Kekampus Bersama

Kekampus Bersama

Beberapa hari berlalu, Arlend kembali dengan aktifitasnya. Ia kembali dengan kuliahnya, begitupun dengan Neyya. Walaupun telah bertunangan, tetap saja tidak ada yang berubah dengan perilaku Arlen terhadap Neyya. Sama halnya pagi ini, seperti biasanya Neyya berjalan dibelakang Arlen untuk kekampus. Neyya masih seperti biasanya mengekori Arlend dari belakang, sementara Arlend masih terlihat tidak peduli dengan gadis yang selalu mengekorinya setiap ia akan berangkat kuliah.karena jarak kampus tidak begitu jauh dari rumah Arlen, itulah mengapa Arlen lebih memilih jalan kaki ketimbang membawa mobil sendiri. Berbeda dengan Neyya, ia sengaja jalan kaki dari rumahnya yang terbilang lebih jauh dari rumah Arlen hanya untuk bertemu Arlend. Mengingat Arlen dan juga Neyya berada dijurusan yang berbeda, membuat Neyya mau tak mau harus berjalan dipagi hari dan setelah pulang bersama Arlend. Walaupun tidak bisa dibilang bersama karena Arlen menyuruh Neyya berjalan dibelkangnya dan harus memberi jarak 2 meter dibelakang Arlend. Namun, menurut Neyya itu sudah merupakan hal yang cukup untuk mendekati Arlend.

Pagi itu.Gadis berambut sebahu itu berjalan dengan tergesa-gesa mengikuti langkah kaki Arlen didepanya. Gadis itu tidak lain Neyya. ia berlari kecil mengikuti Arlend yang berjalan dengan langkah yang panjang.

"Arlend! Arlend. Kenapa langkahmu besar sekali, " panggil Neyya. Ia mengejar Arlend didepanya yang terlihat sudah berjarak cukup jauh.

Arlend menghentikan langkahnya sejenak, dan membalikan tubuhnya kearah Neyya. Arlend melihat Neyya dengan wajah dinginya. Ia memangku kedua tanganya memperhatikan Neyya yang terlihat sedang mengatur nafas karena kelelahan mengejarnya.

"Siapa yang menyuruh kau mengekoriku setiap hari." Arlend kembali berjalan membelakangi Neyya.

"Arlend, pendekkan sedikit langkah kakimu! aku kelelahan mengejarmu begitu." Teriak Neyya. Namun, Arlend seolah tak menanggapinya sama sekali. Karena merasa kesal, terpikirlah Neyya untuk mengancam Arlend dengan ide jahilnya.

"Arlend! tidak masalah jika kau tidak mendengarkan ku.Tapi jangan salahkan aku jika seluruh kampus tau jika kau telah bertunangan denganku," Tutur Neyya. Tidak lupa ia memperlihatkan tangan yang melingkar cincin pertunanganya ke Arlend. Ia tahu betul jika Arlend akan takut dengan ancamanya, karena setelah bertunangan kemarin Arlen sempat memperingatkan Neyya untuk tidak memberitahukan teman-temanya jika dirinya sudah bertunangan denga idola kampus yang sudah jelas Arlend.

Arlend yang mendengar ancaman Neyyapun, sejenak menghentikan langkahnya dan berbalik Ke arah Neyya.

"Neyya, kau sekarang sudah berani mengancamku!." Arlend menatap Neyya dengan kesal. Arlend tidak tau lagi harus berbuat apa pada gadis dihadapanya yang sekarang ini. Dari SMA sampai sekarang, Neyya selalu mengganggunya. Hal tersebut membuat Arlen merasa sangat risih. Arlend pernah mengerjai Neyya dengan banyak cara agar Neyya menjauh dari dirinya. Namun tetap saja Neyya tidak pernah menyerah untuk mendapatkan Arlend.

"Kenapa? apa kau takut?. makanya kecilkan sedikit langkahmu!." Neyya merapikan poninya sembari mencibir Arlend.

"Aku bisa telat jika menunggu kau berjalan. kau lihat ini sudah jam 08.00. dan kau juga tau jika kelasku jam 08.15,." Arlend kembali berjalan membelakangi Neyya.

"O iya aku lupa," Neyya ikut berjalan dibelakang. walaupun ia ingin berjalan lebih lama dengan Arlend, tetap saja ia tak mau Arlend terlambat karena dirinya.

Arlend berjalan masih dengan langkah panjangnya seperti biasa. Karena mengingat Arlend lebih tinggi dari Neyya, itulah mengapa Neyya menyebutkan langkah Arlend dengan sebutan langkah panjang. Karena mengingat Neyya hanyya memilik tinggi 160cm membuat dirinya kesusahan berjalan mengikuti langkah Arlend yang memiliki tinggi 183cm. Laki-laki tampan didepannya memang sempurna dari segi apapun. entah itu IQ maupun ketampanan. Semua yang terletak Di Arlend memang terlihat sempurna dimata Neyya maupun wanita lain.

Disepanjang jalan, tidak ada lagi percakapan antara Neyya ataupun Arlend. Hingga beberapa menit berlalu, sampailah keduanya digerbang kampus. Mengingat Arlend tidak searah dengan Neyya karena berbeda jurusan, membuat Neyya dengan terpaksa harus membiarkan Arlend yang jurusan kedokteran kearah gedung kanan sementara Neyya yang memiliki jurusan pertanian kearah gedung kiri.

"Setelah pulang, aku akan menunggumu digerbang!." Teriak Neyya sebelum benar-benar beranjak dari Arlend. Neyya memperhatikan punggung Arlend yang sama sekali tidak menjawabnya. Setelah Arlend sudah tak terlihat lagi, Neyya pun berjalan kearah gedung besar khusus jurusan pertanian. ia memasuki kelasnya.

Setibanya dikelas, teman-teman dekat Neyya menghampiri Neyya. 4 orang teman dekat Neyya mengambil tempat duduk yang sebaris dengan Neyya. Ada Kaila, Fera, Elli dan juga seirang laki-laki yang cukup tampan bernama Deff.

"Pagi Neyya," Begitulah sapaan Deff terhadap Neyya yang terdengar setiap dikampus. Deff memang selalu menyapa Neyya dengan sapaan hangat setiap paginya.

Deff ialah laki-laki tampan dan juga kaya yang sejak awal kuliah berteman dekat dengan Kaila, Fera, Elli dan juga Neyya. Tapi Deff lebih sangat memperhatikan Neyya dari pada 3 teman permpuan lainya.

"Sapaan hangat yang terkhususkan untuk Neyya seorang," Ucap Kaila dengan tawaan kecil. Begitupun denga 3 orang teman lainya.

"Apa yang kalian tertawakan," Neyya melihat temanya dengan penuh heran.

"Tidak apa-apa Neyya. Teruslah dengan kepolosanmu itu." Sambung Fera sembari melihati Deff dengan tawaan.

Dari dulu Deff memang memiliki perasaan terhadap Neyya, 3 teman Neyya tau jika Deff memiliki perasaan ke Neyya. Namun, tidak seorangpun dari mereka yang memberitahukanya. Mengingat Neyya terlalu sibuk mengejar Arlend membuat Kaila, Fera dan juga Elli sepakat untuk tidak memberitahukan dulu sebelum Neyya menyadarinya.

"Sudahlah. Neyya apa kau ingin minum sesuatu? aku akan membelikanya," Tawar Deff.

"Hmm, aku ingin jus jeruk saja." Ucap Neyya.

"Baiklah, dengan senang hati aku akan membelikanya." Deff beranjak berdiri untuk kekantin.

"Kau tidak menawari kami bertiga? waah pilih kasih!." Sindir Elli.

"Aku lupa.Kalian ingin memesan apa? aku akan mentraktur kalian berempat." Tanya Deff sebelum keluar dari kelas.

"Juss alpokat!." Jawab Kaila.

"Jus melon!" Jawab Fera.

"Aku jus tomat." Jawab Ellie.

"Banyak sekali, aku bisa lupa. Aku akan memesan jus jeruk saja. biar sama dengan Neyya." Ujar Deff sembari meninggalkan kelas.

"Dasar pilih kasih! lalu apa gunanya kau bertanya jus apa kekami jika akhirnya jus jeruk yang akan pesan," Fera geleng-geleng kepala. begitupun yang lainya. sementara Neyya hanya tertawa memperhatikan ketiga teman nya.

"Neyya, aku kesal padamu." Sungut Fera. Ia menatap Neyya dengan pura-pura marah.

"Deff yang mengerjai kalian. kenapa malah kesal padaku." Neyya kembali tertawa dengan keras. Ia merasa begitu lucu dengan ekspresi ke tiga temannya saat ini.

"Tentu saja ini salah mu! coba saja jika tidak ada dirimu tentu saja Deff tidak pilih kasih," Ucap Elli dan diiyakan Kaira dan juga Fera.

"Begitukah? yasudah. aku akan pindah kelas saja." Neyya pura-pura marah terhadap temanya.

"Tidak-tidak. bagaimana bisa kami kehilangan gadis lucu seperti dirimu," Ucap Fera dan juga Kaila.

"Kenapa kalian semakin hari semakin Lebay saja." Neyya kembali tertawa. Mereka sibuk dengan candaanya hingga tak beberapa lama dosen pengajar masuk kekelasnya dan meraka dan teman-teman lainya mulai serius belajar.

Terpopuler

Comments

Rini Antika

Rini Antika

Aku sudah mampir Kak, sehat dan sukses sll ya....🤲 Semangat..💪💪

2022-08-02

1

Ai_Li

Ai_Li

Sedih sih di posisi Neyya
Ada tapi gak dianggap sama Arlen 😌😌

2022-07-14

1

Vita Sari

Vita Sari

kk aku sdsh mmpir y

2022-07-12

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!