Informasi baru

Saat Samuel memasuki Apartemen Fano yang seperti kapal pecah saat itulah Samuel menyesal telah datang ke sini.

Samuel duduk di sofa menunggu teman nya yang gila mungkin juga stress. Bisa-bisa nya ia memutuskan kuliah begitu saja dan yang jadi imbasnya dirinya. bagaimana Samuel berbicara ke orang tua Fano.

Fano keluar dengan penampilan yang berbeda. seketika membuat Samuel tertawa, Fano memakai kemeja kotak kotak dengan kacamata bulat dan jangan lupakan kawat gigi, juga rambutnya yang dibelah dua.

"Hahah uhkk.."tawa Samuel terlalu berlebihan sampai-sampai ia tersedak. Fano yang tidak peduli berjalan melewati Samuel dan pergi ke dapur untuk sarapan.

Fano duduk di kursi, setelah itu ia mengambil roti mengoleskannya dengan selai tidak lupa ia juga membuat susu. Samuel yang sedari tadi hanya melihat tingkah Fano dari kejauhan hanya menggelengkan kepalanya saja.

Samuel beranjak dan duduk di kursi dekat Fano.

"Selain penampilan lo yang berubah ternyata sikap lo juga berubah yah Fan."ucap Samuel sambil memakan roti kedalam mulutnya.

Samuel memakan roti tawar tanpa selai di atas nya

Dan memang kebiasaan mereka memakan roti tawar tanpa selai, sejak dulu tapi sekarang hanya Samuel saja yang memakan roti secara bar-bar sedangkan Fano tampak santun dengan penampilan baru nya.

Samuel sedikit kesal, karena sedari tadi Fano tidak menganggapnya ada.

"Lo sekarang kuliah dimana Fan?"tanya Samuel dan semoga saja Fano bisa membuka mulutnya kalo tidak Samuel akan benar-benar menyumpal nya dengan roti.

"Gue di Universitas *****."

"Uhkkk..."Samuel tersedak dengan jawaban Fano."kenapa lo kuliah di situ?"

"Nggak tahu gue sebenarnya udah daftar ke univeraitas lain nya tapi.."Fano menjeda ucapannya sebentar karena tenggorokan nya kering lalu ia meminum susunya.

"Tapi ternyata orang yang gue cari dia kuliah di situ.."

"Lo udah mulai gila Fan mening lo ke pisikiater."sahut Samuel

"Lo harus tahu Sam kalo keluarga Zano itu beneran ada."kata Fano

"Iya emang ada dan asal lo tahu Fan itu adalah salah satu rival keluarga lo."

"Rival? kok gue baru tahu."Fano sedikit kesal karena selama ini Samuel sudah tahu kalo keluarga Zano itu ada dan dia diam saja di saat teman nya mencari tahu keluarga Zano ada atau tidak di muka bumi ini dan mengejutkan nya lagi keluarga nya punya rival.

"Rival perusahaan, biasalah seorang pengusaha punya rival urusan bisnis."setelah mengatakan itu Samuel beranjak dan melangkah pergi.

"Mau kemana lo Sam."teriak Fano, ia masih ingin bertanya pada Samuel.

"Cabut lo ngebosenin."

Setelah jawaban Samuel seperti itu seketika juga Fano langsung melihat penampilan nya.

~o0o~

Fano sengaja memakai ojek online agar tidak ada yang curiga tentang dirinya. ia berjalan menuju kelas nya.

"Semoga aja gue nggak ketemu sama si Zio."Gumam Fano, jujur saja yang kemarin saja perutnya masih sakit karena di tendang begitu kuat oleh Zio dengan penampilan seperti ini Fano tidak bisa melawannya.

Dan akhirnya Fano bisa bernafas dengan lega karena berhasil sampai ke dalam kelas dengan selamat.

Ia duduk manis di kursi nya menunggu dosen masuk ke dalam, agar terlihat lebih natural Fano membaca buku yang ia beli di toko buku.

Tidak lama kemudian Dosen pun masuk. selama pelajaran tidak ada kendala apa pun sampai kelas selesai dan setelah itu Fano keluar dari kelas ia berniat untuk mampir dulu ke kantin di kampus ini karena masih ada satu kelas lagi.

Fano memesan mie ayam karena kantin ini lenggang jadi Fano bisa memilih tempat duduk di mana saja.

Saat sedang asik makan mie ayam, seseorang malah mengejutkan nya untuk saja Fano tidak tersedak.

"Hei Fan gue boleh duduk di sini."tanya seorang gadis dengan rambut panjang nya.

"Hah..oh boleh bole..eh."jawab Fano yang sedikit loading.

"Yah lo mau habis aja mie ayam nya."ucapnya kecewa

"Maaf Vik."

"Hahaha santai aja kali Fan kenapa lo minta maaf."kata Vika sembari tertawa geli menurut Vika Fano orang yang polos.

"Ngomong-ngomong lo kuliah jurusan apa?"

Sebelum menjawab pertanyaan Vika, Fano meminum jus nya terlebih dahulu karena mie ayam nya sudah habis.

"komunikasi."jawab Fano sembari membenarkan kacamata nya yang melorot.

"Really."ujar Vika kaget ia tidak menyangka Fano memilih jurusan yang tidak terduga.

"Iya, emang kenapa?"

Vika menggelengkan kepalanya dan berkata."gue nggak nyangka aja,"

"Kenapa lo pilih jurusan itu?"tanya Vika lagi

"Biar gue bisa berkomunikasi dengan baik dan nggak gu..gup lagi saat berhadapan dengan orang lai..n"ucap Fano dengan logat yang masih sedikit gugup.

Vika menganggukkan kepalanya.

"lo mau tau nggak gue masuk jurusan apa?"Dan dengan polos nya ia mengangguk antusias.

"Gue masuk jurusan hukum karena cita-cita gue mau jadi pengacara."

"Alesannya?"tanya Fano malu-malu

"Karena gue mau ke...

Brakkkk

suara meja yang dipukul keras oleh seseorang membuat Fano dan Vika terkejut dan itu semua ulah Zio.

"Ngapain lo sama cewek gue?"teriak Zio membuat pengunjung kantin terkejut dengan kelakuan Zio walaupun mereka sudah biasa melihat ini.

Dan kejadian selanjutnya Zio menyiram minuman keatas kepala Fano

Vika membulatkan matanya.

Zio yang hendak menyiram Fano dengan kuah bakso yang di pesan temannya ke wajah Fano langsung saja di tepis oleh Vika dan alhasil kuah itu hanya mengenai tangan Fano saja.

Zio menatap Vika tidak percaya bisa-bisa nya dia melindungi laki-laki cupu seperti Fano.

Vika beranjak dan mengajak Fano untuk keluar dari kantin.

"Lo keterlaluan Zi."ujar Vika sebelum pergi.

"AKHHHH...."Zio teriak frustasi sambil meremas rambutnya sendiri dan menendang meja di depannya.

Karena kehadiran Fano harapan ia memiliki Vika mengecil.

_______________

Vika membawa Fano ke toilet agar Fano bisa membersihkan rambutnya dari tuangan jus.

Tangan Vika di silangkan dan di letakan ke dada tubuh nya ia sandarkan ke tembok sembari menunggu Fano. karena Vika menunggu di luar toilet pria ada banyak laki-laki yang menatapnya aneh tak lama kemudian Fano keluar dengan rambutnya yang basah baju kemeja yang ia pakai terlihat basah walau hanya di bagian kerahnya saja.

Vika langsung menarik Fano ke UKS.

"Buka baju lo."perintah Vika yang membuat Fano refleks memegangi kedua dada nya.

Vika yang menyadari perkataannya salah langsung mengulangi lagi perintah nya."maksud gue lengan kemeja lo di ke atasain.."sambil mengambil tangan Fano yang masih terdiam di dadanya dan menariknya ke atas.

"Tuh kan merah,"Vika yang melihat buram kemerahan di tangan Fano

"Tangan lo merah Fan, gue obatin yah."tanpa persetujuan Fano, Vika dengan telaten mengobati tangan Fano yang luka akibat kuah bakso nya Zio.

Fano hanya bisa memperhatikan kegiatan Vika. menurut Fano luka ini tidak ada sakitnya dibanding luka yang selalu ia dapat saat berantem dengan musuh nya di Universitas nya dulu.

"Gue nggak boleh jatuh hati sama dia biar dia aja yang cinta sama gue."batin Fano

**TBC**.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!