Risma mengambil ponselnya lalu mencoba menelpon Kio. Namun telponnya tetap tidak di jawab oleh Kio.
Risma mulai gusar, kalau sampai Kio beneran marah dan pulang duluan, otomatis Risma akan keluar uang untuk ongkos taksi pulang.
"No..no..no.. Kan sayang uangnya kalau di pakai buat naik taksi. Kalau bareng Kio kan lebih irit. Arghh tuh anak kemana sih," gerutu Risma..
Risma mencoba mencari Kio ke area parkiran, sambil mengecek apa mobil Kio masih ada di sana.
Huft..
Risma menghembuskan nafasnya. Hatinya sedikit lega karena melihat mobil Kio masih terparkir di tempat yang sama.
"Untungnya tuh anak setan belum pulang," batin Risma lega.
Bughh...
"Aww," Risma memegang kepalanya. "Omg, siapa yang ngelemparin gue pakai kulit kacang," celetuknya.
"Gue yang lempar," Kio sudah duduk di atas pohon sambil memakan kacang kulit.
"OMG Kio, ngapain loe di atas sana. Gue kira loe cuma anak setan yang suka ngilang. Gak tahunya loe alih profesi jadi anak monyet ya," ucap Risma.
Bugh...bughh...bughh...
Kio menumpahkan sisa kacang beserta bungkusnya ke atas kepala Risma.
"Kio!!" Risma menghentakkan sebelah kakinya, sambil bersiap naik ke atas pohon.
Sebelum Risma naik, Kio segera turun dan mengacak rambut-Nya.
"Loe mau marah sama gue? Kalau marah, gak usah pulang nebeng gue. Sonoh, pesen taksi online," cetus Kio.
Bibir Risma yang semula mengerucut sekejap menjadi lebar. Ia terpaksa tersenyum, walau di dalam hati ia mengumpat kesal dengan ulah Kio padanya.
"Enggak dong Kio. Masak sih, cuma di tumpahin kacang aku marah. Loe kan baik, jadi mau kan nganterin gue pulang," Risma merajuk sambil menggelendot manja di lengan Kio.
"Hmmm, lagi ngerayu ya? Udah gak nangis lagi kan? Kalau loe masih nangis kejer lagi, gue gak mau kasih tumpangan ke elo."
"Dih, enggak Kio. Nih, udah senyum kan?" ucap Risma dengan dua jari telunjuk menarik tiap sudut bibirnya.
"Oke, cus masuk mobil. Besok gue harus dateng pagi ke kampus, buat ospek," cetus Kio.
"Siap bos," jawab Risma.
Gemas dengan tingkah Risma, tangan Kio meraup wajah Risma.
"Bocah ngeselin, pantes aja Kak Kie gak ngelirik elo tingkah loe aja masih kayak bocah TK gini," ujar Kio.
Risma yang kesal membalas sikap Kio dengan mengacak kasar rambutnya.
"Nih rasain," balas Risma.
****
Di tempat lain, Kie sudah keluar dari butik. Gara-gara ulah Zilla, ia terpaksa pergi ke butik milik Chika untuk mengganti pakaiannya.
"Kita kembali ke kantor lagi atau pulang pak?" tanya Kemal.
"Tidak keduanya. Kita ke rumah karyawan yang bernama Nayla. Saya akan menemui adiknya, dan memberikan penawaran untuknya."
"Baik pak," jawab Kemal sambil tersenyum.
Tanpa Kemal tahu, sedari tadi Kie melihat gerak-geriknya dari kaca depan.
"Kenapa kamu senyum-ssnyum begitu, ada yang lucu?"
"Oh jelas tidak pak. Saya jadi lega saja, kalau Pak Kie berhasil membujuk adiknya Nayla untuk jadi pacar bohongan bapak, satu masalah bapak akan selesai kan. Ya saya juga ikut seneng dong pak," jelas Kemal.
Kie mengerutkan dahinya. "Yakin karena itu? Bukan karena hal lain?" ujarnya curiga.
"Beneran pak, memang pernah bapak lihat saya berbohong?"
"Tidak. Oke saya percaya sama kamu. Tolong percepat sedikit laju mobilnya," titah Kie.
"Baik pak."
Sesaat kemudian, mobil yang di kemudikan Kemal sudah sampai di depan gang kecil. Kemal terpaksa memarkirkan mobilnya di depan gang karena sudah di pastikan mobil nya tidak akan bisa di bawa masuk ke dalam.
"Mana rumahnya?" tanya Kie sinis.
"Di dalam sana pak," Kemal menunjuk jalan di seberang.
"Apa?? Terus kenapa kamu malah berhenti di sini?"
"Ya mobilnya gak bisa di bawa masuk kan pak. Jadi bapak dan saya terpaksa harus jalan kesana."
Kie mendesis kesal. Nasibnya sehari ini sangat sial, semenjak bertemu gadis bar-bar dan tidak punya sopan santun itu.
"Aiishh, baiklah. Kalau saya tidak sedang butuh dia saya juga malah menemui dia di tempat kumuh kayak begini," ucap Kie kesal.
"Sabar pak, jangan terlalu benci sama seseorang. Nanti bapak bisa jatuh cinta malah bisa bisa jadi budak cinta sama perempuan itu loh pak."
Ssssett..
Kie menatap tajam ke arah Kemal, hingga membuat asistennya itu seketika diam gemetaran.
"Cepat kamu turun dan bukakan pintu buat saya. Kok malah diam. Cepat!!" titah Kie dengan angkuhnya.
"Baik pak," ucap Kemal. Ia segera turun lalu membukakan pintu untuk bosnya yang sombong itu.
Kie dan Kemal mulai masuk ke dalam gang sempit yang kotor. Sesekali pandangan mata Kie mengarah ke parit di samping-Nya sambil memberikan tatapan jijik.
"Mal, kamu yakin ini alamat rumah mereka."
"Yakin pak, memang kenapa Pak?" tanya Kemal penasaran.
"Ya saya heran saja. Mereka itu manusia kenapa bisa ya tinggal di kebun binatang seperti ini."
Kemal hanya bisa geleng-geleng kepala sambil menggerutu di dalam hati.
"Pantas saja sampai umur 26 tahun, Pak Kie masih jomblo dan gak ada satu pun perempuan yang dekat dengannya. Wataknya saja sombong begini, suka merendahkan orang pula. Siapa juga yang mau jadi pacar apalagi Istrinya."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
Yuni Fitria
lanjut kak
2021-08-26
0
Leni marlina
Next
2021-08-17
0
Wiwik Yuli
lanjut thor
2021-08-17
0