Author's pov
Matahari muncul, memberi tahu penghuni Starus untuk memulai aktivitasnya. Begitu pula penghuni di desa Lightforest yang memulai aktivitas mereka masing - masing yang rutin dilakukan.
Di sebuah rumah pohon. Terlihat ada seorang dark fae yang sedang menyiapkan sarapan dibantu oleh seorang werewolf.
"Sierra, kapan kita akan mengelilingi desa ?" tanya seorang werewolf yang ternyata adalah Alice kepada Sierra.
"Kita berangkat sehabis sarapan" jawab Sierra.
"Sekarang kau bantu dulu aku membuat sup untuk sarapan kita."
"Baiklah"
Sierra sedang merebus air dan mesasukkan bumbu kedalam air rebusan tersebut. Sedangkan, Alice sedang memotong-motong sayur yang akan dijadikan sup. Sehabis memotong sayur, Alice memasukkannya ke dalam air yang sudang mendidih. Setelah matang, mereka duduk di meja makan dan mulai memakan sup yang sudah dibuat.
Tidak ada percakapan yang terjadi kali ini, mereka sibuk menghabiskan makanan mereka masing - masing. Setelah selesai makan, mereka membereskan peralatan makannya dan bersiap-siap untuk pergi berkeliling desa.
"Jadi, kau akan membawaku kemana saja ?" tanya Alice
"Kita akan berkeliling desa memperkenalkan dirimu kepada tempat-tempat yang ada di desa ini. Lalu, kita akan ke hutan untuk mengajak kau ke air terjun."
"Apa kita kesana hanya berdua ?"
"Tidak, Arthur akan ikut untuk menjaga kita"
"Lalu, Arthur mana ?"
"Dia akan menyusul nanti"
Setelah itu, Sierra menunjukkan apa saja yang ada di desa Lightforest. Mulai dari rumah pohon penduduk sampai perkebunan yang ada di sana.
"Kau lihat bukit yang disana ?"
Sierra menunjukkan ke arah bukit yang banyak ditumbuhi bunga tulip berwarna emas. Bunga - bunga itu terlihat memancarkan cahaya dibawah sinar matahari pagi.
"Ya aku lihat, memang ada apa disana ? "
"Disana adalah tempat peristirahatan terakhir bangsa kami yang telah meninggal. Kau lihat bunga yang tumbuh disana ? Itu adalah bunga yang tumbuh dari peri - peri yang dikubur di sana."
"Oh"
Mereka pergi ke sebuah bukit yang berada tidak jauh dari desa lightforest. Saat ada di puncak bukit. Mereka bisa melihat seluruh tempat yang ada di desa dan terlihat dari jauh pohon yang sangat besar yang memancarkan mana alam yang sangat banyak. Mana tersebut menyebar ke segala arah.
"Dan kau akan bisa melihat pohon yggdrassil atau pohon dunia dari sini. Kau lihat kan ? Pohon itulah yang menjadi penopang hidup kami semua. Pohon itu adalah tempat dimana kami mendapatkan mana alam yang biasa kami gunakan."
Alice sangat terpukau dengan pemandangan yang terlihat di atas sini.
"Ayo kita turun, saatnya kita pergi ke air terjun." ucap Sierra.
"Baik" ucap Alice.
Mereka turun dari atas bukit itu dan pergi menuju ke arah pintu masuk desa Lightforest. Saat sudah dekat mereka melihat Arthur yang sedang menunggu mereka. Dia terlihat seperti orang yang sedang kesal.
"Kalian lama sekali. Aku menunggu kalian dari satu jam yang lalu" kesal Arthur.
"Yaa maaf, kami tadi habis dari bukit itu untuk melihat pemandangan pohon yggdrassil." ucap Sierra yang tidak terlihat menyesal sudah membuat Arthur kesal.
"Yasudah, kita langsung berangkat saja ke air terjun"ucap Arthur.
""Ayo!""ucap Sierra dan Alice semangat
Saat mereka ada dijalan menuju air terjun. Arthur memetik buah-buahan yang ada di sepanjang jalan itu.
"Lihat, bukankah itu adalah pegasus ? Waaah, aku beruntung sekali bisa melihat pegasus. Kukira mereka hanya mitos. Karena tidak ada yang pernah melihat mereka" ucap Alice dengan bahagia.
"Hmm ? Kami disini setiap hari melihat pegasus. Disini banyak sekali terdapat pegasus. Lagipula pegasus itu kan penjaga hutan di benua ini."ucap Arthur dengan biasa saja.
"A-apa !!! Ada banyak ? Bisakah kita melihat-lihat mereka sebelun pergi ke air terjun ? Aku mohon"ucap Alice dengan memelas.
"Baiklah, tidak ada salahnya kita melihat - melihat mereka dulu"kata Sierra menyetujui.
"Hore" bahagia Alice.
Saat ini mereka mengubah jalan mereka menuju ke arah yang berlawanan dari air terjun. Mereka terus berjalan selama beberapa saat hingga akhirnya mereka telah sampai di sebuah padang rumput yang dipenuhi oleh bunga - bunga yang berwarna - warni. Dan juga di sana terdapat sekumpulan pegasus yang sedang makan dipadang itu.
Alice pun berlari - lari di padang itu dengan perasaan gembira. Lalu, dia menghampiri sekumpulan pegasus itu. Pegasus - pegasus itu terlihat sangat tenang dan tidak terlihat ketakutan saat Alice menghampiri mereka.
"Waah, mereka sungguh menakjubkan. Dan juga mereka terlihat jinak."ucap Alice.
"Mereka memang jinak dan menakjubkan"ucap Arthur.
Saat sudah dekat dengan salah satu pegasus. Alice pun mengelus pegasus itu. Pegasus itu terlihat nyaman saat Alice mengelus-ngelus dirinya. Setelah itu, mereka mulai bermain-main dengan para pegasus dipadang rumput yang sangat luas itu. Mereka terlihat sangat bahagia saat ini.
Merekapun istirahat sejenak di bawah pohon yang ada di dekat padang rumput dan mulai memakan buah-buahan yang sudah dipetik oleh Arthur saat dijalan tadi. Lalu mereka lanjut bermain - main.
Setelah mereka puas bermain-main dipadang rumput tersebut. Mereka pun melanjutkan perjalanan menuju air terjun.
Mereka terus berjalan. Mereka mendengar suara air yang jatuh tebawah dari jauh pertanda bahwa air terjun yang mereka tuju hampir sampai.
"Sebentar lagi kita akan sampai" ucap Arthur.
Akhirnya, mereka sudah sampai di air terjun.
Air terjun itu sangat indah. Tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu pendek. Pemandangannya pun masih terlihat asri. Di bawah air terjun itu ada air yang membentuk kolam dan dari kolam tersebut mengalir air yang kemudian menjadi sungai yang mengalir ke seluruh wilayah di benua lightnus ini.
Air yang terdapat sini sangat jernih dan bening sehingga kita bisa melihat dasarnya yang tidak terlalu dalam. Terlihat ikan yang sedang berenang -renang di kolam air terjun itu. Ikan - ikan itu didominasi oleh ikan sungai biasa tetapi sangat banyak sehingga seperti kolam ikan yang terawat dengan baik.
Alice dan Sierra langsung bermain air di kolam. Sedangkan Arthur duduk di atas pohon sambil memperhatikan keadaan sekitar supaya tidak terjadi hal -hal yang tidak diinginkan. Seperti penyerangan monster bersayap seperti wyvern. walaupun di benua lightnus ini karena ada sungai yang menghalangi. Tetapi wyvern masih bisa masuk karena mereka punya sayap.
"Arthur, ayo turun dan ikut bermain. Ini sangat menyenangkan."ajak Alice kepada Arthur yang sedang berada di atas pohon.
"Iya benar ini sangat menyenangkan"ucap Sierra membenarkan.
"Tidak usah, aku disini saja mengawasi keadaan sekitar. Kalau - kalau ada serangan monster"tolak Arthur.
"Oh ayolah, kau kan tahu, dibenua kita itu tidak ada monster."ucap Sierra dengan memutar kedua bola matanya.
"Lagian, ditempat seindah ini ada monster ?"tanya Alice.
"Ya, berjaga - jaga saja. Walaupun disini tidak ada monster darat. Bisa saja ada monster yang bisa terbang seperti wyvern kan ?"
"Yakin kau tidak akan ikut bermain ?"tanya Sierra.
"Ya"balas Arthur.
"Yasudah, Alice ayo bermain lagi ?"
"Ayo"
Lalu, mereka berdua mulai bermain air lagi.
Arthur's pov
Aku saat ini sedang mengawasi keadaan sekitar. Aku merasa ada yang mengawasi kami. Tetapi, aku tidak tau dimana dia bersembunyi. Aku terus mengawasi sekitar.
'Gawat'
"AWAS!!!" teriakku.
Aku dengan cepat terbang ke arah Alice dan Sierra karena ada dua panah hitam yang menuju ke arah mereka berdua.
*duggh* (bunyi sesuatu yang bertabrakan)
Aku tepat waktu mendorong mereka dari panah - panah itu dan menyelamatkan mereka. Kedua anak panah itu menancap di pohon yang ada di belakang kami.
"SIAPA KAU ?"aku berteriak sambil mengedarkan pandangan ke segala arah.
Lalu, tiba - tiba ada sesuatu berwarna hitam terbang ke langit untuk melarikan diri. Aku berniat mengerjarnya tetapi aku di tahan oleh Sierra. Dia menggelengkan kepala ke arah ku.
"Jangan, kita kembali saja ke desa"larang Sierra kepadaku.
Aku mengeringkan tubuh mereka dengan sihirku karena tubuh mereka basah karena bermain air.
""Terima kasih"" ucap mereka berdua bersamaan.
"Sama - sama"
Sebelumnya aku mengambil kedua anak panah hitam yang menancap dipohon dan aku menelitinya sebentar.
'Sial, mereka sudah bangkit kembali' umpatku dalam hati.
Tidak ada percakapan diantara kami. Kami sibuk memikirkan siapa yang sudah menyerang kami.
Lama kami berjalan, akhirnya kami bisa melihat gerbang desa kami dari kejauhan.
"Kalian berdua kumpulkan seluruh penduduk di balai desa. Aku punya pengumuman yang sangat penting untuk mereka semua."ucapku.
"Apa ini menyangkut penyerangan tadi ?"tanya Alice.
"Ya, aku rasa aku tahu siapa yang menyerang kita"
""Siapa ?""tanya mereka berdua.
"Kalian akan tahu nanti"
******
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Nikodemus Yudho Sulistyo
like lagi
2020-11-25
2