Tubuhku tidak bisa merasakan kasur yang empuk, tidak juga terasa selimut yang hangat, dan pakaianku terasa lebih longgar dari yang ku ingat.
Sayup-sayup aku mendengar suara hembusan angin, aku membuka mataku secara perlahan.
Bukan dinding putih atau pun langit-langit kamar atau lampu yang menggantung. Melainkan dedaunan, ranting, dan kabut yang menyelimuti. Aku tidak berada di kamarku, tapi terbangun di sebuah tempat yang asing.
"apa yang terjadi? Ini dimana?" aku duduk di atas rerumputan.
Tanganku merasakan tanah yang basah oleh embun.
"Jangan-jangan, aku di culik?" pikirku saat itu.
Aku melihat dengan samar, seseorang mendekatiku.
"akhirnya kamu sadar" ungkapnya.
Dia seorang wanita, bersuara tegas. Saat melihatnya, dia menggunakan pakaian berwarna merah dengan tudung. Rambut dan bola matanya berwarna jingga.
"anda siapa?" Aku menatapnya dengan heran.
Dia tersenyum dan mengulurkan tangannya, aku pun menyambut tangan itu dan berdiri.
"Namaku Selly. Tapi itu tidak ada gunanya sekarang" jawabnya.
"apa maksudmu?" Aku mengernyitkan kening.
"sekarang kita semua berada di tempat yang asing, semua orang yang ada disini sama sepertimu. Kita tidak tau apapun" dia menjelaskan dengan wajah tanpa ekspresi.
Aku kaget melihat banyaknya orang yang mengenakan jubah dengan tudung berwarna merah. Dan ternyata, aku juga mengenakan pakaian yang sama, sebuah baju panjang berwana pink pudar dan jubah merah gelap dengan tudung.
"kita ada dimana?" Aku bertanya dan merasa hawa aneh mulai mengelilingiku.
"aku tidak tau" jawab Selly.
Tidak lama kemudian. Dari jauh, terdengar suara kaki kuda. Satu, dua, tidak, itu puluhan suara kaki kuda yang mendekati kami.
"suara apa itu? Apa yang akan terjadi?" aku bertanya dengan rasa cemas.
Namun, tidak ada jawaban. Dia seperti tidak mendengarku seolah dia telah di rasuki oleh sesuatu. Tapi, bukan hanya dia, melainkan semua orang yang ada disini. Mereka berjalan lurus dengan tatapan kosong, menuju tempat yang sama.
"hei, kamu mendengar ku? Kenapa kamu kesana?" Aku mencoba menarik tangannya, namun tenaganya sangat kuat, sehingga membuatku menyerah.
Pikiranku semakin kacau saat suara bergemuruh itu semakin dekat. Aku tidak bisa berpikir dengan baik. Akhirnya aku memilih berlari dan bersembunyi di balik pohon.
"sebenarnya apa yang sedang terjadi? Apa mereka sedang bercanda? Atau ini acara untuk mempermainkan aku?.... Tapi... ini terlalu nyata" pikirku.
Terlihat puluhan pasukan berkuda mulai mendekat, orang-orang berpakaian seragam, ada juga beberapa orang yang mengenakan pakaian berbeda, lebih elegan dan berkelas. Juga beberapa kereta kuda. Tanpa ada sepatah katapun, orang-orang berjubah merah itu masuk ke masing-masing kereta kuda, seperti sudah tau apa yang harus mereka lakukan.
"aku harus lari!" pikirku yang saat itu tengah ketakutan.
Aku berlari dengan cepat dan berusaha agar tidak menimbulkan suara. Untungnya tidak ada dedaunan kering yang bisa menimbulkan suara.
...***...
Pasukan berkuda dan beberapa kereta kuda kembali setelah memastikan tidak ada yang tertinggal. Sementara Arla, berlari tanpa tahu kemana arah yang harus dituju dan berhenti di sebuah tempat.
Arla tidak sadar, ada seseorang yang mengikutinya. Dia bukan berasal dari rombongan pasukan berkuda sebelumnya, melainkan pasukan yang datang dari dalam hutan.
...***...
Pohon Sigillaria, yaitu tanaman langka yang sudah punah sejak 300 juta sampai 400 juta tahun yang lalu. Aku terpesona saat melihatnya. Tanaman yang langka itu hidup di tempat ini dengan baik.
Aku berdiri dan memandanginya untuk beberapa lama, lalu menyadari seseorang datang menghampiriku. Aku menyadarinya karena suara kaki kuda. Aku tidak pergi, karena aku penasaran dengan tempat ini. Aku tidak pergi karena aku yakin dunia ini adalah dunia yang berbeda.
"tempat apa ini? Aku yakin, tempat ini bukan tempat yang aku tinggali sebelumnya" Aku bertanya saat merasa dia berada dekat denganku.
Orang itu tidak menjawab. Akhirnya, aku menoleh dan menatapnya. Dia adalah seorang pria, berjubah hitam. Memiliki rambut berwarna hitam dan bola mata berwarna biru.
"apa dengan aku mengikutimu, aku akan selamat?" Aku kembali bertanya.
Dia hanya diam menatapku. Aku pun berharap dia menjawab pertanyaanku.
"naiklah" ucap pria itu.
Dia hanya mengulurkan tangannya. Tidak satu pun pertanyaanku yang terjawab. Tapi, entah kenapa aku ingin mempercayainya. Mungkin aku bisa memiliki banyak waktu untuk bertanya lebih banyak. Atau tempat yang tepat untuk mengetahui segalanya.
"baiklah" jawabku.
Aku menerima uluran tangannya dan dia menarikku ke atas kuda.
...***...
Gerbang di buka, kereta kuda memasuki halaman istana. Orang-orang berjubah merah satu persatu turun dari kereta kuda, tapi mereka masih dalam pengaruh. Pengaruh yang membuat mereka melakukan sesuatu tanpa perintah.
Di saat semuanya telah berkumpul, mereka pun tersadar dan menatap aneh sekitarnya.
"kalian pasti merasa heran ketika tiba di tempat ini" seorang pria paruh baya menyambut mereka.
"kalian adalah Redhuman yang ke delapan. Datang dengan menggunakan pakaian berwarna merah, tiba disini untuk berjuang" lanjutnya.
Para Redhuman melihat pria itu dengan kening yang mengernyit, bertanya-tanya di dalam hati dan memikirkan sesuatu yang sulit.
"kalian bisa memanggilku Mateo dan alasan kalian berada disini adalah karena bunga mawar kristal, bunga takdir kutukan".
Dari jauh terdengar suara langkah kaki kuda. Seorang gadis berbaju merah yang tertinggal, dia datang bersama salah satu prajurit penjaga.
Wanita itu adalah Arla. Setelah tiba, dia langsung bergabung dengan para manusia berpakaian merah lainnya. Dia menyadari tatapan dari orang-orang sekitar yang menuju padanya saat memasuki halaman istana.
"tuan, kenapa dia tidak ikut rombongan?" bisik salah seorang yang berdiri disamping Mateo.
"aku tidak tau, ini aneh sekali" jawab Mateo.
Semua orang yang berada disana menatap Arla dengan aneh. Kecuali mereka yang berjubah merah.
"baiklah, aku akan menjelaskan alasan kalian ada disini" ujar Mateo.
Mawar kristal adalah bunga indah yang hanya ada satu di dunia ini, bunga itu juga punya kekuatan unik. Dulu bunga ini disebut bunga kebahagiaan, karena orang akan bahagia hanya dengan mendengar namanya saja. Bunga ini di ciptakan oleh Kaisar terdahulu menjelang kematiannya.
Namun beberapa tahun yang lalu, bunga ini di kutuk oleh seorang penyihir dengan mempertaruhkan nyawanya. Fungsi bunga itu berubah menjadi sesuatu yang mengerikan. Bahkan orang-orang akan sangat ketakutan saat mendengar namanya.
Tidak diketahui berapa jumlah kelopak bunga itu, dan di setiap helai kelopak bunganya ada nama orang-orang yang paling menderita. Tidak di ketahui nama siapa yang akan muncul, namun kemunculannya orang-orang itu bisa di ketahui melalui energi yang di pancarkan. Hal tersebut akan terjadi setahun atau dua tahun sekali.
"Dan sekarang nama-nama kalian pasti sudah tertulis disana, namun kami tidak bisa memastikannya, karena sampai saat ini tidak ada yang pernah melihat bunga itu. Hanya dua orang yang pernah melihatnya, Kaisar terdahulu dan si penyihir. Jadi, berhati-hatilah" Mateo menjelaskan dengan baik sekaligus memberi peringatan pada mereka.
Mereka yang berjubah merah, menatap Mateo dengan perasaan yang tidak jelas.
"Yang akan kalian lakukan disini adalah berlatih mempertahankan diri, hanya selama tiga bulan. Jangan biarkan siapa pun datang dan membunuh kalian. Bertahanlah selama tiga bulan, setelah itu kalian akan meninggalkan tempat ini tanpa masalah" lanjut Mateo
Tiga bulan adalah waktu yang lama jika berada dalam bahaya dan akan terasa cepat, jika berada dalam kebahagiaan. Tapi, mereka semua berpikir dalam diam. Bagaimana bisa bertahan untuk waktu selama itu? Dan jika tidak bertahan pun, kemungkinan mereka akan mati itu sangat jelas. Kematian menjadi kalimat yang mengerikan, bahkan di dalam pikiran.
Tidak lama, para wanita dan pria yang mengenakan seragam yang sama (para pelayan) berjalan ke arah para Redhuman.
"kalian akan di pandu oleh para pelayan disini, mereka akan menunjukan masing-masing kamar kalian" ucap Mateo.
Mateo dan yang lainnya bubar ke tempat masing-masing. Sedangkan para Redhuman di temani para pelayan menuju kamar yang sudah di sediakan untuk beristirahat.
"mari ikuti kami" ujar salah satu pelayan, yang merupakan ketuanya (kepala pelayan). Para Redhuman mengikutinya.
"setiap kamar akan di isi dua orang, setiap lorong ada lima kamar dan akan di jaga dua pengawal secara bergantian dan juga empat pelayan untuk mengantarkan makanan, termasuk hal lainnya yang akan di butuhkan nanti" ucap kepala pelayan tersebut.
Para Redhuman menuju kamar masing-masing tanpa bertanya apapun. Mereka hanya diam karena terlalu banyak hal yang janggal di dalam pikiran mereka.
...***...
"bagaimana bisa kamu tidak terpengaruh?" tanya seorang wanita padaku.
Saat ini, Aku sudah berada di kamarku, duduk di atas kasur sambil merenung. Namun, pertanyaan wanita itu membuatku semakin bingung.
Dia adalah gadis yang tinggal di kamar yang sama denganku. Dia memiliki rambut keriting berwarna coklat dan mata berwarna hazel.
"aku tidak tau" jawabku tanpa mengerti maksud pertanyaannya.
"aneh... em, namaku Tifa, namamu?"
"Arcilla, tapi kamu bisa memanggilku, Arla"
"nama yang bagus, senang berkenalan denganmu" Ujar Tifa.
Aku tersenyum dan mengangguk ringan. Setelah memperkenalkan diri, suasana kembali hening. Bagi dua orang yang tidak sengaja bertemu dan berkenalan, tidak akan mudah untuk saling mengenal satu sama lain dengan cepat.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments