masih sama memory

“Astaga, ternyata ayah di PHK dari tempat kerjanya. Kenapa ayah menyimpan masalah ini sendiri. kenapa dia tidak mau menceritakan ini padaku. Apa yang dia pikirkan sehingga tidak mau membuat aku kecewa. Suamiku, terbuat dari apa hatimu, kamu selalu saja menjaga perasaan ku. hisk… hisk… hisk…”

Aku menangis sendiri di ruang tv setelah membaca percakapan suamiku dengan temannya waktu itu, bagaimana tidak, suamiku berusaha menutupi  masalahnya sendiri. Dan aku yakin kalau dia sengaja tidak menceritakan ini padaku karena dia tidak mau membuat aku kecewa.

Keesokan harinya. Aku terus berfikir untuk mencari cara agar aku bisa membantu meringankan beban suamiku. Tapi apalah dayaku, aku hanya lulusan SMA. Sedangkan, aku juga sama sekali tidak memiliki keahlian apapun. Aku sangat kecewa terhadap diri ku sendiri. Aku juga menyesal, karena dulu saat ayahku masih ada, aku di paksa oleh beliau untuk melanjutkan sekolah ke universitas. Tapi aku menolak, karena aku tidak ingin di usia ayahku yang semakin hari semakin menua, beliau harus disibukkan dengan mencari biaya sekolah untukku. Terlebih biaya sekolah ke perguruan tinggi sangatlah mahal.

Dan akhirnya, aku memutuskan untuk mencari pekerjaan. Aku juga mengikhlaskan agar kakak ku lah yang mendapatkan pendidikan lebih. Karena suatu saat nanti dia akan menjadi kepala rumah tangga dan bertanggung jawab atas istri dan anaknya nanti.

Mungkin ini semua memang sudah menjadi jalan hidupku. Dan sekarang aku baru bisa merasakan bagaimana sulitnya menjalani kehidupan yang sudah memiliki keluarga kecil sendiri.

Selesai mengantarkan Raditya sekolah, dan suamiku sudah pergi meninggalkan rumah pagi ini. Aku berjalan mondar mandir di ruang tv. Aku kemudian mencari lowongan pekerjaan di sebuah Koran kabar yang pas untuk diriku. Setelah beberapa jam aku mengamati satu persatu info lowongan pekerjaan akhirnya aku mendapatkannya.

“ah, dapat. Akhirnya aku mendapatkan tiga tempat yang membuka lowongan pekerjaan. Dan sepertinya bidang ini cocok untuk aku bekerja di sana. Baiklah, mumpung, ayah dan Raditya sedang tidak ada di rumah, aku harus cepat-cepat membuat atau mempersiapkan CV-nya sekarang. Dan besok aku tinggal datang dan menyerahkan CV aku disana.” Gumam ku yang kemudian pergi untuk mempersiapkan CV-nya.

Waktu jam pulang sekolah Raditya sudah usai. Aku bergegas untuk langsung menjemput buah hatiku waktu itu.

“ya ampun, nggak terasa ini ternyata sudah siang. Aku harus cepat-cepat menjemput Raditya sekarang.” Ucapku dalam hati.

Sesampainya di sekolah Raditya, aku kemudian mencari anakku.

“dimana raditya? Kok belum keluar.”

Aku kemudian bertanya kepada salah satu guru di TK itu.

“permisi, bun, mau Tanya, apa kelas mawar sudah keluar?”

“owh, belum bunda, anak-anak masih doa penutup. Mungkin sebentar lagi selesai.”

“owh, baiklah. Kalau begitu saya tunggu bun.” Jawabku kepada salah salah satu guru yang mengajar di TK tersebut.

“iya bunda.”

Selepas itu, aku duduk di tempat tunggu khusus orang tua wali murid. Aku kemudian mengamati di sekeliling sekolah. Akan tetapi, mata ku tiba-tiba terfokuskan kepada salah satu laki-laki yang berdiri di seberang jalan sambil membawa sebuah amplop coklat. Aku pun terkejut, karena menurutku laki-laki itu tidak asing bagiku. Aku amati dia dengan teliti. Dan ya benar, ternyata laki-laki itu adalah suamiku. Awalnya aku ingin menyapa dirinya. Akan tetapi, aku berfikir jika aku menyapa suamiku waktu itu, dia pasti akan menghindar dan kebingungan setelah melihatku. Apa lagi dia juga membawa amplop coklat.

Sehingga aku pun tidak menyapa suami yang sedang berada di seberang jalan itu.

Dalam hati kecilku, aku bergumam, “ayah, kasihan sekali kamu. Aku yakin,  pasti saat ini ayah sedang kebingungan mencari pekerjaan kesana kemari. Pasti ayah merasa capek. Begitu besar pengorbananmu untuk kami yah.”

Tanpa aku sadari, aku terus memandangi suamiku dari kejauhan dengan berlinang air mata. Tak beberapa lama Raditya menarik tangan ku. Dia lalu mengajakku untuk segera pulang.

“ibu, ayo pulang.” Ajak raditya kepadaku.

Langsung saja, aku menghapus air mataku yang terjatuh saat itu.

“ayo nak, ayo. Kita pulang sekarang.”

Aku dan Raditya pun kemudian berjalan menuju keluar gerbang sekolah dan berpura-pura tidak melihat suamiku yang sedang duduk beristirahat di seberang jalan waktu itu.

Aku kemudian memanggil salah satu tukang ojek yang sedang mangkal di area sekolahan itu.

“bang, sini.” Teriakku memanggil salah satu tukang ojek.

Dan tak lama tukang ojek itu menghampiriku.

“bang, antarkan kami pulang ya?”

“baik bu. Silahkan pakai helmnya.”

“baiklah.”

Aku lalu menggendong Raditya naik ke atas motor. Namun, sebelum aku membonceng atau naik ke motor aku masih memandangi suamiku.

Dan di saat tukang ojek itu menghidupkan mesin motornya, Raditya tiba-tiba berteriak memanggil-manggil suamiku.

“ayah! Ayah! Ayah!” teriak Raditya sambil melambai-lambaikan tangannya.

Akan tetapi, aku berpura-pura tidak tau saat itu.

“ayah? Kakak lihat ayah di mana?” Tanya ku yang kemudian berpura-pura menoleh ke kanan dan ke kiri.

“itu bu. Di sana.” Ucap raditya sambil menuding ke seberang jalan.

Namun, saat raditya mengetahui ayahnya yang sedang berada di seberang jalan. Mas kalendra pun menghilang dari tempat itu. Aku tau, kalau suamiku waktu itu sedang bersembunyi. Entah di mana dia bersembunyi.

“nggak ada kak. Kakak raditya ngaco. Ya udah bang. Kita berangkat sekarang.”

“baik bu.”

Dalam perjalanan raditya terus memberitahukan kepadaku kalau dia benar-benar melihat ayahnya tadi.

“bu, bener tadi aku melihat ayah.”

“nyatanya ayah nggak ada.”

“tapi bener bu.”

“mungkin orang itu mirip dengan ayahmu nak.”

Aku lalu menjelaskan kepada raditya. Dan akhirnya raditya berhenti menanyakan ayahnya.

“itu memang ayahmu nak. Ibu sengaja dan berpura-pura tidak melihat ayahmu. Karena ibu tidak ingin membuat ayah sedih.” Dalam hatiku berkata seperti itu.

Sore harinya, suamiku bisa pulang sampai rumah jam 17.00, akan tetapi hari itu suamiku pulang lebih awal.

Tin!

Raditya yang mendengar suara klakson motor ayahnya langsung bergegas keluar untuk menyambut kedatangan mas kalendra.

“ayah.” Teriak raditya.

“hallo anak ayah.”

“loh mas, kok sudah pulang?”

“iya, hari ini dan beberapa hari kedepan memang disuruh pulang lebih awal.”

“kenapa memangnya mas? Tumben?” kataku yang lagi dan lagi berpura-pura tidak tahu masalah yang dihadapi suamiku.

“entahlah bu. Ya sudah, sekarang kita masuk yuk.” Ajak suamiku sambil menggendong raditya.

Makan malam tiba, seperti biasa aku dan suamiku makan malam berdua. Sedangkan Raditya sedang duduk sambil bermain-main dengan mainannya di ruang tv.

Di tengah kami menyantap makanan, tiba-tiba suamiku berkata, “bu,”

“iya mas?” jawabku.

“apa aku boleh melihat saldo di tabungan kita?”

“boleh saja, kenapa harus meminta izin ayah. Sebentar ibu ambilkan di lemari.”

Sambil melirik ke suamiku di meja makan dengan wajahnya yang terlihat gelisah.

“aku tau, pasti ayah akan memastikan, apakah tabungan kita cukup untuk pengeluaran beberapa bulan ke depan. Sabar ya ayah, semua pasti berlalu.” Ucapku dari dalam hati.

Setelah aku mengambilkan buku tabungan aku menyerahkannya kepada suamiku.

“ini yah,” kataku sambil memberikan buku tabungan itu.

Suamiku lalu menerimanya dan membukanya.

“aku rasa saldo di tabungan ini cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dalam beberapa bulan kedepan.” Gumam kalendra sembari melihat saldo di tabungan itu.

bersambung....

Terpopuler

Comments

jungkangs🙄

jungkangs🙄

yang sabar... ini cobaan😁

2021-08-08

3

lihat semua
Episodes
1 bab 1
2 Memory
3 Masih dengan memmory
4 masih sama memory
5 Saldo Rekning
6 mencari kerja CV
7 Di terima bekerja.
8 surat kontrak kerja
9 Bertemu
10 Kalendra tau novita bekerja
11 hamil
12 Zahara Cantika Putri
13 Kisah yang sebenarnya
14 kesekolah
15 Cantika pergi
16 Lomba pentas seni
17 Mendekatkan diri dengan Cantika
18 Flasback
19 Flashback berakhir
20 Ijin mencari kerja di luar kota
21 Beginilah
22 Berat hati
23 Diam
24 Arka
25 Raditya pergi
26 Pilu
27 Pak David
28 Memohon kepada pak David
29 Cantika dan Nia
30 Tidur bersama
31 Evelyn Gabriel Rahardi
32 Sifat Cantika Yang Aneh
33 David
34 Melacak Nomer Telepon
35 Cantika di culik
36 Cantika menceritakan kepada sahabatnya
37 sikap aneh david
38 Cantika memeluk ibunya
39 Cantika masuk rumah sakit
40 Rencana David
41 Novita tau kalau Cantika hamil
42 David mengantarkan pulang
43 Cantika mengatakan kalau dirinya hamil
44 Novita mendatangi David
45 Cemooh!
46 Percakapan dengan Dea
47 Adi Wijaya
48 Adi jatuh pingsan
49 Hastana menarik sahamnya
50 Adi kesal
51 Terbalik
52 Di kejar anjing
53 Bertemu Evelyn
54 Nasi...
55 Tabrak lari
56 Saatnya...
57 Gibran David Pratama
58 Gibran di culik
59 Cantika Syok!
60 Gibran belum di temukan
61 Tak ada jalan keluarnya
62 Menyedihkan
63 Mulai dekat
64 Bandit tak datang
65 bawah kolong jembatan
66 masih belum bertemu
67 Baku hantam
68 Mulai terang
69 Hasil
70 Manisnya
71 Raditya pulang
72 Nekat
73 Tempat apa itu?
74 panik
75 Razia
76 Bebas
77 Melihat Raditya
78 Ketemu
79 Novita Koma
80 Raditya datang ke rumah sakit
81 Novita pulang dari rumah sakit
82 Sepotong surat pendek
83 Ingin pulang
84 Tak sengaja bertemu Maya dan Nia
85 Sarah
86 Cantika minta maaf kepada Sarah
87 Novita enggan bercerita soal sikap Raditya
88 Memilih diam
89 Noto
90 Cantika marah
91 Novita masuk Rumah sakit
92 Raditya kecelakaan
93 Masih dalam proses
94 Raditya membutuhkan transfusi darah
95 Rahasia supaya pelaku terkangkap
96 Tegang
97 Raditya bertemu dengan Sarah
98 Bahagia semakin teras
99 Tak di duga
100 Kejutan ulang tahun
101 Ke bandara
102 Makan siang berdua
103 Dekat lagi
104 Pinggang mulai terasa sakit
105 Vino
106 Episode terakhir
Episodes

Updated 106 Episodes

1
bab 1
2
Memory
3
Masih dengan memmory
4
masih sama memory
5
Saldo Rekning
6
mencari kerja CV
7
Di terima bekerja.
8
surat kontrak kerja
9
Bertemu
10
Kalendra tau novita bekerja
11
hamil
12
Zahara Cantika Putri
13
Kisah yang sebenarnya
14
kesekolah
15
Cantika pergi
16
Lomba pentas seni
17
Mendekatkan diri dengan Cantika
18
Flasback
19
Flashback berakhir
20
Ijin mencari kerja di luar kota
21
Beginilah
22
Berat hati
23
Diam
24
Arka
25
Raditya pergi
26
Pilu
27
Pak David
28
Memohon kepada pak David
29
Cantika dan Nia
30
Tidur bersama
31
Evelyn Gabriel Rahardi
32
Sifat Cantika Yang Aneh
33
David
34
Melacak Nomer Telepon
35
Cantika di culik
36
Cantika menceritakan kepada sahabatnya
37
sikap aneh david
38
Cantika memeluk ibunya
39
Cantika masuk rumah sakit
40
Rencana David
41
Novita tau kalau Cantika hamil
42
David mengantarkan pulang
43
Cantika mengatakan kalau dirinya hamil
44
Novita mendatangi David
45
Cemooh!
46
Percakapan dengan Dea
47
Adi Wijaya
48
Adi jatuh pingsan
49
Hastana menarik sahamnya
50
Adi kesal
51
Terbalik
52
Di kejar anjing
53
Bertemu Evelyn
54
Nasi...
55
Tabrak lari
56
Saatnya...
57
Gibran David Pratama
58
Gibran di culik
59
Cantika Syok!
60
Gibran belum di temukan
61
Tak ada jalan keluarnya
62
Menyedihkan
63
Mulai dekat
64
Bandit tak datang
65
bawah kolong jembatan
66
masih belum bertemu
67
Baku hantam
68
Mulai terang
69
Hasil
70
Manisnya
71
Raditya pulang
72
Nekat
73
Tempat apa itu?
74
panik
75
Razia
76
Bebas
77
Melihat Raditya
78
Ketemu
79
Novita Koma
80
Raditya datang ke rumah sakit
81
Novita pulang dari rumah sakit
82
Sepotong surat pendek
83
Ingin pulang
84
Tak sengaja bertemu Maya dan Nia
85
Sarah
86
Cantika minta maaf kepada Sarah
87
Novita enggan bercerita soal sikap Raditya
88
Memilih diam
89
Noto
90
Cantika marah
91
Novita masuk Rumah sakit
92
Raditya kecelakaan
93
Masih dalam proses
94
Raditya membutuhkan transfusi darah
95
Rahasia supaya pelaku terkangkap
96
Tegang
97
Raditya bertemu dengan Sarah
98
Bahagia semakin teras
99
Tak di duga
100
Kejutan ulang tahun
101
Ke bandara
102
Makan siang berdua
103
Dekat lagi
104
Pinggang mulai terasa sakit
105
Vino
106
Episode terakhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!