[Chapter 03.]
[Rencana.]
[Silahkan Dibaca.]
Rumah Sakit.
Shin berbaring dengan bosan, setelah melihat Ayako pergi dari Ruangan. Shin lalu memikirkan sesuatu.
“Apa rencanaku selanjutnya.” Ucap Shin.
“Tuhan memberikan tugas untuk menjadi orang yang memiliki kekayaan. Tapi, kenapa aku dilahirkan di Yakuza. Bukankah, Yakuza sudah memiliki kekayaan.” Ucap Shin.
[Tuhan memberikan tugas, dengan kekayaan murni dari Tuan sendiri. Tanpa bantuan Orang tua, Tuan.]
“Oh, baiklah.” Ucap Shin. Lalu pintu terbuka dan terlihat Ayako membawa sebuah nampan makanan dengan makanan.
“Baru saja kamu datang dan sudah kembali dengan membawa makanan.” Ucap Shin, tersenyum melihat Ayako.
“Hmph, baru apa!, ini sudah 30 menit, itu sudah lama.” Ucap Ayako dengan nada Tsunderenya.
’30 menit lama. Hufff baiklah, Perempuan akan selalu menang dalam hal berdebat.’ Batin Shin.
“Baiklah, Baiklah. Tapi tanganku sedikit sulit untuk digerakkan.” Ucap Shin dengan tersenyum menggoda.
“Hmmph bilang saja kamu ingin disuapi.” Ucap Ayako. Shin tersenyum dan mengangguk dengan tidak tahu malunya.
Ayako mendekat dan duduk di samping Shin, Ayako mulai menyuapi Shin.
“Buka mulutmu, Aaaa.” Ucap Ayako sambil tersenyum, Shin dengan senang memakan makanan tersebut.
“Hmm, enak saat kamu menyuapinya.” Ucap Shin, membuat Ayako sedikit memerah.
“Kau bisa saja, baiklah segera di habisin.” Ucap Ayako mulai menyuapi kembali.
Setelah selesai, Ayako pergi meninggalkan ruangan, Shin berbaring kembali dengan bosan dan menatap ke arah Luar yang sudah Sore.
“Huff, kapan aku bisa keluar dari Rumah sakit.” Ucap Shin menghela nafas.
Lalu, tak terasa seminggu sudah terlewati. Setiap hari, Shin akan ditemani oleh Ayako dan dikunjungi oleh Jiro bersama dengan teman-temannya.
“Akhirnya, aku bisa keluar.” Ucap Shin dengan senang. Ayako melihat hal tersebut tersenyum.
“Apakah kau tidak ingin bertemu dengan diriku lagi, sampai begitunya ingin keluar dari rumah sakit?.” Ucap Ayako dengan nada sedihnya. Shin menatap ke arah Ayako dengan serius.
“Kau tahu, aku ingin segera keluar karena aku ingin memulai rencana untuk masa depan kita nanti.” Ucap Shin, seketika Ayako memerah dan keluar asap di atas kepalanya.
“Dasar bodoh.” Teriak Ayako, keluar ruangan. Ayako berlari karena malu, Shin mengucapkan kata tersebut di depan banyak orang.
Issei, Jiro, Akito, Asuka, Shizuka, Yuuji, dan beberapa anggota Yakuza terdiam dan berfikir. ‘Dasar tidak tahu malu.’
Shin memandang ke arah mereka, lalu menatap ke arah Issei.
“Jadi, kapan kita pulang?.” Ucap Shin.
“Sekarang.” Ucap Issei.
“Sebentar, aku akan pergi ke ruangan Ayako untuk perpisahan.” Ucap Shin.
Lalu, Shin pergi dari ruangannya dan menuju ke ruangan Ayako.
Sesampai disana, Shin mengetuk pintu. Lalu terdengar suara dari dalam.
“Masuk.” Ucap Ayako.
Saat, Shin masuk. Ayako yang duduk segera berdiri.
“S-Shin, kenapa kau disini?.” Ucap Ayako terkejut.
“Aku ingin pulang, jadi ingin bertemu denganmu terlebih dahulu.” Ucap Shin.
“Janji kita jangan lupa.” Ucap Ayako.
“Ya, kita akan jalan-jalan bersama.” Ucap Shin. Lalu mendekat ke arah Ayako.
Ayako sedikit memerah saat Shin tiba-tiba mendekat. Ayako tidak bergerak, Shin sudah tiba di depannya.
Shin menundukkan kepalanya, Ayako bingung dengan apa yang dilakukan Shin.
“Terimakasih, selama ini sudah merawatku.” Ucap Shin.
Ayako menggelengkan kepalanya dan tersenyum.
“Tidak masalah.” Ucap Ayako. Shin lalu menegakkan kembali Kepalanya dan tersenyum. Lalu mengarahkan Jari telunjuknya ke kening Ayako.
“Sampai jumpa.” Ucap Shin, lalu berbalik pergi sambil melambaikan tangannya.
Ayako memerah karena perlakuan Shin tersebut, tanpa sadar tangannya memegang keningnya sambil tersenyum.
“Sampai jumpa juga.” Ucap Ayako pelan. Sesaat pintu tertutup.
Sisi Shin.
Shin tersenyum sambil berjalan menuju keluar Rumah Sakit.
‘Hehehe, akhirnya aku bisa meniru Sasuke saat menahan Sakura untuk ikut berpetualang.’ Batin Shin dengan gembira.
“Aneh, kenapa hanya nasib Sasuke yang selalu sial. Pembantaian Uchiha,Dianggap Pengkhianat padahal ingin berlatih menjadi kuat, Lalu menikah dengan Rata. Padahal lebih nyaman Gunung.” Ucap Shin sendiri.
Banyak mata menatapnya dan berfikir satu.
‘Apa orang ini Gila?. Kenapa bicara sendiri.’ Batin mereka.
Shin telah tiba diluar Rumah sakit, setelah itu melihat Mobil warna hitam. Mobil tersebut ada 4. Lalu terdapat Jiro dan yang lainnya di dalam.
“Aniki, disini.” Ucap Jiro. Shin mengangguk dan berjalan menuju ke Mobil tersebut. Shin masuk dan melihat semuanya disana.
“Hallo, Aniki/ Shin-san/ Shin.” Ucap Akito/ Asuka/Sizuka.
“Hallo.” Ucap Shin, lalu Shin menatap ke arah Shizuka. Shin ingat tentang Shizuka mantannya.
Shizuka yang ditatap oleh Shin terus, sedikit berkeringat.
“Ada apa Shin? Kenapa kamu menatapku terus.” Ucap Shizuka.
‘Apakah dia tahu tentang diriku.’ Batin Shizuka.
“Eh, maaf. Hanya wajahmu mirip seseorang.” Ucap Shin. Lalu, Shin duduk di sebelah Shizuka.
‘Kenapa dia duduk disini.’ Batin Shizuka, lalu melihat bahwa tidak ada tempat yang kosong selain tempat tersebut.
‘Apa yang akan kulakukan setelah sampai di rumah, Hmmm menggambar Manga sepertinya menarik.’ Batin Shin. Lalu Shin mengangguk dan mengambil Handphonenya.
Shin melihat Manga apa saja yang ada di Dunia ini. Shin terkejut bahwa Manga dan Anime yang berada di sini sungguh benar-benar terbelakang. Efeknya kurang, dan banyak kekurangannya.
Lalu, Shin mencari Hiburan lain. Setelah itu, Shin mencapai kesimpulan bahwa. Dunia ini benar-benar keterbelakangan Hiburan, seperti yang diucapkan Kei.
Shizuka yang melihat Shin mencari Hiburan dan lain-lain lalu melihat dia termenung memikirkan sesuatu, tidak bisa tidak tenang.
“Shin, ada apa?.” Ucap Shizuka.
“Hanya saja, memikirkan cara menghasilkan uang.” Ucap Shin.
Shizuka sedikit terpana, lalu berfikir ' Bukankah Yakuza sudah memiliki banyak uang?.’
“Kenapa kau mencari Uang, bukankah kamu Yakuza dan b-“ Sebelum Shizuka selesai bicara, Shin menatap ke arah Shizuka dengan serius, lalu berbicara.
“Aku ingin uangku sendiri bukan hasil dari pekerjaan maupun Organisasi Orang tuaku.” Ucap Shin dengan tegas.
Shizuka terpana dengan jawaban Shin. Jiro, Akito, dan Asuka terpana juga dengan ucapan Shin. Hanya Issei tersenyum dengan kemauan Shin.
“Kau yakin, Shin?.” Ucap Issei dengan serius.
Shin menatap ke arah Ayahnya dengan serius.
“Aku serius, Ayah. Bagaimana aku bisa membiayai Wanitaku dengan uang Orang tuaku.” Ucap Shin dengan tegas sekali lagi.
Issei tersenyum dan tidak berbicara apa-apa lagi.
Shizuka terpana kembali dan merasa panas dalam tubuhnya.
‘Kenapa denganku, serta kenapa Shin terlihat begitu panas.’ Batin Shizuka.
Shin tidak tahu apa yang difikirkan Shizuka. Jika dia tahu, Shin akan membawanya ke Kamar dan mulai melakukan hal yang dewasa lakukan.
Mobil melaju dengan cepat dan sampai di Rumah bergaya Jepang yang besar.
Shin keluar dari Mobil lalu disambut oleh suara lembut.
“Selamat datang di rumah, Shin.” Ucap Seorang Wanita dengan anak kecil di sampingnya, yang bersembunyi di belakang Wanita tersebut.
[To be Continued.]
Silahkan Like, Comment, Share, dan Vote.
Jangan lupa klik tombol Favorit agar tidak ketinggalan update terbaru.
Thanks you Minna-san.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
delete account
next thor
2022-11-12
1
ke tenangan batin
mungkin Sasuke suka Padang rumput daripada gunung kembar yang empuk
2022-04-21
1
Z3R0 :)
kikiki rata dong
2022-04-09
1