"Ya, betul dia gadis itu! teman dari Maira" pikir Abbas sambil melamun.
Abbas mengenal Maira karena mereka sering bertemu di acara keagamaan seperti waktu itu.
tapi yang Abbas heran kenapa Anna selalu keluar saat acara di mulai.
Abbas belum mengetahui bahwa Anna berbeda keyakinan dengan dia.
Flashback off
Setelah beberapa saat terdiam. Abbas kembali tersadar dari lamunannya, ia memperhatikan Anna beranjak dari duduknya dan menghampiri pedagang es di sebrang pagar kampus tersebut.
Abbas melihat Anna membayar minuman es dan sesekali tertawa dan bercanda dengan pedagang es itu. Terlihat mereka akrab seperti mengobrol dengan teman lama. Abbas hanya menggelengkan kepala melihat tingkah Anna.
Abbas pun segera keluar dari area kampus. Melanjutkan perjalanannya ke kantor tempat ia memimpin perusahaan. Pengusaha muda berbakat yang berhasil mengembangkan perusahaan di bidang jasa pengiriman, sedangkan Anna masih asik bercengkrama dengan Mang Dower, pedagang es di kampus.
"Ha...ha... Mamang bisa aja ah!" Seru Anna.
"Lah.. bener neng Anna, orang mamang perhatiin dari tadi orang itu ngeliatin neng Anna terus, wajar atuh da, orang si neng geulis kie. (wajar aja orang si neng cantik begini)"
Anna menoleh ke belakang, dimana tubuh tegap Abbas sedang berjalan menjauh keluar kampus. Anna tersenyum sambil menggelengkan kepala.
"Biasa aja Mang, semua cewek kan cantik, kalau ganteng ya Cowok" Sahut Anna.
"Nah, itu da neng Anna mah sepaket, cantik plus manis kaya gula! makanya cowo banyak yang suka sama neng! ada daya tariknya, gitu" Rayu Mang Dower.
"Dah ah mang, gombal melulu" Aku mau pulang aja, Maira ada kelas tambahan jadi lama kalo harus nungguin dia." Anna pamit dan memberikan gelas es yang ia minum.
"Siap deh neng, hati hati di jalan takut ada yang culik" goda nya.
"Kirim salam buat temen neng Anna ya, si Bebeb Maira yang ayu nya nggak ketulungan. he..he.. ucap Mang Dower lantang sambil menggaruk lehernya yang tak gatal.
"Sekalian sama kunyit kencurnya nggakMang." Balas Anna.
"Boleh neng, sekalian sama beras kencur juga ya," Mang Dower kembali membalas candaan Anna.
"Ih... Mamang... ada ada aja ah, emang maira tukang jamu!." Sambil tertawa Anna pergi meninggalkan Mang Dower.
"Da..dah..Mang Dower, Assalamualaikum" Sambil melambai tangan ke arahnya. Anna berlalu pergi menuju jalan keluar area kampus.
"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarokatu" Duh neng Anna, ngga pernah lupa ucapin salam, meski bukan muslim.
"CK...ck..ck.." Sambil geleng kepala, tuh cewek dah cantik,ramah,manis, coba mau sama saya...ha..ha..
hayal Mang Dower sambil sengar sengir sendiri.
**
Anna menuju parkiran kampus, karena ojek online pesanan Anna sudah menunggu. Anna mempunyai Mobil sendiri, entah mengapa mobil nya tak pernah ia pakai, cuman di saat waktu tertentu saja ia mau memakainya. Alasannya ya karena sering kali terjebak macet, lebih praktis memakai ojol dari pada harus ikut bermacet ria di jalanan, menyita waktu menurutnya.
Tujuan Anna siang ini adalah Rumah bintang. Sesampainya di pintu gerbang kayu berwarna cokelat, terdapat rumah sederhana tempo dulu.
Rumah yang sangat terawat dengan berbagai tanaman hias di depan dan pinggir rumah, halaman yang begitu asri dengan beberapa pohon yang menambah kesejukan lingkungan rumah itu.
Anna baru beberapa kali ini berkunjung ke tempat ini.Awal pertemuan dengan Bu Lidia, pemilik rumah yang penghuninya ada beberapa anak yang Bu Lidia angkat sebagai anak asuhnya.
Anak anak terlantar dan membutuhkan pertolongannya, ia bawa pulang karena tak memiliki orang tua dan hidup di jalanan.
Flashback of
Suatu sore, Njan ketika Bu Lidia berbelanja di pasar Anyar, membeli bahan kain dan sayur untuk stok di rumah. Bu Lidia terlihat begitu kesulitan karena belanjaannya yang lumayan banyak dan Anna yang sedang duduk santai di depan toko buku langganannya melihat Bu Lidia yang kesulitan.
Anna menghampiri dan membantu Bu Lidia, menawarkan bantuan untuk mengantarnya pulang. Karena kebetulan saat itu Anna membawa mobil.
Hari sudah sore dan langit terlihat mengelabu. Bu Lidia harus segera pulang ke rumah, ia menerima tawaran yang Anna berikan, sebetulnya Bu Lidia sedang menunggu anak laki laki yang sudah ia besarkan dan ia anggap seperti anak sendiri akan menjemputnya, mungkin karena waktu jam sibuk, saat semua orang keluar kantor, ia terjebak macet dan sudah memberi kabar kepada Bu lidia bahwa ia tak kan terburu waktu untuk menjemputnya.
Anna mengantarkan Bu Lidia sampai ke rumahnya, Bu Lidia pun menawarkan Anna untuk mampir dan minum teh dan kue buatannya di rumah kesayangan nya itu.
" Silahkan Nak, hanya ini yang bisa ibu suguhkan." Bu Lidia menurunkan teh dan kue kering dari nampan yang ia bawa.
" Terima kasih Bu, tidak usah repot repot, ini saja sudah cukup." ucap Anna sungkan.
Bu Lidia dan Anna terlihat asik mengobrol.
Bu Lidia pun menceritakan kehidupannya dan Anak anak yang ia asuh dari kecil. Ia juga bercerita tentang anak asuhnya yang sudah besar, bahkan saat ini anak asuhnya yang paling besarlah yang membantu nya untuk biaya semua adik adik nya.
Awalnya Bu Lidia hanya sendiri di rumah ini, suami dan anaknya sudah meninggal dalam sebuah kecelakaan 22 tahun yang lalu. Ia tak berkeinginan untuk berumah tangga lagi.
Kilas balik kisah 22 tahun lalu
Suatu kejadian di jalanan saat Bu Lidia pergi ke pasar, Kejadian itu tepat 22 tahun lalu, ia menemukan seorang anak laki laki berumur 5 tahun, menangis di pinggir jalan menyaksikan kematian kedua orang tuanya, jasad kedua orang tua yang di urus oleh petugas keamanan. Anak laki laki itu terlihat bersedih menyaksikan kematian kedua orang tuanya, yang meninggal di tempat saat berkendara, tepat di hadapannya. Sedangkan ia hanya luka luka lecet dan luka gores di wajahnya, terlihat begitu menyedihkan.
Bu Lidia merangkul anak lelaki tersebut dan memberikannya semangat, karena menurut pengakuan si anak itu, di kota ini ia tak mempunyai saudara, ia hanya mengenal Kakak dari ibunya yang berada di Banda Aceh.
Bu Lidia terus mendampingi anak tersebut hingga pemakaman selesai.
"Kamu mau ikut bersama ibu nak?" tanya Bu Lidia.
"Anak lelaki itu pun mengangguk," sambil memeluk erat Bu Lidia.
Akhirnya Bu Lidia mengurus perizinan pengasuhan anak yatim piatu tersebut, dan akan berusaha mempertemukan anak itu dengan keluarganya. Sejak saat itulah Abbas di angkat anak oleh Bu Lidia. Ia besarkan dan ia beri kasih sayang selayaknya anak kandung sendiri. Hingga sampai saat ini, si anak lelaki itu sudah besar dan sukses sebagai pengusaha.
Mulai dari kesuksesan nya itulah, si anak pun mengikuti apa yang Ibu angkatnya lakukan. Ia mengangkat anak anak yang tak memiliki orang tua seperti dirinya.
Bu Lidia pun merasa nyaman dan bahagia dengan kehidupannya saat ini bersama beberapa anak asuhnya yang lain.
Tak terasa waktu berjalan begitu cepat. Anna berjanji lain waktu akan mampir ke Rumah Bintang lagi, karena Anna merasa senang berada di sana.
Di rumah bintang itu anna bisa bermain dan belajar bersama anak anak tersebut di ruang keluarga. Rumah Bintang adalah sebutan dari Anak anak untuk rumah Bu Lidia. Hari itupun menjadi hari pertama pertemuan nya dengan Bu Lidia beserta anak asuhnya.
Hai untuk kalian yang sudah bersedia mampir di novel nya author..
terima kasih sebanyak banyak nya buat kalian yang sudah mampir disini
Dukung like dan vote nya buat Author, biar author makin semangat buat nulis bab baru..
terima kritik dan saran juga dari kalian.
ikuti terus alur dan kelanjutan ceritanya ya...
salam hangat buat kalian dari aku Mayya_zha
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 178 Episodes
Comments
𓂸ᶦᶰᵈ᭄🇪🇱❃ꨄ𝓪𝓢𝓲𝓪𝓱࿐
wih mantap thor,askot mana?
2022-02-22
3
Jeny Chan
aku juga hadir dsni kak.....
semangat up.
2022-02-19
1
Rkive
nyicil bacanya 😅😅
2022-02-05
1