Di Hapus

Kastil Kediaman Sagara.

Sesampainya di kastil Olivia disambut hangat oleh para pelayan dan sang ayah yang sedang menunggunya sedari tadi, tatapan matanya yang begitu tajam membuat Olivia merinding.

"Selamat datang kembali yang mulia putri." sambut para pelayan.

"Putriku!" teriak sang raja pada putrinya.

"Ayah!"

Olivia berlari menuju sang ayah dan segera memeluknya dengan erat, betapa senangnya ia bisa kembali lagi ke kediamannya sendiri walaupun ia sebenarnya, sangat amat ingin meninggalkan ayah dan kastil.

"Berani sekali ya kau kabur lagi, jangan pernah lakukan itu lagi mengerti?" tanya Vernon sambil mengusap kepala putrinya.

"Baiklah ayah aku mengerti." jawab Olivia segera melepaskan pelukannya dari ayahnya.

Tidak tahu sekarang Olivia harus senang atau sedih karena tidak berhasil untuk meninggalkan kediamannya sendiri, bahkan jika Olivia lari lagi mungkin akan tertangkap oleh Rendra.

Semoga aku tidak bertemu denganmu lagi. batin Olivia.

"Istirahatlah nak, ayah tahu kau lelah" ujarnya dengan lembut.

"Baiklah ayah" jawab Olivia.

Olivia meninggalkan ayahnya dan Leon begitu saja tanpa bercerita sedikit pun tentang kemana ia pergi selama lari dari kediaman Sagara, ia sengaja menghindari mereka agar tidak diintrogasi.

***

Kamar Olivia White.

Kembali ke kamar dengan suasana hati yang bimbang Olivia tidak tahu lagi harus bagaimana, kastil yang begitu luas dan serba ada tidak membuatnya puas akan kebebasan namun yang ada ancaman karena hidupnya dikelilingi oleh para vampir.

Hanya Oliva dan ibunya yang berbangsa manusia didunia vampir, tapi ibunya tewas karena dibunuh oleh seseorang namun tidak tahu siapa yang membunuh ibunya, bahkan ia tidak mengenali wajah sang ibu.

Dirinya berpikir apakah ibu bereinkarnasi? jika memang benar masih ada harapan untuknya mencari sosok ibu yang dirindukannya selama ini.

"Ibu.. aku percaya ibu pasti sudah bereinkarnasi, tunggu aku dan, kita akan kembali seperti dulu." ucap Olivia dengan sendu.

"Harus memikirkan cara agar bisa pergi ke dunia manusia" lanjut Oliva penuh percaya diri.

Lalu tak lama terdengar suara para pelayan yang sedang berbicara tentang portal disebuah hutan terlarang, Olivia mengintip dari celah pintu kamarnya.

'kalian tahu tidak? Rumornya ada portal dihutan terlarang, sepertinya itu untuk menuju ke dunia manusia deh.'

'kau yakin? Tidak jarang lho ada vampir atau serigala yang masuk ke portal itu.'

'sangat yakin sekali bahkan jika benar, aku ingin sekali ke sana untuk mencari darah segar.'

'sayang sekali disini ada manusia, tapi kekuasaannya sangat kuat.'

'sudahlah kau mau kepalamu dipenggal?.'

'yasudah lanjutkan pekerjaan kita.'

Merasa tidak ada suara obrolan lagi, Olivia kembali menutup pintunya dan memikirkan sebuah cara untuk mencari waktu yang tepat agar bisa benar-benar melarikan diri dari kastil.

"Apa benar ada portal dihutan terlarang? bukankah itu dekat sekali dengan perbatasan? Bagaimana ya caranya." Olivia yang terus berpikir.

"Apa .... aku meminta bantuan kepada iblis itu? Ah tidak tidak! Aha! Aku sudah tahu sekarang hehehe." lanjutnya.

Sesudah merencanakan sesuatu dengan wajah yang sangat gembira Olivia segera tidur agar hari esok cepat tiba.

--Kreekk--

Suara jendela tiba-tiba mengagetkannya ia pun beranjak dari ranjangnya namun Olivia terkejut melihat siapa yang datang.

"Kau lagi... Kenap--" belum sempat melanjutkan perkataannya mulutnya sudah ditutup oleh tangan Rendra.

"Sshh.. diam, berani sekali kau lari dariku? Masih kurang apa yang telah aku berikan padamu?" tidak berbicara sama sekali Olivia hanya melihatnya dengan tatapan kosong.

Seperti terhipnotis oleh tatapannya, Rendra pun lagi-lagi mengeluarkan taringnya lalu mencium bibir Olivia seperti hewan buas yang kelaparan.

Rendra melepaskan ciumannya dan mulai menatap gadis yang ada di hadapannya saat ini, Rendra tidak mau pria lain mendekati gadisnya apalagi menyentuhnya selain dia.

"Kemanapun kau pergi, aku tidak akan membiarkan kau sendirian sampai kapanpun." kemudian Rendra mendekap Olivia yang sudah mulai tertidur.

Semalaman Olivia tidak tidur sendirian, ia ternyata ditemani oleh Rendra yang selalu memeluknya sampai pagi tiba.

Keesokan harinya saat Olivia sedang memakai aksesoris di telinganya tiba-tiba ia membulatkan matanya ketika melihat gigitan yang masih baru di lehernya.

"Jadi.. semalam itu bukan mimpi? Benar-benar dia? Kalung ini.. bagaimana bisa melepaskannya." gumamnya.

Seorang pelayan mengantarkan sarapan ke kamarnya untuk Olivia, kemudian ia berpikir kagi tentang percakapan para pelayan kemarin. Akhirnya Olivia berinisiatif untuk menanyakannya langsung kepada pelayan yang mengantarkan makanannya.

"Yang mulia putri ini sarapannya, yang mulia raja berpesan agar putri tidak keluar dari wilayah kastil." pelayan itu menaruh makanannya di meja.

"Baiklah, aku mengerti, hei itu.. apakah aku boleh tanya sesuatu?" Melirik tajam sang pelayan itu.

"Tanya apa putri? Apa ada yang bisa saya bantu?" jawabnya dengan sopan.

"Tentang portal.. apa ada dihutan?" tanya Olivia yang masih penasaran.

"Memang benar putri, ada dihutan terlarang dekat dengan perbatasan tapi disana sangat berbahaya" ujarnya seperti menyarankan Olivia.

"Baiklah baiklah, kau boleh pergi" perintah Olivia.

Pelayan itu membungkuk lalu pergi meninggalkan kamar Olivia, sekarang ia tahu bagaimana caranya pergi ke dunia manusia untuk mencari ibunya dan melarikan diri dari Rendra.

Olivia juga mencuri beberapa emas berharga untuk bisa dijual lagi nantinya, memang tidak banyak sih tapi jika dijual jumlahnya sangat banyak namun ia tidak tahu, apakah emas ini laku atau tidak di dunia manusia.

"Semoga saja aku bertemu ibu, dan bersekolah seperti manusia yang lain." ujar Olivia sambil cengengesan.

*********

Ruang Baca.

Merasa bosan berdiam diri dikamar Olivia memutuskan untuk pergi ke ruang baca disana ada banyak beragam buku-buku yang tersusun tapih dengan kategorinya sendiri, kemudian Olivia tertarik oleh satu buku.

"Sejarah gadis suci? Baca tidak ya? Baca deh." ujar Olivia.

Olivia segera membuka beberapa halaman dan membaca isi dari buku tersebut, baru satu halaman ia sudah dikagetkan oleh kalimat yang mengarah padanya.

"Gadis suci memiliki darah yang sangat langka, dia juga berdarah vampir karena didalam tubuhnya mengalir darah sang ayah. Darahnya mampu membuat para vampir abadi." dengan mata melotot Olivia segera menutup buku yang di bacanya.

"Gadis suci? Apa itu artinya aku adalah... gadis suci? Pertanyaan ini aku harus tanya kepada ayah, siapa tahu ada jawaban yang aku dapatkan." gumamnya.

--Wuuussshh--

Sekelebat bayangan hitam terlihat jelas dimata kepala Olivia seperti angin yang berhembus namun berwujud, ia mencari-cari kemana bayangan itu pergi bahkan tidak ada jendela diruanh baca.

"Siapa tadi? Cepat sekali dia? Apa aku terlalu capek?" Olivia melirik seluruh ruangan.

Berinisiatif untuk berbalik Olivia melihat wajah seseorang yang dekat sekali dengan wajahnya, ia tidak bisa berkata apapun ketika melihat bahwa yang datang adalah Rendra.

"Aku gila akan datahmu ...." ucap Rendra pelan.

"Tidak, jangan gigit aku lagi ...."

"Oh ya? Tapi aku yang mau?" jawab Rendra yang langsung menariknya agar lebih dekat.

Baru saja ingin menggigit Olivia sudah mengeluarkan air mata, yang membuat Rendra tiba-tiba jadi tidak tega untuk menggigitnya.

"Tidak ...." Olivia mulai menangis sejadi-jadinya.

"Maaf, jangan menangis lagi, ku mohon ...."

Terpopuler

Comments

Mira Santika Dewi

Mira Santika Dewi

Aku mampir thor

2021-11-19

1

EM1212

EM1212

thor datah atau darah?

2021-10-29

5

Vera Septiana

Vera Septiana

seperti GGS ya ,tpi gk papa karna aku penggemar GGS aku like sekali ceritanya

2021-10-15

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!