Setelah melalui banyak hal dan berkali-kali mencoba untuk lari dari kenyataan namun sayang sekali pada akhirnya harus menerima kenyataan itu, begitu juga dengan Olivia yang sekarang menjadi tahanan pangeran vampir tidak bisa melarikan diri dan terpaksa menuruti kemauannya.
"Transfusi darah? Itu artinya aku kehilangan banyak darah? Bagaimana bisa ...."
Mengingat apa yang terjadi dengannya semalam Olivia langsung merasa jijik dan bercampur kesal.
"Dia begitu agresif menghisap darahku dasar iblis tak berperasaan." gerutunya.
Seorang pria yang dijulukinya 'iblis' datang sambil membawa segelas darah, sontak Olivia membulatkan matanya saat melihat segelas darah yang dipegang Rendra.
"Sudah bangun? Kau kehabisan darah semalam." ucap Rendra.
"Apakah .... itu darahku?" tanya Olivia.
"Ini ya ....? Bagaimana jika aku bilang ya?" Melirik wajah Olivia.
"Kau!" teriaknya.
Rendra tersenyum licik. "Ini darah manusia dari kutub Utara, minumlah" menyodorkan segelas darah.
Dengab cepat Olivia segera meneguk minuman yang di berikan Kelvin tadi.
"Ingin jalan-jalan denganku?" tawar Rendra.
"Tentu saja mau.." pekik Olivia.
"Baiklah, aku akan membawakan beberapa pakaian untukmu." ucap Rendra.
Rendra berdiri dari duduknya lalu mengelus rambut Olivia dengan lembut dan pergi meninggalkannya sendirian dikamar, ia hanya tertegun karena perlakuan Rendra terhadapnya yang seakan-akan sedang bersikap lembut padanya.
--DEG DEG DEG--
Olivia tersenyum malu. "Jantungku .... Kenapa sikapnya berubah begitu cepat? Ah tidak peduli yang penting bagiku adalah menikmati dunia luar."
Tak lama Rendra melemparkan beberapa pakaian wanita untuk dikenakan oleh Olivia, Olivia sangat berantusias mencoba pakaiannya sampai menemukan yang cocok dengan seleranya.
"Pilih, 5 menit sudah harus siap," kata Rendra dengan santai.
"5 Menit? Apa kau gila, yang benar saja." jawab Olivia.
"Tidak ada penolakan!" teriak Rendra.
Tahan tidak boleh emosi, demi jalan-jalan ayo! gunakan waktu 5 menit untuk bersiap. Batin Olivia.
5 Menit kemudian...
"Hei, aku sudah siap."
Melihat Olivia yang sudah bersiap tepat waktu Rendra meliriknya dari atas sampai kebawah, karena gengsi ingin memujinya Rendra hanya berusaha menahan diri dengan wajah yang memerah.
"Bagaimana? jelek kah?" tanya Olivia memandangi dirinya sendiri.
"Sudahlah ayo berangkat." ucap Rendra mengabaikan pertanyaannya.
Cih pria ini sama sekali tidak menunjukkan kesan baiknya. Batin Olivia.
Saat menuruni anak tangga beberapa pelayan membungkuk hormat kepada Rendra dan Oliva, lalu sang ratu ibunya menghampiri mereka berdua dengan tatapan menghina.
"Salam yang mulia pangeran." sambut para pelayan.
begitu juga dengan para pelayan yang berbaris seketika tertegun lalu memberi hormat kepada Olivia.
"Salam yang mulia putri." para pelayan itu memberi hormat kepada Olivia.
"Eh, tidak usah begtu." Olivia segera menolak salam dari para pelayan itu karena merasa tidak nyaman.
Para pelayan itu segera memundurkan langkah mereka.
"Dimana ibumu?" Melirik seisi ruangan.
"Sudahlah yang penting dia tidak menggangumu lagi, ayo kita bersenang-senang." ajak Rendra.
********
Ketika tiba di sana Olivia benar-benar tidak menyangka ia akan keluar dan menikmati dunia luar seperti tidak pernah keluar rumah, bahkan Olivia tidak waspada sama sekali walaupun sedang di dunia vampir namun ia tetap santai.
Rumah Hantu.
Beberapa wahana membuatnya berantusias untuk mencoba satu persatu, lalu setelah melihat rumah hantu ia mengajak Rendra untuk mencoba memasuki rumah hantu itu dengan lembutnya Rendra menuruti apa yang ia mau.
"Hei! Kau takut? Tidak usah takutlah kau ini kan pangeran vampir, masa takut," kata Olivia.
"Cih, siapa yang takut dengan rumah hantu seperti itu." remeh Rendra.
Sebuah tangan menyentuh bahu Rendra dengan tiba-tiba, siapa lagi jika bukan hantu-hantu gadungan itu.
--hihihihi--
"Ah!" teriak Rendra yang ketakutan.
"Ppfftt, hahahaha." Olivia tertawa terbahak-bahak.
Hancur martabatnya sebagai pangeran vampir didepan Olivia apalagi ia manusia, sosok Rendra yang sadis dan kejam kini ketakutan oleh cekikikan hantu gadungan itu. Baginya tidak apa ditertawakan oleh istri sendiri tapi entahlah jika vampir lain.
"Puas kau tertawa? Heh, rendah sekali humormu." gumamnya.
"Kau menghina putri White?" tanya Olivia dengan tidak percaya.
"Putri White? Aku tidak kenal, yang aku kenal hanya putri Xendrick." ucapannya membuat Olivia menatapnya heran.
"Kau... jalanlah duluan." suruh Olivia.
"Baiklah, jika kau ketakutan kau harus segera merangkulku" pintanya sambil tersenyum.
"Ya." singkat Olivia.
Dengan begini aku bisa lari, setidaknya bisa walaupun aku harus kembali ke kastil. Batin Olivia.
Sengaja membiarkan Rendra berjalan didepan agar Olivia bisa melarikan diri darinya dan kembali ke kastil kediamannya setidaknya itu aman baginya, daripada harus terus menerus di sisi pangeran vampir.
Melihat punggung Rendra yang sudah jauh dari pandangannya segera ia berlari mencari jalan keluar, walaupun terus ditakuti oleh para hantu-hantu yang menghalanginya tapi itu tidak akan membuatnya menyerah untuk memanfaatkan situasi ini.
Setelah keluar dari rumah hantu itu Olivia bisa bernafas lega tapi sayangnya para pengawal menemukan keberadaannya.
"Putri White! Ayo kembali, yang mulia mencemaskan anda." ujar salah satu pengawal itu.
"Bisakah kalian meletakkan sebuah surat didepan pintu keluar di rumah hantu itu?" tanya Olivia.
"Tidak masalah putri, kembalilah Tuan Leon menunggu anda di sana" jawabnya sambil membungkuk.
"Baik, terimakasih." ucap Olivia.
Terimakasih untuk hari ini, terimakasih telah memperkenalkan dunia luar untukku. batin Olivia.
Diajaknya oleh beberapa pengawal Olivia pergi meninggalkan taman hiburan itu, tak lupa juga pengawal itu meletakkan surat untuk Rendra.
Benar saja Leon sedang menunggunya didalam mobil, sedikit ada perasaan lega dan khawatir jika Rendra tidak bisa keluar dari rumah hantu itu. Olivia menatap kearah taman hiburan dengan tatapan sendu.
"White! Kau mencemaskanku saja ayo kembali yang mulia Vernon telah menunggumu." ujar Leon yang membukakan pintu mobil untuknya.
Apa kau bisa keluar? Apa kau masih terjebak di sana? batin Olivia.
"White!" panggil dengan suara tinggi Leon dengan menepuk bahunya.
"Ah iya, ayo." Sahut Olivia.
Akhirnya Olivia masuk kedalam mobil dan benar-benar meninggalkan area taman hiburan dan Rendra, berharap pangeran vampir itu bisa menemukan jalan keluar.
Disisi Lain...
Si pangeran vampir yang berhasil keluar dari rumah hantu itu merasa bangga karena sudah melewati cobaan yang ia lalui hari ini, cobaannya adalah para hantu-hantu itu walaupun bukan hantu sungguhan tetap saja baginya seram.
Rendra menginjak sesuatu yang ada dibawah kakinya, sepucuk surat dari putri White tepatnya Olivia. Ia membaca isi surat tersebut berulang kali karena mencoba mencerna kata-kata yang ada didalam surat itu.
"Aku senang sekali hari ini bisa menikmati dunia luar walaupun hanya sesaat, dan aku berterimakasih padamu karena sudah membawaku kemari.. jadi aku harus kembali maafkan aku tidak bilang padamu." setelah mengetahui isi surat itu Rendra yang kesal membuang surat itu dengan kasar.
"Berani kau lari dariku!? Tidak akan pernah aku biarkan!" kesalnya yang menggepalkan tangannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Agil Pratiwi
cerita yg menghibur
2023-01-28
1
Imarin
Hello kak aku mampir baca lagi...
mampir juga yuk dinovelku
2022-07-17
0
Komang Ariani
iyuhhhhh Makin mengodaaaa
2022-06-26
1