Berbaring di kamar nya Alanna tidak bisa memejamkan mata,dia teringat pria yang berada di kamar nomor dua di paviliun hotel tadi pagi.
" Bukan kah dia pria yang kulihat pagi tadi saat di tempat parkiran motor ? dia sakit tapi kenapa berada di hotel bukan di rumah nya dan di rawat oleh keluarganya ? " gumam alanna heran. " Dia tidak memiliki saudara ? " sambung Alanna.
" Ahk ...! sudahlah tidak usah di pikirkan toh dia bukan siapa-siapa ku manalagi sifat nya tidak bersahabat." Ujar Alanna seraya memperbaiki posisi nya untuk tidur.
🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀
Minggu pertama Alanna bekerja di hotel tidak terasa, rutinitas keseharian nya terbilang biasa saja terkadang saat pulang kerja dia pergi bersama Ayu dan Gita untuk pergi nonton film atau sekedar duduk di kafe sambil bercerita tentang tamu hotel yang mereka layani seperti sekarang ini.
" Alanna bagaimana dengan tamu di kamar nomor dua ? " tanya Ayu penasaran saat mereka sedang menikmati minuman yang mereka pesan.
" Iya saya juga penasaran, selama seminggu ini kau bekerja di kamar nya." Tambah Gita.
" Apa maksud kalian bagaimana ? apakah dia masih judes dan tidak bersahabat ? " tanya Alanna balik yang di jawab anggukan oleh Ayu dan Gita.
" Masih seperti yang kalian tahu biasa saja tidak ada yang istimewa, seperti hari pertama saya bekerja,terkadang saat saya bekerja dia keluar ruangan terkadang juga saat saya bekerja dia tetap di dalam kamar nya membaca tumpukan kertas yang dia larang untuk disentuh. " Jelas alanna. "Saya hanya heran di saat para tamu silih berganti masuk di bagian paviliun tapi dia tetap di sana, dia tidak punya rumah atau keluarga yang bisa di tuju ? "
" Kalau rumah tidak mungkin dia tidak punya,kalian kan tahu kalau tamu hotel yang menginap di paviliun pasti orang berada semua baik itu pejabat atau pengusaha tapi kalau mengenai keluarga mana kita tahu." Kata Ayu.
" Bahkan sebelum kau masuk kerja dia sudah cek in di hotel sudah seminggu yang lalu, dari teman-teman yang lain saya pernah dengar kalau dokter rutin datang ke kamar untuk kontrol kesehatan nya. " Tambah Gita.
" Emang nya dia luka karena apa ? " tanya Alanna penasaran.
" Dari yang saya dengar sih kecelakaan mobil." Jawab Gita.
" Kalian tahu siapa nama tamu kamar nomor dua itu ? " tanya Alanna penasaran.
" Astaga ! jadi selama seminggu ini kau belum tahu namanya ? " seru Gita kaget.
" Iya. " Jawan Alanna singkat.
" Zack Ibrahim. " Kata Ayu.
" O... Zack Ibrahim ya. " Gumam Alanna melamun sambil mengaduk minuman di depannya.
" Saya besok jadwal sif siang kalau kalian sif apa ? " sambung Alanna tersadar dari lamunan.
" Sama Na', saya sama Gita sif siang juga." Jawab Ayu antusias.
" Bagus lah setidaknya nggak bosan karena kalian ada." Senyum Alanna mengembang.
" Kalian dapat tugas di kamar mana ? " tanya Gita.
" Saya masih di kamar yang sama kalau kalian gimana ? " tanya Alanna balik.
" Saya dan Gita ganti kamar Na' kok kau nggak ganti kamar ya ? " tanya Gita heran.
" Iya ya kok bisa ? " Ayu ikut menyahut heran.
" Emang nya kalau ganti sif biasanya ganti kamar juga ya ? "
" Iya." Jawab Ayu dan Gita serentak.
" hmmm..... gitu ya ? " gumam Alanna setengah melamun.
" Kalian udah selesai ? atau masih mau habisin minuman kalian ? " tanya Gita yang melihat minuma Alanna dan Ayu yang masih terisi setengah.
" Nggak sudah kenyang. " jawab Ayu.
" Saya juga sudah." Kata Alanna beranjak berdiri. "Kalau begitu yuk balik. "Mereka pun keluar dari kafe dan berpisah di pintu depan karena Alanna pulang menggunakan motor matic nya sedangkan Ayu dan Gita pulang menggunakan ojek online.
🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀
Rutinitas hari pertama sif siang tidak begitu berbeda jauh dengan rutinitas pada sif pagi.
Sore itu saat alanna hendak menuju ruang staf dia melewati taman kecil yang berada di kompleks paviliun, dia menangkap sosok pria yang sedang duduk membelakangi cahaya matahari dengan laptop di pangkuannya dan di samping kursinya terdapat tongkat. Dialah yang bernama Zack Ibrahim, ya setelah seminggu bekerja Alanna akhirnya mengetahui nama pria itu. Dengan pelan dan ragu ragu Alanna mendekat
" Permisi pak Zack Ibrahim ada yang bisa saya bantu?" tanya Alanna sopan menyebut nama lengkap pria itu.
" Kenapa kau ada di sini ? " tanya Zack heran tanpa melihat siapa lawan bicara nya, pandangan nya masih serius menatap layar laptopnya.
" Anda tahu saya ? " tanya Alanna bingung karena Zack bertanya tanpa melihat lawan bicaranya seakan mengenal suara lawan bicara.
" Alanna pelayan kamar hotel tempat ku menginap." Jelas Zack belum merubah arah pandangan nya.
" O..... ." Gumam Alanna dengan mulut membulat sambil termangguk tanpa sadar.
" Tahu dari mana nama ku ? " tanya Zack mengangkat pandangan nya dari laptop kemudian menatap Alanna.
Zack menatap Alanna dengan seksama seperti biasa dia memakai baju seragam hotel dengan rambut panjang hitam yang tersanggul rapi di kepalanya dan tak lupa senyum ramah yang selalu menghiasi wajah cantik nya menurut pandangan Zack dan dia tidak suka itu.
" Semua staf paviliun mengetahui nama anda pak, saya tahu nama anda baru kemarin jadi saya memberanikan diri,apa anda tidak suka saya memanggil nama anda klu anda tidak suka.... "
" Tidak apa-apa. " Potong Zack tiba-tiba. "Kau boleh memanggil ku zack saja." Tambah nya.
" Baiklah. " Ujar Alanna tersenyum senang. Selama seminggu ini, inilah pembicaraan terpanjang yang mereka lakukan. "Mungkin ada yang anda perlukan pak Zack ? " tawar Alanna kembali.
" Kau belum menjawab pertanyaan ku tadi. " Ujar Zack seraya kembali mengalihkan pandangannya ke leptop.
" Pertanyaan yang mana pak ? "
" Kenapa kau masih di hotel. " Zack mengulangi pertanyaannya.
" Saya sif siang mulai minggu ini pak. " jelas alanna. "Ada yang anda butuhkan ? kalau tidak ada saya akan pamit ke ruang staf."
" Tidak ada, kau boleh pergi." Jawab zack singkat.
" Baiklah saya tidak akan menganggu anda lagi,kalau begitu saya permisi." Kata Alanna seraya berbalik pergi menuju ruang staf tanpa menyadari pandangan mata Zack yang mengikuti langkah nya yang menjauh.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments