Lelaki Jahat

Siang berawan yang terasa lembab itu, membuat Anastasha sangat tidak mempercayai apa yang ada di hadapannya. Semakin dilihat justru semakin dirinya tidak bisa menemukan jawaban akan apa yang terjadi.

"Nona?" Suara lelaki di hadapannya bahkan sama persis dengan Julian yang pernah dikenal Anastasha dulu. Walau ada satu yang agak berbeda, yaitu rambut hitam di kepala lelaki bercoat cokelat tua.

"Julian?"ucap Anastasha masih tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.

"Apa kau Anastasha Andromeda?" tanya lelaki itu menghampiri Anastasha dan Dasha yang terhenti hanya dua meter dari lelaki itu.

"Kau!" Anastasha berseru heran. Dasha menatap ibunya dan merasa bahwa ibunya sedang terancam. Secara spontan gadis kecil itu melangkah ke depan dan mencoba melindungi ibunya dengan wajah serius menatap lelaki yang ada di depan dirinya dan Anastasha.

"Aku datang untuk mewakili ibuku, dia bilang kau adalah anggota keluarga." Lelaki itu tersenyum. Senyuman yang membuat Anastasha pernah jatuh cinta dan rela memberikan hampir separuh hidupnya.

"Kau benar-benar hidup?" Kata-kata yang keluar dari bibir Anastasha hanya itu.

Lelaki di hadapannya, mengembus napas agak kasar. "Apa?" tanyanya kemudian.

"Kau tidak mengenalku?" Anastasha mempererat cengkeraman tangan yang ada di pundak Dasha. Dasha kini terdiam melihat mata ibunya yang mulai berkaca-kaca.

"Apa aku mengenalmu?" Lelaki itu memiringkan kepala, terkesan agak dingin sama seperti Julian yang dikenal Anastasha dulu. Meskipun Anastasha tidak terlalu mengenal Julian karena status keduanya yang bukan sepasang kekasih, melainkan 'teman bermain' saja. Tapi, Anastasha masih ingat betul cara dingin Julian dalam menanggapinya.

"Julian, ini aku! Anastasha." Seolah terhipnotis, Anastasha melangkah agak ke samping dan melewati Dasha, guna memperkecil langkah antara dirinya dan lelaki yang diyakininya sebagai Julian.

"Anne!" Dasha menahan telapak tangan Anastasha dan membuat Anastasha terhenti.

"Kau benar, kau Nona Anastasha Andromeda kan? Sejujurnya aku juga tidak mengerti bagaimana ibuku bilang kalau kau adalah keluarga. Karena aku sama sekali tidak mengingatmu," ungkap Julian terkesan benar-benar tidak mengingat Anastasha.

"Apa?" Anastasha kecewa.

"Kalau tidak salah dia bilang padaku untuk menjemput sepu-"

"Surat!" potong Anastasha menatap Dasha, Dasha kemudian tersenyum.

"Apa?" Julian kebingungan dengan seruan Anastasha yang tiba-tiba.

"Surat itu ternyata benar, kau masih hidup! Terima kasih Tuhan, kau masih hidup, Julian." Anastasha tiba-tiba tertawa membuat Julian dan Dasha saling menatap satu sama lain karena heran melihat sikap Anastasha yang begitu mendadak.

"Apa aku dekat denganmu sebelumnya? Kau bahkan langsung mengenaliku dengan warna rambut baru ini!" Julian tersenyum ringan.

"Ya, aku mengenalmu. Kau juga mengenalku." Anastasha bersemangat. Siang ini terasa turun hujan, ada kesegaran di hatinya walau agak kesulitan memutuskan apa yang ada dalam benaknya saat ini.

"Sepertinya kita dekat ya, Sepupu!" ucapnya mengangguk.

"Sepupu?" Anastasha tersadar, bahwa sedari tadi konteks pembicaraan mereka memang tidak jelas.

"Ya! Ibuku bilang kau adalah sepupu. Apa ini anakmu?" Julian tiba-tiba mengalihkan pandangannya kepada Dasha yang menatap Julian dengan wajah mengkerut kesal.

"Sepupu? Aku sepupumu? Oh Tuhan , kau benar-benar tidak ingat aku. Apa yang terjadi padamu?" Anastasha panik, Julian benar-benar tidak mengenalnya. Apa yang sedang terjadi, kekonyolan macam apa yang ada dalam hidup Anastasha kini?

"Hai, aku Julian. Siapa namamu?" Julian mengabaikan Anastasha dan segera berjongkok di depan Dasha, bersikap seperti lelaki ramah.

"Ibu dia bicara apa?" Dasha menanggapi dengan tatapan risih.

"Dia tidak bisa bahasa Jerman?" tanya Julian menyadari sesuatu.

"Ya. Aku bicara padanya dengan dua bahasa. Turki dan Inggris," jawab Anastasha tanpa menatap Julian.

Bahasa yang dikuasai Dasha sebelum usianya berusia 4 tahun adalah Bahasa Inggris, sementara setelah berusia 4 tahun Dasha semakin fasih berbahasa Turki karena dirinya yang sering bergaul dengan Esmeran, juga karena Dasha yang sering dititipkan ke sekolah usia dini di dekat rumahnya.

Melihat Anastasha yang terdiam, Julian mengabaikan dan kembali menatap Dasha yang sedang meliriknya dengan tatapan penuh tanda tanya.

Sementara itu, pikiran Anastasha berkelana ke surat yang datang beberapa hari lalu. Mencoba menerima pernyataan dari si pengirim surat, tentang Julian yang masih hidup atau mungkin saja lelaki di hadapannya ini adalah orang yang seratus persen berbeda dengan Juliannya dulu.

*

Julian mencoba memulai percakapan dengan bahasa yang dimengerti Dasha.

"Aku Julian, siapa namamu Nona cantik?" tanyanya memakai bahasa Inggris.

"Dasha, Dasha Andromeda." Dasha mengangkat dagunya, seolah menantang Julian. Gadis cilik itu langsung mengerti dengan ucapan Julian dan bereaksi seperti sedang ingin melindungi Anastasha.

"Senang bertemu denganmu. Kau anak kecil yang imut!" Suara Julian tidak terdengar tulus di telinga Dasha.

"Aku tidak imut, aku adalah pemecah ridle anak tercepat di sekolahnya Zahar. Aku juga pemenang juara melukis." Dasha mengerucutkan mulutnya. Zahar adalah teman bermainnya di sekolah.

"Wah, kau anak yang cerdas rupanya!" Julian tersenyum dan langsung berdiri menatap Anastasha yang masih terdiam.

"Bagaimana bisa?" gumam Anastasha kehilangan jiwanya sesaat.

"Nona?" Julian memanggil Anastasha sambil menyentuh pundaknya. Anastasha menoleh, tatapan mata keduanya kini bertemu. Keduanya sedekat Mars dan Jupiter. Dekat, tapi jauh. "Ah, sepupu. Bagaimana aku biasa memanggilmu? Aku baru tahu tentangmu. Jadi, aku agak bingung," sambung Julian menatap mata Anastasha yang sudah dipenuhi genangan air.

"Pergi!" Anastasha mundur dan hendak menarik Dasha ke dekatnya. Tangan Dasha yang bebas tidak sengaja menarik bagian bawah kemeja Julian.

"Apa?" Nada suara Julian menjadi agak tinggi. Dia terkejut dengan sikap Anastasha, juga kaget dengan yang dilakukan Dasha.

"Maaf, aku tidak sengaja!" Dasha memeluk Anastasha.

"Itu—"

"Pergi dari rumahku! Pergi sekarang juga. Aku tidak mengenalmu." Anastasha menarik Dasha berjalan bersamanya meninggalkan Julian.

"Kau kenapa?" Julian menahan tangan Dasha. Kini Dasha kecil terjebak di antara Anastasha yang sedang menariknya dan Julian yang sedang menahan. Dasha menunduk dan mengembus napas kesal.

Dasha bisa merasakan ada sesuatu di antara kedua orang dewasa ini. Melihat lelaki tampan di hadapannya, Dasha yang ingin melindungi ibunya malah tidak tahu harus berbuat apa.

"Pergi kau!" Anastasha melepaskan tangan Julian yang sedang menggenggam tangan Dasha. "Berani-beraninya kau menyentuh putriku? Ayo, Dasha! Ikut denganku."

Anastasha dan Dasha bergegas masuk ke halaman rumah. Dasha sesekali menoleh ke arah Julian yang berdiri di luar pagar. Anastasha pun meminta Dasha segera masuk ke rumah dan wajib mengunci pintu sampai Anastasha mengizinkannya membuka pintu. Dasha menurut dan langsung masuk ke dalam rumah, kemudian mengunci dirinya dari dalam.

Anastasha menutup pintu tepat di hadapan Julian dan menyandarkan tubuhnya ke pintu pagar kayu tebal. Sementara itu, Julian masih berdiri di luar agak kaget dengan sikap Anastasha yang berubah dalam hitungan detik.

"Sial!" Julian berjalan ke arah depan pintu pagar sambil memaki. "Apa-apaan ini, aku sudah berpura-pura ramah untuk membawa orang yang tidak kukenal. Tapi tidak berhasil. Terserahlah!" Lanjutnya berdehem karena melihat bayangan di bawah pintu pagar.

Anastasha mencoba sebisa mungkin menahan tangisannya.

"Aku tahu kau ada di situ, sepupu. Aku akan mengatakan alasan kedatangan ke sini." Julian menggesek-gesekkan sepatunya ke aspal tipis.

Anastasha mencoba untuk mendengarkan dalam diam.

"Ibu meminta bantuanku untuk mencarimu, itu sebabnya aku berhasil menemukanmu. Karena sudah di sini, sebaiknya kau beri ucapan selamat kepadaku. Karena sebentar lagi aku akan menikah. Kuharap kau bisa datang, mungkin kau bisa menceritakan masa lalu kita. Dan bisakah kau menolongku untuk mengingat masa laluku, sepupu?" jelas Julian panjang yang diakhiri dengan embusan napas sesak.

Anastasha akhirnya menangis, bukan berita Julian yang akan menikah yang membuatnya tiba-tiba merasakan kepedihan di hati. Fakta bahwa Julian tidak mengingatnya adalah luka terbesar yang pernah diberikan Julian untuknya.

***

Begitu masuk ke dalam rumah, Anastasha langsung mengambil surat yang datang padanya dua hari lalu dan kembali membacanya.

^^^Nona Anastasha, aku Gina Ainsley. Lama tidak menyapa, aku membutuhkan bantuanmu.^^^

^^^Kembalilah ke Swiss, karena Julian sesungguhnya masih hidup.^^^

^^^Ibuku saat ini sedang sakit dan dia berencana untuk mewariskan saham di perusahaannya kepada calon istri Julian, jika dia tidak bisa menemukan cucunya yang kau bawa pergi.^^^

^^^Wanita iblis itu sangat menakutkan, aku tidak bisa membiarkan Julian menikah dengan ular itu.^^^

^^^Jika kau tidak bersedia datang, aku akan menjemput putrimu. Entah ada kau atau tidak. Aku punya uang yang bisa melacak kemana dan di mana kau bersembunyi.^^^

Selain surat itu, ada surat lain yang menjelaskan bahwa selama ini Anastasha dibohongi. Julian tidak pernah meninggal, yang benar adalah fakta bahwa dia dibawa pergi ke Texas. Sayangnya, diantara surat yang datang tidak ada penjelasan tentang keadaan Julian yang mengalami amnesia.

Apa yang terjadi barusan membuat Anastasha dipenuhi kegilaan yang sudah lama tidak dirasakannya. Jika tidak mengingat harus siaran malam ini, dia pasti akan membawa Dasha ke stasiun radio agar terjauh dari keluarga Ainsley yang tiba-tiba membuat Anastasha merasa tidak nyaman. Lelaki jahat yang tidak berperasaan itu, seharusnya tidak perlu datang ke tempat ini!

***

Dari depan rumah Anastasha, Julian merasakan keanehan yang tiba-tiba menyerang. Dia melihat tangannya sendiri yang tadi menggenggam tangan kecil Dasha, rasanya unik tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Julian yang tidak terlalu suka anak kecil, sama sekali tidak merasa risih atau kesal saat kemejanya tidak sengaja tertarik oleh Dasha.

Perasaan apa ini? Pikir Julian walau sebenarnya enggan menerka-nerka.

***

Bersambung

Terpopuler

Comments

Alya Yuni

Alya Yuni

Ngapain mrka cri Anas sendri yg mengusir e tiba tba blng cucu dsar bodoh

2022-10-02

1

Jalanyang Luruss

Jalanyang Luruss

dilanjut dong

2021-08-11

2

Kak Mira Diki

Kak Mira Diki

next!

2021-08-06

7

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!