Kim Hana

Setelah menandatangani surat tersebut Anya kembali ke fitting room yang menjadi kamarnya saat ini, guna menumpahkan segala emosi yang membelenggu dadanya. Anya menangis tersedu-sedu, meratapi nasib yang entah seperti apa kedepannya.

Anya mencintai Axton. Pertemuan yang sering dilakukan oleh kedua orang tua mereka dahulu membuat gadis itu acapkali bertemu Axton, dan dari sanalah perlahan-lahan tumbuh rasa suka di hatinya.

Suara ketukan pintu tiba-tiba terdengar. Anya bergegas menghapus jejak-jejak air matanya dan membuka pintu ruangan.

Begitu Anya muncul di ambang pintu, Axton segera melempar beberapa lembar pakaian kotor miliknya ke wajah gadis itu sembari menatap sinis. "Bawa ke laundry room dan cuci, lalu siapkan minum untuk Hana! Dia akan datang kemari!" Tanpa menunggu jawaban dari Anya, Axton segera meninggalkan tempat menuju ruang televisi. Terlihat ada beberapa buku dan lembaran-lembaran tebal tersusun rapi di atas meja sana.

Anya memunguti satu persatu pakaian kotor yang tercecer di lantai itu. Matanya menatap Axton sejenak dengan raut nanar, sebelum kemudian berjalan menjalankan perintah pria tersebut.

Anya dengan hati-hati membawa nampan yang berisi dua gelas minuman dingin dan sepiring cookies. Gadis itu dengan canggung menghampiri Axton yang sedang sibuk membaca.

"Ka, ini minumannya," ucap Anya dengan suara bertegar.

Axton bergeming. Anya mengatupkan bibirnya sebelum kembali bersuara, "Aku taruh di meja, ya?" katanya.

Tak ada jawaban dari Axton. Pria itu masih terus saja membaca sembari sesekali membenarkan kacamata baca miliknya.

Anya jadi salah tingkah sendiri, pasalnya meja yang ada di sana sudah penuh dengan kertas-kertas milik Axton. Haruskah ia berdiri sambil terus memegangi nampan tersebut?

Anya akhirnya berinisiatif menggeser lembaran-lembaran milik Axton dan meletakkan nampan minuman di atas meja.

"A–aku permisi," pamit Anya sembari melangkah meninggalkan Axton. Namun, baru beberapa langkah ia berjalan, tiba-tiba terdengar suara benda jatuh disertai teriakan Axton.

"SHIIIIT!"

Rupanya minuman yang diletakkan Anya di atas meja tersebut jatuh membasahi kertas-kertas naskah dan beberapa surat kontrak milik Axton. Karpet di bawah meja bahkan tak luput darinya.

Mata Anya sontak terbelalak, dengan sigap ia menghampiri meja untuk membersihkan tumpahan-tumpahan tersebut menggunakan ujung dress-nya

"Wanita sialan!" hardik Axton. Pria itu sontak beranjak dari sofa kemudian mencengkeram lengan Anya, guna memaksanya berdiri.

Anya merintih kecil, tubuhnya gemetar ketakutan.

"Kau tahu seberapa penting kertas-kertas itu untukku, hah!" Suara Axton menggelegar memenuhi seisi ruangan.

"Ma ... maaf, Kak, aku ... aku tadi ...." Air mata Anya mengalir deras. Rasa takut membuat gadis itu tak sanggup meneruskan kalimatnya.

Axton yang marah dengan kasar mengambil kertas-kertas yang telah basah itu, lalu melemparnya keras ke wajah Anya. Pria itu bahkan tidak ragu melempar salah satu buku tebal yang ada di sana.

Anya terhuyung ke belakang. Ujung buku itu mengenai sudut bibirnya hingga terluka.

"Harga dirimu bahkan tidak sebanding dengan kertas-kertas itu!" teriak Axton tanpa memerdulikan darah yang muncul di sudut bibir Anya.

Saat situasi sedang memanas, pintu depan apartemen mereka tiba-tiba terbuka.

"Ya Tuhan, ada apa ini?" Hana yang melihat sedikit kegaduhan di ruang televisi bergegas menghampiri. Wajahnya terkejut bukan main tatkala mendapati kertas-kertas kontrak kerja milik Axton tercecer di lantai dalam kondisi basah.

"Jangan!" Axton merendahkan nada suaranya, saat melarang Hana memunguti kertas-kertas tersebut. "Biar dia saja yang membersihkan semua kekacauan ini!" Pria itu kemudian menatap Anya bengis.

"Bersihkan ini semua dan keringkan kertas-kertas yang basah itu! Jika sampai besok kertas tersebut tidak kembali seperti semula, kau akan terima akibatnya!" ancam Axton seraya meninggalkan Hana dan Anya menuju lantai dua.

Sepeninggal Axton, Hana menatap Anya khawatir.

"Maafkan Ka X ya, Mbak? Dia hanya tidak bisa mengontrol emosinya dengan baik, dan maklum saja ya, surat-surat itu memang sangat berarti bagi karirnya."

Anya tak mampu mengeluarkan sepatah kata pun selain anggukan pelan.

Gadis yang Anya kenal sebagai kekasih Axton itu kemudian berniat membantunya membersihkan meja, tetapi Axton segera memanggilnya.

"Maaf Mbak, aku ingin membantu tapi ...."

"Tidak apa-apa, biar aku saja." Anya memotong perkataan Hana seraya tersenyum kecil.

Tanpa menunggu lama, Hana segera berlari meninggalkan Anya seorang diri yang kini sedang menangis sesenggukan.

"Kak, jangan keterlaluan begitu! Biar bagaimana pun Mbak Anya adalah istrimu. Lagi pula kita masih bisa meminta kopian naskah dan kertas kontrak baru, kan?" kata Hana seraya duduk di samping Axton yang masih tampak marah.

Axton terdiam. Ia sama sekali tidak menampik pernyataan Hana soal kertas-kertas tersebut. Namun, entah mengapa kebenciannya pada sang istri membuat emosi pria itu tidak terbendung. Ia ingin menghukum Anya, melihat sang istri menderita setelah pernikahan mereka karena sudah menghancurkan hubungannya dengan Hana.

Pria itu lalu menatap Hana dengan tetapan penuh cinta. Sambil menggenggam tangan sang kekasih, Axton bertanya, "kamu tidak cemburu pada gadis itu?"

Hana tersenyum dan membelai pipi pria tercintanya. "Tidak, karena aku tahu perasaanmu hanya untukku." Jawab Hana merdu.

"Bertahanlah, ini tidak akan berlangsung lama." Setelah berkata demikian, Axton mencium lembut bibir Hana kemudian membawa gadis itu ke dalam pelukannya.

"Ya, aku akan menunggu." Hana mengembangkan senyumnya sesaat, sebelum kemudian raut wajahnya berubah datar tanpa sepengetahuan Axton.

Sementara itu Anya kembali ke kamarnya guna mengeringkan kertas-kertas penting tersebut menggunakan hair dryer yang dia temukan di dalam sana. Anya sama sekali tidak memerdulikan luka di sudut bibirnya yang masih terasa nyeri.

Anya benar-benar ketakutan melihat kemarahan Axton. Ia tahu meski perangai Axton keras dan dingin, tetapi sang suami tidak pernah menggunakan kekerasan pada siapa pun.

Axton telah berubah ... Atau dia memang benar-benar tidak mengenali tabiat pria itu sebenarnya.

...***...

Pagi hari pun tiba. Anya sudah berdiri di depan kamar Axton sembari memegang kertas-kertas kontrak dan naskah miliknya.

Sesaat kemudian Axton dan Hana keluar dari kamar. Anya bisa melihat dengan jelas bagaimana pria itu menggandeng tangan Hana mesra, seolah mereka lah pengantin barunya.

Anya mencoba tidak memerhatikan.

"Kak, ini kertasnya." Anya bergegas menyerahkan tumpukan kertas tersebut pada Axton.

Axton menatap Anya dingin. Matanya sekilas tampak terpaku ketika mendapati sudut bibir Anya yang kini membiru.

Baru beberapa detik memeriksa kertas-kertas tersebut, Axton kembali memaki Anya. "Dasar tolol, sudah kubilang untuk mengembalikannya seperti semula!"

Sedetik kemudian Axton menggulung tumpukan kertas tersebut dan memadatkannya, sebelum akhirnya memukul kepala Anya dengan sangat keras beberapa kali.

Anya reflek berusaha menutupi kepalanya dari pukulan Axton.

"Jangan kau tutupi, gadis tolol!" hardik Axton. "Baru sehari aku bersamamu, hidupku sudah sial. Dasar wanita pembawa sial!"

Mendengar hal tersebut Anya pasrah. Ia membiarkan Axton memukulinya sekuat tenaga hingga beberapa bagian dari kertas-kertas itu sobek. Axton lalu melepas genggaman tangannya pada Hana guna menarik kerah kaos Anya, agar gadis itu menatap wajahnya.

"Kak, sudah kak!" Hana mencoba menghentikan Axton. "Cukup, kasihan Mbak Anya!" sambung Hana.

Axton sama sekali tak mengindahkan perkataan sang kekasih. Baru saja ia hendak menampar wajah Anya, Hana sudah kembali berteriak.

"Kak, hentikan atau aku akan marah dan tidak akan pernah datang ke sini lagi!"

Ancaman yang Hana lontarkan sontak sukses menghentikan perbuatan Axton. Masih dengan raut emosi pria itu menatap Anya bengis. Napasnya terdengar memburu. "Jika bukan karena Hana, kau sudah mati di tanganku!"

Pria itu membuang tumpukan kertas tersebut hingga berhamburan di lantai, sebelum kemudian pergi dari sana sembari mendorong Anya keras-keras.

Mata Anya berkunang-kunang. Kepalanya terasa sangat sakit akibat pukulan Axton, terlebih sejak semalaman ia sama sekali tidak tidur demi mengeringkan tumpukan kertas-kertas tersebut.

Anya menyenderkan tubuhnya di pintu kamar Axton.

Suara tangisan keluar dari mulut Anya, sementara tangan kanannya meremas kaos dengan sekuat tenaga.

'Yah, Bu, Anya mau ikut saja!' batinnya meraung.

Terpopuler

Comments

Asni Ladimu

Asni Ladimu

sedih...jadi nangis kan...😥😥

2022-11-18

0

Chi ajjah

Chi ajjah

dadaku sakit baca bab ini 😭😭

2022-04-08

1

Nunx Nurhayati

Nunx Nurhayati

batu baca tiga bab ydah 😭😭😭 nyesek banget ya,
lanjut thor semangat 💪💪💪

2022-03-03

2

lihat semua
Episodes
1 SAH!
2 Surat Perjanjian
3 Kim Hana
4 Melamar Pekerjaan
5 Kedekatan Hana dan Theresa
6 Ampun! aku hanya ingin menjadi istri yang baik.
7 Rindu Ibu.
8 "Ibuku bukan pelakunya!" (1)
9 "Ibuku bukan pelakunya!" (2)
10 Kekhawatiran Axton
11 "Maafkan Anya, Bu,"
12 Kebenaran palsu
13 Callista mengetahui semuanya.
14 Bertemu Mantan kekasih semasa sekolah
15 Daffa.
16 Siapa sebenarnya suamimu?
17 Axton sakit.
18 Kedatangan Hana ke apartemen.
19 Pengakuan Daffa.
20 Murka Axton.
21 Aku merindukanmu
22 Sikap Axton.
23 Theresa dan Anya.
24 Cemburu.
25 Hiduplah denganku.
26 Pilihan Anya.
27 Tolong aku!
28 Axton mengambil segalanya.
29 Hipotermia.
30 Kedatangan Kinanti dan Jagat (1).
31 Kedatangan Kinanti dan Jagat (2).
32 Konferensi Pers Star-sky.
33 Pertemuan Daffa dengan Kinanti dan Jagat
34 Kontrak Kerjasama.
35 Sialan!
36 Piknik (1).
37 Piknik (2).
38 Akhir hubungan Axton dan Hana.
39 Undangan makan malam.
40 HCG Positif.
41 Anya berhak bahagia.
42 Pertengkaran.
43 Semangka kuning.
44 Hana mencoba b*nuh diri.
45 Memeriksakan diri.
46 Sate.
47 Pertemuan Anya, Axton dan Hana.
48 Anya telah memutuskan.
49 Kepergian Anya.
50 Kepergian Anya (2).
51 Hidup baru Anya.
52 Anya pingsan.
53 Maxim mengetahui berita soal kepergian Anya.
54 Elang Danadyaksa Handoko.
55 Ingatan masa lalu Elang.
56 Pertemuan kedua kalinya.
57 Callista berhasil menghubungi Anya.
58 Axton mengetahui segalanya.
59 Air mata kebahagiaan Anya untuk Elang.
60 Pencarian Axton.
61 Tidak akan menyerah.
62 Pengakuan Theresa.
63 Keputusan Axton.
64 Pertemuan Axton dan Anya.
65 Identitas Axton.
66 Kembali ke Jakarta.
67 Akhir kisah.
68 Pengumuman.
Episodes

Updated 68 Episodes

1
SAH!
2
Surat Perjanjian
3
Kim Hana
4
Melamar Pekerjaan
5
Kedekatan Hana dan Theresa
6
Ampun! aku hanya ingin menjadi istri yang baik.
7
Rindu Ibu.
8
"Ibuku bukan pelakunya!" (1)
9
"Ibuku bukan pelakunya!" (2)
10
Kekhawatiran Axton
11
"Maafkan Anya, Bu,"
12
Kebenaran palsu
13
Callista mengetahui semuanya.
14
Bertemu Mantan kekasih semasa sekolah
15
Daffa.
16
Siapa sebenarnya suamimu?
17
Axton sakit.
18
Kedatangan Hana ke apartemen.
19
Pengakuan Daffa.
20
Murka Axton.
21
Aku merindukanmu
22
Sikap Axton.
23
Theresa dan Anya.
24
Cemburu.
25
Hiduplah denganku.
26
Pilihan Anya.
27
Tolong aku!
28
Axton mengambil segalanya.
29
Hipotermia.
30
Kedatangan Kinanti dan Jagat (1).
31
Kedatangan Kinanti dan Jagat (2).
32
Konferensi Pers Star-sky.
33
Pertemuan Daffa dengan Kinanti dan Jagat
34
Kontrak Kerjasama.
35
Sialan!
36
Piknik (1).
37
Piknik (2).
38
Akhir hubungan Axton dan Hana.
39
Undangan makan malam.
40
HCG Positif.
41
Anya berhak bahagia.
42
Pertengkaran.
43
Semangka kuning.
44
Hana mencoba b*nuh diri.
45
Memeriksakan diri.
46
Sate.
47
Pertemuan Anya, Axton dan Hana.
48
Anya telah memutuskan.
49
Kepergian Anya.
50
Kepergian Anya (2).
51
Hidup baru Anya.
52
Anya pingsan.
53
Maxim mengetahui berita soal kepergian Anya.
54
Elang Danadyaksa Handoko.
55
Ingatan masa lalu Elang.
56
Pertemuan kedua kalinya.
57
Callista berhasil menghubungi Anya.
58
Axton mengetahui segalanya.
59
Air mata kebahagiaan Anya untuk Elang.
60
Pencarian Axton.
61
Tidak akan menyerah.
62
Pengakuan Theresa.
63
Keputusan Axton.
64
Pertemuan Axton dan Anya.
65
Identitas Axton.
66
Kembali ke Jakarta.
67
Akhir kisah.
68
Pengumuman.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!