Bab 2

Selesai bekerja Vano kembali ke kontrakan karena sangat begitu lelah, maklum pertama kalinya dia harus mencari uang seorang diri.

Sementara di kediaman Daniel, Rachel masih bertanya-tanya dalam hati jika sebelumnya dia seperti mengenal sosok lelaki yang sekarang menjadi supirnya.

"Mah, Rachel merasa seperti mengenal supir baru kita", ucapnya disela mengobrol santai di ruang keluarga

"Mama juga berpikiran sama," Lusi menyetujui perkataan putrinya.

"Ngobrol apa sih serius sekali?" tanya Papa Daniel yang baru muncul dan bergabung dengan putri dan istrinya.

"Mama dan Rachel merasa seperti mengenal supir baru kita tapi entah jumpa dimana," kata Lusi menjelaskan.

"Bisa jadi emang kebetulan mirip saja," ucap Papa Daniel.

"Bisa jadi," imbuh Mama Lusi

...****************...

Keesokan harinya, Vano kembali ke kediaman Daniel. Ia berharap penyamarannya tidak ketahuan karena bekerja sebagai sopir

"Pagi, Nona!" sapa Vano ketika berada di teras rumah.

"Pagi juga, Van!" balas Rachel tersenyum. "Apa kamu sudah sarapan?" tanyanya kepada sang sopir, siapa tahu belum sempat mengisi perutnya.

"Belum, Non!" jawab Vano jujur.

"Bagaimana kalau sarapan dulu?" Rachel menawarkan diri.

"Tidak usah, nanti Nona terlambat!" tolak Vano dengan sopan.

"Saya akan suruh bik Nah membungkus makanan untuk kamu!" kata Rachel.

"Terima kasih, Nona!" Vano menundukkan kepalanya.

Rachel tersenyum lalu masuk ke rumah dan menuju ke dapur, memerintahkan salah satu pelayan untuk membuatkan bekal sopirnya.

Sementara di kamar, Lusi sedang merencanakan sesuatu. Dia berharap jika langkah selanjutnya tidak gagal lagi.

Ponselnya pun berdering bergegas ia menjawabnya, "Kamu tenang saja, aku yang akan mengatur semua."

Mama Lusi lalu mengakhiri panggilannya.

Mama Lusi kemudian menghubungi seseorang, "Siapkan sesuai yang aku minta!"

-

Sore harinya di sebuah kafe...

"Ada pekerjaan untukmu!" kata Lusi membuka percakapan.

"Bukankah Nyonya sudah memberikan pekerjaan untuk saya?" Vano menatap bingung.

"Pekerjaan ini berbeda dan sangat gampang!" kata Lusi.

"Apa pekerjaannya, Nyonya?" Vano penasaran.

"Menculik putri saya Rachel!"

"Tidak, Nyonya. Saya tidak mau melakukannya!" Vano menolak pekerjaan yang ditawarkan Lusi.

"Saya tahu, kamu butuh uang kan," ucap Mama Lusi sambil menyesap tehnya.

"Tapi .."

"Ikutin saja permainan saya," ucap Mama Lusi. "Ini ada uang untukmu jika kamu masih bersama Rachel!" menyodorkan amplop coklat.

Vano tampak berpikir, haruskah dirinya mengambil pekerjaan ini.

"Bagaimana?" Lusi menatap pemuda yang ada dihadapannya itu.

"Baiklah, aku setuju!" kata Vano menyanggupinya.

"Besok pagi kita lakukan rencananya!" ucap Mama Lusi.

...****************...

Keesokan harinya...

"Kita berangkat sekarang, Non?" tanya Vano bersiap menghidupkan mesin mobil.

"Iya, Van!"

Mobil pun melaju meninggalkan kediaman orang tuanya Rachel.

Selama perjalanan Rachel tidak menaruh curiga kepada Vano, dia hanya santai bermain gawai namun kelamaan dia merasa jika jalan yang dilaluinya ke kantor tak seperti biasanya.

Rachel lantas bertanya, "Kenapa lewat sini?"

"Jalan yang biasa Nona lalui sedang ada perbaikan, jadi harus di tutup," jawab Vano berbohong.

"Tapi kita ini sudah sejam lebih loh, jangan-jangan kamu ingin berbuat jahat dengan saya, ya!" tuding Rachel dengan wajah ketakutan.

Vano mempercepat laju kendaraannya menuju rumah yang di katakan oleh Lusi hingga membuat Rachel benar-benar takut.

Sesampainya Vano membuka pintu mobil dan menarik paksa Rachel dan menutup mulutnya agar tidak teriak. Lalu membukakan pintu kamar serta mendorong Rachel ke ranjang.

"Mau apa kamu?" tanya Rachel lantang.

"Saya tidak akan berbuat jahat, asal Nona mau nurut dengan saya," hardik Vano.

"Siapa yang menyuruhmu?" tanya Rachel dengan menangis.

"Saya tidak bisa katakan!" ucap Vano sambil berlalu menutup pintu kamar.

"Hei, lepaskan aku!" teriaknya diiringi suara isak.

"Maafkan saya , Nona", gumam Vano.

Rachel terus menangis di dalam kamar sementara Lusi tersenyum puas dan Vano masih merasa bersalah jika dia sudah bertindak bodoh tapi di lain sisi dia memang membutuhkan uang.

"Aku hanya perlu menjaga dia di sini, lagian juga aku tidak menyakitinya, jadi tuk apa aku merasa bersalah," batin Vano.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!