Pacar Bohongan

Kie berjalan melewati Nayla yang menunduk serta Zilla yang hanya bisa memandangi kepergian Kie tanpa berkata.

"Nayla dan kamu, segera ambil barang kalian dan pergi," tegur Kemal.

"Ba..ba..baik pak Kemal," jawab Nayla lesu.

Nayla lalu mengajak Zilla pergi dari kantin.

"Kak, maafin aku ya. Tadi Zilla cuma..."

"Udahlah Zilla. Toh semua udah kejadian. Kamu udah janji sama kakak buat gak bikin masalah tapi lihat gara gara sikap kamu tadi kakak malah kehilangan pekerjaan kakak. Padahal sebentar lagi kamu masuk universitas dan pasti butuh biaya banyak," ucap Nayla.

"Maaf ya kak. Zilla kira itu tadi yang namanya Ello. Lah kakak bilang kalau orangnya ganteng. Nah diantara ketiga cowok tadi yang ganteng banget ya bos kakak itu makanya Zilla pikir itu yang namanya Ello ternyata bukan," lirih Zilla.

"Udah ya kakak lagi gak pengen bicara. Sekarang kamu tunggu kakak di depan kantor aja ya. Kakak mau pamit ke HRD dulu."

"Iya kak," jawab Zilla lesu.

Zilla pun hendak menuruti perintah kakaknya. Banyak mata karyawan menatap dirinya sinis, sambil berbisik bisik dengan beberapa karyawan lain.

Saat Zilla hendak berjalan keluar, tiba tiba ia melihat Kie juga keluar.

"Pak tunggu pak," Zilla berlari ke arah Kie sambil berteriak.

"Gadis itu. Mau apalagi dia. Masih berani juga ia datang menghampiriku," batin Kie.

"Selamat siang pak. Perkenalkan saya Zilla," ucap Zilla sembari menjulurkan tangannya.

Kie sempat menoleh sekilas, tapi pandangannya kembali datar ke depan. Ia sama sekali tak menanggapi ucapan Zilla. Hingga akhirnya Kemal datang dan langsung membukakan pintu mobil untuk bosnya.

"Silahkan Pak Kie," ucap Kemal.

"Makasih Mal."

Baru saja kaki Kie mau masuk ke mobil, Zilla kembali berulah. Ia langsung menutup pintu mobilnya dan membalikkan tubuh Kie.

"Pak bos, saya sedang bicara dengan bapak. Kenapa bapak hanya diam. Bapak ini budeg apa bisu sih," cetus Zilla.

Deg..

Sorot mata Kie langsung menoleh ke arah Zilla dengan nafas yang tersengal-sengal dengan gigi yang berdiri sejajar.

"Kamu," tunjuk Kie.

Zilla menundukkan setengah badannya dan nada bicaranya pun terdengar lembut.

"Pak bos, tolong maafkan sikap saya tadi. Jangan pecat kakak saya ya pak. Saya rela melakukan apapun yang penting kakak saya bisa kembali bekerja disini. Saya mohon pak," ucap Zilla.

Kie langsung tertawa terbahak-bahak. Beberapa menit yang lalu, gadis di depannya sudah membuat dia malu di depan mata karyawannya lalu belum lama dia berani membanting pintu mobil Kie dan membalikkan badannya. Sekarang, dia malah bersikap lembut kemudian minta maaf.

"Cuihh...jangan harap saya akan menerima permintaan maaf dari kamu. Minggir, jangan halangi jalan saya," ucap Kie kasar. Tangannya mendorong tubuh Zilla hingga jatuh.

"Tapi pak bos. Zilla mohon, jangan pecat kak Nayla. Dia gak salah, yang salah Zilla," seru Zilla.

Sayangnya Kie tak peduli. Ia segera masuk ke dalam mobil dan membiarkan Zilla tetap pada posisinya.

"Dasar cowok ngeselin. Mentang-mentang dia kaya dia bisa semena-mena sama rakyat jelata kayak aku gini," batin Zilla kesal.

Melihat adiknya yang terpuruk di depan pintu lobby kantor, Nayla bergegas lari dan membantu Zilla untuk berdiri.

"Zilla, ngapain kamu duduk disini. Cepat sini berdiri," ucap Nayla.

"Makasih kak."

Zilla mengibas-ibaskan tangannya dan roknya yang terkena tanah.

"Zilla, kamu belum jawab pertanyaan kakak. Ngapain kamu duduk di sini?" Nayla kembali menanyakan pertanyaan yang sama pada Zilla.

"Aku tadi kepleset kak," Zilla memberi alasan palsu. Ia tahu jika ia berkata jujur, kakaknya akan semakin marah padanya.

Nayla menatap mata Zilla bergantian. Ia ingin mencari tahu apakah yang di katakan Zilla memang benar.

Karena terus menunduk, akhirnya Nayla tahu jika Zilla sedang berbohong. Akhirnya emosi Nayla mulai memuncak karena ulah Zilla.

"Bohong!! Mending kamu jujur aja deh sama kakak. Kamu kenapa bisa duduk disini?" cecar Nayla.

"Em itu kak,emm...," Zilla masih ragu untuk berkata jujur pada kakaknya. Tapi kalau bohong pun juga percuma karena Nayla sudah tahu kode mata Zilla.

"Am,em,am, em. Cepet jawab Zilla," cetus Nayla.

"Itu kak. Tadi aku coba membujuk bos kakak buat maafin kakak dan minta buat jangan pecat Kak Nayla. Eh malah dia dorong aku sampai jatuh kayak gini.," Jawab Zilla.

Gleekk..

Sambil menelan salivanya, Nayla memejamkan kedua matanya.

"Zilla, Zilla. Jelas Pak Kie marah. Kamu itu gak tahu sifat aslinya. Gak ada yang berani sama dia. Eh kamu malah bikin masalah. Jelas 1000%, Pak Kie tidak akan memberi kesempatan untuk kakak."

Zilla menatap sayu wajah kakaknya. Dan kini ia pun semakin merasa bersalah. Karena kecerobohannya, kakaknya harus kehilangan pekerjaan.

"Kak Nayla masih marah sama aku?" Maafin aku ya kak. Mending aku gak usah kuliah. Aku bantu kakak kerja aja gimana?" ucap Zilla.

"Enggak Zill. Kakak pengen sekolahin kamu sampai sarjana. Ya kalau kamu tanya kakak marah enggak, jelas kakak marah. Tapi udahlah, nasi juga udah jadi bubur. Mendingan sekarang kita pulang ya. Kakak mau bikin lamaran pekerjaan yang baru," jawab Nayla.

"Iya kak. Sekali lagi maafin aku ya kak."

"Iya Zilla."

****

Di dalam mobil, emosi Kie masih memuncak. Kejadian tadi di kantin tidak akan pernah Kie lupakan seumur hidupnya.

"Awas saja kamu bocah kecil. Jika ketemu sekali lagi, saya yang akan bikin kamu malu. Seperti kamu sudah mempermalukan saya tadi," Kie berbicara pada dirinya sambil mengepalkan kedua tangannya.

"Pak Kie, apa anda baik-baik saja?" ucap Kemal.

"Tidak perlu saya jawab kamu sudah tahu kan kalau saya tidak baik baik saja," jawab Kie.

"Iya pak saya tahu perasaan bapak sekarang. Tapi saya punya ide cemerlang pak."

Kie menyipitkan matanya. " Ide? Ide apa?" ucapnya.

"Tadi adiknya Nayla berkata akan melakukan apa saja asal kakaknya tetap bekerja kan pak?"

"Nayla? Siapa Nayla?" tanya Kie.

"Nayla ya office girl cantik yang bapak pecat tadi. Dan adiknya yang sudah menyiram wajah bapak dengan air. Masih ingat kan pak?"

"Ya jelas saya ingatlah, sampai mati pun saya tidak akan pernah melupakan kejadian ini. Terus maksud ucapan kamu tentang ide itu apa?"

"Nah itu pak. Saya punya ide, gimana kalau bapak jangan pecat Nayla tapi syaratnya adiknya Nayla tadi jadi pacar bohongannya Pak Kie."

"APA!!!" teriak Kie. "TIDAK!! kamu gila ya Kemal. Ide kamu benar-benar tidak waras," ujarnya kembali.

Suara Kie yang begitu keras, membuat Kemal menggesek-gesek sebelah telinganya.

"Pak Kie tenang, dengarkan penjelasan saya dulu. Bukannya tadi bapak berjanji jika minggu depan mau memperkenalkan pacar bapak pada keluarga Pak Kie? Dan bapak sudah tahu dong dengan apa yang ada di pikiran saya," jelas Kemal.

"Ahaa..Kamu pintar juga Kemal. Iya ya, saya hampir lupa jika saya sudah berjanji membawa pacar saya minggu depan ke rumah. Baiklah, saya terima ide kamu. Tidak sia-sia saya mempekerjakan kamu, otak kamu benar-benar encer. Nanti kamu cari tahu alamat Nayla, dan malam nanti kita kerumah mereka," titah El.

" Baik pak."

Kini kedua laki-laki itu secara bersama mengurai senyum lebar di bibir mereka masing-masing.

"Yes, akhirnya Nayla gak jadi keluar. Jadi aku masih bisa menikmati kopi buatannya setiap pagi sekaligus memandangi wajahnya yang cantik itu," batin Kemal.

"Gadis tengil, selama kamu jadi pacar bohonganku nanti, aku akan balas perbuatan kamu sama aku. Dan lihat saja permainan akan di mulai," gumam Kie.

Terpopuler

Comments

Wiwik Yuli

Wiwik Yuli

lanjut thor

2021-08-12

0

Leni marlina

Leni marlina

Next 😘😘😘

2021-08-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!