EPISODE 3

Pagi hari tiba. Cahaya mentari masuk lewat celah-celah jendela. Bukan pagi yang biasa untuk kami, tapi pagi yang pertama di tempat ini. Walaupun sebenarnya, hari ini adalah hari kedua kami tiba di tempat ini.

Tidak salah jika julukan "Redhuman" di tujukan pada kami. Karena kami tiba di tempat ini dengan jubah merah. Saat ini pun, tali pita yang terpasang di kerah baju kami harus berwarna merah.

Dari luar, semua terlihat biasa seolah kami sudah berteman dengan tempat ini, tapi di dalam pikiran, Kami tetap berpikir ini hal yang aneh, pakaian yang tidak biasa, dan suasana yang tidak bersahabat.

Beberapa orang juga berusaha kabur semalam, mungkin karena ketakutan. Sampai saat ini mereka dan bahkan aku sendiri, masih belum percaya dengan apa yang terjadi. Mungkin hanya sebagian orang yang menerimanya dengan pasrah.

Kami berkumpul di halaman belakang istana. Beberapa orang dari tempat ini berdiri di depan kami. Pakaian mereka sangat berkelas namun telihat ringan saat di gunakan.

"banyak yang akan kalian pelajari di tempat ini. Memanah, berkuda, mengayunkan pedang, berenang, memanjat, melompat, mengenali tanaman, menunggangi Horxy (kuda terbang dengan sayap yang besar) atau hewan unik lainnya, mengenali magic stone, dan menggunakan kekuatan cahaya" ucap seorang pria. Dia memiliki rambut berwarna merah dan bola mata berwarna hitam.

"sebelumnya, aku akan mengenalkan diri. Namaku Tristan" lanjut pria itu dengan sikapnya yang sempurna.

"ada kekuatan yang tidak semua orang bisa menguasainya, yaitu kekuatan cahaya. Dan jika kalian tidak memiliki kemampuan itu, kalian harus mempunyai bakat yang besar di bidang yang lain" jelas Tristan.

"selama empat hari kalian akan berlatih seperti biasa, dan satu harinya kalian akan berlatih kemampuan yang merupakan bakat kalian, sedangkan satu harinya adalah hari beristirahat. Baiklah, mari kita mulai latihannya" Pria yang lain pun ikut menjelaskan.

Kelompok pun terbagi. Masing-masing kelompok terdiri dari 20 sampai 30 orang. Dan setiap kelompok memperlajari dua bidang sekaligus. Kelompokku telah berkumpul.

"aku akan melatih kalian menggunakan pedang. Tapi untuk latihan, kita akan menggunakan pedang kayu" ucap Tristan.

Latihan pun di mulai dengan masing-masing kelompok. Dua latihan di gabungkan menjadi satu. Hal ini berguna untuk membuat kami terbiasa dengan keduanya sekaligus. Pedang dan berkuda, memanah dan menunggangi hewan langka (seperti Horxy), mengenali tanaman dan kekuatan cahaya, magic stone dan melompat atau sejenisnya.

"baiklah, letakkan kedua tangan kalian di gagang pedang seperti ini, genggam sekuat mungkin" Tristan mulai melakukan gerakan yang mudah di tiru, dengan memegang sebuah kayu panjang. Dan kami memperhatikannya seksama.

Setelah lumayan lama berlatih menggunakan pedang, Tristan menunjuk dua orang untuk saling menggunakannya dan menjatuhkan lawan.

"bukankah ini terlalu cepat?" bisik salah seorang di antara kami.

"kamu" Tristan menunjukku.

Aku tersentak dan menatap tajam padanya.

"dan kamu" lanjutnya

Dia menunjuk wanita berambut biru dengan model rambut double buns, dan memiliki warna mata yang sama.

Gadis itu maju lebih dulu dariku, karena saat ini aku merasa ragu untuk melangkah. Namun akhirnya, aku maju ke depan karena tatapan orang-orang.

"siapa nama kalian?" tanya Romy (pelatih berkuda).

Dia yang mengatur jarak dan tata krama sebelum memulai menggunakan pedang (kayu panjang).

"Namaku Ziya" jawab gadis itu.

Gadis itu terlihat bersemangat dan selalu melakukan sesuatu dengan cepat.

"aku Arla" jawabku kemudian.

"baiklah, mari kita mulai" ucap Romy.

Aku dan gadis itu memulai pertandingan. Pertama-tama, kami membungkuk untuk menghormati lawan, lalu pedang di pegang dan letakkan di tengah badan, antara perut dan dada. Setelah itu kami boleh langsung menyerang dengan cara apapun.

"apa kayu ini punya semacam kekuatan, kenapa mudah sekali mengayunkannya? Padahal ini pertama kalinya aku melakukan hal semacam ini" pikirku dalam hati.

Aku mengayunkan pedang kayu itu yang memang seharusnya ringan. Mungkin saat ini aku berpikir terlalu naif karena bisa mengayunkannya dengan mudah. Aku tidak tau, bagaimana menggunakan pedang sesungguhnya.

TRAAANGGG, pedang yang di gunakan Ziya, terjatuh.

"bagus, ini permulaan yang lumayan untuk pemula seperti kalian" Tristan mengakhiri pertarungan dengan kalimatnya.

Aku dan Ziya pun segera kembali ke tempat masing-masing. Namun wajah gadis itu memerah dan menatap tajam padaku. Padahal, aku tidak menggunakan teknik apapun untuk mengalahkannya. Lagi pula, aku tidak berniat untuk menang.

"kita istirahat sejenak, setelah itu kita akan ke kandang kuda, kalian harus memilih kuda dari sana dan menungganginya. Tapi kuda itu hanya boleh digunakan saat latihan" Ucap Romy.

Kami pun bubar dan mencari tempat istirahat yang nyaman, sambil menikmati makanan dan minuman yang di sediakan pelayan istana.

Tapi, hal menyenangkan itu tidak bertahan lama. Setelah dua puluh menit beristirahat, masing-masing dari kami mencari kuda dan mulai menungganginya.

“ini sangat jauh berbeda dengan mobil, dia makhluk hidup, aku tidak bisa menaikinya” Aku bergumam di depan kandang kuda, belum memilih seekor kuda pun.

“kamu tidak akan tau jika tidak mencoba” ucap seseorang.

Aku menoleh ke sumber suara, melihat sosok yang bicara padaku. Dia hanya tersenyum dan melihatku dengan tatapan remeh.

"anda, siapa?" tanyaku.

Dia membuka mulutnya dan hendak bicara, namun belum sempat dia mengeluarkan kalimatnya, seseorang memanggil namanya.

"Yang mul, ekhem, Syahi, ada apa anda datang kemari?” Tanya Romy yang sedang berjalan kearah ku.

"apakah sudah berakhir?" dia bertanya sekali lagi.

Aku tidak mengerti pertanyaan itu.

"sejak kemarin" jawab Syahi.

"ah… saya lupa, bagaimana hasilnya?"

"kami tidak menemukan apapun, korban yang jatuh pun lebih banyak dari biasanya"

"sudah bertahun-tahun kita melakukan hal ini, dan tidak mendapatkan apapun" wajah Romy tampak seperti orang putus asa.

"hanya ini yang bisa kita lakukan" ungkap Syahi.

"lalu, sedang apa anda disini?" Tanya Romy

"tidak ada, aku hanya sedang melihat-lihat" jawab Syahi seadanya.

"baiklah, saya harus kembali ke tempat latihan" Romy memberi salam dengan menundukkan kepalanya.

Setelah itu, Romy menoleh kearah ku.

"apa yang kamu lakukan? Cepat, latihan sudah di mulai"

Mendengar kalimat itu, Aku segera mengambil sembarang kuda dan menyeretnya keluar, aku terburu-buru karena Romy sudah melangkah dan berjalan di depanku.

Ada beberapa orang yang sulit menaikinya, namun ada juga yang merasa mudah. Aku melihat Selly, orang pertama yang ku temui di tempat ini. Dia adalah satu-satunya yang terlihat sangat antusias dalam latihan kali ini, dia sangat berbakat menunggangi kuda itu, seperti sudah terlatih.

.........

Aku tidak tau bagaimana kejadian itu bermula, tapi salah seorang dari kelompok kami kehilangan kendali saat mengendarai kudanya.

“Puput!!!” teriak seorang wanita, yang ku pikir adalah temannya.

Puput adalah wanita berambut pirang dan bola mata berwarna biru. Saat ini dia sedang berusaha menenangkan tunggangannya. Tapi yang ku lihat, dia sama sekali tidak bisa mengendalikannya dan membuat kuda itu semakin marah.

Semua orang menjadi panik, termasuk kedua pelatih. Beberapa oang yang ahli dalam menunggangi kuda, mengejar Puput dengan cepat.

Kecelakaan besar mungkin akan terjadi, karena saat ini kuda yang hilang kendali itu, sedang menuju pada seorang pria yang baru keluar dari istana. Pria itu berpakaian lengkap seperti seorang bangsawan dan terdapat pedang di pinggang kanannya.

Pria itu sudah menatap pada kelompok kami sejak pertama keluar dari istana. Dan aku juga sudah memperhatikannya sejak saat itu.

Kuda itu semakin mendekat ke arah si pria. Melihat hal itu, pria itu pun dengan sigap langsung mengeluarkan pedangnya, dan

CRRAAAKKK!!! Dia menusuk kuda sampai mati. Untungnya salah satu dari kelompok kami (seorang pria) yang berlari mengejar Puput, berhasil menangkap Puput, tepat sebelum kuda tertusuk, sehingga tidak melukainya.

Walaupun terlihat aman, wajah Puput tetap terlihat pucat dan seluruh tubuhnya gemetar. Kami pun langsung mendatangi Puput karena merasa cemas dan ingin melihat keadaannya.

Pria itu kembali memasukkan pedangnya setelah mengelap darah yang menutup sebagian badan pedang. Lalu berjalan pergi.

"apa dia tidak merasa bersalah?" tanya Tifa di sebelahku.

Aku hanya mengangkat bahu karena tidak tau.

"dia bukan tidak peduli. Tapi, dia hanya tidak punya pilihan selain pergi. Kau lihat saja! Sebanyak apa orang yang mengelilingi wanita itu" jawab Selly.

"kamu benar juga" Tifa mengangguk.

Sebelum pria itu benar-benar pergi. Salah seorang di antara kami berlari dan mengejarnya, lalu memegang tangan pria itu.

“trimakasih, kalau tidak ada anda, mungkin dia tidak akan selamat” ucap seorang tersebut.

Orang tersebut adalah seorang wanita bernama Isna. Pria itu menoleh setelah mendengar kalimat Isna dan hanya mengangguk tanpa ekspresi.

“nama saya Isna” ucap wanita itu lalu melepaskan tangannya.

Isna pun berbalik dan kembali ke kelompok.

Aku yang melihat hal itu jadi merasa heran, lalu bertanya "kamu mengenalnya?"

"iya, dia ad…ahh, maksudku tidak, tentu saja aku tidak mengenalnya, kami kan baru bertemu" jawab Isna terbata-bata.

"lalu, tadi apa?" Aku menatapnya menyelidik.

"aku berkenalan dengannya, sepertinya dia menyukaiku, namanya Erik. Dia adalah panglima kerajaan Astherin" jawab Isna.

"cepat sekali kau mengenanlnya. Lalu, kamu juga menyukainya padahal kalian baru kenal?" tanyaku heran.

"tidak, kapan aku katakan kalau aku menyukainya, tapi dia yang menyukaiku, dia terus menatapku sejak latihan tadi"

Isna terus menatap Erik dengan mata yang berbinar, walaupun hanya terlihat punggungnya saja dari jauh.

"mungkin memang benar. Tapi, kenapa aku merasa pria itu sedang mengawasiku? Untuk apa pemimpin pasukan utama ada di istana pinggiran? Bukankah seharusnya dia berada di istana utama?" pikirku saat itu.

"latihan kita cukup sampai disini, kita lanjutkan di pertemuan berikutnya" ungkap Tristan, memecah pikiranku.

Mereka pun segera pergi dari tempat itu, sementara Puput, di bawa ke ruang perawatan.

...***...

Episodes
Episodes

Updated 80 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!