EPS 02 TIKUS GOT
AKP Dandung bergegas masuk ke dalam ruangannya. Kapten muda parlente itu mengganti pakaian dinasnya. Dipandanginya pin penghargaan yang baru saja disematkan bapak Kapolda di seragam kebesarannya. Setelah berhasil membongkar jaringan kartel narkoba Club Dark-O pimpinan Ivan Draco, dia dan tim khusus lainnya mendapatkan penghargaan. Ivan Draco tewas sedangkan pentolan lainnya Blade Muller berhasil ditangkap.
Dia memakai pakaian santainya kembali. Kemeja polos lengan panjang dengan model slim fit bermerek eksklusif berwarna hitam dipadukan dengan celana panjang Levis biru tua. Sebuah revolver berwarna silver di diselipkan di belakang bajunya, kemudian ditutupi dengan jaket kulit warna hitam. Tidak lupa kacamata hitam menghiasi wajahnya yang tampan.
Hm, jam delapan malam. Setengah berlari dia menuruni tangga. Tubuhnya yang tinggi kekar nampak ringan menyusuri tangga kantornya yang berada di lantai dua. Sampai di tempat parkir, dia memilih mobil Ferrari F430 berwarna merah menyala. Mobil mewah keluaran pabrikan dari Italia itu, langsung melaju kencang begitu keluar dari halaman Polda.
Namun, baru saja dia membelokkan mobilnya memasuki jalan tol kota, instingnya berkata lain. Ujung matanya segera melirik kaca spion di atas kepalanya. Sebuah Aston Martin DBS V12 seri terbaru berwarna merah hati terlihat ikut berbelok, mengikutinya. Dandung tersenyum tipis. Rupanya dia tahu siapa pemilik mobil Limited Edition itu. Dan dia segera memacu kendaraannya.
“Ruuungngng!....Wush!”
Dengan kecepatan tinggi, mobilnya berkelok-kelok menembus kerapatan jalan tol kota di jam sibuk itu. Penguntitnya tidak mau kalah, mobilnya juga dipacu dengan kecepatan tinggi. Tangan dan kakinya begitu lincah mengendalikan kendaraannya mengejar Ferrari-nya Dandung yang terus melesat dengan kecepatan tinggi. Ulah mereka tak urung menciptakan kegaduhan dan sumpah serapah, walau tak sempat terjadi insiden apapun.
“Cuiiiiitt!”
“Woi! Guoblok! Lo punya nyawa dobel?” teriak supir Bus Antar Kota, saat mobil Dandung memotong kendaraannya.
“Hati-hati bedebah! Kamu kira ini jalan milik nenekmu!” teriak pengendara lainnya.
Dandung memutar kemudinya menuju arah keluar jalan tol. Lalu di sebuah jalan tak beraspal mobilnya berbelok lagi dan ke sebuah tanah kosong yang sepi. Puluhan hektar tanah terbengkalai dari proyek pemerintah yang mangkrak itu dibiarkan tak terawat. Tanaman perdu dan semak belukar tumbuh dengan suburnya diantara reruntuhan gedung yang tak selesai pembangunannya. Debu dan asap mengepul tinggi, menghalangi pandangan.
“Ruungg! Ruuungng!”
Di sebuah jalan berputar. Aston Martin itu berhasil mengejar Ferrari milik Dandung. Kedua mobil mewah itu berjalan berhimpitan dengan kecepatan yang tinggi. Pengemudi Aston Martin terlihat begitu tenang. Dia menggoyangkan mobilnya ke kanan lalu membantingnya lagi ke kiri dengan cepat, membentur mobil Dandung dengan keras.
“Brakk!”
“Rung!..Rung!”
Sesaat mobil Dandung berputa-putar seperti kehilangan kendali. Sementara si Aston Martin langsung gas pol meninggalkannya. Dengan sigap Dandung mengendalikan kendaraannya. Saat mobilnya masih berputar dia segera menginjak rem dan memindahkan giginya. Setelah itu polisi tampan itu menginjak pedal gas sekuatnya mengejar penguntitnya, Uniknya, mobil Dandung melaju cepat dengan posisi mundur.
“Ruuung! Ruung!”
Akhirnya mobil Dandung bias mengejar balik penguntitnya. Lalu dengan ketrampilan tinggi mobilnya berbalik lagi ke arah depan Sekarang kedua mobil itu berjalan sejajar lagi. Dandung terus memepet mobil itu hingga mereka berhenti di depan sebuah tembok gedung yang baru separuh jadi. Terlambat sedikit saja pasti mereka menabrak dinding tebal gedung mangkrak itu dan mobil mereka akan hancur berantakan.
Dandung segera meloncat keluar dan berdiri tegak di atas mobilnya. Hal yang sama juga dlakukan pengemudi Aston Martin itu. Tubuhnya yang ramping melayang ringan dan mendarat dengan mulus diatas kap mobilnya. Mata Dandung langsung menatap liar tubuh penguntitnya dari ujung rambut sampai ujung kaki. Hm, nampaknya lajang berpengalaman ini mengenal siapa ‘musuh. Di depannya sosok yang sama yang menyerangya di pantai dulu.
“Hm, rupanya ada yang ingin di hajar untuk kedua kalinya,” gumamnya sinis.
Anehnya, tidak ada kemarahan yang tersirat di wajah tampannya. Bahkan sesekali buah jakunnya turun naik sambil meneguk air liurnya sendiri. Sementara tatap matanya begitu tajam seolah seekor harimau yang ingin segera menelan mangsanya bulat-bulat. Tergambar jelas di manik matanya ‘musuh’ yang paling diinginkannya itu.
Berambut blonde, wajahnya tertutup topeng, Bajunya yang terbuat dari kulit sintetis berwarna hitam. membungkus tubuh sintalnya dengan ketat. Dua buah papaya gantung yang begitu keras menonjol seperti mau dimuntahkan dari balik belahan dadanya yang setengah terbuka. Dengan cemeti di tangannya, nampaknya perempuan ala Cat Woman itu siap bertempur dengan Dandung dalam sebuah pertarungan yang bisa bikin sesak nafas.
“Dasar pecundang, selalu saja mencari keuntungan dari keberhasilan orang lain,” ujarnya tak kalah sinis.
“Hm, apa maksudmu?”
Gadis Cat Woman tertawa.
“Pura-pura bego. Yang membongkar Club Dark-O timku, yang menangkap Blade Muller, anak buahku. Eh, malah ada yang klaim dan dapat penghargaan. Gak malu?”
Dandung gantian tertawa.
“Ow, ada yang gak terima, aku dapat penghargaan dari negaraku sendiri? Kenapa?”
“Tidak apa-apa. Heran aja ada pecundang tapi nasibnya selalu beruntung sepertimu.”
Dandung tersenyum tipis.
“Oke. Kalau begitu apa kau akan memberi selamat kepadaku? Atau kita mulai saja pestanya. Apa kau setuju, Lucra Venzi?”
Tanpa basa-basi Lucra langsung mengayunkan cemetinya ke arah Dandung. Ujungnya yang lancip seperti ujung sebuah tombak, melesat cepat mengarah tepat ke ulu hati pemuda tampan itu. Untunglah Dandung sudah waspada. Dia langsung melompat tinggi ke depan. Tubuhnya berputar di udara sebelum mendarat di belakang tubuh Lucra.
Tar! Tar! Tar!
Ujung cemeti itu terus bergerak liar mencari mangsanya. Berputar melingkari tubuh Lucra, lalu menyerang musuh di belakangnya. Reflek Dandung menghindar ke belakang. Ujung cemeti itu hanya beberapa senti lewat didepan matanya. Huft! Hampir saja. Serangan itu disusul serangan-serangan berikutnya. Dandung terus bergerak menghindar. Tubuhnya meloncat dan berlari cepat ke masuk ke dalam gedung yang gelap.
“Jangan lari pecundang!”
Tar! Tar! Tar!
Lucra meloncat dengan sigap ke dalam gedung. Begitu mendarat matanya langsung menatap tajam ke setiap sudut. Tapi dia tidak menemukan siapapun. Hm, kemana pecundang itu menghilang? Batinnya. Suasana begitu gelap, hanya diterangi lampu sorot dari kedua mobil mereka. Tiba-tiba terdengar suara gaduh di belakangnya.
Krosak! Cit! Cit! Cit!
Seekor tikus jatuh dari atap lalu berlari cepat. Sesaat gadis itu kehilangan fokusnya. Namun waktu yang sesaat itu berakibat fatal. Tiba-tiba sebuah lengan yang kuat menelikungnya dari belakang. Bahkan cemetinya berhasil di rebut dan dibuang jauh-jauh. Lucra tidak kehilangan akal. Kedua kakinya menjejak dengan kuat ke dinding di depannya. Tubuhnya terdorong ke belakang bersama tubuh musuhnya.
“Heyaa!!”
Sikunya bergerak cepat menyerang tubuh musuhnya. Tapi Dandung langsung melompat ke belakang satu langkah. Lucra langsung berbalik. Dan bola matanya langsung melotot seperti mau keluar. Pandangan matanya fokus pada satu titik di tubuh Dandung. Terlihat pemuda itu berdiri tegak tanpa sehelai benangpun, tepat di lingkaran sinar lampu mobilnya. Tikus gotnya begitu seksi menggantung manja di tempatnya. Dan Lucra langsung larut dalam pesonanya.
“WHAT!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 149 Episodes
Comments
👑Meylani Putri Putti
dandung dan lucra habis berantem ya gitu deh, lalu kpn dadung ketemun ken darsih lagi thor 😊
2021-12-21
0
Bang Regar
👍👍👍👍👍👍
2021-12-15
0
Babang tampan
👍👍👍👍
2021-12-15
0