Melly menatap setiap gedung pencakar langit yang berjejer dengan rapi di sekelilingnya. Sudah dua hari ia berada disini setelah seminggu yang lalu bertemu dengan mantan suaminya, Ayah dari janin nya.
Manhattan adalah tempat yang di pilih Melly untuk membesarkan sekaligus menyembunyikan janin yang tengah ia kandung saat ini.
Bukan tanpa sebab Melly memilih tempat ini. Ia telah memikirkan semuanya dengan baik, mulai dari biaya hidup serta kenyamanan untuk dia dan calon anaknya.
Manhattan adalah tempat yang tepat, sebab setiap orang yang tinggal disini, semuanya bergerak cepat untuk meraih ambisi mereka, tentu saja mereka tidak akan punya waktu untuk melakukan hal yang tidak penting seperti menyalakan dan mempertanyakan kehormatan dia sebagai wanita baik dan anaknya suatu hari nanti.
...POV Melly...
Aku kini sedang berdiri di balkon apartemen yang aku sewa untuk bertahan di tempat ini selama setahun ke depan.
Jika di tanya apa yang aku rasakan, aku tidak tahu, terlalu berat kenyataan yang harus aku terima, membuat hatiku seakan mati rasa. Tapi mata ku menunjukkan jika aku tidak baik baik saja.
Kalian harus tahu, ini bukan pertama kalinya aku berlari dari kehidupan yang kejam! Sebab dalam kandungan pun ibu ku sudah mengajarkan aku untuk berlari dari kehidupan yang menyakitkan ini. Aku akan bercerita sedikit kepada kalian.
Ibuku adalah gadis kampung biasa, yang coba merantau ke jakarta. Di jakarta ibuku bekerja sebagai Housekeeping, bahasa kasarnya tukang bersih bersih kamar tamu.
Hotel tempat ibu bekerja tidak terlalu besar, hanya tiga lantai, tapi di dalamnya mewah, begitu kata ibu dulu saat bercerita kepadaku.
Ternyata hotel itu adalah hotel baru, pemiliknya masih muda, dialah Ayahku. Mereka terus bertemu karena ibu mendapat tugas untuk membersihkan kamarnya.
Dari situ benih benih cinta mulai mereka rasa memutuskan untuk menjalin hubungan. Ayah pun menyarankan ibu untuk berhenti dari pekerjaannya, tetapi ibu menolak. Hal itu membuat ayah semakin sayang kepada ibu. Karena ibu tidak pernah silau akan harta ayah, bahkan ibu tidak pernah menerima pemberian ayah apapun itu, terkecuali makanan.
Tiga tahun Ibu mendampingi ayah merintis usahanya di Jakarta dan Ibu selalu menemani ayah di saat jatuh bangun. Di tahun ketiga hubungan mereka ayah izin kembali ke Belanda. Aku lupa Memberi tahu jika ayahku blasteran Indonesia Belanda. Lahir dan besar di sana.
Semenjak ayah pergi, ibu menjalani hari harinya seperti biasa, ibu bahkan menolak setiap lelaki yang mendekatinya. Padahal ayah tidak pernah memberinya kabar sedikit pun.
Setelah melewati lima tahun tanpa kabar dan kejelasan. Ayah kembali, entah baik atau bodoh, ibu tidak mempertanyakan tentang ayah yang tidak pernah memberinya kabar. Mereka meneruskan hubungan mereka. Ke jenjang yang lebih serius. baru satu tahun menikah, Ibu melihat ayah berjalan dengan seorang wanita sambil membawa dua orang anak laki laki dan wanita itu tengah hamil besar.
Ibu membesarkan hatinya untuk mendekati mereka, jika kalian pikir ibu ku marah, jawabnya TIDAK! Ibu justru membantu Anak pertama mereka yang terjatuh. Menanyakan Nama anak itu dan umur serta orang tuanya.
Disitu ibu tahu, Ayah pergi untuk menikah wanita yang tengah hamil besar itu. Namanya Melina. Aku memanggilnya mami.
Setelah hari itu ibu memilih meninggalkan Ayah, karena rasa bersalahnya kepada mami, sekali pun ibu adalah cinta pertama sekaligus kekasih ayah tapi dalam hubungan halal mami yang pertama.
Ternyata kepergian ibu membawa aku yang baru berusia delapan minggu dalam rahimnya, lucu rasanya jika mengingat cerita ibu dan keadaanku sekarang. Apa ini Karma? Disini aku sadar karma memang ada, aku kembali mengulang apa yang dilakukan ibu aku dulu tetapi nasib aku dan anakku jelas berbeda, aku terlahir dalam sebuah pernikahan tapi anakku tidak.
...\=\=\=\=\=\=...
" Air Mata ini." Melly berkata sambil mengusap pipinya yang kembali basah.
Melly Menarik nafas dari hidung dan mengeluarkan melalui mulut, berulang ia terus melakukan hal itu sebelum kembali berlari kecil ke arah wastafel, karena perutnya yang kembali bergejolak dengan begitu hebat.
Setelah merasa lebih baik Melly memilih berbaring di ranjang. baru saja matanya terpejam Dering panjang dari ponselnya membuat ia kembali membuka kedua matanya.
" Kamu Dimana?" Pertanyaan itu langsung menyapa daun telinganya, saat Melly menempel ponsel pada telingan, setelah menggeser ikon berwarna hijau pada layar ponsel itu. " Aku dengar dari teman-teman kita di Riau, kamu sudah tidak di sana! Kamu dimana? apartemen, aku akan meminta untuk Reval mengantar kita ke sana dan kamu berhutang penjelasan, kenapa kamu tidak bekerja lagi di Riau." Ia kembali berbicara.
" Luna, aku tidak di apartemen, aku mendapat tawaran dari kakakku untuk meraih gelar Master di Jerman ja_."
" Terus kamu Ambil. " Belum selesai Melly berbicara Luna sudah menyahutinya.
" Maaf lun, kamu tahukan, aku begitu mencintai pekerjaan dan karirku ini. "
" Ya ya, aku mengerti. Sekarang kamu kirim alamat kamu di Jerman, begitu Reval mempunyai waktu luang kita akan mengunjungi kamu dan terus kabari aku ingat itu." Ucap Luna, teman yang baru ia kenal belum genap 2 tahun itu. Wanita ini dulunya tidak secerewet ini tapi semenjak tinggal dengannya luna jadi semakin cerewet saja.
" Iya, nanti aku akan mengabari kamu, tapi tidak sekarang, sebab aku lagi sibuk! Sampai kan Salam aku buat bunda, Suami kamu dan yang lainnya. Ingat Jaga kedua anakku dengan baik, begitu urusanku selesai aku akan langsung mendatangi kamu! Bye." Tanpa mendengar ucapan Luna, Melly sudah memutuskan sambungan telpon mereka. Sebab Melly tidak ingin membohongi luna lebih lama lagi.
" Maaf Luna. " Ucap Melly begitu lirih, ia menggenggam erat ponselnya." Aku tidak ingin kalian semakin di hina karena aku . " Sambung Melly seolah ada yang mendengar ucapannya.
Jika Melly bisa memilih, ia ingin berada di antara keluarga dan orang orang yang mencintainya, tetapi apa daya keadaan memaksanya harus menjauh dan berjuang seorang diri.
Dulu ibunya bisa melewati hal ini seorang diri, padahal ibunya tidak memiliki pekerjaan dan pendidikan yang bisa menunjang kehidupan mereka. Kenapa Melly tidak bisa melakukan hal yang sama. Walaupun berat dia yakin, dia bisa.
Ibunya saja memberikan dia kehidupan yang baik tentu saja Melly akan melakukan hal yang sama untuk anaknya.
Karena yang salah, dia dan Dion bukan calon anaknya. Jadi tidak ada alasan untuk ia menolak anaknya. Melly akan mencintai anaknya, sebab dialah satu satunya yang Melly miliki saat ini.
Terlalu lama berpikir membuat dia mengantuk dan memilih memejamkan mata, untuk mengistirahatkan tubuh dan pikirannya saat ini.
.......
.......
.......
.......
...Bersambung....
...Happy Reading. 💘💘💘...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Alea Wahyudi
😭😭😭
2023-03-18
1
🍒 rizkia Nurul hikmah 🍒
kedua anakku kata Melly mksd y gmn
2021-12-13
0
Suhendi suhendi
😭😭😭😭😭😭
2021-12-02
0