Kinar dan Ria mengantar Lia pulang, mereka menatap Lia sampai punggung Lia tak terlihat lagi.
"Kinar, aku khawatir dengan Lia"
"Berdoa saja semoga Lia akan baik-baik saja, okey"
"Tapi Kinar ibu tirinya dan adiknya memperlakukan Lia seperti orang lain tidak seperti keluarganya"
Kinar menarik nafasnya dalam-dalam mendengar apa yang Ria katakan.
"Tapi Lia gak mau cerita sama kita Ria, kita gak boleh ikut campur kita gak tau permasalahannya apa"
Ria membenarkan kata Kinar ada benarnya juga, bagaimana bisa membantu kalau Lia tidak pernah menceritakan semua masalahnya.
Kinar dan Ria pulang ke rumah mereka masing-masing, setelah mengantar Lia, Kinar mengantar Ria pulang. Kinar membersihkan tubuhnya, setelah itu ia pergi tidur.
****
Sebelum masuk kedalam rumah Lia tersenyum bahagia melihat mobil ayahnya berada di depan rumahnya. Lia berlari ingin menemui ayahnya karena dirinya begitu merindukan sang ayah.
"Ayah.." panggil Lia.
Hendra terus makan tanpa melihat Lia yang sedang berdiri di dekatnya dengan memanggilnya ayah. Lia kebingungan melihat ayahnya cuek terhadap dirinya.
Mira dan Serina tersenyum melihat Hendra mengabaikan Lia. mereka bahagia telah berhasil membuat Hendra marah ke Lia.
Lia menyentuh tangan ayahnya.
"Ayah, Lia merindukan ayah. apakah ayah tidak merindukan Lia?" tanya Lia dengan matanya mulai berkaca-kaca karna melihat sikap ayahnya yang mengabaikannya.
"Biarkan ayahmu makan dulu, baru kamu bisa mengajaknya mengobrol."
Lia menatap Mira dan juga Serina, ia tidak bisa menutupi apa yang telah mereka lakukan padanya.
"Apa yang kalian katakan ke ayah sehingga ayah mengabaikan ku?" tanya Lia dengan wajah yang mulai marah.
"Aku tanya apa yang kalian coba katakan ke ayah sampai dia mengabaikan ku" teriak Lia.
"Tutup mulutmu Lia, apakah seperti itu sikapmu selama ini, selalu kasar ke ibumu"
Lia menatap Mira lagi. "Ayah jangan percaya ke mereka, mereka hanya berpura-pura baik di depan kita"
"Diam Lia, apa ini balasanmu ke ibumu yang sudah merawatmu dan memberi makan padamu"
"Tapi ayah tidak tau kalau mereka memperlakukan Lia seperti budak ayah, bahkan Lia tidur di gudang" bentak Lia dengan mulai menangis.
"Lia jangan ngomong seperti itu, apa salah ibu padamu sampai kamu memfitnah ibu di hadapan ayahmu"
"Diaaaammm, kalian tidak perlu berpura-pura"
Plaaakkk
Sebuah tamparan dari Hendra untuk Lia.
"Jaga sikapmu Lia, dia itu ibumu kamu tak berhak meneriakinya seperti itu"
Mira menutup mulutnya melihat Hendra menampar Lia. ia berpura-pura sedih dengan memegang tangan suaminya.
"Mas apa yang kamu lakukan, Lia tidak bersalah mas, ini semua salahku karna sudah memanjakannya selama ini" ucap Mira dengan mencoba berpura-pura membela Lia.
Mira menatap Lia, ia tersenyum bahagia akhirnya yang ia tunggu-tunggu terjadi juga.
"Jangan berpura-pura baik kamu di depan ayahku"
"Diam Lia," teriak Hendra dengan menampar Lia kembali.
"Ayah.."
"Jangan sebut aku dengan sebutan itu, kamu bukan lagi anakku" ucap Hendra
Tubuh Lia terasa lemas, nafasnya terasa berhenti, dunianya terasa runtuh ketika mendengar orang yang begitu ia sayangi, orang yang begitu ia rindukan, orang yang begitu ia banggakan, mengatakan kalau dirinya bukanlah anaknya.
"Maksud ayah apa? ayah bercanda kan?" tanya Lia dengan menangis sambil memegang tangan ayahnya
"Jangan menyentuhku dengan tangan kotormu itu"
Lia melihat tangannya yang di katakan kotor oleh ayahnya.
Mira dan Serina tersenyum melihat Hendra begitu marah ke Lia.
"Kamu bukan lagi anakku, aku tidak pernah memiliki anak seperti kamu" teriak Hendra karna marah
"Lia minta maaf kalau Lia salah ayah, Bu, Lia minta maaf kalau sudah berani meneriaki ibu tadi"
"Sekarang kamu silahkan meninggalkan rumah ini, aku tidak ingin melihatmu dalam rumah ini aku tidak akan membiarkan rumahku di huni oleh orang sepertimu" ucap Hendra
"Lia minta maaf ayah, kalau Lia udah kasar ke ayah dan ibu tadi" Lia mengatupkan kedua tangannya dengan menggesek-gesekan tangannya, Lia menangis sambil berlutut agar ayahnya tidak mengusirnya tapi semua itu sia-sia.
Hendra melangkahkan kakinya untuk pergi meninggalkan Lia yang sedang berlutut dengan menangis. tapi Hendra menghentikan langkahnya.
Lia melihat ayahnya berhenti ia begitu senang dan berharap kalau ayahnya tidak akan mengusirnya, semua itu hanyalah candaan. tapi apa yang Lia pikirkan tidaklah benar.
"Mira, cepat usir dia aku tidak ingin melihatnya di rumah ini lagi"
"Tapi mas" Mira berpura-pura sedih agar Hendra tidak mencurigainya.
Mira berbalik mendekati Lia yang sedang berlutut dengan menangis. Mira melipatkan kedua tangannya sejajar dengan dadanya.
"Bu, Lia minta maaf. Lia gak akan mengulanginya lagi tapi Lia mohon bujuk ayah agar tidak mengusir Lia dari rumah ini Bu"
"Kamu pikir saya sebodoh itu?! kamu tau inilah yang saya tunggu-tunggu yaitu kamu pergi meninggalkan rumah ini"
"Bu, Lia mohon"
"Lepaskan kakiku" ucap Mira dengan menendang Lia yang sedang bermohon di kakinya
"Kamu dengarkan apa yang ayahmu katakan tadi, dia tidak ingin melihatmu jadi cepatlah pergi dari rumah ini karna saya tidak Sudi wanita sepertimu tinggal di rumah ini."
Mira menarik tangan Lia agar cepat berdiri dan mengambil barang-barangnya. Mira takut jika suaminya akan berubah pikiran dengan tidak mengusir Lia.
"Cepat bangun, ambil barang-barangmu dan pergi tinggalkan rumah ini cepat"
Lia bangun dari duduknya, ia berjalan dengan pelan-pelan menuju ke gudang yang menjadi kamarnya.
Mira yang melihat Lia berjalan dengan pelan, ia mendorong Lia agar mempercepat jalannya.
"Cepat Lia, jangan buat saya marah"
Lia mengambil beberapa barang milik ibunya, kenangannya bersama dengan ibunya, air mata Lia terus mengalir membasahi wajah cantiknya. Lia menatap foto dirinya bersama dengan ibu dan ayahnya.
Lia berdiri dan keluar dari gudang. Lia melihat setiap sudut rumah itu, ia mengingat semua kenangannya bersama dengan ibunya dan ayahnya, canda dan tawa membuatnya tak bisa meninggalkan rumah. tapi Lia tak punya pilihan selain pergi, ayahnya sudah mengusirnya tak menganggapnya sebagai anaknya lagi.
Mira mendorong Lia ketika sudah berada di pintu.
"Saya harap kamu tidak akan kembali ke rumah ini atau muncul lagi. jika kamu berani ke sini lagi aku akan membunuh ayahmu"
Lia berjalan dengan pelan sambil menatap rumah yang ia tinggali waktu kecil bersama dengan ibu kandungnya. malam itu akan turun hujan suara petir di mana-mana membuat Lia takut.
Lia melihat kenangannya bersama dengan kedua orang tuanya di mana dirinya di gendong oleh ayahnya. saat ini ia melihat ibunya dan ayahnya tersenyum di tengah rintiknya hujan membasahi mereka. namun kenangan itu hilang begitu saja.
Lia mempercepat langkahnya meninggalkan halaman rumahnya sambil mengusap air matanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Berdo'a saja
akan menyesal kau
2021-10-19
3
Puja Kesuma
ayah bodoh.... semarah marahnya ayah gk pernah blg kau bukan.anakku lg... tp aeorang ayah paati menasehati
2021-10-10
3