Pertanda apa gerangan, bila mendung di keramaian pagi? Hujan? Oh, tidak. Mendung adalah pertanda bahwa kenangan akan mulai menghujam ke bumi. Maka, siap atau tidak? Kenangan akan memaksa hadir dari masa lalu.
***
Swiss, 2014.
Sebuah malam yang lebih dari kata hangat, pernah menjadi saksi dari kesalahan terindah yang pernah Anastasha lakukan. Bukan hanya sekali, pertemuannya dengan pria berambut abu-abu itu membuat kehidupannya menggila. Benar-benar jadi gila.
Julian Ainsley, adalah pria bertubuh indah yang pernah dikenal Anastasha sepanjang hidupnya. Tanpa hubungan serius, keduanya beberapa kali sengaja bertemu hanya untuk melakukan kesalahan indah tersebut. Berpagut dalam tautan cinta semalam, namun keduanya menjadi terbiasa satu sama lain.
Julian Ainsley kini adalah tentara aktif yang sedang mengikuti wajib militer. Sebelumnya, dari perkenalan mereka di rumah sakit tempat Anastasha berkerja, Anastasha hanya tahu bahwa Julian adalah seorang apoteker yang sedang menjalankan wajib militer.
Dari perkenalan biasa dalam hubungan pekerjaan, Anastasha memendam rasa untuk Julian.
Beberapa bulan lalu, sebelum kesalahan pertama terjadi. Anastasha sempat melihat Julian yang mendapat libur, pergi menemui beberapa gadis di kafe, depan rumah sakit tempat Anastasha bekerja.
Rasa cemburu dan iri memicu kegilaan dalam otak Anastasha, dan pada akhirnya membuat dia bersedia melakukan kesalahan indah bersama Julian.
Hingga pada suatu siang, Anastasha terkejut saat melihat hasil pemeriksaannya.
Celakanya, Dokter yang duduk di hadapan terus saja memberikan informasi dan edukasi lainnya tentang keadaan Anastasha yang sedang hamil dua bulan. Tanpa tahu bahwa Anastasha, tidak bersuami.
Sementara, sudah tiga minggu ini dia tidak bertemu Julian. Sama sekali tidak bertemu, nomor ponselnya pun tidak aktif lagi. Karena hanya perasaan sekejap Anastasha tidak pernah merasa memerlukan informasi tentang keberadaan Julian. Belakangan ini, dia hanya meyakini bahwa Julian belum mendapatkan jatah libur dari militer angkatan darat, sehingga tidak punya waktu untuk menghabiskan malam candu bersamanya lagi.
Tapi, kali ini berbeda.
Anastasha sedang hamil. Tanpa pacar, tanpa orang tua, dan tanpa rencana hidup untuk masa depan, lantas tidak tahu harus berbuat apa.
Dengan berbekal informasi bahwa Julian adalah seorang apoteker, Anastasha memutuskan untuk mencari lelaki berkulit putih itu. Bukan untuk meminta pertanggungjawaban, melainkan untuk meminta beberapa saran tentang apa yang harus dilakukanya pada anak dalam kandungan tersebut.
***
Alamat demi alamat, mengantarkan Anastasha ke sebuah rumah mewah yang tampak sepi. Rumah ini terkesan dingin, seolah sulit terjangkau. Tampak seperti vila pribadi di tengah kesunyian Swiss. Anastasha mulai merengek kepada penjaga gerbang demi untuk diizinkan masuk ke dalam, akan tetapi dia dicegat oleh pengawal lainnya yang datang dari dalam.
Wanita paruh baya berambut silver berjalan penuh keanggunan ke arah Anastasha.
"Biarkan dia masuk!" serunya diiringi kepatuhan para lelaki bertuxedo navy yang langsung mendorong Anastasha ke dalam halaman rumah. "Siapa kau?" lanjutnya menatap Anastasha dingin.
"Aku?" Anastasha terhentak, aura wanita di hadapannya membuat lidahnya tiba-tiba kelu. Anastasha hanya ingin bertemu Julian, bukan bertemu wanita anggun berdress ungu yang kini menatapnya beku.
"Wanitanya Julian? Kau mencarinya karena dia tidak menghubungimu?" Suaranya lembut. Namun, bertenaga. Ada gurat ketegasan dalam suara itu.
"Bukan begitu, Nyonya!" Anastasha kelimpungan. Dia tidak tahu cara untuk memperkenalkan diri kepada Nyonya besar di hadapannya ini.
"Kau bukan yang pertama, Nona. Pergi dari sini. Putraku sudah tiada," ujarnya, kemudian berbalik membelakangi Anastasha.
"Apa? Apa maksudmu?" Anastasha mendekati nyonya di hadapannya itu. Arti kata tiada tidak bisa begitu saja dia artikan secara harfiah. Itu kata yang berbahaya.
"Putraku mengalami kecelakaan saat latihan militer dua minggu lalu dan sayangnya, nyawa putraku tidak tertolong," ungkapnya berbalik kembali memandangi Anastasha.
"Apa? Kapan kejadiannya? Itu tidak mungkin, kecelakaan apa?" Anastasha tidak bisa menahan dirinya untuk bertanya.
"Apa aku perlu menjawabmu, Nona?" tanyanya menyindir.
"Aku ... aku!" Anastasha tergagap.
"Pergi dari sini!" Suara wanita elegan itu naik beberapa pitch. Membuat Anastasha sedikit kaget. Tapi, Anastasha merasa ada yang janggal. Mana mungkin Julian sudah tiada?
"Biarkan aku melihat makamnya? Di mana? Julian di mana?" Anastasha memaksa.
"Kami membawa tubuh Julian ke Texas, karena ayah Julian tinggal di sana. Kau siapa hah! Beraninya membuatku menjawabmu!" jawabnya kemudian membentak Anastasha.
"Nyonya, apa kau yakin dengan ucapanmu?" Anastasha mengatur napasnya kembali. Dia bahkan tidak bisa menangis, karena terlalu terkejut.
"Nyonya Ainsley, panggil aku begitu. Tahan dia. Jangan biarkan dia masuk ke dalam rumahku!" Wanita yang mengaku sebagai ibu Julian mempercepat langkah untuk kembali ke dalam rumah.
"Nyonya Ainsley, aku sedang hamil!" teriak Anastasha, membuat pengawal yang hendak menyeretnya terhenti. Semuanya saling menatap, Nyonya Ainsley pun berhenti dan menoleh ke arah Anastasha.
"Apa?" Dahinya mengkerut. Tidak menyangka dia akan mendengar berita yang mengerikan itu. Selama bermain wanita, Julian adalah lelaki yang tidak pernah menghamili wanitanya. Dia sangat memperhatikan bahwa anak di luar ikatan pernikahan adalah sebuah masalah yang akan muncul di kemudian hari. "Kau p*lacur dari mana? Hah? Bagaimana bisa kau menjebak anakku hingga dia menghamilimu!" Nyonya Ainsley tidak berhasil menahan diri untuk memaki.
"Aku tidak menjebaknya. Kami melakukannya karena suka sama suka. Maafkan aku." Anastasha mencoba menggapai ibu dari lelaki yang pernah menidurinya itu.
Nyonya Ainsley menghela napasnya. "Kau terlambat, Julian sudah tidak ada. Gugurkan kandunganmu itu. Tidak ada gunanya mengandung anak dari lelaki yang sudah tidak ada di dunia ini. Karena aku yakin, suatu saat nanti kau akan menggunakan bayi dalam kandunganmu untuk memeras keluarga Ainsley. Jadi, kuperintahkan kau untuk mengugurkan kandunganmu," ungkapnya tidak berperasaan.
Anastasha terkejut, wanita di hadapannya ini tidak punya simpati ataupun empati. Darah Anastasha mendidih, kepala pun berdenyut, dadanya berdetak acak. Emosi Anastasha hampir meluap.
"Nyonya, ini darah dagingmu!" Anastasha berteriak kesal.
"Apa aku meminta kau untuk dihamili putraku?" tanyanya tertawa kecil, seolah meledek.
Deg.
Jantung Anastasha tersentil. Ya, benar. Anastasha-lah yang memulai untuk merayu Julian karena dia menyukai lelaki itu. Tapi, ucapannya keterlaluan.
"Usir wanita gila ini! Sebelum itu, geledah dia. Hancurkan ponselnya. Aku yakin dia punya foto-foto berbahaya sama seperti yang dilakukan para wanita Julian yang ingin memeras keluarga Ainsley."
"Nyonya!" Suara Anastasha melengking tajam, tawa dan tangisnya keluar bersamaan. Tangan kasar dari para penjaga menyeret tubuh Anastasha ke luar gerbang.
Anastasha terdiam di luar gerbang, para penjaga menggeledah tubuhnya. Pikirannya kalut. Bagaimana bisa hal bodoh seperti ini terjadi padanya?
Anastasha kemudian di dorong menjauh, setelah mereka meraba-raba tubuh moleknya barusan. Anastasha tidak bisa menolak karena pikirannya mendadak beku.
Anastasha bengong di pinggir jalan. Beberapa saat, Gerbang kembali dibuka. Perempuan muda yang mirip Julian mendekatinya.
"Siapa namamu, Nona?" tanyanya mengulurkan ponsel Anastasha yang disita penjaga tadi.
"Andromeda, Anastasha Andromeda." Anastasha beralih pada wanita muda di hadapannya.
"Nama yang cantik!" ucapnya tersenyum. "Ambillah!" ucapnya memberikan ponsel Anastasha, disusul melemparkan beberapa lembar cek bermata uang Franc Swiss ke pinggiran aspal. "Gugurkan kandunganmu dan jangan mencari kami lagi." Lanjutnya lembut.
"Kau siapa?" Anastasha kebingungan. Siapa wanita ini, dia bersikap kasar dengan cara yang cantik.
"Aku kakak perempuan Julian. Tidak perlu bersedih, ibu dan adikku memang selalu seperti itu. Saat bekerja sebagai apoteker, dia punya teman tidur. Kau pasti hanya salah satu dari teman tidurnya dan kau tidak seharusnya hamil."
"Apa Julian benar-benar sudah meninggal?"
"Anggap saja begitu. Lebih baik begitu!" jawabnya tersenyum.
"Apa?"
"Jangan mencari kami lagi, Nona Andromeda. Aku tidak suka mengulangi perkataan!" Tiba-tiba wajahnya serius. Kemudian masuk ke dalam dan meninggalkan Anastasha dalam kesadaran yang jatuh entah kemana.
Sejak pertemuan hari itu, Anastasha memendam kebencian pada keluarga Ainsley dan memutuskan untuk menggugurkan kandungannya dan melupakan malam-malam terindahnya bersama Julian.
***
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments
Alya Yuni
Dsar si Anas yg trllu bodoh
2022-10-02
1
Jono Ninonong
Main aman nih author nya haha
2021-09-18
1
Nada Cika Cika
Di hina sih ini namanya
2021-09-05
7