Diana sudah sampai didepan pintu rumah sambil menggendong Alif.
Dadanya tidak berhenti berdebar. Karna ia paling takut kalau suaminya marah.
Bukan tanpa alasan ia paling takut kalau suami kecewa, apalagi karna kecerobohan diri sendiri.
Menurutnya suami adalah panutan yang harus dipatuhi setiap perintahnya selain orang tua. Kalian juga tau kan menikah adalah salah satu bentuk ibadah kewajiban yang setiap umatnya harus melaksanakan.
Itu artinya jika sesuatu yang dikatakan suami dan kita seorang istri nurut, selama itu hal baik ya. Maka pahala yang kita dapatkan akan berlipat ganda.
...***...
Tok tok..
"Assalamualaikum ayah?" Belum ada jawaban.
Diana berusaha tenang dengan menghembuskan nafas
"Ayah?"
Sambil membuka pintu ternyata tidak dikunci.
"Yah udah pulang?" Panggilnya lagi.
"Iya? Udah sampai rumah dari tadi!! Sini Alif sama ayah, ayah kangen sama Alif."
Jawabnya cuek seraya mengambil Alif dari gendongan Diana.
"Yah?" Karna merasa diacuhkan dia mendekat.
"Kenapa enggak ada telfon? Baru kerumah kak mita udah segitu lupanya ya?"
Tanya nya masih terdengar menyindir tapi lembut, itupun udah buat badan Diana gemetar, ya mungkin karena merasa bersalah.
"Hem, maaf yah tadi ketiduran terus bangun langsung ajak Alif pulang enggak liat Hp, maaf ya yah Ana kira ayah lembur lagi." Ia menunduk tak berani memandang Bagas.
"Yaudah iya, lain kali jangan gitu sayang. Selalu kabarin ayah dimana pun kapan pun, walau enggak ayah balas pesannya atau enggak angkat telfon setidaknya ayah tau, jangan buat ayah khawatir gini, ayah marah juga bukan tanpa alasan, inget itu?"
"Iya yah? Maafin ana." Seraya memeluk suami dan anaknya.
Huh selamat. Batinnya.
...***...
Satu hari setelah kepulangan dari rumah kakaknya Diana pun lupa akan rencana kemarin, lupa bilang ke suaminya.
Ampun dah baru 25 tahun sudah pikun ya.
Sambil menunggu suami pulang Diana mengajak Alif sholat Maghrib dan mengaji.
Banyak amal dan pahala ya, nunggu suami pulang apalagi sambil mengaji.
"Assalamualaikum, sayang ayah pulang?" Suara terdengar dari arah depan.
"Bunda ayah pulang tuh ayo kita kesana bunda." Cepat-cepat ia melepas kopiahnya.
"Iya yah walaikumsalam, tunggu sebentar sayang." Diana melepas mukenah dan melipat bersama sajadahnya.
"Ayah udah pulang? Ana udah masak kesukaan ayah tuh, sambal ikan teri beserta rebusannya."
Ia pun mencium punggung tangan suami dan diikuti oleh Alif.
Masakkan yang nampak sederhana tapi wah kalau dimakan.
"Enak banget tuh, yaudah ayah mandi dulu ya sayang."
Setelah selesai mandi mereka langsung menyantap hidangan dimeja makan, Alif hanya makan dengan ayam crispy kesukaannya.
"Emm yah, pekan ini Alif kan mau diajak liburan sama kak mita"
"Iya terus?" Tanyanya memotong ucapan Diana.
"Enggak apa-apa kan yah?" Ucapnya hati-hati.
"Yaudah gak apa sayang, asalkan mereka menjaga Alif dengan baik."
"Emm tapi yah."
"Tapi apa??"
Seraya mendongak menatap istrinya.
Diana pun jadi ragu untuk bilang takut dengan reaksinya gimana.
"Ana juga diajak yah, kata mas Anton sekali-sekali. Soalnya kan Ana gak pernah ikut cuma Alif aja yang sering pergi sama mereka, boleh yah?"
Ia pun terus menatap suaminya yang nampak terus mengunyah makanannya.
"Boleh, tapi kenapa ayah enggak diajak juga? Apa kak Mita enggak mau ajak ayah?" Tanyanya.
Hampir saja Ana tersedak air yang ia minum.
Langsung luntur rasa kecurigaannya, musnah sudah pikiran negatif yang menuduh suaminya selingkuh.
"Yaudah yah habis makan ana telfon kak mita buat ngabarin ya."
...***...
Setelah selesai makan ana segera membereskan piring diatas meja makan dan bersiap untuk sholat berjamaah dirumah.
Diana merupakan salah satu hamba Allah yang senantiasa mengerjakan kewajibannya yakni salah satunya sholat.
Begitu juga dengan Bagas sedari mengenal Ana pun ia memang taat beribadah, maka dari itu mereka sama-sama membimbing anaknya untuk mengenal apa itu ibadah, mengaji, sholat juga tak lupa mengajari sopan santun terhadap orang yang lebih tua dan juga sesamanya.
Memang sih bakal ada yang bilang "LAH MASIH ANAK-ANAK DIAJARI PUN YA BELUM NGERTI."
Tapi bukankah lebih baik jika ditanamkan dari sekarang? Sebelum terlambat karna apa? Di zaman sekarang sudah banyak yang salah pergaulan itu juga dikarenakan orang tua yang terlambat memberikan anak petuah yang baik-baik dan lebih dulu mengenal dunia luar yang cara bicaranya kasar, itulah yang akan mereka tiru.
Mereka sudah siap sholat Diana ijin kepada Bagas untuk menelfon kakaknya dan memberi kabar tentang liburan nanti.
Dering pertama ..
kedua ..
"Hallo kak assalamualaikum."
"(Ya walaikumsalam, ada apa na)?"
"Kak Bagas kasih ijin tapi dia bilang kenapa kok gak mau ajak dia sekalian , gimana kak?"
"(Wah bagus dong, berarti kecurigaan kamu nihil, malah dia yang pengen ikut, takut kamu diambil turis hihi)."
"Ah apaan sih kak, jadi Bagas boleh ikut juga nih?"
"(Iya boleh lah sayang, lagian mas Anton pasti senang dengernya, jadi kamu jangan curiga lagi, lagian juga ya gak masuk akal kali na orang kayak Bagas punya selingkuhan! Buang jauh-jauh tuh pikiran kamu.
Lagian coba kamu pikir deh Bagas aja ngomong sama kakak kalau ada perlu aja paling bisa ya senyum, tipe orang pendiam sih bukan sombong kakak juga maklum)."
Terangnya supaya terbuka hati adiknya ini.
"Yaudah kak makasih ya udah mau ingetin ana , kakak ia the best lah."
"(Iya iya, yaudah kakak tutup telfonnya ya , assalamualaikum)."
"Walaikumsalam."
...***...
Diana berfikir apa yang dikatakan kakaknya ada benarnya juga lagian mana mungkin, hanya saja ada rasa takut, gimana enggak takut suaminya tinggi berkulit putih hidung mancung gigi gingsul, aah perfect lah menurutnya.
Berbanding terbalik dengan Diana yang bertubuh gempal , ya walaupun tidak jelek tapi kadang sedikit minder kayak berasa gak cocok gitu sih.
Setelah membicarakan hal tentang liburan yang sudah sama-sama disepakati tak terasa dua hari berlalu.
Libur telah tiba libur telah tiba hehe.
...***...
Berkumpul di rumah Mita berangkat menggunakan mobil Anton.
Mereka liburan didanau X yang ada di Sumatra yang cukup populer karna banyaknya cerita legenda disana.
Mereka akan menginap agar lebih berasa gitu liburannya.
Disepanjang perjalanan Alif tidak rewel karena udah biasa di ajak pergi jauh.
Tiba sampai didanau X mereka langsung menyewa villa yang terletak tidak jauh dari danau, agar bisa melihat pemandangan indahnya danau.
Sungguh luar biasa ciptaan yang maha kuasa.
"Mas, kak, Ana sama Bagas masuk villa duluan ya kasian Alif belum ada istirahat." Terang Bagas.
"Yaudah gih sana, nanti sore kita keluar jalan-jalan ya, malamnya bakar ikan."
"Siap." Jawab mereka serempak.
...***...
Mereka berangkat malam jadi sampai disana sekitar jam 10 pagi. Kalau berangkat siang keburu macet jugakan, apalagi kalau menuju pegunungan, akhir pekan pula, bisa mandi dan ngopi dulu dijalan kalau terjebak macet.
Di villa 1 (villa yang disewa Mita) mereka berbeda villa tapi bersebelahan.
"Mas apa menurutmu yang diceritakan Ana itu ada bentulnya juga?"
"Ya kalau menurut mas sih gak mungkin. Cuma kita kan enggak tau kalau dikantornya Bagas dekat dengan siapa, perempuan atau laki-laki juga kita gak tau, yang pasti jangan sudzon.
Lagian tipe kayak Bagas itu gak gampang goyah. Kalau wanita yang goda terus menerus ya bisa jadi, soalnya mana ada sih buaya nolak dikasih daging, apalagi daging segar, hehe."
"Oh jadi mas begitu juga ya?"
"Nah kan mulai, enggaklah sayang." Dia menjeda kalimatnya sebentar dan memandang arah luar.
"Sebenarnya waktu itu di jam 8 malam waktu mas ada kunjungan ke mall yang ngadain pameran hasil buatan pabrik mas, mas sempat ngeliat Bagas lagi makan sama perempuan tapi masih belia kayak belum nikah gitu."
"Apa?????!!" Mita kaget sampai spontan menjerit.
"Sstt.. Udah jangan ada pikiran buruk dulu, siapa tau mereka lagi sama yang lain cuma lagi ke toilet, biar ana yang urus dan harus tau sendiri, percaya deh ana itu pintar tanpa harus ada campur tangan kita pasti dia bisa nyelidikin sendiri.
Jangan pernah katakan hal ini sama ana mas gak mau kita menjadi sebab akibat dari semuanya. Lagian kan mas udah bilang mas enggak mau suudzon, siapa tau mereka hanya ada urusan kerjaan." Terangnya.
Mita terdiam ada benarnya juga yang dikatakan suaminya tapi jujur walaupun baru mendengar dan itu bukan dia melainkan adiknya, itu sama saja sakitnya.
Sakit, bagaimana kalau ini benar dan ana mengetahui? Itulah yang terus-menerus Mita pikirkan.
Dadanya sesak matanya berkaca-kaca, walaupun belum pasti tapi rasa sakit yang mendengarkan sudah menjelaskan bahwa ini adalah kesalahan.
bersambung....
*Maaf ya disini saya menceritakan tentang ketaatan ibadah dan karena saya memeluk agama Islam jadi saya bercerita menurut sudut pandang agama saya, untuk pembaca yang beragama lain selain Islam, mungkin juga tau ibadah yang harus dijalani sesuai keyakinan dan kepercayaan masing-masing, tidak ada maksud untuk menyinggung , terimakasih selamat membaca.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
Feeza_MCI
semoga Bagas cepat sadarnya, dan ninggalin tu selingkuhan..
2022-08-20
0
V3
aku jg ikut merasakan sakit nya di khianati. tenang saja Diana , bangkai walaupun trs di tutupi psti akan kecium jg bau busuk nya.
2022-05-20
1
Ilhara mirai
ibadah tetep maksiat lanjut l....itu lelaki...he..he..
2022-03-20
1