04. Makan Malam
Sesampainya dirumah Neyya, Arlend membantu Neyya turun dari mobil dengan hati-hati. papa Rasit yang melihat mereka dari jendela pun, dengan cepat membuka pintu yang saat itu sedang tertutup.
" Neyya, kaki mu kenapa nak? " tanya papa Rasit. terlihat jelas raut wajahnya yang sangat kawatir terhadap Neyya putrinya.
" Neyya tidak apa-apa pak, dia tadi hanya terjatuh saat pulang kuliah " jelas Arlend.
" Iya pa, Neyya tidak apa-apa. papa jangan kawatir " sambung Neyya.
" Sini nak, bawa Neyya langsung kekamar saja, " pinta papa Rasit. ia mempersilakan Arlend untuk membantu Neyya berbaring kekamar. Arlend pun membawa masuk Neyya dan membantu Neyya kekamarnya.
" Apa benar tidak apa-apa? " tanya papa Rasit. ia benar-benar terlihat sangat mengkawatirkan putrinya. dari kecil, Neyya memang selalu dimanjakan oleh papa Rasit. sekecil apapun sesuatu yang terjadi terhadap Neyya, papa Rasit selalu mengkawatirkanya. ia sama sekali tidak mau putrinya kenapa-kenapa.
" Tidak apa-apa pa, luka kecil saja. beberapa hari juga akan kering " jelas Arlend. setibanya dikamar Neyya, Arlend membaringkan Neyya perlahan.
" Jika Arlend mengatakan tidak apa-apa berarti memang tidak apa-apa " papa Rasit menghembuskan napas leganya. ia ikut duduk pinggir sofa yang ditempati Neyya.
" Paman, Arlend pamit pulang " pamit Arlend. namun papa Rasit meminta Arlend untuk makan malam lebih dulu dirumahnya.
" Makan dulu, nanti setelah makan baru pulang " papa Rasit membawa Arlend keluar dari kamar Neyya dan berjalan menuju ruang makan. sementara Neyya hanya terdiam memperhatikan papa nya dan juga Arlend yang meninggalkanya dikamar sendirian.
" Yang sakit siapa yang diajak makan siapa " ucap Neyya, ia menggeleng-gelengkan kepalanya memperhatikan punggung papa Rasit dan juga Arlend yang hampir hilang dibalik pintu.
" Tidak masalah, setidaknya Arlend harus pemanasan makan berasama calon mertua hihi. " kekeh Neyya. ia tertawa dengan cecekikan sendirian dikamar. Neyya kemudian mengambil ponselnya dan mengirimkan pesan ke Arlend.
" Selamat makan, pemanasan makan malam bersama ayah mertua ❤💋 " begitu lah isi pesan Whatsap yang ditulis Neyya. Arlend yang telah sampai diruang makanpun, membuka pesan dari Neyya dan membacanya. ia memperhatikan pesan tersebut.
" Pemanasan apanya " ucap Arlend.
" Nak Arlend, apa yang kau katakan barusan? " tanya papa Rasit. ia berpikir jika Arlend berbicara padanya.
" Tidak ada paman, aku tidak bicara " ucap Arlend. ia pun ikut membantu papa Rasit membawakan piring keatas meja makan.
" Kukira nak Arlend sedang bicara. duduk lah, ayo makan " ucap papa Rasit. Arlwnd pun menarik kursi untuk duduk. meja makan yang terbilang sedehana tersebut terlihat sangat nyaman bagi Arlend untuk duduk. papa Rasit menghidangkan beberapa menu makan malam ke Arlend seperti ayam goreng, sayur bayam dan juga telur rebus. Arlend dan papa rasit pun mulai menyantap makanan tersebut bersama-sama.
" Paman, bagaimana dengan Neyya? apa dia tidak ikut makan malam? " tanya Arlend disela-sela suapanya.
" Neyya? gadis itu tidak mau makan malam. katanya sih makan malam bisa membuat tubuhnya gemuk dan pipunya lebar " jelas papa Rasit. " jelas papa Rasit. Arlend pun mengangguk pertanda mengerti.
" Gadis manja itu, banyak hal yang membuat paman kawatir dengan dirinya, " ucap Paman.
" Kenapa memangnya? kawatir kenapa? " tanya Arlend. ia menurunkan sendoknya kepiringnya sejenak.
" Paman kawatir jika tidak ada yang menjaganya. nak Arlend sendiri tau jika Paman sudah cukup tua. paman kawatir jika Paman tiada siapa yang akan menjaganya " papa Rasit menghela nafasnya.
" Jangan berbicara seperti itu paman, masalah umur itu sudah diatur oleh yang diatas. lagi pula Neyya sudah dewasa dia akan menjaga dirinya sendiri. paman jangan terlalu kawatir " tutur Arlend, ia memperhatikan papa Rasit yang tersenyum. namun Arlend menyadari jika senyum tersebut menahan kesedihan didalam dadanya.
" Gadis paman itu, umur saja yang dewasa. untuk dirinya, tidak ada dewasanya sama sekali. nak Arlend bisa lihat bagaimana kekanak-kanakannya setiap hari. contohnya saja!, ia setiap harinya selalu membuntuti nak Arlend . " ucap papa Rasit.
" Tidak masalah paman, aku tidak merasa terganggu sama sekali, " gumam Rey. perbincangan antara Rasit dan Arlend berlangsung begitu lama. hingga tidak terasa arah jarum jam telah menunjukan pukul 10.00 malam. Arlend pun mengakhiri percakapanya dengan papa Rasit. ia pamit ke papa Rasit untuk pulang. sebelum pulang, Arlend menyempatkan dirinya untuk melihat Neyya dikamar. namun Neyya terlihat sudah tertidur dengan begitu pulas. Arlend membantu Neyya menarik selimut agar tidak kedinginan.
" Kapan kau dewasa " ucap Arlend dengan suara yang cukup pelan. ia memperhatikan Neyya yang begitu tenang saar tidur.
" Nak Arlend, apa Neyya sudah tidur? " panggil papa Rasit dibalik pintu. Rey pun mengalihkan pandanganya ke papa Rasit.
" Sudah sangat pulas sepertinya paman " ucap Rey. ia pun keluar dari kamar bersama papa Rasit.
" Paman, aku pamit pulang dulu " Arlend pamit.
" Baiklah. mari paman antar keluar " papa Rasitpun mengantar Arlend keluar.
" Arlend pulang dulu " ucap Arlend setibanya didalam mobilnya.
" Iya, hati-hati dijalan nak Arlend " balas papa Rasit. ia melambaikan tangan ke Arlend. papa Rasit memperhatikan mobil milik Arlend hingga sudah benar-benar tidak terlihat lagi. dan setelah mobil Arlend sudah benar-benar tidak terlihat lagi, papa Rasirpun kembali masuk kedalam rumah.
" Arlend memang anak yang sopan dan bertanggung jawab " ucap papa Rasit didalam hatinya. ia sebenarnya juga sangat senang jika Arlend telah bertunangan dengan Neyya putrinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments