Setelah kehebohan presentasi ini, akhirnya aku berniat menghibur Vivi.
"Vi, Udahlah gak usah sedih. Kata bu Grace masih ada dua presentasi lagi kita pasti bisa dapat nilai bagus di presentasi selanjutnya" kataku
"Tapi aku yang salah harusnya waktu klik kanan yang ku pilih eject bukan format. kalau kayak gini aku jadi merasa aku trouble makernya." kata Vivi sambil masih merengek.
"Ya, kalau udah terjadi kita mau apa? Dalam tim itu gak ada satu orang yang salah. semua dalam tim harus menanggung kesalahannya. aku juga gak minta softcopynya di *flash*disk aku. Aku juga salah karena gak teliti. Apalagi
aku tadi gak bantuin kamu waktu ngeprint sama fotocopy."
"Udahalah Vi, kita jangan berlarut-larut dalam kesedihan. Ingat tugas kuliah kita masih banyak. tugas presentasi untuk translation 2 minggu kedepan juga sudah ada. kita harus fokus menatap ke depan. Semangat.... Vi...Semangat." ucapku menghibur dengan kedua tangan mengepal memberi semangat.
Catherine datang menghampiriku. Dia terlihat khawatir dengan keadaan kami. Bisa dibilang kalau kejadian ini sangat mengejutkan.
Sebenarnya tidak hanya mengejutkan kami tapi pastinya seisi kelas. Vivi terkenal merupakan anak yang rajin. setiap tugas kuliah dia pasti mengumpulkan awal sendiri. Sedangkan aku miss perfectsionis yang selalu memastikan semua berjalan dengan sempurna. Kalau melihat keadaan Vivi aku sudah bisa memastikan dia sangat sedih.
Jika aku memarahinya pasti persahabatan kita bakal hancur. Nilai A pasti sudah terbang tinggi melayang.
"Sinta, kalian gak jadi persentasi?" tanya Catherine.
Aku cuma mengangkat bahu.
"Kenapa bisa gak persentasi? Kemarin kalian kan sudah Fix semua. Sampai aku lihat kalian juga sudah latihan ngomong." imbuh Catherine
Pertanyaan Catherine yang sudah seperti kereta api berurutan semakin membuat aku jadi tambah emosi. Tenang.... tarik napas hembuskan.
Aku gak mau Vivi jadi tambah menggila dengan rasa bersalah dan penyesalannya.
"It's okay Catherine. Everything runs well. ini semua cuma kesalahan teknis. oh... minggu ini belum giliran presentasimu ya?"
"Bu Grace kan githu milihnya acak jadi semua harus sudah siap dengan bahan presentasi.
Tapi aku lihat tadi ada kertas fotocopy. memang kenapa sih kalian gak presentasi? Aku Kepo banget lho."
"Beneran pengen tahu." Catherine semakin memaksa pengen tahu sambil memasang wajah sok mellownya.
Sebenarnya kalau pengen TAHU tinggal beli aja di kantin kebetulan ini pas jam makan siang.
Jadi lapar.
Aku ngelihat Vivi. Kita saling bertatapan dan seolah Vivi ngasih kode buat ngasih tahu Catherine.
"Jadi gini Cath, Vivi tadi pas Ngeprint mau eject flashdisknya. unfortunnately, Dia salah pilih harusnya klik kanan dia pilih eject tapi ternyata keliru Format. Ya... hasilnya semua data di flashdisk kehapus."
"Ya mau gimana lagi bu Grace gak mau terima alasan. lebih parahnya bu Grace bilang kalau kami gak menyiapkan presentasi dengan baik. Rasanya denger bu Grace ngomong kayak githu sangat melukai hati." curhatku sama Catherine.
"Jadi rumor bu Grace disiplin banget thu beneran yaw. Aku beneran salut sama bu Grace. Kalau sama kalian yaw aku cukup prihatin tapi mau gimana juga kalian sudah berusaha yang terbaik. Jangan sedih!" hibur Catherine
" Oh... ini kayaknya makul terakhir soalnya tadi ketua kelas dapat pesan kalau Dosen abis makul bu Grace ijin keluar kota. Jadi kalian ada rencana apa?" tanya Catherine
"Aku sih off gak ada kegiatan tapi tadi Mama pesen aku gak boleh pulang malem soalnya mama mau ajak aku beli beberapa barang. Sebentar lagi ada saudara yang mau nikahan. jadi mama pengen kasih hadiah." kataku
Vivi masih diem aja
"Kamu gimana Vi?" tanya Catherine
Aku juga ikut tegang menebak reaksi Vivi selanjutnya. kok kayaknya Vivi punya banyak masalah githu sih. Apa jangan jangan Vivi ada masalah lain.
" Aku free. kita mau kemana?" ucap Vivi membuatku lega.
" Kita ke Mall aja yaw nanti kita nonton Film sama makan di food court. Gimana menurut kalian?" Usul Vivi.
" Nanti pake mobilku aja biar bisa bareng-bareng" kataku.
Sesampai di Mall dengan santainya kita ke bioskop dan makan di food court.
Catherine kelihatan cemas banget saat melihat HPnya. Aku juga cuma melihat aja dan gak ambil pusing. Vivi kayaknya juga udah tenang dan gak terlalu sedih.
"Hallo, eh.. gimana? udah selesai belum. udah selesai. Kamu bawa ke sini ya? Nanti aku kirim alamatnya. cepet jangan pake lama."
Catherine ngobrol sama siapa sih kok galak banget. Jujur aku terkejut dengan sikap Catherine aku pikir dia lembut dan ramah. Dalam hati aku juga cuma geleng-geleng kepala.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments
zien
semangat terus ya dan lanjutkan 💪😊
jangan lupa mampir juga di novelku JODOHKU YANG LUAR BIASA ❤️🥰
semoga sukses selalu buat kamu 👍😀
2021-03-03
0
ARSY ALFAZZA
mantap ❤️
2021-02-08
0
BELVA
kpan2 mampir kembali di novelku ya
#gadis imut diantara dua raja rimba
mksh ya ka
2021-01-14
0