BAB 4 - KEBENARAN

Satu Bulan Kemudian....

Rumah Sakit Kasih Bunda.

Di Kantin Rumah Sakit terlihat Kanaya yang sedang duduk sambil menikmati segelas Jus Jeruk. Kanaya terlihat sangat lelah setelah seharian penuh melayani para pasien.

Ketika Kanaya sedang beristirahat di Kantin Rumah Sakit, Erina pun tiba - tiba saja datang menemui dirinya dan langsung duduk di dekat dirinya.

"Astaga, Nay. Aku itu udah cariin kamu kemana - mana dari tadi loh, Nay. Eh rupanya kamu ada disini, santai sambil minum Jus Jeruk,"

"Ya namanya kerjaanku sudah selesai, Rin. Lagipula aku kan cuma istirahat sebentar saja disini," Ucap Kanaya sambil terus meminum Jus jeruk miliknya menggunakan sebuah sedotan.

"Iyalah tuh, Nay. Owh ya kamu betah gak kerja disini. Terus gimana kelanjutan hubungan kamu sama Dokter Ryan,"

"Huuukk..Hukkkk..Huukk..," ( Kanaya terlihat salah tingkah sampai tersedak dan terbatuk - batuk )

"Kamu kenapa, Nay. Kamu gak apa - apa kan,"

"Aku gak apa - apa kok,"

"Kamu kenapa sampai salah tingkah kayak gitu saat aku bahas soal Dokter Ryan. Kamu suka ya,"

"Kamu ini sembarangan aja kalau bicara, Rin. Dokter Ryan itu kan masih lajang mana mau dia sama Janda kayak aku,"

"Ih siapa bilang dia gak mau sama Janda kayak kamu. Kamu itu ya, Nay. Walaupun Janda tapi tetap cantik dan seksi seperti anak gadis,"

"Bisa aja kamu, Rin,"

Ketika Kanaya dan Erina sedang mengobrol tiba - tiba saja seorang perawat lain datang menghampiri mereka berdua.

"Kanaya, kamu di cariin tuh sama Dokter Ryan,"

"Memangnya ada apa, Mit. Kok sampai Dokter Ryan nyariin aku," Tanya Kanaya kepada perawat tersebut.

"Dokter Ryan mau ngelamar kamu mungkin, Nay," Ejek Erina kepada Kanaya.

"Ih, kamu ini ya Rin. Kebiasaan banget kalau ngomong suka sembarangan aja,"

"Aku gak tau, Nay. Tadi sih Dokter Ryan gak ada bilang sama aku, dia manggil kamu untuk apa soalnya Dokter Ryan tadi cuma bilang tolong panggilkan Kanaya aja gitu katanya,"

"Yauda kalau kayak gitu aku mau ke ruangan Dokter Ryan dulu ya," ( Kanaya beranjak dari tempat duduknya dan langsung pergi untuk menemui Dokter Ryan di ruangannya )

"Cieeee...ada yang mau di lamar nih kayaknya. Awas jantungan loh kamu, Nay," Teriak Erina mengejek Kanaya.

...*****************...

Kanaya berjalan melewati koridor - koridor rumah sakit dan tanpa sengaja seorang wanita menabrak dirinya. Wanita itu ternyata adalah Raya.

"Astaga, Maafkan saya Suster,"

"Raya," Ucap Kanaya.

"Bu Kanaya," Ucap Raya yang terkejut melihat Kanaya menjadi perawat di rumah sakit tersebut.

"Bu Kanaya, kerja disini," Tanya Raya pada Kanaya.

"Iya, saya kerja disini,"

"Owh begitu ya, Bu,"

"Raya kalau saya boleh tau, ada urusan apa ya kamu kesini,"

"Owh, saya tadi hanya mengecek saja apakah saya demam atau tidak soalnya saya belakangan ini sering sakit kepala, Bu" Ucap Raya dengan gugup.

"Owh,"

"Ya sudah ya, Bu. Saya permisi dulu ya,"

"Iya silahkan,"

Raya pun langsung pergi meninggalkan Kanaya.

"Raya kenapa ya terlihat ketakutan gitu saat berbicara denganku tadi,"

"Aku harap dia tidak di kasarin oleh Abdi juga seperti Abdi dulu kasar padaku,"

Setelah berkata seperti itu, Kanaya pun langsung bergegas kembali berjalan menuju ke ruangannya Dokter Ryan.

...**************...

Ruangan Dokter Ryan.

Kanaya langsung masuk ke dalam ruangan tersebut untuk menemui Dokter Ryan.

"Dokter, apakah dokter tadi memanggil saya," Tanya Kanaya pada Dokter Ryan.

"Iya, Kanaya. Saya tadi memang menyuruh Mita untuk memanggil kamu,"

"Memangnya ada tugas apa yang harus saya kerjakan ya, Dok,"

"Saya mau kamu menggantikan tugas perawat Amelia soalnya Perawat Amelia akan cuti melahirkan untuk sementara waktu. Bagaimana Kanaya apakah kamu bersedia menerima tugas tambahan dari saya ini,"

"Kalau aku terima tugas tambahan ini kan uangnya lumayan buat tambahan beli kebutuhan sehari - hari aku dan Erina," - Batin Kanaya -

"Kanaya," Panggil Dokter Ryan yang menyadarkan Kanaya dari lamunannya.

"Ah, Iya Dok,"

"Bagaimana apakah kamu mau menerima tugas tambahan ini,"

"Iya, Dok. Saya mau,"

"Ya sudah kalau begitu kamu mulai dari pasien yang ada di kamar 208 ya,"

"Baik, Dok. Kalau begitu saya permisi dulu ya, Dok,"

"Iya silahkan, Kanaya,"

Kanaya pun meninggalkan ruangan Dokter Ryan.

...****************...

Rumah Abdi.

Raya yang baru saja sampai langsung masuk ke dalam rumah. Raya terus berjalan menuju ke sebuah kamar. Dan betapa terkejutnya Raya saya melihat Abdi yang sudah jatuh pingsan di lantai kamar tersebut.

"Pak Abdi," ( Raya langsung berlari ke arah Abdi )

"Pak Abdi, Pak. Bangun, Pak,"

"Tarjooo, Tarjo," Panggil Raya.

Tak lama kemudian seorang pria dengan seragam supir pun langsung bergegas masuk ke dalam kamar tersebut.

"Ya allah, Pak Abdi. Pak Abdi kenapa, Bu,"

"Tarjo, cepat kamu tolong pindahkan Pak Abdi ke atas tempat tidurnya kembali biar saya teleponkan dokter,"

"Baik, Bu,"

Tarjo pun membantu memindahkan tubuh Abdi ke atas tempat tidur kembali. Sementara, Raya langsung menelepon dokter untuk datang ke rumah Abdi.

...****************...

Singkat cerita, Dokter pun telah datang ke rumah Abdi. Dokter langsung memeriksa keadaan Abdi. Raya dan Tarjo terlihat panik sambil menunggu hasil pemeriksaan dari dokter. Setelah Dokter selesai memeriksa keadaan Abdi, Raya pun langsung bertanya secara detail mengenai keadaan Abdi saat ini.

"Dok, bagaimana keadaan Pak Abdi saat ini," Tanya Raya kepada Dokter.

"Penyakit Leukimia yang di derita oleh Pak Abdi sudah mencapai stadium akhir. Kita hanya bisa berdoa yang terbaik untuk Pak Abdi saat ini,"

"Dok, apa penyakit ini tidak bisa di sembuhkan,"

"Dari banyaknya pasien leukimia yang pernah datang kepada saya hanya 1 banding 100 orang yang bisa sembuh dari penyakit ini karena faktor keberuntungan dan ada juga yang karena mendapatkan donor Sumsum tulang belakang yang cocok. tetapi untuk sebagian orang penyakit leukimia ini merenggut nyawa penderitanya karena mereka tidak mendapatkan donor sumsum tulang belakang yang cocok,"

"Jadi Pak Abdi gak akan bisa sembuh, Dok,"

"Saya tidak bilang Pak Abdi tidak bisa sembuh, Saya sudah beberapa kali berbicara dengan Pak Abdi. Tetapi Pak Abdi terlihat sudah tidak tertarik lagi dengan semua jenis pengobatan yang saya tawarkan. Bahkan Pak Abdi sudah terlihat pasrah akan hidupnya. kita doakan saja yang terbaik untuk Pak Abdi saat ini. Saya sudah menyiapkan resep obat rutin yang harus di minum oleh Pak Abdi. Ini resep obatnya," ( Dokter memberikan sebuah kertas yang berisikan resep obat untuk Abdi kepada Raya )

"Terimakasih ya, Dok,"

"Iya sama - sama kalau begitu saya permisi dulu ya,"

"Iya silahkan, Dok,"

Dokter pun pergi meninggalkan kamar Abdi.

"Bu Raya, saya semakin kasihan dengan Pak Abdi setelah mendengar perkataan dari Dokter. Andai aja Bu Kanaya ada disini pasti Bu Kanaya bisa mengurangi sedikit rasa sakit yang Pak Abdi rasakan,"

"Maksud kamu, Tarjo,"

"Bu Raya apa tidak lihat kalau Pak Abdi itu masih sangat mencintai Bu Kanaya hanya saja keputusan Pak Abdi yang salah dengan menceraikan Bu Kanaya,"

"Kamu kan tau kalau Pak Abdi menceraikan Bu Kanaya itu karena Pak Abdi tidak ingin Bu Kanaya sedih saat Pak Abdi meninggalkannya nanti dan Pak Abdi juga tidak mau kalau Bu Kanaya harus menghabiskan masa mudanya terjebak dengan Pak Abdi yang sakit - sakitan,"

"Saya tau semua itu, Bu Raya. Tapi apa salahnya kalau kita membantu Pak Abdi bersama kembali dengan Bu Kanaya. Pak Abdi pantas mendapatkan kebahagiaan di sisa - sisa umurnya,"

"Apa yang di katakan oleh Tarjo ada benarnya juga. Pak Abdi pantas bahagia di sisa - sisa umurnya kalau begitu aku harus lakukan sesuatu untuk membuat Bu Kanaya kembali bersama dengan Pak Abdi," - Batin Raya -

"Bu Raya, Bu. Ibu tidak apa - apa kan," Panggil Tarjo yang menyadarkan Raya dari lamunannya.

"Iya saya tidak apa - apa kok, Tarjo. Tarjo saya mau pergi sebentar keluar. Kamu tolong jaga Pak Abdi sebentar ya. Terus, nanti kalau Pak Abdi sudah sadar kamu langsung siapkan makanan dan obat untuk Pak Abdi ya,"

"Baik, Bu Raya,"

"Ya sudah kalau begitu saya pergi dulu ya, Tarjo,"

Raya pun langsung bergegas pergi meninggalkan kamar Abdi.

...*********************...

Rumah Sakit Kasih Bunda.

Kanaya dan Erina terlihat sedang berjalan melewati koridor - koridor Rumah Sakit sampai tiba - tiba suara teriakan Raya memanggil nama Kanaya menghentikan langkah kaki mereka berdua.

"Bu Kanaya," Teriak Raya dari arah kejauhan.

"Itu kaya suara Raya," Ucap Kanaya.

Kanaya dan Erina pun berbalik ke arah belakang dan mendapati Raya sudah berdiri beberapa langkah di belakang mereka. Raya yang melihat Kanaya merespon panggilannya pun langsung berlari mendekat ke arah Kanaya dan Erina.

"Bu Kanaya, akhirnya saya bisa menemukan Bu Kanaya juga. Saya sudah sangat lelah mencari Bu Kanaya di satu rumah sakit ini," Ucap Raya dengan nafas yang terengah - engah karena merasa kelelahan.

"Ada apa kamu mencari saya, Raya,"

"Ahlah palingan juga wanita murahan berkedok sekretaris ini mau pamer aja sama kamu kalau dia udah berhasil ngerebut Abdi dari kamu,"

"Tidak, Bu Kanaya, Bu Erina. Saya kesini mau kasih tau kalau Pak Abdi itu sedang sakit,"

"Apa, Abdi sedang sakit, sakit apa dia,"

"Nay, kamu kenapa sih masih aja perhatian sama Abdi. Ya kalau Abdi memang beneran sakit, biarin ajalah, itu karma buat dia karena dia udah nyakitin kamu,"

"Bu Kanaya, Pak Abdi sakit Leukimia,"

"Leukimia kamu bilang, Raya,"

"Iya, Bu,"

"Sejak kapan Abdi tau dia sakit Leukimia,"

"Sejak sebelum bercerai dengan Bu Kanaya,"

"Tapi dulu Abdi tidak pernah bercerita tentang masalah penyakitnya ini pada saya,"

"Iya, Bu. Itu semua Pak Abdi lakukan karena dia gak mau Bu Kanaya sedih. Pak Abdi juga tidak pernah bosan mencintai Bu Kanaya. Rasa cinta Pak Abdi sangat besar untuk Bu Kanaya,"

"Bu Kanaya tidak pantas jika membenci Pak Abdi setelah Pak Abdi menceraikan Bu Kanaya karena itu semua Pak Abdi lakukan semata - mata karena Pak Abdi tidak mau Bu Kanaya nantinya akan sedih saat Pak Abdi tutup usia. Bahkan, Pak Abdi gak mau Bu Kanaya terjebak dengan dirinya yang penyakitan. Pak Abdi ingin Bu Kanaya dapat laki - laki sempurna yang lebih baik dari Pak Abdi,"

"Bahkan Pak Abdi juga yang membeli salah satu cabang Cafe dan Universitas yang menjadi tempat Bu Kanaya bekerja dan juga berkuliah dulu. Semua yang Bu Kanaya dapatkan itu adalah hadiah kecil yang di berikan oleh Pak Abdi untuk Bu Kanaya,"

"Ya Allah, Mas Abdi. Kamu kenapa sih melakukan ini semua. Kamu pikir dengan kehilangan dirimu, aku akan bisa hidup dengan bahagia,"

"Aku malah semakin menderita karena kehilanganmu, Mas,"

"Aku jadi merasa bersalah dengan Abdi karena selama ini ternyata dia bukan ingin mempermainkan Kanaya tapi dia hanya ingin membuat Kanaya hidup bahagia hanya saja caranya Abdi itu salah sehingga membuat banyak salah paham akan niat baiknya,"

"Saya tau Pak Abdi memang membuat keputusan yang salah. Tapi kedatangan saya kesini ingin meminta Bu Kanaya untuk kembali bersama dengan Pak Abdi,"

"Maksud kamu, Raya,"

"Pak Abdi membutuhkan seorang perawat pribadi di rumahnya karena saya tidak mungkin bisa selalu ada di sisi Pak Abdi. Saya memiliki tugas yang lain, Bu Kanaya. Perusahaan sangat membutuhkan saya ketika Pak Abdi tidak ada disana. Jadi saya mohon kepada Bu Kanaya untuk mau menerima tawaran saya ini,"

"Bagaimana jika Abdi tidak mau saya menjadi perawatnya,"

"Bu Kanaya harus bisa membujuk Pak Abdi untuk menerima Bu Kanaya sebagai perawatnya dan Bu Kanaya juga harus bisa berakting seperti tidak pernah terjadi apapun kepada Bu Kanaya dan juga Pak Abdi,"

"Saya tau kalau permintaan saya ini akan sangat berat untuk Bu Kanaya. Tapi saya mohon, ini semua demi memberikan kebahagiaan untuk Pak Abdi di sisa - sisa umurnya,"

"Baiklah, Saya akan terima tawaran kamu Raya. Besok saya akan ke rumah Abdi untuk melamar pekerjaan menjadi perawat pribadinya,"

"Terimakasih, Bu Kanaya,"

"Kamu tidak perlu berterimakasih kepada saya karena ini semua saya lakukan atas nama cinta saya kepada Abdi,"

Terpopuler

Comments

Mano Zahra

Mano Zahra

mulai suka gk bertele2 babnya

2021-10-01

0

Sus Siti

Sus Siti

ouwg gt..kirain gara2 gk bisa kasih anak..y salah dong gue😪😩

2021-09-26

0

sandi

sandi

oke bye

2021-09-19

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 - Surat Gugatan Cerai
2 BAB 2 - SIDANG CERAI
3 BAB 3 - KABAR BAIK
4 BAB 4 - KEBENARAN
5 BAB 5 - MELAMAR PEKERJAAN
6 BAB 6 - Rencana Berhasil
7 BAB 7 - HARI PERTAMA
8 BAB 8 - BIMBANG
9 BAB 9 - BELANJA BERSAMA
10 BAB 10 - MALAM
11 BAB 11 - HARI KEDUA
12 BAB 12 - HARI KETIGA
13 BAB 13 - HARI KEEMPAT
14 BAB 14 - HARI KELIMA
15 BAB 15 - MALAM KELIMA
16 BAB 16 - HARI KEENAM
17 BAB 17 - PIKIRANKU
18 BAB 18 - KAMU
19 BAB 19 - BERTEMU
20 BAB 20 - MENERIMA KENYATAAN
21 BAB 21 - PIKNIK
22 ( S2 ) BAB 22 - Siapa Dia?
23 (S2 ) BAB 23 - DIA LAGI
24 ( S2 ) BAB 24 - SATU RUMAH
25 ( S2 ) BAB 25 - MENCOBA PERHATIAN
26 ( S2 ) BAB 26 - MASIH MENCOBA PERHATIAN
27 ( S2 ) BAB 27 - PDKT TAHAP 1
28 ( S2 ) BAB 28 - PDKT TAHAP 2
29 ( S2 ) BAB 29 - PDKT TAHAP 3
30 ( S2 ) BAB 30 - PDKT TAHAP 4
31 ( S2 ) BAB 31 - PDKT TAHAP 5
32 ( S2 ) BAB 32 - RENCANA RAYA
33 ( S2 ) BAB 33 - PDKT TAHAP 6
34 ( S2 ) BAB 34 - PDKT TAHAP 7
35 ( S2 ) BAB 35 - PDKT TAHAP 8
36 ( S2 ) BAB 36 - PDKT TAHAP 9
37 ( S2 ) BAB 37 - PDKT TAHAP 10
38 PENGUMUMAN
39 ( S2 ) BAB 38 - PESTA PERNIKAHAN
40 ( S2 ) BAB 39 - HARI BARU
41 ( S2 ) BAB 40 - Terpaksa Harus meninggalkan
42 ( S2 ) BAB 41 - DIA PERGI, AKU MENUNGGU
43 ( S2 ) BAB 42 - JANJI CINTA
44 ( S2 ) BAB 43 - AKU HAMIL?!
45 ( S2 ) BAB 44 - KEBAHAGIAAN KECIL
46 ( S2 ) BAB 45 - MALAM SEMPURNA
47 PEMBERITAHUAN
48 Novel Kaget Nikah
49 NOVEL BARU
Episodes

Updated 49 Episodes

1
BAB 1 - Surat Gugatan Cerai
2
BAB 2 - SIDANG CERAI
3
BAB 3 - KABAR BAIK
4
BAB 4 - KEBENARAN
5
BAB 5 - MELAMAR PEKERJAAN
6
BAB 6 - Rencana Berhasil
7
BAB 7 - HARI PERTAMA
8
BAB 8 - BIMBANG
9
BAB 9 - BELANJA BERSAMA
10
BAB 10 - MALAM
11
BAB 11 - HARI KEDUA
12
BAB 12 - HARI KETIGA
13
BAB 13 - HARI KEEMPAT
14
BAB 14 - HARI KELIMA
15
BAB 15 - MALAM KELIMA
16
BAB 16 - HARI KEENAM
17
BAB 17 - PIKIRANKU
18
BAB 18 - KAMU
19
BAB 19 - BERTEMU
20
BAB 20 - MENERIMA KENYATAAN
21
BAB 21 - PIKNIK
22
( S2 ) BAB 22 - Siapa Dia?
23
(S2 ) BAB 23 - DIA LAGI
24
( S2 ) BAB 24 - SATU RUMAH
25
( S2 ) BAB 25 - MENCOBA PERHATIAN
26
( S2 ) BAB 26 - MASIH MENCOBA PERHATIAN
27
( S2 ) BAB 27 - PDKT TAHAP 1
28
( S2 ) BAB 28 - PDKT TAHAP 2
29
( S2 ) BAB 29 - PDKT TAHAP 3
30
( S2 ) BAB 30 - PDKT TAHAP 4
31
( S2 ) BAB 31 - PDKT TAHAP 5
32
( S2 ) BAB 32 - RENCANA RAYA
33
( S2 ) BAB 33 - PDKT TAHAP 6
34
( S2 ) BAB 34 - PDKT TAHAP 7
35
( S2 ) BAB 35 - PDKT TAHAP 8
36
( S2 ) BAB 36 - PDKT TAHAP 9
37
( S2 ) BAB 37 - PDKT TAHAP 10
38
PENGUMUMAN
39
( S2 ) BAB 38 - PESTA PERNIKAHAN
40
( S2 ) BAB 39 - HARI BARU
41
( S2 ) BAB 40 - Terpaksa Harus meninggalkan
42
( S2 ) BAB 41 - DIA PERGI, AKU MENUNGGU
43
( S2 ) BAB 42 - JANJI CINTA
44
( S2 ) BAB 43 - AKU HAMIL?!
45
( S2 ) BAB 44 - KEBAHAGIAAN KECIL
46
( S2 ) BAB 45 - MALAM SEMPURNA
47
PEMBERITAHUAN
48
Novel Kaget Nikah
49
NOVEL BARU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!