~**Happy Reading**~
Fano melihat dari kejauhan ramai orang dan sepeda motornya yang masih menyala. Fano semakin dekat ke kerumunan itu tapi sepertinya situasinya tidak terkendali, mereka mulai batu hantam.
Fano langsung ke sana, ia takut Samuel ada di sana dan teman-teman nya juga.
Ia langsung turun dari motornya tanpa melepaskan helmt nya.
"Sam.."
"Sam.."
"Samuel.."Fano berteriak memanggil Sam dan berbaur dengan mereka.
Setelah itu ada seorang yang ingin melayangkan pukulan ke arah Fano, Fano langsung menangkisnya tapi ternyata orang itu teman nya.
"Juna."ucap Fano, Fano membuka kaca helm nya.
"Jun, ini gue Fano.."Juna langsung memegang tangan Fano.
"Fan, Sam.."
"Samuel dimana?"
"Ikut gue,"Juna yang ingin menarik tangan Fano tapi di cegah dengan bogeman mentah di pipinya.
Sontak saja membuat Fano marah karena ia melihat temannya terluka. Fano langsung memukul orang itu sampai babak belur dan setelah itu mengikuti Juna ketempat Samuel.
Saat sampai di sana Fano melihat Samuel dengan keadaan yang memperhatikan, kepalanya mengeluarkan darah yang sangat banyak.
Fano mencoba membangunkan Samuel.
"Sam...
"Sameul, Jun kita bawa Samuel ke Rumah sakit."
"Kita tunggu Beno bawa mobilnya."
"Gimana sama mereka, gue harus ke sana dulu lo jagain Samuel disini.."kata Fano dan berlaku pergi
"Fano nanti dulu kata Seno."ucapan Juna tak di hiraukan oleh Fano yang sudah pergi untuk membantu teman-teman nya.
Kyung...kyung...
Tak lama kemudian suara mobil polisi datang menghampiri keributan, dan saat itu pula Samuel sudah di bawa oleh Juna dan Beno ke rumah sakit.
~o0o~
Fano dan teman-teman nya di bawa ke kantor polisi begitu juga dengan teman-teman Zio. Zio berhasil kabur dari tangkapan polisi.
"Ketua Geng kalian mana?"tanya Polisi pada Geng Zeroo, dan geng Zeroo identik dengan jaket merah nya seluruh anggota di geng itu ada sekitar 13 orang dan yang berhasil di tangkap hanya 10 orang.
Mereka semua kompak menggelengkan kepala.
"Cepat jawab siapa?"Polisi tetap mendesaknya.
"Kami tidak punya ketua."Jawab seorang dari salah satu mereka.
"Kalian semua akan di tahan di sini selama satu minggu, dan tunggu keluarga kalian datang."Kata Polisi yang bertubuh gempul.
Dan mereka pun digiring ke sel, tapi Sel Fano dan Geng Zeroo di bedakan agar tidak terlibat pertikaian lagi.
"Sial, Mama gue ada di sini lagi."Fano membenturkan kepalanya ke besi yang ada di depannya, Fano yakin setelah ini mungkin saja hukuman yang ia dapat dua kali lipat dari Mama nya.
"Fan."panggil seseorang dan Fano merasakan dia memegang pundaknya.
"Seno."Fano membalikan badan dan ternyata Seno.
"Lo selama ini kemana aja?"Seno langsung membuat pertanyaan seperti. Tapi menurut Fano ia yang seharusnya membuat pertanyaan. Karena insiden ini.
"Gue...Sen kok Samuel bisa kayak gitu kenapa?"Fano langsung bertanya soal Samuel dan mungkin saja hal itu juga menjadi penyebab keributan ini.
"Lo tahu kan si Zio.."nada ucapan Seno mulai meninggi dan kesal.
"Iya."
"Dia curang Fan, karena dia. Samuel kayak gitu dia sengaja nyenggol motor Samuel dan saat itu ada mobil yang melintas juga untung aja mobilnya berhenti, kalau nggak mungkin Samuel udah mati."
"Karena Zio marah,"Sahut Rio dari belakang.
"Lawannya bukan lo Fan."Ujar Rio sambil menepuk pundak Fano.
Setelah itu pembicaraan tidak berlanjut lagi mereka sedang berperang dengan pikiran mereka sendiri. Dan Fano masih terbebani dengan ucapan Rio, kalau saja ia tidak ketiduran dan datang lebih awal mungkin saja Samuel tidak mengalami kecelakaan. Dan mereka semua sekarang tidak berada di kantor polisi.
Ia terlalu fokus menjadi Fano Nugraha tanpa sadar meninggalkan dunianya sebagai Fano Mahendra. Ngomong-ngomong soal Fano Nugraha, ia juga punya masalah dengan Vika. Ia baru saja meninggalkan Vika sendirian di cafe dan hanya mengucapkan maaf lewat pesan.
"Akhhh....."Fano berteriak dan membuat teman-teman nya terkejut. Tapi tidak ada yang bertanya.
"Saudara Seno silahkan keluar, ada yang mencari anda."Seno pun keluar.
"Gue yakin itu Sera."ujar Panji tidak suka.
"Terus kenapa kalo Sera, Lo cemburu."sahut Rangga yang berada di depan Panji. Dan Panji langsung menatap Rangga dengan tajam membuat Rangga menundukkan kepalanya.
Fano yang melihat itu hanya menggelengkan kepalanya saja, Panji orang yang mempunyai gengsi tinggi makanya gampang di tikung.
Katanya, Sera mantan gebetan Panji tapi tidak tahu kenapa Sera malah jadian dengan Seno.
Kita lihat di luar Seno bertemu siapa😂.
Dan benar yang menemui Seno pertama adalah Sera, padahal Seno berharap Mama nya datang tapi Seno sadar Mama nya bukan orang yang mau meninggalkan pekerjaan nya.
"Hei.."Sapa Seno pada Sera.
Tapi Sera malah menatap Seno kesal tapi setelah itu langsung memeluk Seno begitu saja.
"Hiks..hiks.."Sera menangis.
"Kok nangis.."tanya Seno sembari menghapus air mata kekasih nya itu.
"Sampai kapan?"tanya Sera, yang membuat Seno bingung.
"Di tahan nya."lanjut Sera dengan nada kesal nya, kadang-kadang Seno lemot dan itu membuat Sera kesal sekaligus gemas sih.
"Oh, katanya seminggu"jawab Seno sembari duduk di kursi yang ada di sana yang begitu juga Sera.
"Semua di tahan?"
"Nggak.."
"Hmm, Pan..ji juga,"Sera ragu-ragu menanyakan keberadaan Panji.
"Iya,"jawab Seno dan Sera hanya mengangguk saja.
"Mau ketemu?"tanya Seno, Sera langsung menggeleng tidak mau. Dan itu membuat Seno gemas refleks saja ia mengacak-acak rambut Sera.
"Aishh kebiasaan.."Sera marah setiap kali Seno mengacak rambutnya.
Satu persatu teman Fano mulai ada yang menjenguk tapi tidak dengan nya. Fano tahu Mama nya pasti kecewa dan juga Papa nya...Ahh ia tidak usah mengharapkan nya bukankah sosok Papa bukannya tidak ada di hidupnya, mungkin Fano hanya bisa mengandalkan Papa nya dalam urusan keuangan saja.
Sekarang teman-teman nya yang sudah di persilahkan keluar untuk menemui keluarganya, tapi sekarang sudah kembali lagi kedalam Sel.
"Fan, lo nggak Papa kan?"tanya Leon, karena melihat Fano yang murung.
"Gue cuman khawatir sama Samuel."
"Gue yakin si Sam orang yang kuat."Fano hanya menanggapi dengan senyuman saja.
"Sodara Fano ada telepon untuk anda."
Fano langsung menghampiri polisi tersebut dan mengambil ponsel itu. Fano kira Mama nya ternyata bukan.
"Fan, Katanya Samuel di bawa ke rumah sakit."tanya Selena khawatir di sebrang sana.
"Tadi di telepon nggak aktif terus Kakak coba telepon kamu, tapi yang angkat.."
"Iya Kak, Samuel di rumah sakit ***."Fano langsung memotong omongan Selena.
"Fan.."panggil Selena
"Hm."
"Thanks."
"Iya."
"Kakak tutup."
Setelah itu sambungan terputus, Samuel sangat beruntung mempunyai Kakak seperti Kak Selena. Walaupun tidak punya Ibu tapi Kakak nya sangat dewasa dan perhatian, Fano suka.
**TBC.
Sorry typo**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments