CH. 3 – Dimensi Kematian.

“Hah, mimpi yang mengerikan!” Liu Chang bangun dengan sekujur tubuhnya berkeringat, dia bermimpi teman-temannya berakhir terbunuh setelah dia selamatkan. Liu Chang beruntung kejadian itu hanya mimpi yang tidak nyata.

“Kau sudah bangun ...”

“X-Xie Ni! Apa kau akan memakanku?!” Liu Chang terperanjat untuk kedua kalinya melihat sosok mitologi manusia, Xie Ni, berada di hadapannya saat ini.

“Sekali lagi wujudku disamakan dengan tampang wajah seram dan bodoh itu, aku bunuh kau!” Sosok berwujud transparan dan seram di hadapan Liu Chang tidak lain adalah Feng San, Dewa Naga ke-7 saat ini. “Aku Dewa Naga, Feng San. Beri aku penghormatan!!”

Liu Chang terdiam sejenak setelah mendengar perkataan Feng San, memang wujud Feng San berbeda dengan Xie Ni yang menjadi mitologi manusia setelah Liu Chang melihatnya cukup lama.

Apalagi setelah Liu Chang lihat lebih jelas, hanya tubuh Feng San yang transparan sementara wajahnya sama sekali tidak mirip Xie Ni, karena Feng San lebih menyerupai seorang pria paruh baya.

“M-Maafkan aku, jangan hukum aku atas kelancangan manusia bodoh dan rendah ini, Dewa.” Liu Chang langsung bersujud setelah menyadari kebodohannya.

“Ah, kau ternyata cukup penurut. Kupikir kau adalah manusia yang sering menentang ... Siapa namamu?” Feng San tersenyum puas.

“Syukurlah dia Dewa yang baik ...” Liu Chang menghela napas lega. “Ah, ya. Margaku Liu, dan namaku Chang.”

“Hm, Liu Chang ... nama yang bagus, kebanyakan marga Liu yang kukenal juga mempunyai sifat kurang lebih mirip seperti dirimu ...” Feng San tersenyum kecil, seolah mengejek. “Bodoh, dan terkadang pintar.”

Liu Chang sebenarnya terkejut dan ingin marah mendengar perkataan Feng San tetapi dirinya tidak cukup berani untuk mengungkapkan kekesalannya secara langsung.

“Terima kasih, Dewa. Sepertinya tempat ini bukanlah bumi, di mana lokasi kita?” Liu Chang menarik kursi di dekat Feng San, beberapa saat setelah dirinya diajak Feng San minum teh bersama.

“Aku yakin kau akan bertanya begitu, bagaimana jika kita keluar untuk memastikan lokasi kita?”

Setelah berucap demikian, Feng San membawa Liu Chang ke halaman depan rumahnya atau lebih tepatnya Feng San menyebutnya gubuk.

Setelah melihat ke sekeliling Dimensi Kematian, Liu Chang cukup takjub karena tempat seindah ini ternyata benar-benar ada. Sejak dulu, Liu Chang pikir hanya akan menemuinya setelah mati.

“Ini mirip seperti dongeng dalam buku-buku cerita itu ... rerumputan yang terbentang luas, suhu yang tidak terlalu panas dan juga angin sejuk ini ...” Liu Chang tersenyum tipis.

“Sepertinya kau menyukai iklim di sini, bagaimana jika berlatih di bawah bimbinganku, Chang'er?”

“Eh! M-Maksudnya, Anda ingin menjadikan seorang pelayan sepertiku murid?”

“Huh, kau ini ... di mata kami, semua profesi adalah sama. Jika mereka menentang Dewa, mau itu Walikota atau Kaisar sekalipun pasti akan kami lenyapkan. Jangan berkecil hati dengan profesimu. Bagaimana? Kau mau?”

“Mungkin seperti ini rasanya masih memiliki ayah, ya? Dewa berbicara denganku seolah tahu semua hal yang kulalui adalah sulit ...,” gumam Liu Chang sambil terus memikirkan perkataan Feng San tadi.

“Hei, jangan melamun, jawab pertanyaanku. Kau mau tidak?” Feng San melambaikan tangannya di depan mata Liu Chang.

“Ah, ya. Aku bersedia menjadi murid Anda!” Liu Chang menunduk hormat dan bersujud tiga kali di hadapan Feng San.

Feng San menanggapi perkataan dan sikap Liu Chang dengan senyuman tipis, dia merasa Liu Chang memang orang yang tepat untuk menjadi muridnya. Feng San menerawang jauh, tentang bagaimana mengajarkan dan melatih seorang manusia seperti Liu Chang, apa lagi usianya yang masih belasan tahun.

Tidak terasa waktu berjalan begitu cepat beberapa jam, Liu Chang terlihat menoleh ke matahari buatan yang telah menunjukkan waktu siang, jam saat ini adalah waktunya untuk makan siang.

“Dewa, Anda tidak memakan sesuatu untuk makan siang? Mari makan roti coklat ini bersamaku, Anda pasti kelaparan.”

“Kau ini memang tidak tahu atau bodoh? Aku dan para Dewa lain sama sekali tidak perlu makan siang seperti kalian, kami ini tidak akan mati karena tidak makan, atau dengan kata lain, abadi.” Feng San menjelaskan.

Liu Chang mengangguk pelan kemudian melanjutkan memakan roti selainya. Liu Chang merasakan roti kering dengan selai seperti ini bisa lebih nikmat dikala tidak ada makanan lain di tempat seperti ini.

*

“Kau sudah selesai? Aku telah menunggumu sejak lima belas menit yang lalu.”

“Ah, sebentar, Dewa. Roti ini ... pe-perlu air untuk masuk ke dalam ...” Liu Chang menepuk-nepuk dadanya untuk mendorong roti yang tersangkut.

“Ah, akhirnya masuk juga. Apa yang ingin Anda tunjukkan?”

“Hm, aku ingin menunjukkan penduduk di tempat ini padamu, tetapi hanya kotanya saja. Satu lagi, berhenti memanggilku dengan sebutan formal seperti Anda atau Dewa, cobalah mulai menyebutku dengan Guru Feng!”

Mulut Liu Chang membentuk huruf O besar, tanda dirinya mengerti. Liu Chang selanjutnya mulai membiasakan menyebut Feng San dengan sebutan Guru Feng, walaupun masih terdengar canggung di telinganya.

Setelah menunggu Liu Chang membereskan beberapa alat yang dia gunakan untuk makan tadi, Feng San segera mengajaknya untuk berkeliling di dimensi ini.

“Hei, cepat. Kenapa jalanmu sangat lambat?” Feng San menoleh ke belakang

“Bukan jalanku tetapi langkah guru yang terlalu cepat ...” Liu Chang menggerutu pelan, dia segera menyusul Feng San dengan berlari tetapi tetap tidak bisa menyamai langkahnya sedikit pun.

Selepas berjalan beberapa menit, Feng San dan Liu Chang berhenti di bukit kecil, sebelah barat dari gubuk Feng San. Dari tempat ini, Liu Chang bisa melihat sebuah kota kecil, di arah utara.

“Kota kecil seperti ini, siapa yang menempatinya, Guru?” Liu Chang segera bertanya tentang kota kecil itu, seperti biasa Feng San pasti akan tersenyum tipis melihat Liu Chang yang aktif ketika berbincang dengannya.

“Ah, penduduk di sana disebut suku Langit. Seingatku yang pindah ke sini hanya para pria dan wanita yang sepuh saja. Sementara sisanya yang masih memiliki fisik prima aku biarkan membangun negeri mereka sendiri ...” Feng San melirik Liu Chang yang masih termenung. “Jika nanti kebetulan kau bertemu mereka, sapalah mereka dan kenalkan dirimu, Chang'er!”

Liu Chang hanya mengangguk pelan mendengar semua penjelasan Feng San, selama ini Liu Chang selalu bisa mengerti berbagai hal rumit yang dijelaskan Feng San walaupun intensitas mereka berbincang belum genap satu hari.

Selepas mengenalkan beberapa tempat lain seperti gunung, bukit dan beberapa sungai lagi, Feng San kemudian mengajak Liu Chang untuk kembali ke gubuk karena matahari buatan perlahan mulai terbenam.

°°°°

Setelah beberapa hari tinggal bersama Liu Chang, Feng San mulai menyadari satu hal aneh yang sering Liu Chang lakukan yaitu memasak. Menurut Feng San tingkah laku Liu Chang cukup unik, karena biasanya para lelaki yang ditemuinya tidak terlalu menyukai kegiatan seperti itu.

“Chang'er, kemarilah! Aku ingin membicarakan sesuatu!!” Feng San berteriak memanggil Liu Chang yang sejak tadi asyik bermain di dapur.

Tidak lama kemudian Liu Chang keluar dengan membawa beberapa kudapan, sejak beberapa hari lalu kegiatannya begitu terfokus membuat hal ini. Menurut Liu Chang sendiri dapur di gubuk ini cukup menarik karena api yang digunakan bersifat abadi.

“Ya, Guru Feng.” Liu Chang duduk bersila di hadapan Feng San, sambil menunggu Feng San berkata Liu Chang beberapa kali menyantap kudapan dan meminum teh yang ia buat.

Feng San menatap murid satu-satunya itu dengan lembut. Feng San terdiam sejenak, pikirannya seolah menerawang jauh, dia merasa harus mengajarkan banyak hal pada Liu Chang mulai saat ini.

“Kau sudah menguasai pengetahuan umum?” Feng San menatap Liu Chang tajam. Dalam dunia pendekar, pengetahuan umum adalah salah satu syarat tidak tertulis di kehidupan pendekar, paling tidak saat keadaan pertarungan sedang tidak menguntungkan, pengetahuan umum bisa berguna untuk membuat taktik dan rencana.

Liu Chang menggelengkan kepalanya pelan, sejak bekerja di kediaman keluarga Han, dia tidak pernah belajar tentang pengetahuan umum atau yang sejenisnya. Namun Liu Chang pernah mendengar beberapa hal tentang etika saat berhadapan dengan orang yang lebih tua atau menghargai orang yang lebih muda dan berbagai hal lainnya.

“Baiklah, sebelum memasuki latihan pendekarmu, aku akan mengajarkan beberapa hal tentang pengetahuan umum yang harus kau pelajari. Kita akan mempelajarinya mulai besok.”

Feng San mengelus kepala Liu Chang, anak muda di hadapannya bahkan seharusnya memanggilnya leluhur karena umur Liu Chang dengan dirinya terpaut sangat jauh.

Liu Chang tersenyum kecil melihat tingkah Feng San, tidak seperti biasanya seorang Dewa bersikap seperti ini, tetapi bagaimanapun Liu Chang cukup senang akhirnya latihan pertamanya akan dimulai meskipun harus memulainya dari pengetahuan umum.

Terpopuler

Comments

💪💪💪💪👍👍

2024-02-09

0

Harman LokeST

Harman LokeST

menjadi murid dewa

2022-06-01

0

Jantje Gandaria

Jantje Gandaria

nantikan karyaku.. 👉 perjalanan seorang pria bernama LIDEN, yang membumi hanguskan semua pendekar di dunia dan kayangan yang berhati jahat, dulunya dia di siksa karena seorang anak yatim piatu, yang kedua orang tuanya di bunuh sejak pria tersebut berumur 5 tahun.

kehidupan yang kelam, mempertemukan dia dengan DEWA CINTA, DEWA CINTA adalah raja dari semua dewa dan iblis, di mana DEWA CINTA juga pernah mengalahkan seorang kaisar langit. tetapi sekuat kuatnya DEWA CINTA, akhirnya mati di hianati oleh istrinya, akan tetapi separuh jiwanya tidak mati dan jiwanya jatuh di ujung timur dunia sampai jutaan tahun lamanya akhirnya DEWA CINTA mengangkat seorang murid bernama LIDEN, untuk membalaskan dendamnya dan mengembalikan kedamaian dunia...
nantikan perjalanan PENDEKAR. CINTA 🤝🤝

2022-05-24

1

lihat semua
Episodes
1 CH. 1 – Liu Chang.
2 CH. 2 – Titik Balik Pendekar.
3 CH. 3 – Dimensi Kematian.
4 Ch. 4 – Pengetahuan Umum.
5 CH. 5 – Buah Darah Siluman.
6 CH. 6 – Kualitas Tulang.
7 CH. 7 – Tingkatan Pedang.
8 CH. 8 – Ilmu Pedang.
9 CH. 9 – Masalah Sungai.
10 CH. 10 – Gang Wei.
11 CH. 11 – Manual Praktik Qi.
12 CH. 12 – Satu Tahun.
13 CH. 13 – Tingkat Pendekar.
14 CH. 14 – Pedang Dewa Petir.
15 CH. 15 – Hadiah Lain.
16 CH. 16 – Hakikat Seorang Guru.
17 CH. 17 – Mulai Perjalanannya!
18 CH. 18 – Tiba Di Jian Yi.
19 CH. 19 – Kelompok Hujan Darah.
20 CH. 20 – Liu Chang Vs Yu Hongli.
21 CH. 21 – Asosiasi Pedang Muda.
22 CH. 22 – Alasan Manager Bing.
23 CH. 23 – Lima Dosa Besar
24 CH. 24 – Xie Bing yang dihormati.
25 CH. 25 – Spesialis interogasi.
26 CH. 26 – Spesialis interogasi II
27 CH. 27 – Insiden besar Kota Jian Yi
28 CH. 28 – Insiden besar Kota Jian Yi II
29 CH. 29 – Reuni keluarga.
30 CH. 30 – Yu Hongli.
31 CH. 31 – Rencana pemberontakan.
32 CH. 32 – Masa lalu Xie Bing.
33 CH. 33 – Pemberontakan dimulai.
34 CH. 34 – Pemberontakan dimulai II.
35 Ch. 35 - Yu Hongli Vs Xie Bing.
36 Ch. 36 - Amukan Gang Wei.
37 Ch. 37 - Pahlawan Liu Chang dan naganya.
38 Ch. 38 – Kota pandai besi Dorre.
39 Ch. 39 – Sekte Trisula Kesucian.
40 Ch. 40 – Liu Chang suamiku.
41 Ch. 41 – Pertarungan jodoh.
42 Ch. 42 – Infomasi Yu Hongli.
43 Ch. 43 – Pendekar tanpa tanding.
44 Ch. 44 - Ilmu Pedang Sutra.
45 Ch. 45 – Elang Merah bergerak.
46 Pengumuman
47 Ch. 46 – Elang Merah bergerak II.
48 Ch. 47 – Dong Enlai Vs Liu Chang.
49 Ch. 48 – Lembah Liko.
50 Ch. 49 – Lembah Liko II.
51 Ch. 50 – Jing Quo.
52 Ch. 51 – Potensi inti ungu.
53 Ch. 52 – Khasiat Racun Lintah.
54 Ch. 53 – Liu Chang Vs Siluman Lintah.
55 Ch. 54 – Liu Chang Vs Siluman Lintah II.
56 Ch. 55 – Buah Persik perak.
57 Ch. 56 – Pendekar Sakti.
58 Ch. 57 – Menembus Tahap Kemahiran.
59 Ch. 58 – Menembus Tahap Kemahiran II.
60 Ch. 59 – Perubahan Energi.
61 Ch. 60 – Kelahiran Chiriyu.
62 Ch. 61 – Gadis Siluman.
63 Ch. 62 – Sebuah persiapan.
64 Ch. 63 – Moksa.
65 Ch. 64 – Moksa II.
66 Ch. 65 – Moksa III.
67 Ch. 66 – Pintu dimensi.
68 Ch. 67 – Negara Werbei.
69 Ch. 68 – Bercak darah.
70 Ch. 69 – Pohon Iblis
71 Ch. 70 – Huruf Kuno.
72 Ch. 71 – Artefak Iblis.
73 Ch. 72 – Keputusasaan Hujan Darah.
74 Ch. 73 – Kekalahan Zhixin.
75 Ch. 74 – Dua Pendekar.
76 Ch. 75 – Dua Pendekar II.
77 Ch. 76 – Suku Everard.
78 Ch. 77 – Negara Shiwu.
79 Ch. 78 – Kepala Suku Basile.
80 Ch. 79 – Peninggalan Leluhur.
81 Ch. 80 – Siluman Seribu Tahun.
82 Ch. 81 – Ledakan Gua.
83 Ch. 82 – Rahasia Sebuah Pulau.
84 Ch. 83 – Misi 7 Kunci Magma.
85 Ch. 84 – Sebuah Desa Gurun.
86 Ch. 85 – Kesulitan Air.
87 Ch. 86 – Buaya Gurun.
88 Ch. 87 – Pengorbanan Salazar.
89 Pengumuman
90 Ch. 88 – Sosok Misterius.
91 Ch. 89 – Kota Kinabalu.
92 Ch. 90 – Rencana Penyelamatan.
93 Ch. 91 – Duke Yang Bodoh.
94 Ch. 92 – Mulai Penyelamatannya!
95 Ch. 93 – Duke Yang Malang.
96 Ch. 94 – Akhir Pembebasan.
97 Ch. 96 – Alasan Liu Chang.
Episodes

Updated 97 Episodes

1
CH. 1 – Liu Chang.
2
CH. 2 – Titik Balik Pendekar.
3
CH. 3 – Dimensi Kematian.
4
Ch. 4 – Pengetahuan Umum.
5
CH. 5 – Buah Darah Siluman.
6
CH. 6 – Kualitas Tulang.
7
CH. 7 – Tingkatan Pedang.
8
CH. 8 – Ilmu Pedang.
9
CH. 9 – Masalah Sungai.
10
CH. 10 – Gang Wei.
11
CH. 11 – Manual Praktik Qi.
12
CH. 12 – Satu Tahun.
13
CH. 13 – Tingkat Pendekar.
14
CH. 14 – Pedang Dewa Petir.
15
CH. 15 – Hadiah Lain.
16
CH. 16 – Hakikat Seorang Guru.
17
CH. 17 – Mulai Perjalanannya!
18
CH. 18 – Tiba Di Jian Yi.
19
CH. 19 – Kelompok Hujan Darah.
20
CH. 20 – Liu Chang Vs Yu Hongli.
21
CH. 21 – Asosiasi Pedang Muda.
22
CH. 22 – Alasan Manager Bing.
23
CH. 23 – Lima Dosa Besar
24
CH. 24 – Xie Bing yang dihormati.
25
CH. 25 – Spesialis interogasi.
26
CH. 26 – Spesialis interogasi II
27
CH. 27 – Insiden besar Kota Jian Yi
28
CH. 28 – Insiden besar Kota Jian Yi II
29
CH. 29 – Reuni keluarga.
30
CH. 30 – Yu Hongli.
31
CH. 31 – Rencana pemberontakan.
32
CH. 32 – Masa lalu Xie Bing.
33
CH. 33 – Pemberontakan dimulai.
34
CH. 34 – Pemberontakan dimulai II.
35
Ch. 35 - Yu Hongli Vs Xie Bing.
36
Ch. 36 - Amukan Gang Wei.
37
Ch. 37 - Pahlawan Liu Chang dan naganya.
38
Ch. 38 – Kota pandai besi Dorre.
39
Ch. 39 – Sekte Trisula Kesucian.
40
Ch. 40 – Liu Chang suamiku.
41
Ch. 41 – Pertarungan jodoh.
42
Ch. 42 – Infomasi Yu Hongli.
43
Ch. 43 – Pendekar tanpa tanding.
44
Ch. 44 - Ilmu Pedang Sutra.
45
Ch. 45 – Elang Merah bergerak.
46
Pengumuman
47
Ch. 46 – Elang Merah bergerak II.
48
Ch. 47 – Dong Enlai Vs Liu Chang.
49
Ch. 48 – Lembah Liko.
50
Ch. 49 – Lembah Liko II.
51
Ch. 50 – Jing Quo.
52
Ch. 51 – Potensi inti ungu.
53
Ch. 52 – Khasiat Racun Lintah.
54
Ch. 53 – Liu Chang Vs Siluman Lintah.
55
Ch. 54 – Liu Chang Vs Siluman Lintah II.
56
Ch. 55 – Buah Persik perak.
57
Ch. 56 – Pendekar Sakti.
58
Ch. 57 – Menembus Tahap Kemahiran.
59
Ch. 58 – Menembus Tahap Kemahiran II.
60
Ch. 59 – Perubahan Energi.
61
Ch. 60 – Kelahiran Chiriyu.
62
Ch. 61 – Gadis Siluman.
63
Ch. 62 – Sebuah persiapan.
64
Ch. 63 – Moksa.
65
Ch. 64 – Moksa II.
66
Ch. 65 – Moksa III.
67
Ch. 66 – Pintu dimensi.
68
Ch. 67 – Negara Werbei.
69
Ch. 68 – Bercak darah.
70
Ch. 69 – Pohon Iblis
71
Ch. 70 – Huruf Kuno.
72
Ch. 71 – Artefak Iblis.
73
Ch. 72 – Keputusasaan Hujan Darah.
74
Ch. 73 – Kekalahan Zhixin.
75
Ch. 74 – Dua Pendekar.
76
Ch. 75 – Dua Pendekar II.
77
Ch. 76 – Suku Everard.
78
Ch. 77 – Negara Shiwu.
79
Ch. 78 – Kepala Suku Basile.
80
Ch. 79 – Peninggalan Leluhur.
81
Ch. 80 – Siluman Seribu Tahun.
82
Ch. 81 – Ledakan Gua.
83
Ch. 82 – Rahasia Sebuah Pulau.
84
Ch. 83 – Misi 7 Kunci Magma.
85
Ch. 84 – Sebuah Desa Gurun.
86
Ch. 85 – Kesulitan Air.
87
Ch. 86 – Buaya Gurun.
88
Ch. 87 – Pengorbanan Salazar.
89
Pengumuman
90
Ch. 88 – Sosok Misterius.
91
Ch. 89 – Kota Kinabalu.
92
Ch. 90 – Rencana Penyelamatan.
93
Ch. 91 – Duke Yang Bodoh.
94
Ch. 92 – Mulai Penyelamatannya!
95
Ch. 93 – Duke Yang Malang.
96
Ch. 94 – Akhir Pembebasan.
97
Ch. 96 – Alasan Liu Chang.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!