Suara pengeras suara yang terhubung dengan setiap ruangan kelas mengagetkan semua siswa.
Bapak Wakil Kepala Sekolah memberikan pengumuman dengan memanggil beberapa siswa untuk menuju ke kantor.
"Alya Suciyati kelas XI IPA 3."
Salah satunya nama Alya dipanggil.
"Kamu Al." senggol Diana.
"Kenapa ya Di."
Diana meninggikan bahunya tanda tak tahu juga.
"Udah sana aja, mau diajak jajan kali he he he...." canda Diana.
"Ngawur kamu, aku malah deg - degan."
"Itu sama Salsa juga, kayaknya anak - anak pintar yang dipanggil."
Diana mendengarkan setiap nama yang dipanggil merupakan siswa - siswi berprestasi di sekolahnya.
"Silahkan keluar yang namanya tadi di sebutkan." ucap Bu Sari sedang mengajar di kelas Alya.
Alya dan Salsa yang satu kelas berdiri dari tempat duduknya kemudian keluar dari kelas masuk ke ruangan kantor.
Sesampainya di kantor ternyata sudah berkumpul tiga anak lainnya.
Mereka menunggu Bapak wakil kepala sekolah sambil duduk di ruang tunggu dengan bertanya-tanya ada apa mereka dipanggil ke sana.
"Selamat Siang, Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh." ucap Pak Anton wakil kepala sekolah bagian kesiswaan.
Pak Anton tidak sendiri ada ada 5 guru mapel lainnya.
"Apakah Kalian tau kenapa dikumpulkan di sini ."
"Tidak Pak." jawab Mereka berlima serempak.
Pak Anton tersenyum sambil memandang mereka satu persatu.
"Kalian merupakan siswa - siswi pilihan dari Bapak Ibu guru yang ada di depan kalian ini untuk mewakili sekolah kita dalam ajang Olimpiade tingkat kabupaten yang akan diselenggarakan satu minggu lagi."
Alya dan keempat siswa lainnya kaget kenapa mereka dan waktunya pun sangat singkat hanya satu minggu untuk mempersiapkan semuanya apa Mereka mampu membawa nama baik sekolah mereka.
"Kenapa kaget."
Tanya Pak Anton yang mengerti dengan tatapan kelima siswa yang ada di depannya.
"Kalian itu siswa-siswi pilihan kalian adalah yang terbaik dari sekian ribu siswa yang ada di sini." jelas Pak Anton.
"Dan Kami Bapak Ibu Guru sangat bangga menunjuk kalian berlima untuk mewakili sekolah kita."
"Langsung saja ya, Surya mapel TIK, Salsa mapel matematika, Alya mapel Fisika, Nana mapel biologi dan Okta mapel Kimia."
Alya dan keempat temannya sama - sama merasakan seperti di beri beban yang berat di pundak Mereka.
"Fisika.. Oh... nggak bisa ganti ini." batin Alya.
"Untuk latihan nanti bisa langsung berkonsultasi dengan bapak ibu guru yang ada di hadapan kalian semuanya sesuai dengan mapel masing - masing."
Setelah mendapat penjelasan yang lebih lanjut dari masing-masing guru pembimbing akhirnya Mereka pun kembali ke kelasnya.
"Lemes amat Al, suruh ngapain tadi." Diana kepo.
"Lomba..." Alya lemas.
"Wah.. hebat kamu ditunjuk mewakili sekolah kita. Lomba apa." Diana penasaran.
"Fisika.... nggak PD aku."
Alya meletakkan kepalanya di atas meja.
"Ha... sama Bu Harni."
Alya mengangguk lemas.
Bel istirahat telah berbunyi, tapi Alya masih di dalam kelas untuk mencatat pelajaran matematika tadi yang dia tinggalkan keluar.
"Kamu nggak jajan Al."
"Nitip aja aku ya Di, biasa batagor aja."
"Oke...."
Diana biasa kalau istirahat keluar jajan ke kantin makan bareng pacarnya sedangkan Alya dia memilih di kelas atau kadang jajan bareng teman lainnya.
Alya aktif di ekstra pramuka jadi saat istirahat mereka sering berkumpul walaupun hanya sekedar bercanda.
"Al..." panggil temannya sesama di pramuka, Ana.
"Ana, sini."
"Ngapain, yuk ke basecamp."
"Bentar tadi aku keluar jadi ketinggalan mencatat ini."
"Nanti aja yuk, di tunggu anak - anak."
Ana mengambil bolpoin Alya, menutup bukunya dan mengajaknya keluar.
"Ana..."
"Hussstttt....."
☺☺☺☺☺
Jangan lupa LIKE, KOMEN dan VOTE ya 😊😊😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 203 Episodes
Comments
Naila Putri
semangat up
2021-07-30
1
Mei Rani Wijayaka
lanjutkan
2021-07-30
1
Lilik
aq sdh mampir dan baca bagus ceritanya,smoga abdi negara ya kak cerita dinovel ini😀.
2021-07-30
1