BAB 5

Karna sudah jam 4 sore mereka pun masing-masing bersiap keluar kamar untuk jalan-jalan.

Setibanya diluar Mita memandang adiknya dengan memelas.

Kasian kamu na kalau emang bener itu terjadi sulit buat kakak maafin Bagas.

Sikutan di lengan kanannya membuat dia tersadar dan menoleh kesamping.

Hanya dengan sorot mata saja mita mengerti bahwa maksud suaminya jangan begitu, jangan Ana sampai tau, lalu Mita mencoba tersenyum memandang arah lain.

"Alif sini sama bude aja, biar ayah sama bundamu bisa mesra-mesraan dulu, mengenang masa pacaran." Bagas hanya tersenyum ramah dan malu tentunya.

"Ah ngerti ae kak." Jawab Ana sambil bergelayut manja di lengan suaminya.

"Gas apa enggak berat digelayuti tabung elpiji?" Tanya mas Anton polos.

"Hehe, udah biasa mas, bahkan gendong pun masih sanggup." Tersenyum lagi.

"Tau, apaan sih mas. Aku seksi tau bukan gendut!"

Mereka pun hanya tertawa menanggapi ucapan Diana.

"Bude Alif mau naik itu?" Tunjuknya ke arah delman.

"Oh Alif mau naik delman? Yaudah ajak pakde dong sayang." Sambil menunjuk si jenggot (suaminya yaitu Anton).

"Yaudah ayok Alif mau naik sampai subuh pun pakde temenin."

"Ya lama dong pakde sampai subuh."

"Kamu ada-ada saja mas , ngomong begitu sama Alif." Nasehat Mita.

"Yaudah ayo kita naik sekarang, oiya gas kakak sama mas Anton bawa Alif jalan-jalan ya kalian berdua aja sana, entar kita jumpa disini lagi sebelum Maghrib ya!!" Tegas kakaknya.

"Iya kak yaudah." Jawab Bagas.

"Daah Alif jangan lasak ya sayang." Sambil melambaikan tangan ke arah putranya.

"Dah Alif bunda jalan-jalan sama ayah ya." Sambung Ana.

"Iya daaah bunda ayah Alif naik kuda dulu."

"Dah buntel." Sambung Anton, langsung kena cubitan oleh Mita.

"Kebiasaan deh!!" Bentaknya.

...***...

Setelah kepergian Alif dan mita, Ana dan Bagas berjalan dipinggiran danau sambil bergandengan tangan bak sejoli yang lagi pacaran.

Udara dingin berhembus ditambah angin yang tak pernah hilang seperti deru nafas manusia, menerbangkan rambut Ana yang di gerai.

"Sayang bawa ikat rambut?" Tanyanya dengan lembut.

"Bawa kok yah,kenapa?" Ia balik bertanya.

"Sini."

Diberikan Ana kepada suami, ternyata Bagas merapikan rambut istrinya menyisir dengan jari lalu mengikat tinggi rambutnya.

Lebih terlihat rapi dari yang sebelumnya, mungkin ia risih juga melihat rambut istrinya berantakan terkena angin.

"Nah sudah, ginikan lebih bagus, tapi juga cantik." Pujinya sambil mengelus pipi Diana.

"Hehe makasih ya yah."

Ucapnya dengan sangat tulus.

"Iya sayang, kita kesana aja yuk? Makan jagung bakar biar kayak dulu, ke gunung hanya makan jagung bakar setelah itu langsung pulang hehe." Mata ana langsung berbinar.

"Ayah masih ingat semua kenangan kita ya? Uuuh terharu ana nih." Langsung memeluk Bagas.

Diana duduk di kursi panjang. Bagas yang memesan jagung bakar dua dan teh manis panas.

Ya walaupun panas hitungan menit juga tehnya bisa dingin, namanya juga udaranya dingin.

Mereka makan jagung sambil bercerita tentang masa mereka sewaktu pacaran dulu, sesekali tertawa, terdiam, ekspresi wajah juga berubah-ubah.

Entahlah mungkin mereka lagi bahas adegan 21+ juga kita tidak tau.

...***...

Hari mulai gelap ana mengajak bagas kembali disimpang delman takut kak mita sudah menunggu.

Dan benar saja mereka sudah duluan ada disana.

"Wah enak ya yang pacaran." Gaya mas Anton udah kayak bapak yang lagi nyidang anak.

"Hehe maaf ya mas, keenakan cerita sambil makan jagung tadi." Jawab Bagas ramah.

"Yaudah ni bantu bawak ikan nya gas, mas udah pegel." Sambil menyerahkan 3kg ikan yang dia beli tadi.

"Banyak banget mas ikannya kayak kita lima keluarga aja." Protes Diana.

"Sstt.. Jangan protes buntel bawak aja bumbu itu, mas gantian mau gendong Alif, kasian kakak mu capek, sini sayang sama pakde?"

"Maaf ya mas jadi ngerepotin." Ucap Bagas yang tak enak hati.

"Santai aja gas mas becanda kok, kalau sama buntel baru enggak santai." Ejeknya lagi.

Diana hanya melengos dan melempar kan 1 biji cabai ke arah Anton.

"Udah-udah ayo keburu Maghrib disini." Mita menengahi.

...***...

Sampai di villa mereka membersihkan diri masing-masing tak lupa sholat Maghrib, karna mau bagaimana pun dan dimana pun, ingat ibadah jangan ditinggal apalagi itu adalah kewajiban setiap umatnya.

Pukul 19:15 mereka keluar dari villa, ikan sudah dibumbui tinggal bakar dan yang terpenting membuat bara api terlebih dahulu.

Mereka berkumpul tertawa bersama bercerita tentang masalah kerja, masalah tentang kehidupan ah banyak deh.

Sampai larut mata pun sudah mulai tidak bisa diajak kompromi lagi, waktunya membereskan sisa makanan diluar dan kembali ke villa.

"Besok pagi mau ikut joging enggak gas,na?" Tanya Anton.

"Boleh tuh mas siapa tau Ana bisa kurusan hehe." Gurau Bagas.

"Jangan gitu deh yah, Ana mau diet tapi enggak ayah kasih." Melengos dan langsung menuju kamar villa.

"Yaah merajuk deh gas." Mereka pun tertawa.

Keesokan paginya ..

"Udah siap ini? Kita joging cuma 1-2 jam aja ya, soalnya jam 12 siang kita udah harus pulang, karna Senin kan harus balik kerja takutnya terlalu capek pun nanti malah enggak fokus, jadi kalau mau beli sesuatu ya masih ada waktu lah." Tutur Anton.

"Oke mas aku setuju, soalnya Senin juga ada meeting dikantor."

"Yaudah kalau kita sih ikut supir aja, yakkan na?" Dan dijawab anggukan oleh Ana.

Mereka joging mengelilingi daerah sekitaran villa saja, menghirup udara segar nan sejuk membuat pikiran sekalut apa pun bisa relax lagi.

Nah itulah guna liburan setelah berjibaku pada kerjaan selama berbulan-bulan.

Makannya kadang kalau ada orang yang kelihatan stres pikiran pasti selalu bilang. "PIKNIK BIAR ENGGAK PANIK." Haha bukan kah begitu memang?

...***...

Selesai joging Diana menitip anaknya pada Mita karna ia akan pergi sebentar membeli oleh-oleh untuk keluarganya Bagas.

Ya karna keluarga Diana juga tidak ada yang tersisa hanya sang kakak sementara bibi dan pamannya jauh dikampung.

Takutnya kalau bawa Alif akan tidak leluasa milih barang jadi lebih baik ia titip saja.

Ada tas, topi, dompet, baju dan banyak lagi.

Kalau dituruti keinginan mata ya bisa ludes ini ATM dan dompet.

Diana berputar-putar sementara Bagas sudah lelah hanya membuang nafas kasar. Taukan kalau perempuan belanja gimana? Banyak milih banyak tanya banyak dicoba ujungnya enggak jadi, ya itulah yang dirasa Bagas saat ini.

"Udah ketemu sayang yang mau dibeli? Ibu di belikan apa saja pasti dia terima asalkan itu dari kamu!" Tegurnya masih dengan nada lembut, Diana pun tersenyum cerah.

"Yaudah tas rajut untuk Eva (adiknya Bagas). Karna lagi trend ni yah, kalau baju untuk ibu kan bisa pakai dirumah , nah kalau buat mas Andre (Abang Bagas). Topi atau jam ya?"

Nah Lo bingung lagi.

"Topi aja deh, kayaknya jam tangan mas Andre udah banyak."

Huuuhh.. Bagas menghela nafas lega

Alhamdulillah. Batinnya.

"Emm yah, masak kita belikan mas Andre tapi untuk anak dan istrinya enggak sih! Gak enak lah nanti yah." Keluhnya sambil menatap suami menunggu jawaban.

Ya Allah hanya engkau lah yang tau, hamba pasrah. Sambil mengelus dada.

bersambung..

Terpopuler

Comments

V3

V3

nganter bini belanja mlh ngelus dada dan ngedumel ja , tp giliran nganter selingkuhan nya happy aja tuh 🤬🤬😡

2022-05-20

1

Isma Wati

Isma Wati

lanjut

2021-09-23

0

MUKAYAH SUGINO

MUKAYAH SUGINO

mam mak biasa

2021-09-15

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!