Eps. 3. Ben yang Asli

Di meja makan rumah orang tua Benaya...

"Serius kakak tugas ke Manado?"

Rebbeca, adik perempuan Benaya bertanya.

"Iya... minggu depan proyek udah jalan..."

"Hahaha... akhirnya kakak pulang kampung deh..."

Ekspresi muka Benaya entah seperti apa diledekin Beca. Semua keluarga tahu-lah Ben gak pernah antuasias diajak ke Manado. Dalam banyak kesempatan pulang Ben gak pernah ikut, alasan klasiknya dia yang jagain rumah.

"Eh kak... apartemen kakak aku pake ya... kan sayang gak ditinggali setahun dua tahun."

"Gak... nanti apartemen aku hancur, dua anakmu gak tahu aturan."

"Ihh kakak... belum punya anak makanya gak ngerti jiwa anak."

"Aku tuh kalau punya anak akan aku ajarin gimana menghargai barang, ngerusak kok dibilang kreatif. Mereka yang terlalu pintar atau kamu yang bodoh sih... didik anak yang bener bukan dimanjain..."

"Ben!"

Mama menengahi, jika dibiarkan pasti kalau bukan Benaya yang keluar rumah pasti Rebbeca yang menangis.

"Ma... jangan terlalu lembek sama cucu, aku masih ingat gimana didikan mama sama papa, beda banget ma, jangan terlalu banyak toleransinya, anak harus tahu apa yang tidak boleh... Sekarang mereka masih bisa diajar, diarahkan, kalau udah gede kamu nangis darah Beca... mereka gak akan denger kamu..."

"Emang kakak udah punya pengalaman ngedidik anak, punya anak aja belum..."

"Gak harus punya anak dulu untuk tahu gimana mendidik yang bener... Kenapa kalau kamu kewalahan sama mereka kamu bawa-bawa nama aku nakutin mereka, biar apa coba? Artinya apa coba? Artinya kamu mengakui kalau aku turun tangan mereka pasti mau denger... Sekarang belajar gimana supaya mereka mau denger kamu..."

"Aku kasihan kak... mereka udah gak punya daddy..."

"Aku juga kasihan Beca, aku juga sedih buat mereka masih kecil-kecil daddynya udah diambil Tuhan, tapi aku akan lebih sedih lagi kalau mereka gak dididik dengan benar, suka seenaknya bahkan kadang bersikap kurang ajar sama mama, sama kamu..."

"Aku harus gimana kak..."

Rebbeca mulai menangis, kesedihan terasa lagi setelah enam bulan suaminya pergi. Sejak kejadian itu dia pindah tinggal bersama orang tua lagi, kepedihan dan kesedihan membuat dia hampir kehilangan arah.

"Beca, masa berkabung udah lewat, sekarang saatnya kamu kerja lagi, kamu punya banyak keahlian yang bisa menghasilkan. Aku gak bisa terus-terusan bantu kamu, bukannya gak mau tapi nanti kamu akan semakin lumpuh dan semakin bergantung pada mama, pada orang lain. Sementara anak-anakmu semakin lama semakin banyak kebutuhannya. Dan terakhir... didik anak-anak dengan benar, kamu masih ingat gimana kita berdua dididik kan... praktek itu."

"Iya kak..."

"Kita berdua dulu dididik papa mama malahan pakai sapu ingat kan ****** kamu pernah rasain itu... sekarang sih nggak bisa kayak gitu, masuk kekerasan terhadap anak, tapi ada-lah cara membuat mereka mengerti salah mereka apa..."

"Mama ingat opa selalu bilang ke mama, siapa tidak menggunakan tongkat, benci kepada anaknya; tetapi siapa mengasihi anaknya, menghajar dia pada waktunya... makanya mama nggak segan mukul kalian saat kalian salah, itu pun menurut mama masuk kategori pelanggaran berat untuk mama, kayak waktu Ben masih SMP coba-coba merokok mama pukul pakai sapu, kayaknya itu terakhir ya..." mama Litha menimpali.

"Iya ma... aku tahu kok, mama nggak sembarangan mukul, pasti ada alasannya... ya itu... sekarang anak-anak dilindungi undang-undang, nggak bisa sembarangan, kita yang harus bijak-bijak... denger kamu bebek, udah punya dua anak masih aja nggak dewasa..."

"Ihh kakak, kok manggil aku bebek lagi sih..."

"Sini..."

Benaya menarik lengan adiknya masuk ke pelukannya, membiarkan adiknya menangis di dadanya. Mama juga menangis tanpa suara. Benaya bisa bersikap tak acuh pada banyak wanita di luar sana, tapi untuk dua wanita di rumah ini dia akan selalu melimpahkan perhatian dan kasih sayang. Aslinya Benaya berhati hangat dan lembut, tapi tidak pernah dia tunjukkan untuk orang lain, untuk orang yang dianggap tidak penting.

"Kakak ihh, mau pergi malah bikin aku nangis..."

"Aku ke sini memang mau ngomong itu ke kamu, udah lama mau ngomong sebenernya, baru sekarang bisa, eh pas aku harus pergi, ya... sekalian pamit..."

"Aku sama anak-anak boleh gak main ke tempat kakak nanti? Matthew belum pernah ke Manado..."

"Iya lihat sikon ya... Eh mana si Matius, aku bawa Lego yang dia minta kemaren..."

"Matthew kak... Matthew..."

Rebecca protes ke kakaknya yang selalu memanggil Matthew dengan Matius.

"Lebih simple Matius, lebih enak nyebutnya, gak usah sok keren. Nama kamu juga Ribkah pake diganti Rebbeca..."

"Ihh kakak gitu amat..."

"Matius... Mat... Tius..."

Benaya tak menghiraukan protes sang adik, ponakan bungsunya yang berusia 6 tahun datang mendekat dengan ekspresi agak takut.

"Ayo sini..."

Ben mengulurkan tangannya menggapai tangan kecil Matthew dan membantu tubuh kurus itu duduk di kursi di sebelahnya.

"Tadi oma bilang kaca di jendela dapur pecah... siapa yang mecahin?"

Benaya bertanya dengan nada tegas tapi tidak kasar, dia menatap lurus ke wajah ponakannya.

"Mat... Lihat papi Bipi..."

Anak kecil itu mengangkat wajahnya masih takut.

"Siapa yang menimpuk kaca jendela dapur dengan batu?"

"Matthew... papi Bipi..."

"Jendelanya rusak gak?"

"Rusak..."

"Jadi, Mat udah rusakin jendela oma, apa itu bagus?"

"Gak... papi Bipi... itu nakal..."

"Mau buat seperti itu lagi?"

"Gak... papi Bipi..."

"Bagus..."

"Mat salah?"

"Iya... papi Bipi..."

"Jadi, kalau salah harus apa?"

"Minta maaf... papi Bipi..."

"Sana minta maaf sama oma..."

Matthew turun dari kursi dan mendekati oma Talitha yang menatapnya haru...

"Oma... Matthew minta maaf..."

Anak kecil itu menangis, oma Litha juga menangis kemudian menyambut cucunya dengan pelukan.

"Oma maafin sayang... jangan lagi ya nak..."

"Iya oma..."

"Sini... papi Bipi punya sesuatu buat Mat, Lego yang Mat minta kemaren..."

Benaya mengusap kepala ponakannya sebelum menyodorkan sebuah kantong plastik.

"Makasih papi Bipi..."

Wajah Matthew segera berganti warna, dia tersenyum menerima mainan yang dibawakan omnya. Sementara Beca yang memperhatikan interaksi kakaknya dengan anaknya hanya bisa mengusap airmatanya. Dia bertekad untuk bangkit sekarang demi dua jagoannya. Jika dia terus menerus terpuruk dalam dukacita tak berujung, benar kata kakaknya tadi, entah apa jadinya anak-anaknya di kemudian hari.

"Makasih kak..."

Beca berujar lirih disambut anggukan sang kakak.

"De... mau dibantuin gak susun Legonya?"

"Gak ma... Matthew bisa sendiri kok..."

Anaknya berlalu dari ruang makan dengan wajah berseri-seri.

"Ben... kamu udah siap-siap untuk pindah?"

"Belum ma... baru tadi kok dikasih tau sama boss..."

"Perlu bantuan kak?"

"Gak usah, paling bawa baju sama beberapa buku doang... nanti aku pulang juga sekali-sekali jika ada waktu..."

"Dikasih rumah atau apartemen?"

"Belum tahu ma... tapi katanya sudah disiapin kantor sih... Papa biasanya udah nyampe rumah, apa ada tugas luar lagi?"

"Gak... tadi bilangnya mau langsung ke kegiatan kawanua... Ben, papa pasti senang itu kamu ke Manado..."

"Biar aja papa senang, memangnya kenapa kalau aku ke Manado?"

"Mama gak tahu... mungkin obsesi papa kamu punya istri orang Manado, dan dia pikir lebih mudah mendapatkan itu saat kamu ada di sana, bekerja di sana dan bergaul dengan orang sana."

"Absurd banget..."

"Buat kamu seperti itu, tapi buat papa logis aja..."

Benaya hanya senyum kecil, iya dia ke Manado tetapi bukan buat cari istri kan... buat kerja, kerja dan kerja. Memang apa yang akan terjadi di sana, di sini dan di sana sama aja kan... Benaya tidak akan mampu digoyahkan dalam prinsipnya. Dia tahu bagaimana menyikapi urusan yang tidak penting di antaranya urusan wanita.

.

.

Yang menyukai ini... silahkan Like dan comment dan jadikan favorit, juga boleh kasih hadiah...😚😇

.

✴✴✴

Terpopuler

Comments

Putri Minwa

Putri Minwa

benar begitu benaya

2023-02-10

0

Mudhofar Sulton

Mudhofar Sulton

suka ceritamu yang sederhana dan realistis Thor...😍

2021-09-21

1

Sri Astuti

Sri Astuti

suka gaya nulisnya.. mengalir ringan

2021-09-06

1

lihat semua
Episodes
1 Eps 1. Better Late Than Never
2 Eps. 2. Aku Bisa Sendiri
3 Eps. 3. Ben yang Asli
4 Eps. 4. Tukang Catering
5 Eps. 5. Jangan Lupa dari Mana Kamu Berasal
6 Eps. 6. Tiga
7 Eps. 7. Titik Patokan
8 Eps. 8. Mulai Tertantang
9 Eps. 9. Mulai dari Rasa?
10 Eps. 10. Omen
11 Eps. 11. Seandainya Ada Kesempatan
12 Eps. 12. Rasa yang Melekat di Hati
13 Eps. 13. Dulu dan Sekarang
14 Eps. 14. Sesuatu Karena Kamu
15 Eps. 15. Kamu Ternyata Sedekat Ini
16 Eps. 16. Ingin Menjauh Tapi...
17 Eps. 17. Kak Bens
18 Eps. 18. Kamu Bukan Orang Lain
19 Eps. 19. Wow
20 Eps. 20. Seharusnya Hari Ini Sempurna
21 Eps. 21. Sehabis Hujan ada Cinta
22 Eps. 22. Tak Ingin Kedekatan
23 Eps. 23. Pedih Perih Sedih Sepi
24 Eps. 24. Mulai dari Sana
25 Eps. 25. Alasan Mencuri
26 Eps. 26. Perlu Waktu
27 Eps. 27. Tak Kenal Jangan Sayang
28 Eps. 28. Bahagia yang Beda
29 Eps. 29. Kembali pada Tempatnya
30 Eps. 30. Papi Cemut
31 Eps. 31. Ike Anak Papa
32 Eps. 32. Pikirkan Aja...
33 Eps. 33. Rutin Aja Sih...
34 Eps. 34. Tawaran Indah
35 Eps. 35. Menakjubkan, Tapi Kurang Apa Ya?
36 Bab. 36. Kamu Sayang Aku?
37 Bab. 37. Tak Apa Seperti Ini?
38 Eps. 38. Yang Lalu Yang Sekarang
39 Eps. 39. Situasi Apa Ini?
40 Eps. 40. Ada Apa Ben
41 Eps. 41. Berdamai Itu Melegakan
42 Eps. 42. Bertemu
43 Eps. 43. Jangan Suka Menyakiti
44 Eps. 44. Aku Ingin Menjadi Istimewa
45 Eps. 45. Ada Nyanyian Cinta
46 Eps. 46. Lody
47 Eps. 47. Antara Nyaman dan Cinta
48 Eps. 48. Tak Terlukiskan
49 Eps. 49. Mencintai atau Dicintai
50 Eps. 50. Dicintai dan Mencintai
51 Eps. 51. Perlu Menerima?
52 Eps. 52. Mama Litha
53 Eps. 53. Jauuuuh
54 Eps. 54. Melangkah Lebih Jauh
55 Eps. 55. Gak Ada Cincinnya
56 Eps. 56. Rasa Hari Ini...
57 Eps. 57. Bahagia Semakin Nyata
58 Eps. 58. Memulai Sesuatu yang Benar
59 Eps. 59. Berdua Aja
60 Eps. 60. Mama
61 Eps. 61. Mama Aku
62 Eps. 62. Ibu Pengawas
63 Eps. 63. Ada Kalian di Antara Kami
64 Eps. 64. Siap Gak Sih?
65 Eps. 65. Bahagia untuk Ike
66 Eps. 66. Jalan Cinta Kita
67 Eps. 67. Belajar hidup Tanpa Kamu
68 Eps. 68. Harga untuk Bahagia
69 Eps. 69. Cinta untuk Mama
70 Eps. 70. Kangen Ikan Woku
71 Eps. 71. Apa yang Paling Mendominasi?
72 Eps. 72. Seandainya
73 Eps. 73. Berdua Lebih Baik dari pada Sendiri
74 Eps. 74. Sebelum Menikah
75 Eps. 75. Jangan Mengulangi
76 Eps. 76. Hampir Saja
77 Eps. 77. Kontrak Seumur Hidup
78 Eps. 78. Di Sela Bahagia
79 Eps. 79. Sepenuhnya
80 Eps. 80. Hepi Aja Dulu
81 Eps. 81. Ini Bulan Madu?
82 Eps. 82. Ini Bulan Madu
83 Kalian Begitu Hangat
84 Bonus Eps. Keindahan dalam Keindahan
85 Bonus Eps. Inisiatif
86 Bonus Eps. Jangan Menahan Kebaikan
87 Bonus Eps. Pedasnya Cabe
88 Bonus Eps. Jangan Terlalu Berharap
89 Bonus Eps. Apa yang Membuat Bahagia
90 Bonus Eps. Bahagia + Sedih = ...
91 Bonus Eps. Melunasi Hutang
92 Judul Baru
93 Bonus Eps. Hampir Lupa
94 Bonus Eps. Dari Sebelah, Sama Aja Sih.
95 Bonus Eps. Dari Sebelah Juga...
96 Judul Baru
97 Judul Baru
Episodes

Updated 97 Episodes

1
Eps 1. Better Late Than Never
2
Eps. 2. Aku Bisa Sendiri
3
Eps. 3. Ben yang Asli
4
Eps. 4. Tukang Catering
5
Eps. 5. Jangan Lupa dari Mana Kamu Berasal
6
Eps. 6. Tiga
7
Eps. 7. Titik Patokan
8
Eps. 8. Mulai Tertantang
9
Eps. 9. Mulai dari Rasa?
10
Eps. 10. Omen
11
Eps. 11. Seandainya Ada Kesempatan
12
Eps. 12. Rasa yang Melekat di Hati
13
Eps. 13. Dulu dan Sekarang
14
Eps. 14. Sesuatu Karena Kamu
15
Eps. 15. Kamu Ternyata Sedekat Ini
16
Eps. 16. Ingin Menjauh Tapi...
17
Eps. 17. Kak Bens
18
Eps. 18. Kamu Bukan Orang Lain
19
Eps. 19. Wow
20
Eps. 20. Seharusnya Hari Ini Sempurna
21
Eps. 21. Sehabis Hujan ada Cinta
22
Eps. 22. Tak Ingin Kedekatan
23
Eps. 23. Pedih Perih Sedih Sepi
24
Eps. 24. Mulai dari Sana
25
Eps. 25. Alasan Mencuri
26
Eps. 26. Perlu Waktu
27
Eps. 27. Tak Kenal Jangan Sayang
28
Eps. 28. Bahagia yang Beda
29
Eps. 29. Kembali pada Tempatnya
30
Eps. 30. Papi Cemut
31
Eps. 31. Ike Anak Papa
32
Eps. 32. Pikirkan Aja...
33
Eps. 33. Rutin Aja Sih...
34
Eps. 34. Tawaran Indah
35
Eps. 35. Menakjubkan, Tapi Kurang Apa Ya?
36
Bab. 36. Kamu Sayang Aku?
37
Bab. 37. Tak Apa Seperti Ini?
38
Eps. 38. Yang Lalu Yang Sekarang
39
Eps. 39. Situasi Apa Ini?
40
Eps. 40. Ada Apa Ben
41
Eps. 41. Berdamai Itu Melegakan
42
Eps. 42. Bertemu
43
Eps. 43. Jangan Suka Menyakiti
44
Eps. 44. Aku Ingin Menjadi Istimewa
45
Eps. 45. Ada Nyanyian Cinta
46
Eps. 46. Lody
47
Eps. 47. Antara Nyaman dan Cinta
48
Eps. 48. Tak Terlukiskan
49
Eps. 49. Mencintai atau Dicintai
50
Eps. 50. Dicintai dan Mencintai
51
Eps. 51. Perlu Menerima?
52
Eps. 52. Mama Litha
53
Eps. 53. Jauuuuh
54
Eps. 54. Melangkah Lebih Jauh
55
Eps. 55. Gak Ada Cincinnya
56
Eps. 56. Rasa Hari Ini...
57
Eps. 57. Bahagia Semakin Nyata
58
Eps. 58. Memulai Sesuatu yang Benar
59
Eps. 59. Berdua Aja
60
Eps. 60. Mama
61
Eps. 61. Mama Aku
62
Eps. 62. Ibu Pengawas
63
Eps. 63. Ada Kalian di Antara Kami
64
Eps. 64. Siap Gak Sih?
65
Eps. 65. Bahagia untuk Ike
66
Eps. 66. Jalan Cinta Kita
67
Eps. 67. Belajar hidup Tanpa Kamu
68
Eps. 68. Harga untuk Bahagia
69
Eps. 69. Cinta untuk Mama
70
Eps. 70. Kangen Ikan Woku
71
Eps. 71. Apa yang Paling Mendominasi?
72
Eps. 72. Seandainya
73
Eps. 73. Berdua Lebih Baik dari pada Sendiri
74
Eps. 74. Sebelum Menikah
75
Eps. 75. Jangan Mengulangi
76
Eps. 76. Hampir Saja
77
Eps. 77. Kontrak Seumur Hidup
78
Eps. 78. Di Sela Bahagia
79
Eps. 79. Sepenuhnya
80
Eps. 80. Hepi Aja Dulu
81
Eps. 81. Ini Bulan Madu?
82
Eps. 82. Ini Bulan Madu
83
Kalian Begitu Hangat
84
Bonus Eps. Keindahan dalam Keindahan
85
Bonus Eps. Inisiatif
86
Bonus Eps. Jangan Menahan Kebaikan
87
Bonus Eps. Pedasnya Cabe
88
Bonus Eps. Jangan Terlalu Berharap
89
Bonus Eps. Apa yang Membuat Bahagia
90
Bonus Eps. Bahagia + Sedih = ...
91
Bonus Eps. Melunasi Hutang
92
Judul Baru
93
Bonus Eps. Hampir Lupa
94
Bonus Eps. Dari Sebelah, Sama Aja Sih.
95
Bonus Eps. Dari Sebelah Juga...
96
Judul Baru
97
Judul Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!