Seperti rutinitas biasa, Dita fokus kepada kertas dan juga pensil, merancang semua desain permintaan dari para pelanggan. Menyandarkan punggungnya ke kursi kebanggaan nya, sembari menatap pemandangan kota yang macet dari balik jendela.
Lamunan Dita terhenti saat terdengar ketukan pintu, "masuk." Wanita cantik dan juga sahabatnya yang tak lain adalah Nurma, membawa jus dengan nampan.
"Ini jus untuk mu, " Nurma meletakkan jus di meja, dan mendudukan dirinya di kursi seraya menatap sang sahabat yang melamun.
"Hei, apa yang kamu pikirkan? " tanya Nurma yang penasaran.
"Eh, tidak ada. Aku hanya bersyukur dengan kehidupan ku yang jauh lebih baik. "
"Ceritakan padaku, " jawab Nurma yang antusias.
"Kehidupan ku dulu sangat lah jauh dari kata layak, aku juga bekerja sebagai buruh cuci. Merawat kedua anakku sambil bekerja, aku merasa sendiri, " Dita menghela nafas dengan pelan sembari memperhatikan macetnya jalanan.
Nurma memegang tangan Dita supaya membuatnya jauh lebih baik. Dia juga tak terlalu mempermasalahkan kehidupan dari sahabatnya itu, Dita sangat lah tertutup, dia tidak ingin menceritakan masa kelam nya di kamar hotel itu. Dia mengubur dalam-dalam kejadian yang hampir 6 tahun yang lalu, biarkan kejadian itu menjadi rahasianya.
"Aku salut dengan mu, Ta. Kamu wanita yang kuat, mandiri, dan juga tangguh. "
"Jangan memujiku, atau aku akan merasa di atas. Jika terjatuh pasti sangat sakit, " ucap Dita tertawa renyah.
"Baik, aku diam, " sahut Nurma yang memperagakan mengunci mulut dengan tangannya.
"Aku Titip butik yaa, sekarang aku merindukan twins L, " Dita mengambil tasnya dan bergegas pergi.
Sebelum pulang kerumah, dia singgah ke toko roti. Seperti biasa, membeli cake dan juga brownies untuk kedua putra tercintanya. Dita menenteng 2 kantong besar berisikan cake dan brownies kesukaan anak-anaknya, tanpa sengaja menabrak orang karena perhatian nya teralihkan ke dalam kantong bawaannya.
Dita kaget melihat belanjaannya yang terjatuh di atas tanah, menatap dengan nanar.
"Ups, sorry!"
Dita mendongakkan kepala dan melihat orang yang dia tabrak, pria tampan berlesung pipi. Mereka saling menatap hanya persekian detik, Dita kembali menatap bukusan yang terjatuh.
"Yahh jatuh, padahal itu stok terakhir. "
"Aku akan menggantinya. Yuk, ikut dengan ku, " tawar pria itu.
"Tidak apa-apa, ini bukan kesalahan mu sepenuhnya. Aku juga bersalah karena fokus dengan bawaanku. "
"Jangan menolak nya, ayo ikut aku akan mengganti semuanya. "
Dita menelusuri pria tampan di hadapan, dari ujung kaki sampai ujung kepala. Mau bagaimana pun juga, Dita tidak bisa sepenuhnya percayai orang asing, bisa jadi itu hanya motifnya.
Pria itu tersenyum yang mengetahui keraguan dari wanita cantik di hadapannya, "tenang, aku tidak akan berbuat buruk padamu. "
"Eumm.... "
"Ayo, tidak apa-apa!" ucap pria itu meyakinkan.
Dita berusaha mempercayai pria itu dan mengikutinya, "dimana kamu membeli cake itu? " tanya nya yang ingin mencairkan suasana canggung.
"Itu stok terakhir dari Bettersweet bakery, " lirih pelan Dita.
"Aku tau toko kue yang enak tak jauh dari sini, ini mobil ku, masuklah! "
Dita masuk kedalam mobil mewah itu, "perkenalkan nama ku Randa, " ucap pria tampan itu mengulurkan tangannya.
"Dita, " membalas uluran itu.
"Oh ya, apa pekerjaan mu? "
"Hanya perancang busana biasa, kamu sendiri? " Dita menatap pria di sampingnya.
"Karyawan biasa, " ucap Randa, Dita tampak ragu pria di sampingnya, Randa mengetahui jika Dita meragukannya.
"Jangan salah paham, mobil ini fasilitas dari kantor, " ujar Randa, Dita hanya ber "oh" ria.
Mobil mewah berhenti tak jauh dari Monaliza cake, kue yang terkenal sangat enak dan juga hitz, Randa memborong begitu banyak kue dan brownies, memberikan 4 kantong besar dan menyerahkan ke Dita.
"Ini ambillah! "
"Eh, ini terlalu berlebihan, " tolak Dita.
"Tidak apa-apa, sebagai permintaan maaf. "
"Baiklah, jika memaksa aku akan menerimanya. "
"Aku akan mengantarmu, " tawar Randa.
"Tidak usah repot-repot, aku bisa sendiri. "
"Ayolah, aku hanya ingin melihat mu sampai kerumah dengan selamat, " bujuk nya dan Dita hanya mengangguk mengiyakan ajakan Randa.
Di sepanjang menuju rumah, Randa tak henti-hentinya menatap Dita yang sangat cantik, "kenapa kamu melihat ku begitu!? " ujar Dita yang risih.
"Kamu sangat cantik dan aku mengagumi mu, " jawab Randa.
"Terima kasih, tapi jangan memuji ku, " sahut Dita yang sebenarnya sangat risih dengan pria di sampingnya itu.
Mobil berhenti di perkarangan rumah berarsitektur klasik dan modern, Dita turun dari mobil dan mengucapkan terima kasih kepada Randa. Dia masuk ke rumah tanpa mempersilahkan pria itu untuk masuk.
Randa melihat punggung wanita yang sangat cantik itu menghilang di balik pintu, serta senyuman di wajahnya.
"Jika kita bertemu kembali, aku sangat yakin kita berjodoh. "
Baru tiga langkah Dita berjalan masuk ke rumah, mendapati tatapan menyelidik dari twins L, "kenapa kalian berdua menatap ibu begitu? "
" Siapa dia? " ucap Al dalam mode on.
"Yang mana? "
"Pria jelek dengan bulu yang tumbuh di wajahnya. " sahut El.
"Ibu tidak mengerti, " ucap Dita yang sedikit takut dengan raut wajah dingin dan datar dari kedua putranya.
"Jangan berbohong bu, yang kami maksud itu pria yang mengantar mu pulang, " ujar Al.
"Oh dia hanya mengantar ibu pulang tidak lebih, sudahlah! jangan menatap ibu kalian begitu, " balas Dita berjalan menuju twins L.
"Jika ibu bertemu dengan pria berbulu itu, sebaiknya di jauhi, " tegas El.
"Eh, iya. Ibu ada cake dan juga brownies untuk kalian, dan kali ini 2 kali lipat lebih banyak, " rayu Dita menenangkan twins L.
Twins L mengambil 4 kantong dan tidak mengubah ekspresinya, "ya ampun, kenapa ekspresi mereka begitu? "
"Makanlah, jangan pikirkan pria itu ya, " ucap Dita membuka brownies coklat dan menyuapi kedua putranya.
"Ibuuu, kami tidak ingin jika ada yang menganggu mu, " rengek El dengan wajah yang menggemaskan, Dita menoel pipi El.
"Tidak ada yang menganggu ibu, tenanglah! ibu hanya milik kalian, " bujuknya.
"Ibu itu sangat cantik, jika kami besar nanti ingin menikahi ibu, " sahut Al yang memeluk Dita.
"Hehe....jika kalian dewasa, ibu pasti sudah tua dan berkeriput, apa kalian masih ingin bersama ibu, " Dita mencium pucuk kepala Al dan El secara bergantian.
"Apa pun kondisi ibu, kami akan menerimanya, " ucap twins L serempak. Tanpa sengaja, air mata menetes dari sudut mata Dita, "Ibu menyayangi kalian, " ucap Dita yang memeluk Al dan juga El.
Twins L menghapus air mata di pipi sang ibu serta mencium pipinya.
Lilis melihat dari kejauhan interaksi mereka dan juga meneteskan air mata, "Bara memang bodoh, andai saja mereka menikah. Pasti aku akan sangat bahagia, apalagi dengan twins L membuat hari tua ku berwarna, " batin nya.
Lilis yang menggoreng ikan tak sadar jika ikan yang di goreng hampir hangus, "Ya ampun.. kompornya belum di matikan" gumamnya menepuk kening.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 231 Episodes
Comments
Ds Phone
halai lah tu
2025-03-09
0
Rafanda 2018
gampang bgt dita demi roti mau di ajak orang asing ck ck ck,....
2023-10-29
0
Lilisdayanti
saingan mu nat🤭
2023-10-17
0