Arthur's pov
Aku terbangun saat matahari tepat di atas kepala. Aku segera bangun dari tempat tidur. Pergi kedapur dan membuat makanan untuk aku santap.
Aku akan membuat ikan bakar saja. Aku mendapat ikan beberapa hari yang lalu saat aku pergi ke hutan bersama yang lain. Disana aku pergi ke sungai dan memancing. Dan aku mendapatkan ikan yang lumayan besar.
Aku menyimpan ikan itu di dalam kolam dibelakang rumah pohonku yang sengaja aku buat untuk menampung air hujan.
Aku menyiapkan kayu bakar dan membakarnya. Aku membakarnya di belakang rumahku. Alasannya karena aku tidak mau rumahku penuh dengan asap bakaran. Saat apinya sudah menyala aku pun mulai membakar ikan yang sebelumnya sudah aku bersihkan dan diberi bumbu khas ras peri.
Aku membakarnya sampai ikan itu sampai matang. Setelah matang aku pun mulai menyantapnya di dalam rumah.
Aku akhirnya menghabiskan ikan itu dan aku merasa sangat kenyang. Aku diam sebentar untuk memberi waktu makanan di dalam tubuhku untuk turun. Lalu aku pergi untuk mandi.
*******
Sierra's pov
Aku saat ini sedang bersama dengan Alice. Kami berencana ingin pergi ke rumah Arthur. Sudah beberapa hari ini kami tidak bertemu dengan dia. Aku dan Alice pergi dengan jalan kaki.
Aku bisa saja terbang ke rumah Arthur dan sampai dengan cepat karena aku mempunyai sayap. Tetapi Alice tidak bisa terbang sepertiku karena dia tidak punya sayap.
Kalau aku pergi dengan sayap dan Alice pergi dengan berjalan kaki rasanya itu tidak adil. Jadi kami pergi berjalan kaki bersama supaya adil.
"Sierra, apakah rumah Arthur masih jauh ?"tanya Alice kepadaku.
Kenapa dia bertanya seperti itu ? Apa dia sudah merasa kelelahan ?.
"Tidak, sebentar lagi kita akan sampai" jawabku.
"Memangnya kenapa ?" tanyaku.
"Tidak, aku hanya penasaran. Sejak terakhir kali kita bertemu. Aku merasakan kekuatan yang sangat besar yang tersembunyi di dalam tubuh Arthur. Padahal Saat pertama kali kita bertemu, aku tidak merasakan kekuatan yang besar itu. Aku merasakan kekuatan Arthur pada saat itu sama seperti kebanyakan fae lainnya."
"Sungguh ? Kenapa aku tidak merasakannya ? Dan kenapa kau bisa ?"heranku.
"Itu karena kami, ras werewolf bisa melihat dan merasakan kekuatan seseorang"
"Tadinya aku ingin menanyakannya pada saat dibalai desa kemarin. Tetapi kau mengajakku pulang. Jadi aku mengurungkan niatku untuk bertanya."lanjutnya.
Kami terus berjalan hingga akhirnya kami bisa melihat rumah pohon Arthur. Kami mempercepat jalan kami agar bisa cepat sampai.
Saat kami sampai di depan rumah Arthur aku mengetuk pintu.
*tok tok tok*
"Arthur ? Apa kau didalam ?"ucapku.
"Hmm ? Tidak ada yang menyahut. Apa kurang keras ? Coba kau ulangi lagi sierra."ucap Alice.
"Ya"ucapku.
Lalu aku mengetuk pintu sekali lagi.
*tok tok tok*
"Ada orang didalam ?"ucapku lagi.
"Sebentar"akhirnya ada yang menyahut dari dalam. Lalu pintu di depan kami terbuka. Dan yang membukanya tentu saja Arthur.
"Oh ternyata kalian, kukira siapa. Ada apa kalian kemari ?" tanya Arthur.
"Kami hanya ingin berkunjung."ucapku.
"Dan beberapa hal yang ingin kami tanyakan"sambung Alice.
"Kalian mau tanya apa ? Oh aku lupa. Silahkan masuk"
Kami pun masuk ke dalam rumah Arthur. Kami duduk di kursi kayu dengan meja panjang yang terbuat dari kayu di tengah - tengah.
"Aku akan membuatkan teh dahulu"ucapku.
Aku sering berkunjung ke sini. Jadi aku sudah anggap rumah ini rumah ku juga. Arthur pun tidak keberatan.
Aku pergi kedapur meninggalkan mereka berdua. Aku membuat tiga gelas teh hangat untuk kami bertiga.
Setelah selesai membuat teh hangat, aku kembali ke ruangan yang dimana Arthur dan Alice berada. Aku melihat mereka sedang membahas tentang makhluk yang menyusup ke benua ini. Saat sudah dekat, aku menaruh gelas teh hangat itu di meja.
Arthur's pov
Hening sesaat Saat Sierra selesai meletakkan gelas yabg berisi teh hangat ke atas meja. Kami meminum teh hangat itu terlebih dahulu lalu aku pun mulai bertanya kepada mereka berdua.
"Alice, bukankah kau ingin menanyakan sesuatu yang penting kepadaku ? Aku yakin pertanyaan kau tentang penyusup itu bukan pertanyaan yang ingin kau tanyakan"ucapku.
"Sebenarnya.....aku sangat penasaran kepadamu."jawabnya.
Aku bingung saat dia bilang penasaran terhadapku. Apa ada sesuatu di diriku yang membuatnya sangat penasaran ? Aneh sekali.
"Penasaran kenapa ?"
"Dia penasaran karena dia merasakan kekuatan besar yang berasal dari dirimu. Aku juga penasaran. Apa kau menyembunyikan sesuatu dariku ?"bukan Alice yang menjawab pertanyaanku tetapi Sierra lah yang menjawabnya.
"Ya, itu benar aku merasakan kekuatan yang besar dari dirimu. Kekuatan itu terasa sangat familiar. Seperti kekuatan ras phoenix."lanjut Alice.
Keringat Sebesar biji jangung mengalir dari dahiku. Aku terdiam oleh pernyataan yang diucapkan mereka berdua. Kenapa dia bisa tahu ?.
'Gawat..... Bagaimana Alice bisa tahu ?. Apa dia bisa melihat kekuatan pada seseorang ?. Kalau begini aku tidak bisa berbohong kepada mereka. Aku harus jujur.'ucapku dalam hati. Aku pun menghembuskan nafas untuk menenangkan diriku yang tegang.
"S-sebenarnya aku adalah......"ucapku gugup.
"Kau sebenarnya adalah apa ?"bingung Sierra.
"Adalah......"ucapku menggantung.
"Apa ? Apa ? Cepat katakan. Kau akan membuatku mati penasaran karena ucapanmu Yang menggantung"ucap Alice.
"S-sebenarnya aku adalah reinkarnasi dari red phoenix"ucapku pelan.
""APA!!!! APA KAU SERIUS ???""teriak mereka.
"Jangan teriak dirumahku. Nanti kalau ada peri yang mendengar bagaimana ?"ucapku panik.
'Aduh.. Kenapa mereka teriak. Aku takut ada yang mendengar teriakan mereka'
Mereka terlihat sangat terkejut dengan ucapanku sebelumnya. Hingga kini mereka sepertinya masih di dalam keterjutan mereka. Terlihat dari raut wajah mereka yang masih menunjukkan raut wajah yang syok. Dengan rahang bawah yang terbuka.
"Bisakah kalian menutup mulut kalian ? Kan tidak lucu kalau ada lalat yang masuk ke mulut kalian."ucapku kepada mereka.
Setelah mereka tersadar dari keterjutan mereka, aku di hadiahi oleh berbagai macam pertanyaan dari mereka berdua.
"Kau tidak bohong kan ? Kau kan ras light fae. Bagaimana kau bisa menjadi reinkarnasi dari red phoenix ? Kapan kau mengetahuinya ? Bisakah kau menceritakan kejadiannya ?"pertanyaan beruntun itu berasal dari Sierra yang terlihat sangat penasaran.
"Iya ceritakan pada kami. Kami sangat penasaran. Aku mohon"ucap Alice dengan semangat dan diakhiri dengan wajah memelas.
Aku pun menceritakan bagaimana aku bisa menjadi reinkarnasi dari fire.
Dari aku memasuki alam bawah sadarku saat aku tidur dan bertemu dengan red phoenix. Hingga percakapan yang terjadi antara aku dengan red phoenix.
Aku menceritakan semuanya dan didengarkan dengan serius oleh mereka berdua. Aku pun mengakhiri cerita kejadiannya karena memang hanya segitu.
"Keren... Kau akan mencari para reinkarnasi yang lainnya ?"tanya Alice.
"Ya"
"Lalu, apa ini penyebab dari sihirmu yang berwarna merah seperti fire fae ? Apa karena kau adalah reinkarnasi dari red phoenix sihirnya berwana merah bukannya putih ?"tanya Sierra.
"Mungkin iya, mungkin tidak. Aku juga tidak tahu."
"Kapan kau berangkat ? Kau tahu kan kalau di luar benua kita sangat berbahaya kalau mereka tahu ras kita. Kau tidak akan selamat sebelum kau mencapai tujuanmu itu. Kau akan dijadikan bahan percobaan oleh mereka."Sierra memperingatiku.
Yang dikatakan oleh Sierra ada benarnya. Ras peri tidak akan aman jika berada di luar benua ini. Kami pasti akan dijadikan bahan percobaan oleh mereka yang mempunyai rencana jahat. Itupun kalau kami ras peri bisa keluar dari hutan ini tentunya.
"Aku tahu. Tapi aku tetap harus menjalani takdirku sebagai reinkarnasi red phoenix. Aku akan berangkat minggu depan. Aku harus mempersiapkan segala keperluan dan persiapan yang matang agar aku tetap srlamat dan tidak ketahuan oleh mereka. Kalau tentang mereka aku sudah mempunyai rencana. Aku akan menyamar menjadi manusia dengan sihirku."ucapku.
"Mereka yang kalian maksud itu sebenarnya siapa ? Kenapa Sierra terlihat cemas ?"bingung Alice. Sepertinya dia belum mengetahuinya.
""Manusia""ucapku berbarengan dengan Sierra.
"O-oh"
"Arthur. Aku......boleh ikut pergi denganmu ?"tanya Alice.
"Ter-..."ucapanku dipotong oleh Sierra.
"Aku juga ingin ikut pergi denganmu."
"Terserah kalian saja"aku meneruskan ucapanku yang tadi terpotong.
""Hore!!!""ucap mereka berbarengan.
"Aku sudah tidak sabar ingin berpetualang."
"Aku juga sudah tidak sabar."
Sepertinya mereka sangat bahagia dan bersemangat.
"Kalau begitu kalian bersiap - siaplah untuk mempersiapkan barang - barang yang menurut kalian sangat dibutuhkan saat berpetualang nanti. Kita akan berangkat minggu depan."ucapku.
"Baik. Kami pulang dulu. Sampai jumpa minggu depan Arthur."ucap Sierra.
"Ya, sampai jumpa minggu depan."jawabku.
Lalu mereka berdua pergi dari rumahku. Kurasa mereka akan mempersiapkan segalanya mulai sekarang. Kalau begitu aku juga akan mulai mempersiapkan segalanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments