Bab 5

Keesokan paginya bi Izah membangunkan Lia untuk sarapan. sedangkan Anand ia sudah pergi pagi-pagi.

"Non Lia" panggil bi Izah dengan mengetuk pintu

"Iya bi" jawab Lia

bi Izah masuk kedalam kamar, ia membuka gorden kamar. dan duduk di atas tempat tidur.

"Non bangun, sarapan dulu"

"Lia belum lapar bi"

"Nanti non Lia sakit"

"Baik bi"

Bi Izah meninggalkan Lia

Lia bangun untuk mandi, Lia menatap dirinya di depan cermin, ia memegang pipinya yang kena tampar semalam.

Lia merapikan barang-barangnya dan turun, bi Izah yang melihat Lia turun dengan melewati meja makan sambil membawah barang-barangnya.

"Non Lia, mau kemana?"

"Lia mau pergi bi, makasih ya bi atas bantuannya semalam"

"Tapi non Lia sarapan dulu"

"Gak bi, ada yang harus Lia selesaikan pagi ini"

"Baiklah non"

"Tolong sampaikan rasa terima kasih saya untuk tuan"

"Iya non"

Taksi sudah menunggunya di depan, Lia segera meninggalkan rumah itu dengan naik ke dalam taksi. pagi ini Lia berencana menemui ayahnya kembali.

"Aku harus menemui ayah, aku yakin ayah pasti tidak sungguh-sungguh mengusirku semalam. sesampainya di depan rumah Lia melihat ayahnya tersenyum bersama dengan ibu tirinya dan juga adiknya.

Lia menangis sesegukan ia tidak menyangka ayahnya tak mengkhawatirkannya, ia terlihat begitu bahagia tanpa dirinya. Lia memutuskan untuk pergi tanpa menemui ayahnya.

Hendra yang merasa Lia putrinya berada di sekitarannya, ia menatap taksi yang baru saja pergi.

"Ada apa mas?" tanya Mira dengan mengikuti arah tatapan suaminya

"Aahh, gak ada apa-apa Bu" jawab Hendra dengan kaget.

Lia melihat uang tabungannya, lalu ia mencari tempat tinggal dengan harga yang murah. handphonenya terus berdering panggilan dari sahabat-sahabatnya, ia tidak ingin merepotkan mereka, Lia mengangkatnya tapi tak menceritakan apa yang terjadi sebenarnya. Lia melakukan dengan baik tanpa mereka curiga.

Lia berkeliling mencari tempat tinggal tapi tak menemukannya, ia saat ini sedang berteduh di halte bus sambil memeluk kedua lutut kakinya. ia menangis mengingat sikap ayahnya padanya. kata-kata Hendra selalu terdengar di telinga Lia. sehingga membuatnya menangis.

Anand dan dokter Zey melewati halte bus itu, ketika mereka melewatinya Zey melihatnya kembali.

"Ada apa Zey?"

"Itu sepertinya gadis yang kamu tolong Anand"

"Benarkah?"

Anand menghentikan mobilnya, ia melihat Lia dari kaca spionnya.

"Biarkan saja Zey, itu bukan urusan kita"

"Tapi Anand, kasian nanti kalau terjadi sesuatu gimana apalagi ini lagi hujan"

Anand tak mendengarkan Zey

"Terserah kamu saja" ucap Zey dengan menyerah

Anand memutar balik ke halte bus untuk melihat Lia, dan Lia pun masih berada di sana.

Zey dan Anand turun dari mobil, Zey berlari menghampiri Lia sedangkan Anand masih dengan sikapnya yang acuh tak acuh.

"Kamu gak apa-apa?" tanya Zey dengan menyentuh dahi Lia untuk merasalan apakah Lia deman atau tidak

Melihat orang asing, orang yang tak di kenalnya Lia menyingkirkan tangannya dengan melemparkannya.

"Apa yang kamu lakukan" ucap Lia dengan mulai menghindari

"Kita bukan orang jahat nona, aku adalah dokter yang akan memeriksamu"

"Pergi, tinggalkan aku sendiri" teriak Lia histeris karna takut

Anand yang terlihat kesal ia menarik tangan Zey sahabatnya.

"Cukup Zey, dia tidak ingin kita mengganggunya"

"Ayolah Anand"

Anand pergi meninggalkan Zey yang masih membujuk Lia.

"Zey, jika kamu masih ingin bersamanya aku akan pergi, kalian bisa naik taksi"

"Ah sial" ucap Zey dengan berlari masuk ke dalam mobil

"Dasar kamu gak punya hati Anand"

"Dia kan udah bilang gak mau di ganggu"

"Tapi dia sedang sakit Anand"

"Bodoh amat"

tiga puluh menit Anand putar balik, dan telat sedikit saja entah apa yang terjadi dengan liat saat ini Lia di ganggu oleh beberapa orang yang berkendaraan mobil. Lia di paksa untuk masuk ke dalam mobil sedangkan dalam mobil birisikan 4 orang dengan yang memaksa Lia.

Anand hanya menatap Lia berteriak meminta tolong, Zey sudah mulai geram dengan sikap Anand yang hanya diam saja.

Zey turun dari mobil membantu Lia dari pria jahat itu.

Zey yang sedang melawan mereka Anand hanya melihatnya saja sampai akhirnya Zey terlempar karna tendangan mereka.

Anand yang merasa kesal karna sahabatnya di pukuli, ia turun dari mobil dengan berlari lalu menendang salah satu yang mencoba membawah Lia masuk kedalam mobil.

Anand memegang Lia agar tidak jatuh, pria berkendara mobil itu kabur.

Anand mengerutkan keningnya ketika merasakan tubuh Lia begitu demam. karna tidak ingin terjadi sesuatu ia membawa Lia masuk ke dalam mobil dengan membawanya kembali ke apartemennya.

Sesampainya di sana Zey memeriksanya kembali, setelah itu ia mengobati dirinya sendiri yang terkena pukulan dari mereka.

"Istirahatlah dulu disini Zey, besok kamu bisa kembali"

Zey menatap Anand karna ini pertama kali ia mendengar Anand menyuruhnya menginap di rumahnya.

Anand pun menatap Zey yang terus menatap dirinya.

"Kamu gak salah makan kan Anand?"

Anand tak menggubris apa yang di katakan Zey padanya.

"Kamu mau kemana Anand"

"Ingat kamu Ku izinin menginap di sini karna ada pasien yang harus kamu rawat, paham kamu"

"Kenapa aku, kan ini rumahmu anand"

"Tapi kamu yang mengajaknya sialan"

"Koq aku, kamu kan yang menggendongnya ke mobil" ucap Zey dengan wajah serius padahal dirinya hanya bercanda dan melihat raut wajah Anand. Zey benar-benar takut tapi ia selalu saja menjahili Anand.

"Mau ku lempar kamu dari rumahku sampai keluar haaa" ucap Anand dengan melototkan matanya

"Kamu tidak pernah berubah Anand tetap terlihat menakutkan, ingat Anand jangan sampai dia takut sama kamu" ucap Zey dengan menunjuk Lia.

Anand pergi meninggalkan Zey yang mengoceh, Anand benar-benar gak suka kalau Zey menginap di rumahnya, karna Zey memiliki sikap mengesalkan.

"Tuan Zey gak apa-apa?"

"Gak apa-apa bi, hanya kena pukul sedikit saja"

"Itu kan non Lia yang semalam tuan"

"Oh jadi namanya Lia bi?"

"Iya namanya Lia, tadi pagi non Lia gak mau sarapan dia buru-buru pergi katanya ada yang harus ia selesaikan katanya" ucap bi izah dengan menyiapkan es batu dan juga kain untuk di gunakan mengompres lengan dan wajah Zey yang kena pukul.

"Bi.." panggil Zey dengan berbisik

"Iya tuan"

"Ini pertama kali Anand membawa wanita ke rumahnya ya?"

"Iya tuan, kenapa?"

"Gak bi"

Zey menyandarkan tubuhnya di shofa sambil senyum-senyum.

"Ada apa tuan, koq senyum-senyum seperti itu"

"bi Izah mau gak bekerja sama dengan saya"

"Kerja sama apa tuan"

"Gimana kalau Anand kita jodohin dengan Lia bi"

"haaaa, gak tuan bibi gak mau ikut-ikutan tuan Anand nanti marah."

"Tenang aja bi, bi Izah hanya membantu Zey, nanti Zey yang akan melakukannya"

"Tapi kalau nanti tuan Anand marah besar gimana"

"Bi Izah jangan kasih tau ini rahasia kita berdua"

"Baiklah tuan Zey"

"Okey, TOS dulu bi" ucap Zey

Terpopuler

Comments

Berdo'a saja

Berdo'a saja

TOS rame rame yukk

2021-10-19

1

Puja Kesuma

Puja Kesuma

iya aku ju ikut tos

2021-10-10

2

ramadhani

ramadhani

wkwkw..ayo jodohin supaya hidup Lia jadi lebih baik 😌😌😌

2021-08-07

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!