EPS 03 HATI YANG TERSESAT
Mendadak lampu padam. Lucra Venzi, Agen 004 Dinas Rahasia Inggris, yang masih belum sadar sepenuhnya harus menerima serangan yang tak di perhitungkan. Dandung menangkap dan menghempaskan tubuh indahnya ke dinding dengan keras. Lalu kedua tangan pemuda tampan dan kekar itu mengunci leher dan kepalanya hingga tidak bisa bergerak. Dan Akhirnya mulut Dandung mengunci ranum merah itu dalam penguasaannya.
“Ugh! Mmmpfft!” Lucra merasakan nafasnya begitu sesak dan panas.
Damn!
Lucra hanya bisa mengumpat dalam hati saat lidah pemuda itu begitu liat menggelitik setiap sudut di dalam mulutnya. Mau tak mau, Lucra pun memberikan perlawanan. Kedua lidah itu berperang bagai dua mata pedang yang saling beradu dalam pertempuran sengit. Terlihat Dandung sudah berada di atas angin. Lucra semakin larut dan semakin kehilangan kesadarannya. Gairah dan emosinya langsung membumbung menguasai setiap pembuluh kapiler dan urat-urat di sekujur tubuhnya.
“Ah!” Lucra menjerit kecil ketika merasa ada yang tergigit.
“Kenapa? Inilah hukuman bagi siapapun yang berani menguntitku,” sahut Dandung.
Tubuhnya dibalik dan dihempaskan kembali ke dinding. Lalu ditusuk dari belakang.
“Auh!” lagi Lucra menjerit sambil menutup mulutnya.
Rasanya begitu ngilu dan membakar. Apalagi kemudian Dandung terus meningkatkan intensitas serangannya. Berkali-kali tubuh indah itu dihempas, dihimpit dan ditusuk-tusuk dari depan dan belakang. Auh, rasanya jiwanya sudah melayang terlalu tinggi di angkasa. Bagimana ini kalau samai terjatuh. Pasti rasanya sakit sekali. Sakitnya minta ampun!"
“Kenapa kau gunakan lenganmu Dandung, augh! Huft!” teriaknya diantara desah nafasnya yang memburu. “Rasanya kegedean, argh!”
“Itu bukan lengan sayang. Tapi knalpot motorku, huh!” sahut Dandung asal bicara.
Puncak pertempuran yang kasar, brutal tanpa aturan pun terjadi. Di dahului dengan tusukan tongkat mustika Dandung yang dahsyat dengan kecepatan super, serta perlawanan Lucra yang menghimpit tongkat itu dengan perisai super, menghancurkan tongkat itu hingga gepeng tak bersisa. Dan mulut mereka mengeluarkan jeritan omong kosong, kata-kata yang tak bermakna. Kebimbangan rasa antara ya dan tidak.
“Oh, yes!”
“Oh, no!”
Dan pertarungan sengit antara perwira muda dan agen tangguh itu akhirnya berakhir juga. Tidak ada yang menang dan tidak ada yang kalah. Kedua tubuh itu menggelosoh lemas, bagaikan boneka balon yang sudah tidak ada anginnya. Keringat membanjiri tubuh mereka. Dan bau anyir yang mereka tinggalkan di gedung mangkrak itu hanyalah sebagai penanda kenikmatan jiwa dan raga yang tak pernah terpuaskan hanya dalam satu kali pertempuran.
Lalu mata mereka saling menatap ganas lagi. Bibir mereka tersenyum sinis kembali. Dan mereka siap untuk melakukan pertempuran yang kedua kalinya.
***
Di saat yang sama, tiba-tiba permukaan Sendang Kumitir di puncak bukit Kethileng bergejolak. Getarannya yang ritmik membangunkan Ken Darsih dari pertapaannya yang baru berjalan separuh waktu. Awalnya dia terkesiap dan terlihat kesal. Namun kemudian wajahnya berubah saat melihat sebuah kereta kencana yang di tarik enam belas kuda putih, tiba-tiba muncul di dasar sendang dan berhenti tepat di depannya.
Ken Darsih langsung mengetahui kalau kereta itu berasal dari alam kegelapan, bukan dari alam nyata. Artinya kereta, kuda-kuda dan penumpangnya adalah siluman. Kalaupun kereta itu datang dari sebuah kerajaan dapat dipastikan kerajaannya juga kerajaan siluman. Ken Darsih memejamkan matanya kembali namun tetap waspada.
Kriyet!
Pintu kereta terbuka. Seorang perempuan cantik berpakaian seperti puteri keratin turun dari kereta. Memakai kebaya merah bersulam mutiara dan batu-batu mulia yang di jahit dengan benang emas pilihan, dipadu dengan kain jarit berwarna kuning gading berukiran emas, perempuan itu terlihat begitu cantik dan anggun. Tubuhnya melayang pelan mendekati Ken Darsih yang seperti tidak mempedulikan kehadirannya.
“Bangunlah. Kau tidak perlu pura-pura tidak perduli dengan kehadiranku,” ujarnya.
Ken Darsih bangun dari pertapaannya. Matanya yang semerah darah terlihat begitu tajam menatap tamu yang tak pernah ada dalam pikirannya.
“Memangnya aku harus perduli denganmu?”
Perempuan berpakaian puteri raja itu tersenyum.
“Kau akan segera mengetahui jawabannya.”
Ken Darsih mendengus kesal.
“Mengapa kau suka berbelit-belit? Katakan saja apa maumu?”
“Hm, kau cukup pemarah rupanya. Apa kau tidak ingin mengenalku?”
Ken Darsih menganggukkan kepalanya.
“Tentu saja aku ingin mengenalmu perempuan berpakaian aneh.”
“Namaku Dewi Suryakanti. Aku pemilik istana Karang Bolong di Pantai Laut Selatan. Aku salah satu panglima perang Ratu Pantai Selatan. Tapi sekarang aku mengabdi kepada puterinya, Nyai Blorong. Apa kau mengenalnya?”
Ken Darsih menggelengkan kepalanya. Dewi Suryakanti menatap heran.
“Bagaimana mungkin manusia setengah siluman ular sepertimu tidak mengenal Nyai Blorong. Bahkan Rajanaga saja memujanya?”
“Kenapa aku harus mengenal mereka. Mereka bukan orang-orang yang penting dalam hidupku.”
“Lalu siapa yang penting dalam hidupmu?”
Ken Darsih terdiam sejenak. Menarik nafas dalam-dalam lalu mengeluarkannya perlahan. Ingatannya kembali ke masa lalu, masa kecilnya bersama ibu dan kakeknya.
“Hanya ada dua orang yang penting dalam hidupku, ibu dan kakekku,” ucapnya.
Dewi Suryakanti tersenyum. Seperti bisa membaca kegalauan dalam hati gadis siluman naga itu. Lalu dia memukulkan tongkat yang ada di tangannya ke arah batu lempeng yang tadi di duduki Ken Darsih. Tiba-tiba permukaan batu itu seperti menjadi cair dan berputar cepat. Saat putaran berhenti, di atas batu itu terlihat seperti sebuah layar televisi yang menggambarkan seorang perempuan di dalam sebuah istana.
“Apa kau mengenal perempuan ini?” tanya Dewi Suryakanti.
Ken Darsih terkesiap kaget melihat perempuan yang tergambar di batu. Walau samar tapi dia jelas mengenal wajahnya. Karena perempuan itu adalah Daningrum, perempuan yang telah melahirkannya
“Ibu!” teriaknya tanpa sadar.
Wajahnya langsung menegang. Dia sama sekali tidak mengira akan melihat kembali wajah ibunya setelah ratusan tahun terpisah. Beberapa saat dia diam terpaku, terus mengamati gambar bergerak di depannya. Lalu pandangannya beralih ke Dewi Suryakanti. Tatapan matanya tajam seakan hendak menelan tubuh sang Dewi.
***
FLASHBACK ON…
Limaratus Tahun Yang Lalu…
Tepat empat puluh hari Tusin dan istrinya, Daningrum, melakukan pertapaan. Memusatkan pikirannya pada tingkatan paling tinggi, agar jeritan hati mereka di dengar oleh sang pemilik gua Karang Bolong, Dewi Suryakanti.
“Bangunlah Tusin dan Daningrum. Hentikan pertapaan kalian,” ujar seseorang, suaranya menggema di gua yang licin dan gelap.
Pasangan suami isteri itu membuka kedua matanya. Mereka melihat seorang perempuan secantik bidadari memakai pakaian seperti bangsawan istana. Dari ujung kepala sampai ujung kaki dipenuhi berbagai macam perhiasan dari mutiara dan berlian yang dibungkus emas murni.
“Aku Dewi Suryakanthi, pemilik gua ini. Sekarang sampaikanlah maksud kedatangan kalian kepadaku,” katanya.
“Daulat paduka, hamba mendapatkan petunjuk dari eyang guru Sapujagad untuk bertapa disini agar mendapatkan Bunga Karang milik paduka Dewi,” ujar Tusin.
Dewi Suryakanthi tertawa. Suaranya membuat telinga Tusin dan Daningrum merasa bergidik.
“Ya, aku bisa membaca pikiran kalian, bahkan sejak kalian baru datang kemari.”
Tusin dan Daningrum saling berpandangan.
“Kalau begitu, pakah paduka Dewi akan mengabulkan permintaan kami?”
Dewi Suryakanti tersenyum, menatap dua wajah manusia yang juga sedang menatapnya penuh harap. Ah, entah yang ke berapa kalinya dia harus berhadapan dengan manusia-manusia yang kehilangan akal pikirannya. Terbawa dendam yang tak berkesudahan, terjebak kemarahan karena hati yang terluka, akhirnya mereka meminta bantuannya. Karena merasa tak sabar bersimpuh di jalan cahaya, mereka nekad menggadaikan hidupnya di jalan kegelapan, asalkan dendam dan kemarahan mereka tertuntaskan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 149 Episodes
Comments
👑Meylani Putri Putti
uhuh dibuka dengan awalan yg panas, baru saja di omongin ken darsih sudah muncul, apakah danungrum menjadi siluman thor, terkadang dendam memang menyesatkan menutup kebaikan ku suka bgt cerita miryam dkk beda dgn novel kebanyakan
2021-12-21
0
aku ga tau
mantap
2021-12-16
0
Bang Regar
👍👍👍👍👍
2021-12-15
1