar kau kan? Kucing nakal tadi yang bermain ditengah jalan? Oh Tuhan, kenapa kau ada disini manis? Apakah kau tersesat lagi? Kalau begitu ayo aku antar kau kepada pemilik mu yang ceroboh itu" Kucing itu menyimak perkataan Liora dengan seksama seakan ia mengerti apa yang Liora katakan.
"Tuan, kau ingin aku mengantar kucing ini ke pemilik nya bukan? Baiklah saya akan pergi mencari pemiliknya yang bodoh itu" Liora mendengus sebal, kenapa orang itu sangat ceroboh meninggalkan kucingnya hingga tersesat?
"Hahaha.. tidak, kau tidak perlu" terdengar suara tawa dari pria diseberang sana. Hei kenapa dia harus tertawa? Liora mengangkat sebelah alisnya tak mengerti
"Jadi kau tidak ingat aku Liora?"
Damn, kata-kata itu semakin membuat liora kebingungan. Siapa memangnya dia huh?
"Tidak" singkat liora.
"Coba kau ingat aku sekali lagi. Perhatikan aku dengan benar" Liora mulai mengamati David dari ujung sepatu hingga ujung rambutnya
"Oh aku ingat! Kau pemilik kucing ini yang persis tadi pagi bertemu dengan ku kan? Kau pria bodoh itu! Ya aku ingat.. Hmm aku sempat tidak mengenali kau karena tadi pagi kau memakai kacamata hitam itu. Dan sedikit berbeda" sahut Liora sambil mengingat kejadian tadi pagi.
"Tunggu, jika kau adalah pemilik kucing ini. Maka..." Sambung Liora sambil menengok-nengok seperti mencari sesuatu
"Dimana CEO itu?" Liora menatap David heran.
"Huahahhahaa.."
"Kau memang bodoh Liora! Haha"
David pun tak henti-hentinya tertawa karena tingkah Liora yang lucu itu
"Apakah kau tidak tau nama CEO Perusahaan ini?" Tanya David.
"Tentu aku tau! Namanya Dav-- tunggu, JADI KAU CEO DISINI? OH TUHAN MIMPI BURUK APA LAGI INI?" Reflek Liora berteriak karena kaget sehingga membuat kucing itu melompat keluar dari dekapannya.
"Oh sekarang kau sudah pintar ternyata?" David tersenyum.
"Bagaimana? Kau akan tetap melanjutkan interview nya atau tidak, Liora?"
"Tentu! Aku sangat membutuhkan pekerjaan tuan.." Liora berjongkok untuk mengelus-elus punggung Vios.
"Tapi aku sudah menginterview kau tadi" David mendekati Liora dengan cepat.
"Kapan?"
"Tadi sejak aku menciummu dua kali" Oh tidak, David mengedipkan satu kelopak mata nya. Liora terpaku akan pesona calon bosnya itu.
"Hah?" Liora menganga, apakah itu yang dinamakan interview untuk menjadi seorang sekretaris CEO perusahaan besar?
"Sudahlah lebih baik kau urus dahulu Vios, dia kucing kesayanganku. Dibalik pintu besi itu ada makanannya dan juga susu kesukannya. Uruslah, kau sudah aku terima.."
Tunggu? Mengurus kucing?
"Tuan, aku ini diangkat menjadi sekretaris mu atau asisten dari kucing ini?" Liora tak percaya, mengapa harus mengurus kucing ini? Liora memang suka sekali dengan kucing, tapi Liora heran mengapa ia harus menjadi asisten pribadi seorang owner perusahaan besar hanya untuk mengurus kucingnya.
"Bisa kah kau diam saja dan urusi kucing kesayanganku itu, karena maid ku yang bertugas mengurus kucing ini sedang sakit parah dan tidak bekerja lagi" Ucap sang billionaire sambil membaca kertas-kertas penting yang ada ditangannya.
Liora mendengus kesal, apakah ibu dan ayahnya menyekolahkan Liora sampai tingkat perkuliahan hanya untuk mengurus seekor kucing? Oh Tuhan, Liora masih tidak percaya ini, dia seperti ada didalam mimpi buruknya.
Billionaire itu melirik Liora, dalam lirikannya dia menampilkan secarik senyuman yg kecil. Sepertinya dia tertarik pada Liora. Tapi ia segera menepis senyuman nya. Ia mengingat kejadian 5 tahun lalu, dan ia tidak ingin jatuh kedalam lubang cinta lagi. Terlalu muak rasanya untuknya.
"Tenang Liora, ini hanya sementara. Setelah aku mendapatkan maid baru untuknya, kau akan berpindah posisi menjadi sekretaris ku"
"Kau berjanji tuan?"
"Panggil aku David!"
"Tidak"
"Lioraa... Panggil aku David. Cepat katakan, D A V I D !" Paksa David.
"Baiklah Dave.." Liora menghembuskan nafasnya dengan kasar. Mengapa ia menjadi seperti ini? Asisten kucing? Ingin rasanya Liora berteriak.
"Dave? Nama panggilan yang unik, aku suka itu sayang.." David tersenyum lebar mendengar nama Dave terucap dari bibir Liora. Sedangkan Liora mendengus kesal mendengar bosnya itu menyebutnya dengan kata sayang.
"Setelah ini kita makan bersama ya Liora.. Biarkan Vios tidur didalam ruangan itu" David menunjuk pintu besi yang berasa di samping kirinya
"Baiklah tua– Dave.." Liora hampir saja lupa menyebut David dengan sebutan tuan.
Tiba-tiba ruangan itu terdengar hening, tidak ada satupun suara yang terdengar. Sedangkan David sudah berada didepan Liora. Sangat dekat sekali. David mulai menyentuh leher Liora yang tertutup dengan rambut panjangnya lalu menyibakkan rambut itu kebelakang.
Liora terhanyut dalam tatapan Dave. Entah bagaimana Liora bisa terhanyut kedalam ketampanan David. Hanya David yang membuat Liora seperti ini. Sebelumnya Liora sangat tidak peduli dengan pria tampan.
Kali ini David merengkuh pinggang Liora sekali lagi. Tatapan David sangat dalam seakan ia mencintai Liora. Tapi ini baru kedua kalinya mereka bertemu, bagaimana bisa langsung jatuh cinta?
To be continued
Haha gimana nih next gaaaaa?
Ditunggu vote dan komentarnya ya guys!
Author,
Cicankyuu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
Susana Setyawati
hmnm
2020-06-16
0
Author_Ay
cuma di novel 😂😂
2020-05-05
3
Dhia Uter
bagus
2020-04-17
0