Kalisa
Maria
"Haiiii... beb," ucap Kalisa kepada Maria, saat memasuki gerbang sekolah, karena secara tidak terduga, bertemu Maria di sana.
Maria sedikit kaget, karena ada orang yang tiba-tiba merangkul pundak maria, dia sedikit tenang, saat mendengar suara Kalisa yang menyapanya itu.
"Loe ya, kebiasaan, ngaget-ngagetin gue,
eh.. eh..eh, bentar deh," ucap maria menoleh kepada Kalisa dan memegang pipi Kalisa, lalu meneliti kiri kanan, dan tiba-tiba meniup ubun Kalisa.
"Ihhhh..., loe apa'an si mar, niup-niup ubun gue, loe kira gue kesambet apa,??" Ucap Kalisa sambil melepas tangan Maria dari pipi cubbynya. lalu melanjut kan jalan menuju kelas.
"Loe sehat kan hari ini,??" tanya maria, membuat Kalisa mengerucut bibir cantik miliknya.
"Ia, gue tau maksud loe" jawab Kalisa yang mengerti, maksud ucapan maria, kenapa Maria menanyakan tentang kesehatan Kalisa, bukan tentang kesehatan badan kalisa, namun yang di maksud maria, adalah kesehatan otak Kalisa, karena beberapa hari ini, Kalisa hanya manyun, dan itu tanpa sebab apa-apa.
"Jadi, selama beberapa hari ini sebenarnya loe kenapa sih,??" tanya Maria,
"Gak apa-apa sih, mar. mar kita ke bar yuk, nanti malam, pengen ngademin otak, sebentar aja, lihat cowok-cowok dewasa di sana," ucap kalisa, Maria sedikit kaget, karena seorang kalisa, belum pernah ke bar, ini malah ngajak maria ke bar duluan,.
"Ngomong apaan si loe, tiba-tiba mau ke bar, bukannya selama ini loe anti yang namanya tempat itu ya,??" tanya maria, meyakin kan ajakan Kalisa itu,
" kita udah tujuh belas tahun, boleh dong, kan gak ngapa-ngpain di sana, duduk doang kok, cuci mata sekalian," ucap kalisa, sambil mengangkat sedikit alisnya sambil menatap Maria.
"Emmm.., boleh juga tu," jawab maria, menyetujui ajakan Kalisa.
Jam pelajaran pun udah di mulai, kelas Kalisa sedikit hening, karena jam ada guru yang paling di takuti, mengajar di kelas Kalisa, beberapa jam berlalu, kini jam pelajaran telah usai dan sudah berganti beberapa kali, kini saatnya, bell sekolah berbunyi, menanda kan jam pulang sekolah.
Kalisa dan Maria, seperti biasa, di jemput oleh masing-masing jemputan mereka, dan seblum pulang pun, Kalisa meyakin kan Maria, agar memastikan mereka nanti malam pergi ke bar, seperti keinginan Kalisa, Maria pun meyakin kan Kalisa.
Kini mereka sudah berada di rumah,masing-masing, menunggu malam, dan bersiap dengan Janji mereka, berhubung mami Kalisa, ada kerjaaan di kuar kota, jadi Kalisa tidak ada yang memantau, Art dan sopir pun tidak bisa memastikan, kemana saja Kalisa pergi, biasanya pun ,kalisa tidak perna bertingka aneh-aneh, paling-paling main ke tempat maria, atau teman Kalisa yang lainnya.
Malam Sudah tiba, kini Kalisa bersiap-siap menunggu, maria menjemputnya, dan dia beralasan, main bersama Maria, Art pun tidak curiga, dan langsung mempercayai ucapan Kalisa.
Kini Maria sudah menjemput Kalisa, mereka menuju Bar dan mulai memasuki tempat itu, Kalisa dan Maria, masih memakai pakaian yang cukup tertutup, tidak seperti penghuni-penghuni bar sa'at ini.
Kalisa dan Maria mencari tempat duduk sedikit tertutup dan tidak terlalu rame, agar Bisa menatap pria-pria yang di maksud Kalisa, sambil jaga-jaga, agar tidak terlalu mencolok dan di ganggu pria-pria hidung belang di sana.
Cukup lama Kalisa di sana, dan memesan sedikit minuman, yang tidak terlalu tinggi kadar alk*h**, Kalisa merasa sangat ingin ke toilet, lalu dia pamit pada Maria untuk ke toilet wanita sebentar.
Sa'at masuk ke toilet wanita, Kalisa mendengar, Suara, membuat dia sedikit Kaget.
"Ahhh... ahhh.. ahhh.., terus kan, lebih dalam lagi," ucap seorang wanita, dari sala satu toilet. dan membuat Kalisa buru-buru masuk ke dalam toilet, di samping wanita yang mende*** itu, sambil menguping sedikit, ulah m****, orang di sana.
Lalu terdengar suara tembakan di dalam ruangan toilet itu, membuat semua penghuni toilet, berhamburan keluar dari sana. namun tidak dengan Kalisa, dia betah bersembunyi di dalam toilet itu, dan sangat ketakutan.
"Berhenti semuanya, kalau tidak semua tidak akan selamat keluar dari sini," ucap seorang Pria, Namun suara itu tidak Asing di pendengaran Kalisa.
"Cek semua mereka, jangan sampai Pria itu lolos." dan pengecekan setiap ruang toilet pun di mulai, dan di dobrak Paksa oleh Pria di luar sana. Kalisa ketakutan sungguh sangat Takut akan suara tembakan di ruangan toilet itu.
"Dubrakkk" pintu kamar toilet di samping Kalisa, di dobrak paksa oleh orang-orang itu, terdengar lah teriakan histeris seorang wanita, dan teriakan seorang pria, yang keluar dari dalam ruangan toilet itu...
"Oh, ternyata kau masih sempat-sempatnya memadu kasih di dalam sana, apa kau tau, kematian mu sudah tiba, kau ingin menyusul sahabat penghianat u bukan" ucap suara yang cukup di kenal Kalisa, namun dia tidak yakin Pria itu, yang di luar sana, mungkin kemiripan pada suara saja.
"Bos, Apa anggota lain juga berada di toilet ini," ucap seorang laki-laki, yang mencurigai, karena ada satu pintu toilet yang masih tertutup rapat.
Kalisa sedikit melotot kan matanya. karena ruangan yang di maksud pria itu, bisa jadi toilet yang di tunggu Kalisa sekarang, Kalisa semakin Panik dan takut, takut di tembak oleh Pria jahat itu, karena dia keluar dari sana.
"Kalau masih ingin hidup, bukak sendiri Pintunya atau kami dobrak." ancam salah satu pria di luar sana.
Mendengar itu, membuat Kalisa tanpa berpikir Panjang, segera membuka pintu itu, dengan mengangkat kedua tangannya ke atas lalu menutup matanya rapat.
"Tolong Pak, jangan tembak saya, saya masih sekolah, saya masih belum pacaran pak, saya masih 17 tahun, pak saya belum genap 20 tahun, tolong kasih kesempatan saya hidup." ucap Kalisa Panjang lebar, membuat bos dari penjahat itu sedikit kaget melihat Kalisa, untung saja dia memakai topeng, dan tidak di kenali oleh Kalisa, Ya.. dia adalah Smith, tetangga tampan Kalisa, yang di kagumi Kalisa selama ini.
Sala satu anak buah Smith menodongkan Pistol ke kepala Kalisa, membuat Kalisa lebih ketakutan lagi, dan berusaha membuka matanya, yang sudah penuh dengan air mata, karena ketakutan yang amat dalam membuat Kalisa tak sadar kan diri, dan jatuh ke lantai toilet itu.
"Siapa yang menyuruh kau, menodong kan Pistol pada gadis itu," ucap Smith kepada anak buahnya, lalu anak buah Smith, langsung membungkuk, meminta ma'af akan kesalahannya,
"bawah penghianat ini keluar dari sini, dan kasih dia pelajaran seperti biasa" ucap Smith, kepada penghianat yang keluar dari ruangan toilet tadi, lalu Smith membebas kan semua orang di dalam toilet itu, meninggal kan Smith dan Kalisa di sana.
"Bocah, berani juga kamu, masuk ke bar ini, apa kamu tidak tau, resiko, seorang gadis muda masuk ke sini, bisa jadi kamu akan jadi santapan Pria-pria gila di sini." ucap Smith, lalu menggendong tubuh Kalisa yang tak sadar kan diri itu
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
@⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔Tika✰͜͡w⃠🦊⃫🥀⃞🦈
mendebarkan palagi dengar suara tembakan
2021-09-23
0
Teh Neng Dizakha
Smith ganteeng amat ya ga nahan SM besok nya jd baper Thor
2021-09-22
0
Siti Aisyah
om mafia nya lg swiping apaan di club...bikin takut semua orang aja..
2021-09-22
1