Episode 5 aku memaafkan mu

"Randall"

"Baik..Tuan.." Resepsionis hotel itu dengan cekatan mengecek komputer. Namun, matanya tak lepas dari sosok di depannya Seorang gadis yang mulai terisak tangis di gendongan nya

"Ini card-nya Tuan," ujar resepsionis sambil menyodorkan sebuah kartu.

"Dia akan mengantar Tuan ke kamar," imbuh Resepsionis sambil mengulurkan tangannya menunjuk ke atas seorang pria yang menunduk hormat pada Randall.

"Hmmm." jawab Randall singkat.

Randall mengikuti langkah pria berseragam hotel itu. Setelah naik lift akhirnya mereka sampai di kamar presidential suite. Pelayan itu membukakan pintu untuk Randall, mempersilahkan sang tamu masuk dengan hormat.

Randall melewati pelayan itu begitu saja, dengan keras ia menutup pintu dengan satu tendangan. Muka Randall sudah memerah, karena menahan hawa panas yang menjalari tubuhnya. Dengan kasar ia menjatuhkan Mandy di kasur super empuk berlapiskan kain berwarna putih bersih.

Mandy beringsut mundur, saat merasakan kasur itu bergerak.

"Tu. ..u..an.. apa yang Anda lakukan." akhirnya Mandy membuka bibirnya yang sedari tadi terkatup rapat. Jantungnya nya berdegup kencang saat merasakan hembusan nafas hangat di menyapu wajahnya. Tubuhnya gemetar, sprei berwarna putih itu kini kusut karna remasan tangan Mandy.

Randall mulai melepaskan kancing bajunya sendiri, ia menyeret kaki Mandy, membuat gadis itu ada di bawahnya. Mandy tersentak tapi tak berani bersuara. Randall menengelamkan wajahnya di ceruk leher Mandy. Menghirup kuat aroma manis gadis itu, membuatnya semakin ingin.

"Tolong, aku malam ini." bisik Randall dengan suaranya yang berat.

Pupil mata Mandy melebar saat mendengar ucapan Pria itu.

"Apa maksud Tuan? apa Tuan sakit, Tu --

Hemp

Kalimat Mandy tidak terselesaikan, Randall sudah membungkam bibir Mandy dengan c**mannya. Mata Mandy membulat sempurna. Randall sudah me***at bibirnya dengan rakus. Air mata Mandy lolos begitu saja.

Mandi berusaha mendorong tubuh Randall. namun tubuh kekar itu tak bergeming sama sekali. Ia malah mempererat pelukannya. Jiwa Mandy terkoyak, c**man pertama telah direnggut seorang yang bahkan ia tak tau namanya. Sesuatu yang begitu ia jaga selama ini.

Kini Randall sudah mendominasi tubuh Mandy, perlawanan Mandy sudah tak ada lagi. Tubuhnya lemah karena memang sedari siang tadi lambungnya tak mencerna secuil pun Karbo.

"Jangan .. Tuan . tolong .. jangan." Mandy meronta berteriak, buliran air mata sudah membanjir bantal yang menyangga kepalanya.

Seakan tuli Randall terus melancarkan aksi brutalnya. Tangis Mandy yang terdengar memilukan, tangannya mencengkram erat bahu Randall, meninggal bekas cakaran yang cukup dalam, saat rasa perih dan sakit dia rasakan di bawah sana.

Pergulatan panas dan panjang terus terjadi terus seakan Randall tak pernah puas. Entah berapa kuat dosis obat yang Max campur pada minuman nya Tangisan dan erangan Mandy terus mengalun menemani bulan sabit malam ini, sampai Mandy tak lagi mengeluarkan suara, meski Randall masih terus mengerakkan tubuh di atasnya.

****

Sinar matahari mulai merayap menembus kabut kota C. Mandy mulai membuka mengerjapkan mata, meraba tubuh kekar yang tertidur di samping nya. Dengan susah payahnya ia mendudukkan diri, merasakan remuk di tiap tulangnya. Air mata mulai mengalir di matanya yang sudah bengkak, mengingat kejadian kemarin malam.

Perih dan sakit pada area intimnya, membuat dia sangat kesulitan berdiri. Kakinya terasa lunglai tak bertulang, akhirnya Mandy memutuskan untuk merangkak mencari setiap barang barangnya yang ia yakin tercecer di lantai, di kumpulan nya satu persatu.

Kembali Mandy merayap ke atas kasur susah payah mendudukkan diri, memakai pakaian nya satu persatu, setelah lengkap ia merogoh saku jaket nya.

"Syukurlah aku membawa ini," gumam Mandy lirih. sebuah kotak perekam suara sebesar korek api, di keluarkan dari sakunya .

Mandy meraba tubuh besar yang masih mendengkur teratur, mungkin dia terlalu lelah setelah menghajar Mandy dengan junior nya semalam. Pelan Mandy meraba tiap inci wajahnya yang sedang terlelap itu, Mandy tersenyum kecut.

Dengan usaha keras Mandy berusaha berjalan meninggalkan kamar, seorang pelayan hotel menghampiri nya.

"Nona apa Anda butuh sesuatu?" Tanya pelayan wanita itu. Melihat seorang gadis keluar dari presidential suite pasti bukanlah orang sembarangan, batin pelayanan itu.

"Bisakah anda mengantar kan aku keluar hotel." lirih Mandy sambil menahan rasa nyeri di bagian bawah tubuhnya.

"Baik nona, apakah Anda sakit?, Anda terlihat sangat pucat."

"Aku baik baik saja, terima kasih." seulas senyum manis yang di paksakan oleh Mandy.

pelayan itu pun memapah Mandy, dan menuntunnya keluar.

***

"Eeehmmm." Randall meregangkan otot-otot yang berkerja keras memuaskan junior nya semalam Memijit mijit alisnya kepalanya agak pening pagi ini. Otaknya berusaha mereplay apa yang terjadi di kamar ini. Matanya menatap nanar pada bercak darah yang setengah kering di atas sprei.

"****..!!!"

Masih tak memakai sehelai benang pun, Randall segera bangun, mencari papan pipih kecil di saku celana panjangnya.

"Vin.. cepat cari tau siapa yang aku bawa ke hotel tadi malam!" sentak Randall saat sambungan teleponnya telah terhubung.

"Ba.." sambungan sudah di tutup searah.

"Dia yang bawa kenapa aku yang repot cari sih.. dasar Tuan tidak berperi kebawahan." Vin hanya mengumpat ke langit langit kantor, Vin yang tidak tidur mengkroscek tiap pemegang saham dan kebusukan mereka kini di tambah lagi daftar tugas baru.

"Klotak.."

kaki Randall menyandung sebuah kotak putih kecil, dipungutnya benda itu sebuah tombol kecil nampak di samping kotak tersebut. Merasa penasaran Randall menekannya.

" Aku memaafkan mu, "

Suara perempuan lirih terdengar dari speaker kecil yang melekat di kotak tersebut. Entah kenapa hati Randall terasa hangat saat mendengar suara itu, ada perasaan nyaman dan bersalah di hatinya.

Terpopuler

Comments

Isna Maria Prianti

Isna Maria Prianti

lahhh ahirnya kurang sedikit lagi pasti ketemu☺️

2024-04-01

0

Icha Akim

Icha Akim

kuwi seng mok goleki

2022-01-24

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!