Mohon Ampunan

Kini, Stella dan Aska sudah bisa kembali pulang ke rumah. Dokter meminta kepada Stella untuk tidak terlalu stress karena itu akan mempengaruhi keadaan si janin yang ada di kandungan nya.

Di kediaman keluarga Aska Lesham Shaenette

Mami Aska menunjuk kan kamar yang akan di tempati oleh Stella tinggal. Rumah Aska begitu sangat besar, bahkan Stella sampai bingung untuk menuju kamar nya sendiri. Aska pun membantu kekasih nya untuk menunjuk kan segala isi rumah.

"Kau tidak perlu ke bawah untuk mengambil dan memerlukan sesuatu."

"Kenapa? apa mami tak menyukai ku?"

"Bukan, Sayang. Sudah biasa seperti itu. Tidak ada makan bersama, jika lapar atau memerlukan sesuatu kamu tekan saja tombol hijau di situ. Itu adalah alat untuk komunikasi pada pelayan. Kata kan saja apa yang kau perlukan, Pelayan akan datang untuk membawa kan nya ke sini." jelas Aska.

"Tapi, di rumah ku. Aku sudah biasa mengambil segala hal sendirian. Dan makan bersama." ucap Stella yang masih bingung.

"Baik lah, mulai sekarang. Aku dan kau, akan makan bersama di kamar ini. Tapi, jangan mengharap kan mami dan papi. Karena itu tak akan mungkin." jelas Aska

"Tapi, aku biasa makan di meja makan. Aska, bukan di kamar! kamar hanya untuk ku istirahat dan beribadah saja." jelas Stella kembali. Aska pun tersenyum

"Baik lah, Sayang. Mulai sekarang, kita akan makan di meja makan. Aku akan meminta pelayan untuk membuat kan ruangan makan di atas. Karena tidak mungkin kau naik tangga selalu. Tidak akan bagus untuk kehamilan mu."

"Baik, terserah mu saja." ujar Stella. Tak lama, pintu kamar berbunyi, ke dua orang tua Aska masuk ke dalam kamar dan memberitahu jika Minggu depan pernikahan mereka akan di langsung kan.

"Lalu, bagaimana pendapat mu?" tanya mami Aska kepada Stella.

"Di negara kita, tidak bisa melangsung kan pernikahan dengan agama yang berbeda. Salah satu di antara kalian harus mengalah! Tapi, tidak mungkin Aska akan pindah ke agama mu. Jadi, kau harus memutus kan sendiri." Stella terdiam, tak mungkin ia mengorban kan keyakinan nya, Stella menatap Aska dengan penuh bingung.

"Nanti, saja kita bahas Mi! ke dua orang tua Stella juga harus ikut dalam memutus kan pernikahan ini."

"Mau sampai kapan, Aska? kamu sendiri yang mengingin kan pernikahan ini. Kami sudah memutus kan, lalu apa lagi yang di berat kan?" tanya mami Aska.

"Sudah la, Mi. Biar kan Stella istirahat dahulu, sebaik nya kita keluar saja." ajak Aska kepada kedua orang tua nya.

******

Stella terdiam, membisu. Pikiran nya sangat buntu, Stella seakan mencari sesuatu.

"Tak mungkin ada di sini. Lalu aku harus bagaimana? Aska tak mengizin kan ku untuk keluar kamar." Stella melihat tombol yang Aska kata kan. Ia menekan tombol itu.

"Iya, Nona? ada yang bisa saya bantu?" tanya seorang pelayan.

"Maaf, Paman. Saya membutuh kan sajadah dan mukenah. Apakah paman bisa memberi kan nya kepada saya?"

"Baik, Nona. Pesanan anda akan segera tiba."

"Terimakasih, Paman."

Stella kembali duduk di tepi tempat tidur.

"Mengapa semua menjadi kacau seperti ini?" Stella di hadap kan dengan pilihan yang sangat sulit.

Tok! Tok! Tok

"Silah kan masuk." Stella mempersilah kan pelayan itu masuk.

"Ini permintaan anda, Nona. Tadi, Pak Mun meminta saya untuk memberi kan ini kepada Anda."

"Pak mu? si-siapa itu?"

"Pak Mun adalah kepala pelayan yang anda hubungi tadi, Nona."

"Oh, terimakasih ya." pelayan itu pun segera berpamitan pergi meninggal kan Stella.

Stella masuk ke dalam kamar mandi mengambil air wudhu. Air mata nya menetes tanpa mengeluar kan suara. Setelah mengambil air wudhu, Stella memakai mukenah dan melaksana kan ibadah nya.

"Allahuakbar."

Ia sholat dengan khusyuk. Di setiap sujud, air mata Stella menetes, meminta ampun seampun nya kepada yang maha kuasa. Setelah, selesai ia berdoa taubat. Stella begitu sangat menyesal dengan perbuatan nya. Seharus nya, ia mendengar kan ucapan sang mama. Untuk tidak melaku kan hal yang tabu itu.

Ya Allah, hamba mu ini penuh dengan dosa. Ampuni, aku. Ampuni, aku. Aku menyesal, tolong berikan aku ampunan mu Ya Allah. Bukan nya menjauhi larangan mu, hamba malah melaku kan maksiat yang sangat tidak terpuji. Hamba sudah membuat mu merasa kecewa Ya Allah. Maaf kan hamba mu yang begitu berdosa ini. Hamba juga sudah melukai hati ke dua orang tua hamba Ya Allah. Berikan hamba kesempatan untuk memperbaiki ini semua Ya Allah. Aku memang mencintai nya tapi aku tak sanggup jika harus berpaling dari mu. Apa yang harus aku laku kan Ya Allah? beri lah hamba mu ini petunjuk. Hamba sangat bingung, apakah hamba membiar kan anak ini lahir tanpa ayah? beri kan aku petunjuk mu ya Allah.

Stella menangis sejadi-jadi nya di hadapan Sang pencipta, memohon ampun sebesar-besar nya. Stella begitu sangat terisak.

Stella anak yang sangat pintar dan juga taat pada perintah agama dan kedua orang tua nya. Namun, cinta nya yang buta membuat nya tak memperdulikan ajaran dari keluarga nya sejak kecil. Sedang kan, Aska dan keluarga sudah terbiasa tinggal di Eropa dan mengikuti budaya barat. Jika, meminum minuman keras, bergaul bebas dengan berbeda jenis dan melakukan **** dengan yang tidak mukhrim adalah pantangan bagi budaya Stella. Tapi, di keluarga Aska yang mengikuti budaya barat adalah hal yang biasa.

*********

Aska sangat mencintai Stella. Namun, ia tak mengerti dengan budaya kekasih nya. Aska masih sangat terikat dengan budaya barat nya. Kini, pria itu sedang menikmati minuman alkohol di kamar nya. Ia begitu sangat bahagia. Karena sebentar lagi adalah pernikahan nya dengan kekasih yang teramat ia cinta.

"Aku mencintai mu, Stella. Sangat mencintai mu, Darling." teriak Aska yang begitu kencang." Aska membayang kan pernikahan yang di langsung kan dengan meriah.

"Aku tak akan memaksa mu, jika kau ingin mempertahan kan agama dan budaya mu. Kita akan menikah di Eropa, di rumah Omma dan Oppa ku. Jadi, tak perlu ada yang harus mengorban kan agama kita masing-masing. Dan anak kita nanti." Aska kembali tersenyum

"Mereka bisa bebas memilih untuk ikut dengan siapa, menganut kebudayaan apa. Aku tak akan memaksa anak-anak kita."

Aska masih menikmati minuman nya, ia bersantai di balkon kamar milik nya.

"Stella ku, Sayang. Aku sungguh sungguh mencintai mu. Aku sangat sangat mencintai mu." teriak nya kembali.

"Aku berjanji akan membahagia kan mu dan anak-anak kita. Tak akan ku biar kan kalian kekurangan apapun."

Terpopuler

Comments

Dewi Ariyanti

Dewi Ariyanti

ikuti alur thor aja lah...gara2 cinta banyak juga yg mengorbankan akidahnya

2021-07-29

0

Ratmini Siska Umami

Ratmini Siska Umami

jika di lanjutkan menikah beda agama itu jg sama saja berzinah

2021-07-29

1

lihat semua
Episodes
1 Menghadapi Masalah Bersama
2 Tidak Di Anggap
3 Mohon Ampunan
4 Memilih pergi
5 Cibiran Tetangga
6 Kecewa
7 Ingin Membalas
8 Hukuman
9 Kehadiran Baby Zeline
10 Bersumpah
11 Lima Tahun Berlalu
12 Anak nakal!
13 Kepulangan Stella
14 Kabar Duka
15 Kecewa
16 Bersikap sopan
17 Rasa sakit
18 Keributan
19 Rasa Sakit Yang Di Alamin
20 Lelah
21 Bersikap dewasa
22 Apakah Aska Terlibat?
23 Mendapatkan Pekerjaan
24 Kekacauan Pada Saat Makan Siang
25 Begitu Menggemaskan
26 Persiapan Sekolah Zeline
27 Menjadi Manager?
28 Mendapatkan Pujian
29 Pertemuan Setelah Beberapa Tahun
30 Merasa gelisah
31 Di Kendalikan
32 Segera menikah
33 Merasa Beruntung
34 Menuduh
35 Melupakan
36 Berjanji
37 Dilema
38 Curiga
39 Pertemuan Ke Dua
40 Menegur
41 Takut Kehilangan Kendali
42 Memberikan Hak
43 Kehilangan Pekerjaan
44 Memberikan Contoh
45 Pewaris
46 Hancur
47 Begitu Kesal
48 Tersenyum Licik
49 Akan Sadar!
50 Terpengaruh
51 Terjebak
52 Kesal
53 Mengambil Keputusan
54 Menjaga kesehatan
55 Kehilangan Hak
56 Begitu Yakin
57 Tidak Mau Bermasalah
58 Sepuluh Ribu Dapat Tiga?
59 Yang Terbaik
60 Kesalahan yang sama
61 Istirahat Yang total
62 Kelakuan Amara
63 Bingung
64 Membuat Perjanjian
65 Menandatangi Surat Perjanjian
66 Belum Mengerti
67 Kemarahan
68 Memberikan Pengertian
69 Terjebak
70 Keanehan Di Kelas
71 Mengkhawatirkan Amara
72 Kekesalan Stella!
73 Menenangkan Pikiran
74 Tidak Akan Mengalah
75 Ketakutan
76 Bagaikan Mimpi Buruk
77 Membersihkan Diri
78 Semakin Gila
79 Berdebat
80 Kecewa
81 Pengumuman
82 Memeluk
83 Merasa Gugup
84 Sudah Kotor?
85 Berhutang Budi
86 Menolak
87 Memancing
88 Kedekatan Zeline Dan Rani
89 Pria Brengsek?
90 Pernikahan Aska dan Lee
91 Kehadiran Nya Stella
92 Jangan Remehkan Orang Sabar
93 Sakit Hati
94 Kekesalan Zeline
95 Kemarahan Stella
96 Kemarahan Stella 2
97 Tanara Dan Amara
98 Keserakahan Keluarga Stella
99 Membuat Kekacauan
100 Zidan Mengungkapkan Perasaan
101 Kekejaman Paman Dan Bibi
102 Memberikan Pelajaran
103 Mengapa Amara Menangis?
104 Menjadi Suami
105 Tangisan Bahagia
106 Azriel Datang?
107 Tujuh Turunan
108 Menyambut Stella
109 Kesal
110 Tes DNA?
111 Pertengkaran
112 Membantu
113 Kebahagiaan Xiu
114 Keributan
115 Kedatangan Zidan
116 Bukti
117 Memohon
118 Bertanya
119 Memberikan Penjelasan
120 Memuji
121 Kacau
122 Bersama
123 Memperkenalkan Zeline
124 Gelisah
125 Berunding
126 Tidak Percaya
127 Tinggal Bersama
128 Perubahan Stella
129 Hasil Keputusan
130 Makan Rujak
131 Sebuah Rencana
132 Stella Sakit?
133 Cemas
134 Kejutan
135 Sadar
136 Curiga
137 Seperti Anak Kecil
138 Memberikan Yang Terbaik
139 Janji
140 Menemui Zeline
141 Cucu Kesayangan
142 Bersikap Adil
143 Mengabaikan
144 Benci
145 Mengalah
146 Kondisi Lee
147 Merasa Wajar
148 Kebahagiaan Zeline
149 Berharap
150 Lupa
151 Benci
152 Mencari
153 Mencari
154 Berdebat
155 Mencari
156 Meminta Bantuan
157 Menghibur
158 Mengalah
159 Mencari Masalah
160 Tersinggung
161 Meminta
162 Terungkap
163 Alasan
164 Meracuni Pikiran Aska
165 Mencari Ponsel
Episodes

Updated 165 Episodes

1
Menghadapi Masalah Bersama
2
Tidak Di Anggap
3
Mohon Ampunan
4
Memilih pergi
5
Cibiran Tetangga
6
Kecewa
7
Ingin Membalas
8
Hukuman
9
Kehadiran Baby Zeline
10
Bersumpah
11
Lima Tahun Berlalu
12
Anak nakal!
13
Kepulangan Stella
14
Kabar Duka
15
Kecewa
16
Bersikap sopan
17
Rasa sakit
18
Keributan
19
Rasa Sakit Yang Di Alamin
20
Lelah
21
Bersikap dewasa
22
Apakah Aska Terlibat?
23
Mendapatkan Pekerjaan
24
Kekacauan Pada Saat Makan Siang
25
Begitu Menggemaskan
26
Persiapan Sekolah Zeline
27
Menjadi Manager?
28
Mendapatkan Pujian
29
Pertemuan Setelah Beberapa Tahun
30
Merasa gelisah
31
Di Kendalikan
32
Segera menikah
33
Merasa Beruntung
34
Menuduh
35
Melupakan
36
Berjanji
37
Dilema
38
Curiga
39
Pertemuan Ke Dua
40
Menegur
41
Takut Kehilangan Kendali
42
Memberikan Hak
43
Kehilangan Pekerjaan
44
Memberikan Contoh
45
Pewaris
46
Hancur
47
Begitu Kesal
48
Tersenyum Licik
49
Akan Sadar!
50
Terpengaruh
51
Terjebak
52
Kesal
53
Mengambil Keputusan
54
Menjaga kesehatan
55
Kehilangan Hak
56
Begitu Yakin
57
Tidak Mau Bermasalah
58
Sepuluh Ribu Dapat Tiga?
59
Yang Terbaik
60
Kesalahan yang sama
61
Istirahat Yang total
62
Kelakuan Amara
63
Bingung
64
Membuat Perjanjian
65
Menandatangi Surat Perjanjian
66
Belum Mengerti
67
Kemarahan
68
Memberikan Pengertian
69
Terjebak
70
Keanehan Di Kelas
71
Mengkhawatirkan Amara
72
Kekesalan Stella!
73
Menenangkan Pikiran
74
Tidak Akan Mengalah
75
Ketakutan
76
Bagaikan Mimpi Buruk
77
Membersihkan Diri
78
Semakin Gila
79
Berdebat
80
Kecewa
81
Pengumuman
82
Memeluk
83
Merasa Gugup
84
Sudah Kotor?
85
Berhutang Budi
86
Menolak
87
Memancing
88
Kedekatan Zeline Dan Rani
89
Pria Brengsek?
90
Pernikahan Aska dan Lee
91
Kehadiran Nya Stella
92
Jangan Remehkan Orang Sabar
93
Sakit Hati
94
Kekesalan Zeline
95
Kemarahan Stella
96
Kemarahan Stella 2
97
Tanara Dan Amara
98
Keserakahan Keluarga Stella
99
Membuat Kekacauan
100
Zidan Mengungkapkan Perasaan
101
Kekejaman Paman Dan Bibi
102
Memberikan Pelajaran
103
Mengapa Amara Menangis?
104
Menjadi Suami
105
Tangisan Bahagia
106
Azriel Datang?
107
Tujuh Turunan
108
Menyambut Stella
109
Kesal
110
Tes DNA?
111
Pertengkaran
112
Membantu
113
Kebahagiaan Xiu
114
Keributan
115
Kedatangan Zidan
116
Bukti
117
Memohon
118
Bertanya
119
Memberikan Penjelasan
120
Memuji
121
Kacau
122
Bersama
123
Memperkenalkan Zeline
124
Gelisah
125
Berunding
126
Tidak Percaya
127
Tinggal Bersama
128
Perubahan Stella
129
Hasil Keputusan
130
Makan Rujak
131
Sebuah Rencana
132
Stella Sakit?
133
Cemas
134
Kejutan
135
Sadar
136
Curiga
137
Seperti Anak Kecil
138
Memberikan Yang Terbaik
139
Janji
140
Menemui Zeline
141
Cucu Kesayangan
142
Bersikap Adil
143
Mengabaikan
144
Benci
145
Mengalah
146
Kondisi Lee
147
Merasa Wajar
148
Kebahagiaan Zeline
149
Berharap
150
Lupa
151
Benci
152
Mencari
153
Mencari
154
Berdebat
155
Mencari
156
Meminta Bantuan
157
Menghibur
158
Mengalah
159
Mencari Masalah
160
Tersinggung
161
Meminta
162
Terungkap
163
Alasan
164
Meracuni Pikiran Aska
165
Mencari Ponsel

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!