05. Arlend Pindah Rumah
1 bulan berlalu, Neyya masih melakukan rutinitas seperti hari-hari biasanya. ia setiap harinya masih memperjuangkan cinta sepihaknya dengan Arlend. tidak peduli sebagaimana dinginya Arlend terhadapnya, tidak peduli seberapa sering Arlend tidak mengacuhkanya Neyya masih dengan sepenuh hati memperjuangkan cintanya untuk Arlend si pangeran! tampan yang berwatak dingin tersebut. tidak peduli seberapa banyak saingan gadis-gadis cantik yang mengejar Arlend dan menyatakan cinta ke Arlend, namun Neyya masih dengan semangatnya untuk memperjuangkan cintanya untuk Arlend.
Sama halnya siang ini. disaat Neyya sedang makan siang dikantin bersama teman-temannya Deff, Kaila, Fera, Ellie dan juga beberapa teman laki-laki lainya. Neyya duduk dengan wajah cemberut sembari memperhatikan seorang gadis dari kejauhan yang berjarak 5 kursi darinya, terlihat gadis tersebut sedang makan bersama Arlend . kedua orang tersebut berbicara sangat santai, hal tersebut tentu saja membuat Neyya merasa cemburu. suasana kantin siang itu begitu ramai diisi oleh mahasiswa dan mahasiswi. namun pandangan Neyya terhadap Arlend masih tetap jelas walaupun sebagaimana ramainya manusia dikantin.
" Apa yang kau lihat dari tadi Ney?, " tanya Deff. Deff ikut melihat kearah yang dilihat Neyya.
" Tidak ada. " balas Neyya.
" Tidak ada bagaimananya? bukankah kau melihat Arlend bersama gadis cantik itu dan hal tersebut membuat suasana hatimu menjadi buruk, " Deff memperhatikan Neyya yang memasangkan wajah cemberut menghadap ke arah Arlend.
" Ney, jangan dilihat lagi. makanlah, habiskan makananya " Deff mengambil alih piring Neyya dan menyuapi Neyya.
" Tidak perlu repot-repot Deff, aku bisa sendiri. " ucap Neyya,ia merasa malah tidak nyaman jika disuapi begini. sementara teman-teman Neyya lainya memperhatikan bagaimana perlakuan khusus Deff terhadap Neyya.
" Apa kalian sedang syuting drama korea disini? tolong berhentilah, " kekeh Fera.
" Apa perlu sekali mesra disini Deff, " sambung Ellie.
" Sudahlah, ayo makan Neyya. kasian tangan Deff yang menunggu kau membuka mulut, " Fera menertawai Neyya yang masih enggan disuapi oleh Deff.
" Baiklah, untuk kali ini saja. " Neyya membuka mulutnya. Deff pun dengan senang menyuapi Neyya. gadis lucu dan sederhana yang telah lama ia cintai tapi belum pernah sama sekali Deff mengungkapkan bagaimana perasaanya yang sebenarnya terhadap Neyya. Deff ingin sekali mengungkapkan cintanya, namun, karena mengingat Neyya menyukai Arlend membuat Deff tidak berani mengatakan cinta. itulah mengapa Deff lebih memilih untuk berteman dengan Neyya agar ia tidak kehilangan Neyya.
" Cie cie, romantis seorang Deff " ucap teman-temanya. Deff hanya membalas senyuman pada teman-temanya. kehebohan yang dilakukan teman-teman Neyya membuat semua mata melihat kearah mereka termasuk Arlend dan juga gadis cantik yang duduk bersama Arlend.
" Tolong kalo pacaran jangan dikantin, disini tempat makan bukan pacaran! " seorang gadis bernama Elena melihat kearah Neyya dengan ketidak sukaan.
" Kalau mau makan, ya makan. pacaran atau tidak bukan urusanmu! . " balas Ellie. Elena yang mendengar pun rasanya ingin sekali ia menampar wajah gadis bernama Ellie. namun karna mengingat saat ini ia bersama Arlend, membuat dirinya untuk diam dan tidak membalasnya.
Dari dulu Elena memang membenci Neyya tanpa alasan. Neyya sendiri juga tidak begitu peduli. karena menurut Neyya tidak masalah jika Elena membencinya, asal dirinya sendiri tidak membenci Elena itu sudah cukup.
" Gadis itu benar-benar kurang waras. dari dulu dia memang selalu mengomentari apapun yang menyangkut Neyya. " sambung Fera.
" Sudahlah. biarkan saja, jangan diperbesarkan lagi " ucap Neyya.
" Baiklah. aku tadi hanya emosi " Ellie mengambil jusnya dan meminumnya hingga habis.
Dimeja lain, sepasang mata masih memperhatikan Neyya, ada rasa tak suka melihat Neyya begitu dekat dengan laki-laki lain. Arlend memperhatikan Neyya yang terlihat sedang tertawa dan berbicara bersama Deff begitu dekat. belum lagi 3 orang teman laki-lakinya yang ikut tertawa berasama Neyya.
" Gadis macam apa yang berteman dengan banyak laki-laki. " Gumam Rey. ia memperhatikan Neyya yang terlihat sedang asiknya tertawa bersama seorang laki-laki bernama Deff.
" Arlend, ada apa? " tanya Elena. ia memperhatikan Arlend yang terlihat memperhatikan Neyya begitu lama.
" Tidak apa-apa. " balas Arlend.
" Kau memperhatikan gadis bodoh itu sebegitunya, " ucap Elena. ada rasa kesal yang mendalam dihati Elena disebabkan kepedulian Arlend terhadap Neyya.
" Tidak, aku tidak melihatnya. ayo cepatlah habiskan makananya agar kita bisa kembali kekelas. " Arlend berusaha menghindar dari ucapan Elena padanya. Elenapun dengan cepat menghabiskan makananya, karena dirinya sendiripun tidak ingin melihat Neyya dekat dengan Arlend.
* * * *
Saat menjelang malam, Arlend duduk menghampiri mama, papanya dan juga ada Neyya yang saat itu sedang makan malam dirumah keluarga Arlend. sebelum duduk, ia memperhatikan Neyya yang sedang memotong stick daging dengan sangat kesusahan. Arlend memperhatikannya dengan helaan. hidup zaman apa gadis ini hingga memotong stick dagingpun tidak bisa.
" Kau hidup dizaman apa, memotong stick saja tidak bisa, " ucap Rey sembari menarik kursi untuk duduk. pun papa hary dan mama Teti ikut tertawa memperhatikan Neyya.
" Kau sengaja mempermalukan calon istrimu Arlend! " Neyya tersenyum sembari menahan malu. ia melirik kearah Arlend dengan kesal.
" Dasar bodoh. " ucap Arlend.
" Ayo makan nak, " mama Teti memberikan piring untuk Arlend.
" Tidak ma, Arlend masih kenyang " tolak Arlend.
" Iya ma, Arlend masih kenyang karena tadi makan bersama Elena. " sambung Neyya. ia melihati Arlend dengan tidak suka. mengingat tadi siang bagaimana Arlend begitu dekat dengan Elena membuat Neyya ingin rasanya mengikat Arlend dirumah bersamanya.
" Masalahnya apa? Elena memang gadis cantik dan pintar. tidak bodoh sepertimu! " ucap Arlend untuk memanas-manasi Neyya.
" Sudah .. kenapa malah ribut dimeja makan, " papa Hary menghentikan perdebatan Arlend dan juga Neyya.
" Pa, ma. sebenarnya ada hal yang ingin Arlend sampaikan pada kalian berdua, " ucap Arlend.
" Ada hal apa Arlend? katakan saja, " papa Hary mempersilakan Arlend berbicara. begitupun mama Teti dan juga Neyya.
" Pa, Arlend ingin pindah dari rumah. Arlend ingin hidup mandiri dan tinggal sendiri, " tutur Arlend. semua orang dimeja makan terlihat terdiam saat mendengarnya.
" Pindah apanya Arlend! tidak, mama tidak mengizinkan. " mama Teti bersuara dengan sedikit meninggi.
" Ma, dengarkan dulu Arlend bicara " papa Hary menenangkan istrinya.
" Kau mau pindah kemana nak?, " tanya papa Hary ke Arlend.
" Aku akan pindah ke yang lebih dekat dari kampus pa, Arlend akan membeli rumah disana. " jelas Arlend.
" Bagaimana keadaan rumahnya?, " tanya papa Hary.
" Rumahnya biasa saja. Arlend hanya membeli rumah yang sederhana pa. " jelas Arlend ke papa nya. pun mama Teti hanya terdiam dengan kekecewaanya, begitupun Neyya.
" Papa sih setuju saja. " ucap papa Hary.
" Tidak! mama tidak menyetujuinya. " mama Teti berdiri dari duduknya dan meninggalkan meja makan.
" Ma, tapi Arlend hanya ingin hidup mandiri, " Ucap Arlend, yapi sudah tak didengar oleh mama Teti.
" Sudahlah Arlend.urusan mama mu, itu biar papa yang urus kau jangan kawatir. nanti papa akan membujunya. " ujar papa Hary. Sementara Neyya yang saat itu masih duduk disana hanya terdiam mendengarkan setiap apa-apa yang Arlend bicarakan dengan papanya. Neyya sebenarnya juga kecewa dengan pilihan Arlend, namun ia juga sadar diri kalau dia tidak punya hak apapun untuk tidak mengizinkan Arlend pindah.
" Kalian bicara lah dulu. papa akan membujuk mama dulu. " pamit papa Hary ke Arlend dan juga Neyya.
" Terimakasih pa. " papa Hary hanya membalasnya dengan tersenyum. ia meninggalkan ruang makan dan meninggalkan Neyya dan juga Arlend disana.
" Kenapa pindah? bukankah rumah ini lebih cukup besar untuk ditempati? , " tanya Neyya setelah papa Hary meninggalkan meja makan.
" Bukan masalah rumahnya. aku hanya ingin hidup mandiri saja, " jelas Arlend.
" Hmm, begitu. baiklah, aku akan mendukungmu, " Neyya menyemangati seolah dia ikut bahagia mendengar kepindahan Arlend.
" Kau tidak perlu mendukungku. urus saja otak bodoh mu agar pintar. " balas Arlend. Neyya pun hanya membalasnya dengan tersenyum kearah Arlend. walaupun sebenarnya Neyya sering kali terluka dengan ucapan Arlend yang selalu mengatainya dengan kata bodoh, namun Neyya tetap tersenyum seolah perkataan tersebut tidak menyakiti hatinya sama sekali.
'
'
'
'
'
'
'
'Guys, jika ada kesalahan dalam penulisan mohon untuk diberi saranya ya❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
meli meilia
mm.. kembsli menyicil baca..
2022-08-03
1