Sebuah Hati
Hening.....
Tiba tiba ada suara yang menggagetkanku.
"Hai, boleh dong pinjam buku catatan nya?" tanyanya.
Aku mencari sumber suara, kulihat ke depan, samping kiri, kanan, lalu aku berbalik melihat ke belakang ku, ternyata asal suara berasal dari belakang ku duduk.
Seorang cowok tersenyum padaku.
Ku perhatikan wajahnya, yang sedang tersenyum. Aku terpaku melihat wajahnya yang putih bersih. Gila, bersih banget mukanya, kinclong bersinar tanpa noda kalah dah mukaku.... batinku.
"Hei," katanya. Aku pun terkejut, " Iya, ada apa," jawabku.
"Boleh dong pinjam catatan kuliahnya," katanya lagi.
"Boleh, tapi untuk apa, dan lagi tulisanku jelek, acak acakkan pula," jawabku.
"Kemarin aku gak masuk kelas, jadi tertinggal materi kuliah, apalagi ini matakuliah Pancasila, nanti dosen periksa catatanku, bisa bisa dapat nilai C nantinya. dan lagi kulihat, teman teman banyak yang pinjam catatanmu kan lengkap dan rapi. Boleh ya aku pinjam." Katanya lagi menjelaskan panjang lebar tanpa ku suruh. Yang membuatku jadi bengong dengan tingkahya yang SKSD.
"Oh, ini catatannya silahkan," jawabku, sambil menyerahkan buku catatan ku padanya.
"Terima kasih, " jawabnya dengan tersenyum sambil mengambil buku yang ku ulurkan pada nya.
"Jangan lupa dikembalikan ya, jika telah selesai mencatatnya, kan bentar lagi mo ujian semester jadi aku harus belajar, jika tak ada catatan gimana aku mo belajar, kalau tak belajar, bukan nilaimu yang jelek, tapi malah nilai ku nanti yang jelek," jawabku dengan tersenyum.
"Ok, nanti aku kembali kan bila telah selesai, terimakasih ya," jawabnya.
"Ok," jawabku.
"Oh, ya, apakah kamu masih ada matakuliah setelah ini," dia bertanya padaku.
"Sepertinya tidak, setelah ini aku harus pulang, karena orangtuaku telah menungguku di rumah" Jawabku. Dia pun mengangguk tanda mengerti.
"Apakah kamu juga ada matakuliah setelah ini," tanyaku balik.
"Aku ada sedikit kegiatan kampus yang harus aku kerjakan setelah ini," jawabnya.
"Oh, begitu ya" Jawabku, ia pun menganggukkan kepalanya.
Sahabatku semua melihat padaku. "Ada apa," tanya mereka.
"Oh, si Arya pinjam catatan ku," jawabku,
"Ehm, begitu ya, jawab Iis dan Santi sahabat ku.
Walaupun kami satu jurusan Komunikasi, tapi selama beberapa semester ini aku tidak terlalu akrab dengan teman teman cowok satu jurusan ku, bahkan aku terkesan cuek dengan sekitar. Hanya tiga sahabatku yang selalu akrab dan dekat denganku, yaitu Iis, Santi, dan Jessy. Iis dan Santi satu jurusan denganku, sedangkan Jessy beda fakultas dan jurusan, Jessy di Fakultas Sejarah. Walaupun beda Fakultas dan Jurusan tapi kami akrab karena dulu satu kelompok ketika orientasi pengenalan kampus hingga akrab sampai sekarang.
Tak terasa matakuliah hari ini telah selesai.
setelah dosen keluar, kami bubar dengan tujuan kami masing masing.
Aku berjalan menyusuri halte bis, menunggu bis jurusan tempat tinggal ku. Teman temanku, hari ini mereka semua pulang dijemput oleh saudara mereka. Biasanya kami pulang bersama.
Setelah tiba di rumah, hari mulai senja, bentar lagi maghrib.
"Assalamualaikum.... Aku pulang" Kataku sambil berjalan memasuki rumah, rumah sederhana tempat kami bernaung dari hujan dan panas. Aku tinggal bersama ayah, ibu, dan saudara perempuan ku. Ibu ku hanya seorang ibu rumah tangga, sedangkan ayahku bekerja sebagai buruh bangunan, tapi kadang ada juga orang yang meminta ayah untuk memperbaiki rumahnya, dan mereka memberi upah lebih, untuk biaya kebutuhan kami sehari hari.
Ayahku bernama Alamsyah, ibuku bernama Nurlaila artinya cahaya malam. Adik ku bernama Diah Alamsyah.
Aku mendapatkan beasiswa hingga aku bisa kuliah, sedangkan adikku masih sekolah menengah atas.
"Waaalaikumussalam." jawab ibu, ternyata ibuku sudah menunggu ku.
"Baru pulang sayang," tanya ibuku.
"Iya bu, hari ini kuliahnya padat. Dosennya hari ini hadir semua," jawabku.
"Ayo, buruan mandi, bentar lagi maghrib, tidak bagus anak gadis mandi malam malam, nanti rematik. Setelah itu kita shalat maghrib berjamaah," kata ibu.
"Iya bu," jawabku. Aku segera mandi, setelah selesai aku siap siap untuk shalat maghrib berjamaah. Ayah telah berdiri di shaf depan sebagai imam, dan kami bertiga, aku, ibu, dan adikku berdiri di belakang sebagai makmum. Setelah shalat dilanjutkan zikir dan doa bersama yang dipimpin oleh ayah, setelah selesai salat, doa dan zikir, kami mengambil Alquran untuk mengaji dengan ayah, ayah yang akan menyimak bacaan kami hingga datang waktunya Isya, kami pun melanjutkan shalat isya berjamaah dengan ayah.
Alhamdulillah, setelah shalat isya berjamaah, barulah kami makan malam bersama. Ibu telah menyiapkan lauk pauk sederhana, tapi terasa nikmat karena makan bersama keluarga yang ku sayangi. setelah makan kami melanjutkan menonton acara televisi di ruang keluarga.
Pukul 9 aku pamit dengan ayah dan ibu untuk pergi tidur, karena besok ada kuliah pagi jadi aku harus bangun pagi, tidak boleh terlambat karena dosennya killer. Mana besok ada persentasi makalah, mata kuliah Jurnalistik dan kelompok ku lah besok yang mendapat giliran maju ke depan.
Aku berjalan memasuki kamar ku diikuti adikku.
Aku tidur sekamar dengan adikku, kamar dan rumahku sederhana tapi nyaman untukku karna ada limpahan kasih sayang dari ayah dan ibu yang selalu membuat aku dan adikku selalu nyaman.
Aku trus berbaring di tempat tidurku, di samping adikku. Uh, nyamannya. dengan kegiatan hari ini yang sangat padat membuat tubuhku lelah. Tak butuh waktu lama. aku telah terlelap ke alam mimpi.
Zzzz...
Keesokan harinya aku terbangun dari tidurku karna mendengar suara ketukan di depan pintu.
Tok... Tok... "Indah, bangun ndah, katanya ada kuliah pagi, ayo buruan kita shalat subuh dulu, ayah sudah pergi ke musholla,.... Indah.... bangun...." Suara ibuku terdengar ..
"Iya, bu, ini Indah sudah bangun," jawab ku.
"Jangan lupa adikmu juga dibangunkan," suara ibu terdengar lagi.
"iya bu," jawabku. Segera ku bangunkan adikku. Diah, bangun dek, nanti ibu marah lho." Sambil ku goyang goyang kan tubuh adik yang pulas.
" Apaan sih kak, baru juga jam berapa, udah berisik banget, Diah masih ngantuk nih." Jawab adikku yang mencoba tidur kembali..
Langsung ku gelitik tubuhnya, "Awh, geli kak, geli, ampun, Diah bangun nih." Adikku langsung terduduk di atas tempat tidur.
"Ayo bangun, buruan mandi, abis itu salat, ibu sudah nungguin, kakak duluan ya." kataku.
"Iya, iya... bawel banget sih, jangan galak galak kak, nanti jauh jodohnya," jawab adik ku sambil ngacir ke kamar mandi takut melihat ku yang sudah ambil ancang ancang untuk mencubitnya, karena mendengar ocehannya, yang unfaedah.
.
.
Jangan lupa tinggalkan jejak dengan memberi like, komentar, vote.
Bunga dan kopinya juga boleh untuk menemani begadang.
Ini karya pertama Author, maaf jika banyak terdapat typo.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
Paulina Ceklin
lanjut
2022-04-18
2
Tita Dewahasta
lhah, bpknya mak pau beneran ini kan
2022-04-05
1
Baby_Miracles
aku pikir ada hantu di awal kisah, wkwkwk
2022-03-25
4