~**Happy Reading**~
Ting...
Pesan masuk ke ponsel Vika, tanpa sepatah kata pun Vika langsung beranjak pergi dan melewati Samuel dan Beno yang sedang berantem nggak jelas.
"Ck. Lepas Sam.."Samuel pun melepaskan tangannya.
Beno duduk kembali ke kursi nya dengan sumpah serapah untuk Samuel yang sudah menganggu nya karena hal itu ia tidak bisa mendapatkan nomer ponsel cewek itu.
"Guyss malam ini tanding dan kalian harua tahu siapa yang nantangin.."Rio orang yang tahu segalanya dan sang pembawa kabar berita mulai bersuara dan itu tanda nya Geng Geroria akan siap bertempur.
"Siapa? Siapa.."Panji yang tadi asik makan sekarang ia mulai mengalihkan makanan itu.
"Cepet kasih tahu.."sahut Rangga yang tidak suka dengan basa-basi.
"Katanya sih ketua Geng nya Zio anak Universitas ****.."
"Uhkk..uhkk..."Samual kesedak saat Rio memberitahu Universitas yang sekarang Fano sudah menjadi Mahasiswa di Universitas tersebut.
"Kenapa lo Sam?"tanya Seno orang yang paling kalem di sana, dan mungkin Seno orang yang bisa meredakan emosi teman-teman nya saat mereka tengah bertengkar hebat.
"Nggak. Gue nggak papa,"jawab Samuel
"Kalo gitu gue aja yang balapan sama si Zio.."Ucapan Samuel membuat mereka tercengang.
"HAH....."
"Lo serius Sam..."Leon tidak percaya Samuel mau balapan selama ini ia tidak pernah mau kalo di ajak balapan.
"Tapi Sam, menurut gue yang bisa ngalahin si Zio itu Fano kalo lo gu–"
"Lo ngeremehin gue..."Samuel langsung menarik kerah baju Juna. Juna orang yang akan langsung berbicara tanpa peduli lawan bicara nya sakit hati atau tidak.
"Udah Sam jangan buat keributan disini.."Seno mulai menenangkan.
"Lagian kita juga belum liat hebat nya si Zio, Fano juga akhir-akhir ini nggak bisa dihubungi jadi kita serahin ini sama lo Sam.."kata Seno sambil memegang pundak Samuel lalu beranjak dari sana.
"Gue cabut duluan, Sera udah berisik dari tadi.."Pamit Seno, Sera adalah pacarnya sedari SMA sampai kini.
"Ck..."mereka mendesis
"Dasar bucin.."cibir Leon dan langsung mendapat tatapan tajam dari mereka.
"Sadar diri..lo juga.."
"Makan tuh temen tapi mesra.."
"Kayak gue dong enjoy.."Beno melipatkan tangannya di balik kepala nya.
"Cih lo cuman bisa nangisin anak orang.."Rio melemparkan Beno kentang goreng.
~o0o~
"Sial, besok gue harus ngomong apa sama Vika. Nggak gentleman banget sih lo Fan ninggalin cewek gitu aja.."Fano sedari tadi mencibir dirinya sendiri karena meninggalkan Vika di Cafe itu, ia hanya memberitahu Vika lewat chat saja, kalo ia harus segera pulang karena perutnya sakit.
"Bego..Bego bego.."Fano memukul kepalanya sendiri setelah itu ia masuk ke dalam kamar mandi untuk berganti pakaian.
Fano keluar kamar dengan kaos dan celana pendek ia berjalan dan duduk di ujung ranjang.
"Gue masih punya urusan sama si Sam."Fano beranjak dan mengambil jaket nya di lemari lalu ia melangkah keluar. Tapi saat membuka pintu kamar nya Mama nya sudah ada disitu.
"Sial."decih Fano
"Ngomong apa kamu."tanya Mariska dengan wajah yang kesal, bisa-bisa nya anaknya memutuskan kuliah begitu saja tanpa persetujuannya.
Fano mengusap kasar wajahnya, sekarang ia sedang menunggu Mama nya yang sedang membuat jus dan Fano tahu betul jus apa yang Mama nya buat. Pasti ia di suruh untuk jawab jujur kalo tidak ia disuruh meminum jus itu sampai habis.
Mariska datang membawa jus hijau di tangan nya ia meletakkan jus itu di meja, lalu duduk berhadapan dengan anaknya.
Wajah Fano mulai pucat, hatinya dari tadi tidak tenang otaknya terus mencari kata apa yang akan ia sampaikan ke Mama nya.
"Sekarang kamu ngapain?"
"Hah.."pertanyaan Mariska di jawab dengan Fano yang tidak mengerti ia kira Mama nya akan menanyakan kenapa ia berhenti kuliah.
"Fano.."Panggil Mariska
"Iya Ma..."Fano meneguk saliva nya.
Mariska menyuruh Fano untuk meminum jus itu.
"Mama tahu kamu haus, Minum Fan."Mariska memberikan jus itu pada Fano, walaupun Mama nya tersenyum tapi mata nya tetap saja tajam menyiratkan kekesalan.
Fano dengan tangannya yang gemetar menerima jus itu. Jus itu adalah Jus brokoli, Mariska tahu Fano membenci brokoli bisa dibilang dia tidak suka dengan sayuran itu.
"Ma.."Fano memelas agar Mama nya bisa memaafkan nya saja.
"Minum Fan."Suruh Mariska dengan nada tajam.
"Aku nggak haus, Ma–ma kesini mau na–nya apa.."Fano mencoba mengalihkan pembicaraan, nada bicara nya juga gugup.
"Minum."bukannya menanggapi Fano, Mariska tetap menyuruh Fano untuk meminum jus itu. Bahkan sekarang wajahnya tidak tersenyum sama sekali.
"Hufftss.."Fano menghela nafasnya, lalu ia menutup hidungnya dan meminum jus itu dengan cepat. Tapi sial nya ia tidak bisa meminum itu sekaligus karena jus nya sangat banyak gelas yang di pakai juga gelas beling kaca Fano tidak mampu untuk meminum semuanya.
"Habiskan Fan.."Tapi Mariska tetap menyuruh Fano untuk menghabiskan jus itu walau ia tahu kalo anak nya sudah tidak sanggup lagi.
"Ini bagus untuk kesehatan.."
"Ma! aku nggak berhenti kuliah, aku pindah."Fano sudah tidak sanggup lagi untuk berbohong, cara Mama nya memang halus dan tidak marah-marah seperti Ibu-ibu pada umumnya, tapi menurut Fano. Mama nya yang seperti ini lebih menyerahkan ia lebih menyukai mama nya mengomel.
"Pindah, kemana?"
"Aku ke Universitas ***"
"Hah. Kok bisa?"Mariska kaget karena anaknya tidak mungkin bisa masuk ke sana, ia tahu Fano otak nya yang tidak mungkin di terima di sana.
"Yah bisa."
"Pake cara apa kamu Hah, otak kamu kan nggak mungkin bisa di terima di sana.."Mariska menjewer telinga Fano
"Awaw.... Ma sakit lepasin...biar aku jelasain dulu."Mariska melepaskan tangannya di telinga Fano
"Aku emang pinter ma jadi keterima.."
"Pinter apa, SMA kamu dapet peringkat ketiga terbawah dan itu terus-terusan.."
"Ma waktu SMA aku akting jadi murid bodoh.."Mariska yang mendengar itu langsung memukul kepala Fano.
"Aww.."Fano meringis
"Yaudah Ma kalo gitu aku pamit duku yah.."Fano langsung menyalami tangan Mariska dan buru-buru pergi sebelum Mama nya berteriak.
~o0o~
Fano Pergi ketempat Samuel, tapi di sana yang ada hanya Kakak nya Samuel saja yaitu Selena.
Selena bilang kalau Samuel belum pulang sedari tadi. Jadi Selena menyuruh Fano untuk menunggu nya.
"Sial. Si Sam kemana sih,"
"Gue telepon nggak aktif, Seno juga sama.."Fano juga sibuk menghubungi teman-teman yang lain nya tapi sama ponsel mereka tidak aktif.
Hari mulai gelap tapi Samuel belum juga pulang.
Fano menunggu Samuel sampai-sampai ia ketiduran dan terasa sudah Malam.
"****.. Gue ketiduran."Fano beranjak dan berniat pulang. Tapi sebelum itu ia memeriksa ponselnya, dua puluh panggilan dari Rio selebihnya pesan dan menyuruhnya untuk pergi ke tempat***.
Fano berpamitan terlebih dahulu pada Selena setelah itu ia langsung pergi ketempat dimana Rio dan teman-teman nya yang lain.
**TBC.
Sorry typo**.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments