Setiap Detik, menit, jam dan hari yang Melly lalui, terasa begitu berat! Bahkan Melly merasa jarum jam seakan lambat berputar Pada poros nya. Karena apa yang Melly jalani saat ini, tidak semudah yang dia pikirkan.
Seperti saat ini, Ketika dia begitu menginginkan sesuatu tapi tidak bisa dia dapatkan. Ya beberapa malam ini, Melly begitu merindukan aroma tubuh lelaki, yang telah menitipkan janin dalam rahimnya walaupun dalam keadaan terpaksa, Melly tidak pernah membenci calon anaknya.
Ia justru menuruti keinginan calon anaknya, dengan membeli parfum yang sama, yang selalu Dion pakai.
Tapi bukannya puas, Melly justru semakin tersiksa dan menginginkan Dion, saat dia mencoba memberi pengertian kepada calon anaknya, dengan mengusap perutnya sendiri. Janinnya seakan menolak dan memberontak.
Pada akhirnya dia kembali merasakan perutnya bergejolak dengan begitu hebat, membuat Melly mau tak mau harus mengeluarkan isi perut lagi dan lagi.
Ketika ia ingin menyerah pada keadaan dan memutuskan, mengakhiri rasa sakitnya, naluri seorang ibu kembali membuatnya bangkit dari keterpurukkan.
Setelah Merasa, tidak ada yang bisa ia keluarkan lagi, Melly membasuh wajahnya, sebelum kembali keranjang untuk beristirahat.
"Ya Tuhan tolong kuatkan hatiku lebih dari ini dan jangan biarkan rasa sakit membuatku, menyakiti nya." Selalu doa itu yang Melly panjatkan setiap ia akan memejamkan kedua matanya. Saat ini dia hanya seorang diri, tidak ada yang menegurnya nanti saat dia akan melakukan hal bodoh, sama seperti ia menegur Luna waktu itu.
...\=\=\=\=\=\=\=...
Disaat Melly tengah berusaha, sekuat hati dan tenaga, untuk berjuang seorang diri. Dion justru tengah menikmati hari harinya tanpa rasa bersalah sedikit pun kepada Melly.
Ia begitu perhatian kepada Ria dan calon Anaknya, mulai dari menuruti ngidamnya wanita itu di tengah malam, sampai menemani istri mudanya itu kemana saja, hanya untuk memastikan keadaan anaknya. Jauh berbeda beda dengan yang di rasakan Melly.
Ria begitu di manja Dion dan keluarganya sementara Melly! Harus bersembunyi, karena tidak ingin mengecewakan mami dan ketiga kakaknya. Yang telah berbaik hati, menerimanya sebaik anak bungsu dan putri satu satu di keluarga mereka. Inilah alasannya kenapa dia pergi, selain kejam ya ucapan masyarakat.
" Sayang, kamu sudah makan." Tanya Dion, dari seberang telpon. Ia kini tengah berada di kantor, sementara istri mudanya itu! Tengah berada di rumah orang tuanya. Saking sayangnya Dion kepada calon anaknya, dia tidak mengizinkan istrinya untuk tinggal seorang diri di rumah mereka, tentunya rumah yang Dion Siapkan untuk Dia dan Ria adalah rumah baru. Bukan rumah yang pernah di tempati nya bersama Melly.
" Aku sudah makan Mas, tadi ibu membuatkan aku sup ayam kampung dan rujak, tapi aku belum makan rujak nya!." Jelas Ria, dengan salah satu tangan yang terus bergerak mengusap perutnya, sementara tangannya yang lain memegang ponsel.
"Syukurlah! Ingat Jika ada sesuatu yang kamu inginkan, kamu harus langsung mengatakan kepadaku, jangan di tahan! Aku tidak mau anakku ileran. " Sahut Dion. Membuat Ria Tersenyum. Betapa beruntungnya dia mendapatkan lelaki yang begitu perhatian sama dia. Tanpa Di tahu, Lelaki itu berbicara manis, tapi pandangannya tidak berpindah sedikit pun dari bingkai foto yang ada dalam genggamannya.
" Terima kasih ya mas, Aku nggak tahu kurang kamu dimana, sampai mbak Melly! Tega meninggalkan lelaki sebaik kamu." Ucap Ria, membuat Rahang Dion mengeras.
" Urus saja anak kita dengan baik dan jangan melewati batas mu! Jika kamu masih mengulang hal ini, akan ku pastikan! Anakku akan memanggilnya mama, bukan kamu. " Ucap Dion begitu tenang, namun penuh dengan ancaman. " hubungi aku jika kamu menginginkan sesuatu. "Setelah mengatakan hal Dion langsung mengakhiri sambungan telponnya dengan Ria.
Di seberang sana, Ria terdiam memandang ponsel di tangannya. Inilah konsekuensi yang harus dia terima jika menjalin hubungan di bawah bayang bayang mantan istri, Suaminya.
" Aku tidak tahu sampai kapan, kamu bisa melupakan mbak Melly! Tapi sekarang aku istrimu, harusnya kamu melupakannya Mas. Bahkan hatiku masih terasa begitu sakit saat mengingat kamu mencium kening nya waktu itu." Saat Dion mencium kening Melly di klinik waktu itu, Ria tidak sengaja melihatnya. Semenjak saat itu, Ria bertanya tentang Melly kepada ibu mertuanya, tetapi wanita itu tidak banyak bercerita, ia justru menyarankan untuk tidak mencari tahu sesuatu yang akan membuatnya semakin sakit. Bahkan Ria tidak tahu alasan Melly dan Dion bercerai. Ironis bukan! Entah siapa yang beruntung disini, Melly kah atau Ria.
Untuk Dion sendiri, ia kembali menatap gambar Melly yang terbingkai rapi. " Andai Dulu kamu mau mengandung anakku, pasti semua tidak akan serumit ini! Tapi kamu lebih memilih di hina dari pada melahirkan buat hati kita! Semoga kamu selalu bahagia dimana pun kamu berada, karena dia setiap ucapan ku terselip doa untukmu sayang." Ucapnya seraya mengusap butiran bening yang jatuh tanpa permisi dari kedua sudut matanya.
...\=\=\=\=\=\=\=...
Hari hari terus, berlalu tidak terasa sudah tidak bulan, Melly bertahan di tempat ini. Perut yang dulunya rata, kini mulai menonjol, mengingat usia kandungannya yang telah memasuki lima bulan.
Saat senja, Melly selalu menghabiskan waktu di balkon apartemennya, melihat! Orang lalu lalang di bawah sana. Bukan karena ia tak ingin bekerja! Tetapi kondisinya Saat ini, mengharuskan ia terus berada di apartemennya.karena Ia kerap merasa pusing dan mual.
Jika di tanya bosan! Jawabnya tentu saja! Mengurung diri di apartemen membuat ia semakin merindukan ayah dari calon anaknya.
Meskipun begitu, Melly selalu memeriksakan kandungannya setiap bulan. Ia selalu makan, minum susu dan minum vitamin dengan teratur walaupun pada Akhirnya semua yang masuk kedalam mulutnya, harus berakhir di wastafel. Tetapi tidak membuat seorang Melly menyerah pada kondisinya. Dia percaya suatu saat anaknya yang akan menjadi obat penyembuh untuk luka hati serta penghapus air matanya.
" Jika kamu begitu, merindukan ayah mu! Tumbuhlah dengan baik didalam sana! Beri mama kekuatan untuk melewati hari hari yang lelah ini." Ucap Melly, seolah janin yang baru berusia lima bulan itu bisa mendengar dan mengerti apa dia katakan.
.......
.......
.......
.......
...Bersambung....
...Happy reading.. 💘💘...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Katherina Ajawaila
thour, plase sedih amat jadi Neli, coba mereka bertemu sekali thour mau luat reaksi Dion thour, p l a s ee
2023-07-28
1
Sulati Cus
nyesek pk bgt g kebayang hamil tanpa di dampingin suami
2022-04-10
0
Vinna_hot mommy
dari ceritanya Luna...aq lgsg mingser k dokter Melly...
sumpah nyesek bgd
2021-12-29
0