Author's pov
Sekarang kita beralih dari hutan Lightforest ke dunia Starus sebelah utara. Ada sebuah daratan bernama Drasius yang dihuni oleh ras naga. Mereka sangat membenci ras elementer dan manusia yang hidup di benua Capricus. Kedua benua itu hanya dipisahkan oleh sebuah hutan.
Itu semua berawal saat perang besar 600 tahun yang lalu. Saat terjadinya perang besar itu. Sebagian ras elementer dan ras manusia memihak pada kegelapan. Pada malam hari mereka menyerang ke benua Drasius dan membuat kekacauan disana.
Mereka membunuh para anak naga yang pada saat itu sedang tidur. Walaupun yang berhasil mereka bunuh hanya tiga anak naga. Mereka pun mundur karena diserang balik oleh para naga. Para naga yang tidak terima atas penyerangan tersebut. Tidak membiarkan siapa pun keluar benua itu hidup - hidup. Mereka membunuh semua ras elementer dan ras manusia yang melakukan penyerangan ke benua mereka.
Sejak saat itu pula. Kebencian mereka terhadap ras elementer dan manusia muncul. Ketiga ras tersebut selalu berperang hingga kini. Ras elementer dan manusia bersatu untuk bertahan dari kebengisan ras naga.
Ras elementer adalah ras manusia yang memiliki kekuatan elemen pada diri sendiri. Sedangkan ras manusia mereka adalah orang biasa yang tidak memiliki kekuatan apa - apa.
Ras naga mempunyai dua wudud. Yang pertama adalah wujud naga yang memiliki empat kaki dengan duri yang menghiasi dari kepala sampai ekor dan sayap yang sangat besar dan lebar. Yang kedua adalah wujud manusia.
Tetapi, ada satu naga yang tidak memperdulikan semua itu. Dia bernama Brian Draxon. Dia tidak peduli dengan permusuhan antara ras dia dengan ras elementer dan manusia. Bahkan dia berteman dengan dua orang yang berasal dari ras elementer dan tiga orang yang berasal dari ras manusia.
Mereka selalu bermain bersama di hutan dekat dengan perbatasan antara dua wilayah itu. Seperti sekarang ini. Mereka berenam sedang bermain - main dengan sihir mereka masing - masing.
*******
Brian's pov
Aku Brian Draxon. Aku adalah naga. Saat ini aku sedang bermain dengan teman - temanku di hutan perbatasan.
"Hey kalian. Lihat ini lihat.... aku sudah bisa membuat bentuk hewan dengan elemen airku." ucap bahagia seorang gadis elementer yang memiliki rambut berwarna biru tua dengan warna bola mata yang senada. Dia adalah Grace Aquina. Dia itu ras elementer. Tepatnya water elementer.
"Waaah kau sungguh hebat Grace."ucap lelaki manusia dengan warna rambut hitam dengan bola mata berwarna coklat. Dia adalah Alano.
"Huh! Itu tidak ada apa - apanya dibanding dengan pengendalian elemen tanahku. Aku lebih hebat daripada kau Grace."sinis lelaki elementer yang memiliki rambut berwarna coklat dengan warna bola mata yang juga senada dengan rambutnya. Dia adalah Alexander. Dia itu ras elementer tanah atau earth elementer.
"Siapa ?" ucap Grace
"Tentu saja aku. Memang siapa lagi kalau bukan aku."ucap Alex dengan sombongnya.
"Yang nanya ?"ucap Grace dengan watados (wajah tanpa dosa).
""Hahahahahaha"kami semua tertawa dan kulihat wajah Alex memerah entah menahan malu atau menahan amarah.
"Kau-." kesal Alex kepada Grace. Ucapannya terpotong.
"Sudahlah kau jangan kesal Alex. Grace hanya bercanda."ucap seorang gadis manusia yang bernama Luna. Dia lah yang selalu melerai jika Alex dan Grace mulai bertengkar kembali.
Alex dan Grace memang selalu bertengkar dengan masalah yang sepele. Bahkan sebelum aku berteman dengan mereka.
"Hey dimana Alfred ? Bukankah tadi dia disini ?"tanya Grace.
"Dia tidur diatas pohon itu."ucapku sambil menunjuk sebuah pohon yang memang terlihat nyaman jika ditiduri.
"Ck ck. Dia memang pemalas."ucap Grace.
"Hehehe. Aku akan menjahilinya"tambah Grace dengan tertawa jahat.
Alfred. Dia memiliki rambut berwarna pirang dengan warna bola mata biru laut. Dia selalu tidur tidak kenal tempat. Jika tempat itu menurutnya nyaman, dia akan mulai tertidur di tempat itu. Dan dia lah yang paling konyol diantara kami.
Grace mulai mendekati pohon yang ditiduri Alfred. Saat sudah dekat Grace mulai membuat bola air sebesar bola sepak yang langsung dilempar ke arah Alfred. Bola air itu mengenai wajah Alfred yang langsung bangun dan terjatuh dengan tidak etis. Dengan muka di tanah dan bokong yang ada di atas.
Kami semua pun tertawa kembali.
"Huaaaaaaa. Dimana aku ?........ Kenapa aku ?............ Siapa aku ?..........."tiba - tiba Alfred teriak dengan pertanyaan yang sangat konyol. Kami pun tertawa lagi. Setelah kami tertawa, Alfred tetap teriak seperti orang gila.
"Tenanglah Alfered."ucap Luna. Alfred pun mulai tenang dan menghampiri kami.
Kami memang sering bermain bersama di sini. Kami bertemu saat aku sedang berjalan - jalan dekat perbatasan Dengan wujud manusiaku. Saat itu aku melihat mereka sedang mengumpulkan tanaman obat.
Mereka mencari hingga perbatasan. Saat mereka melihatku mereka langsung panik karena mereka pikir mereka akan dibunuh olehku. Mereka bisa berpikiran begitu karena mereka tahu kalau aku adalah naga.
Grace dan Alex menyerangku dengan elemen mereka. Sedangkan Alan, Luna dan Alfred menyerangku memakai busur dan panah. Aku saat itu mencoba meyakinkan mereka kalau aku tidak seperti naga - naga yang lainnya. Tetapi mereka tidak percaya.
Setelah mereka kehabisan tenaga aku meyakinkan mereka kembali dan akhirnya mereka percaya. Sejak saat itu kami berteman.
Ada satu rahasia yang hanya diketahui oleh aku sendiri. Bahkan seluruh orang disekitarku tidak mengetahuinya termasuk keluargaku dan teman - temanku Sebenarnya aku adalah reinkarnasi dari brown phoenix. Dan aku harus berpetualang agar menemukan reinkarnasi phoenix yang lain.
Aku akan memulai perjalanan besok hari. Aku sudah menyiapkan segalanya dari jauh - jauh hari. Dan aku akan memberitahu semuanya kepada teman - temanku hari ini. Semoga saja mereka tidak menjauh dariku.
Aku mulai memanggil nama mereka semua
"Grace, Alan, Luna, Alfred, Alex......"
Dan mereka semua menjawab dengan serempak.
"""Ya ?"""
"Aku...aku..."
'ugh! Kenapa susah sekali berbicara. Kenapa aku malah gugup.'kesalku dalam hati.
Yang lain menungguku untuk meneruskan bicara. Tetapi aku tetap diam. Akhirnya Luna bertanya. Mungkin dia sudah penasaran.
"Ada apa ? Apa ada yang ingin kau bicarakan ?"tanya Luna.
Lalu aku menarik napas panjang untuk mengumpulkan keberanian. Setelah cukup keberanian akupun mulai berbicara lagi.
"Sepertinya kita tidak akan bertemu lagi mulai besok. Mungkin pertemanan kita hanya sampai sini saja."aku berbicara dengan suara lantang yang semakin lama semakin kecil suara yang aku keluarkan.
"Apa ? Kenapa kau berbicara begitu ? Kau berbicara seolah kita akan berpisah untuk selamanya."ucap Grace.
"Iya betul. Kau berbicara seolah - olah kau akan melakukan perjalanan jauh dan tidak akan pernah kembali lagi"ucap Alex.
"Ya..Mungkin saja"ucapku pelan.
"Hey, ada apa ? Apa kau mempunyai masalah ? Mungkin lebih baik kau cerita saja kepada kita. Kita adalah teman kan ? Sebenarnya kau ada masalah apa ?"ucap Luna lembut seperti berbicara kepada anak kecil.
"Sebenarnya aku akan melakukan perjalanan jauh dan tak akan pernah kembali. Mungkin ?"sebenarnya aku tidak tahu aku akan kembali atau tidak.
"Aku akan berangkat besok pagi"lanjutku.
"""APA !!!"""mereka serempak berteriak setelah mendengar kalimat terakhirku.
"Kenapa kau tidak memberitahu kami ?"tanya Alex.
"Iya, kau melakukan perjalanan jauh untuk apa ?"Grace juga bertanya.
"Itu karena takdirku. Aku tidak ingin membuat kalian dalam bahaya"
Mereka semua mengerutkan dahi. Sepertinya mereka bingung dengan ucapanku.
"""Takdir ?"""
"Ya, aku itu sebenarnya reinkarnasi brown phoenix. Dan aku harus menemukan reinkarnasi phoenix lainnya untuk mengalahkan kegelapan."
Mereka semua lebih terkejut dengan semua yang aku katakan.
"APA !!! KAU ADALAH REINKARNASI BROWN PHOENIX ??? BAGAIMANA BISA ???"""teriak mereka semua.
"Mana ku tahu."
"Tapi tunggu. Kau tadi bilang kau dan reinkarnasi phoenix yang lain akan mengalahkan kegelapan. Bukankah kegelapan sudah tidak ada ?"tanya alan.
"Puteri kegelapan berhasil lolos saat perang dan sekarang dia mengumpulkan pengikut kegelapan dan jika dibiarkan kegelapan akan bangkit."
"Jadi, terimakasih sudah mau menjadi temanku. Dan sampai jumpa"setelah aku mengucapkan itu aku langsung berubah menjadi naga dan terbang kembali ke rumah. Aku mendengar mereka meneriaki namaku tetapi tidakku hiraukan.
Saat aku sudah sampai dirumah. Aku langsung menuju ke kamarku di lantai dua. Akupun merebahkan diriku di atas kasur.
*tok* *tok* *tok*
"Brian ? Apa kau didalam ?"tanya seorang perempuan sambil mengetuk pintu kamarku. Pasti itu adalah ibuku.
"Ada apa ibu ? Apa ibu membutuhkanku ?"tanyaku.
"Tidak, segera kebawah untuk makan malam"ucap ibuku lagi.
"Baiklah bu"
Ternyata aku sampai dirumah saat waktunya makan malam. Aku pun pergi ke ruang makan untuk makan malam. Aku duduk di kursi sebelah kanan. Sebelah kanan dan kiriku ada ayah dan ibuku. Dan di depanku ada adikku.
Kami makan malam dengan menu daging rusa bakar. Menu kesukaanku. Aku pasti akan metindukan masakan ibuku setelah aku pergi.
Kami makan dengan tenang. Tidak ada yang berbicara. Hanya ada suara dentingan sendok. Tak lama kemudian aku selesai makan.
"Ayah, ibu, aku langsung kekamar. Aku mengantuk"ucapku.
""Ya, selamat malam""
Akupun pergi kembali ke kamarku dan mulai tertidur.
*******
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
anggita
mampir baca, like👍
2021-01-01
1