Pekerjaan Faustine & Farika

Seorang gadis kecil, berparas manis sedang duduk di dalam ruangan kecil berbentuk kotak, kedap suara. Kedua telinganya tersumpal oleh benda bulat, headset dengan microfon kecil di atas meja depannya. Sorot matanya terlihat sangat tajam, mendengar setiap kata yang diucapkan seseorang dari balik headsetnya, berbicara menggunakan bahasa Jerman selama beberapa detik, setelahnya gadis kecil bermanik coklat itupun ikut berbicara melalui microphone di depannya, gadis itu mengikuti ucapan orang yang baru saja berbicara padanya, dia sedang tidak mengobrol melainkan dia menerjemahkan ucapan orang itu ke dalam bahasa Inggris kepada audiens. Begitu seterusnya, sampai acara besar itu selesai.

Yah, gadis kecil bersurai coklat itu adalah Farika Devani, salah satu anak kembar Kaila yang berparas cantik menawan. Dia adalah anak kecil pertama yang bekerja di salah satu perusahaan jasa simultan interprener sebagai translator di berbagai event internasional.

Farika mengusai lima bahasa asing di usianya yang masih sangat muda. Dia gadis yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata dalam memahami bahasa asing, oleh karena itulah dia bisa bertemu dengan Vera, salah satu staff yang bekerja disana.

Vera tanpa sengaja bertemu dengan Farika di pantai. Saat itu Farika terlihat sedang menjadi penerjemah antar dua orang yang berbahasa Inggris dan Indonesia. Setelah Vera melihat kefasihan anak cantik itu, tanpa babibu dia langsung mengajak Farika bekerja paruh waktu dari siang hingga sore ketika ada event besar.

Awalnya, Farika di tolak perusahaan karena tidak memenuhi kriteria. Tapi setelah direktur mereka mengetes kefasihan anak kecil itu dalam berbagai bahasa, tidak ada alasan lagi untuk mereka menolak Farika.

Anak kembar Kaila itu, memang belum lama bekerja disana, baru sekitar tiga bulan lebih. Namun, dari penghasilannya itu dia bisa mewujudkan impiannya. Farika sangat tertarik dengan bidang seni lukis dan menari, jadi dia mengambil kursus untuk bidang itu dan membayar biaya kursus dari hasil kerja kerasnya sendiri. Maskipun hobinya di bidang seni, namun dia bercita-cita menjadi Dokter.

Gadis kecil itu bekerja diam-diam tanpa diketahui Bundanya, karena dia sangat khawatir jika wanita itu mengetahui hal ini, bisa dipastikan Farika tidak akan bekerja lagi. Bundanya pasti akan sangat menentang keputusannya untuk bekerja.

Sementara di tempat lain Faustine juga sedang bekerja paruh waktu sebagai kenek bangunan di salah satu konstruksi prasarana yang tidak jauh dari tempat tinggalnya.

Sepulang sekolah tadi Faustine bergegas menuju tempat kerjanya. Mengganti seragam putih merahnya dengan pakaian biasa yang dia bawa dari rumahnya.

Meskipun usia anak laki-laki tampan itu masih terbilang sangat muda, tubuhnya juga masih terbilang kecil diantara mereka, namun tenaganya sangat kuat seperti pria dewasa, dengan lincah dan rajin dia menyiapkan material dan bahan yang digunakan, seperti membawa batu, mengaduk pasir ataupun membawa adukan semen pada tukang bangunan.

Awalnya orang yang seprofesi dengannya merasa heran dengan kekuatan anak kecil itu, mereka sangat takut Faustine sampai cedera, begitu pun dengan Pak Wisnu seorang mandor yang mempekerjakannya waktu itu. Namun kekhawatiran mereka perlahan mulai hilang setelah anak berperawakan tinggi itu sudah bekerja lebih dari seminggu.

Saat sedang istirahat, Faustine selalu bergabung dengan para kuli bangunan yang lain, selalu bersikap ramah dan sopan pada yang lebih tua darinya. Karena sifatnya itulah, banyak yang menyukainya dan penasaran dengan latar belakang dari Faustine.

Mereka kerap mempertanyakan sosok ayah Faustine. Karena yang mereka ketahui, anak itu hanya tinggal bersama bundanya. Sosok ayahnya seperti apa dan kenapa dia membiarkan Faustine bekerja keras seperti ini? Jika ada pertanyaan seperti itu, Faustine akan menjawab, 'Ayahnya sangat tampan, itulah mengapa dia dan saudaranya juga sangat tampan dan cantik' dan untuk pertanyaan kedua, Faustine hanya menjawab bahwa 'Ayahnya adalah orang yang hebat dan bekerja di tempat yang jauh.' Itulah informasi yang juga dia dapatkan dari sang Bunda. Mengenai paras ayahnya seperti apa, dia sama sekali tidak tahu.

Saat ini anak laki-laki itu baru saja keluar dari toilet yang terletak di sebuah bangunan tidak jauh dari proyek konstruksi. Setelah beberapa menit berada di dalam sana, sekarang anak itu tengah berjalan menuju lokasi tempatnya bekerja.

BRAK!!

Faustine menghentikan langkahnya saat mendengar suara benda yang seperti dibanting sangat keras. Suara itu berasal dari sebuah ruangan yang tidak jauh di depannya.

Karena penasaran, diapun melangkahkan kakinya menuju ruangan itu.

"SIAL!!"

Fau berkerut heran, saat dia sudah mengintip masuk ke dalam ruangan itu dan melihat seseorang mengumpat dengan raut wajah yang sangat frustrasi dan marah.

Faustine mengenal pria paruh baya itu. Sudah beberapa hari ini pria itu berada di sekitar konstruksi, mengawasi jalannya proyek pembangunan. Namun Fau tidak tahu tugas dan wewenangnya. Tapi saat melihat helm safety putih yang tergeletak di lantai, Fau berasumsi bahwa pria itu memiliki peranan penting dalam proyek ini.

Pria paruh baya itu semakin terlihat frustrasi, dia mengacak rambutnya dengan marah lalu melangkah maju menuju papan yang disana tertempel sebuah kertas besar putih dengan gambar denah bangunan menghiasi kertas itu.

Pria itu menarik ujungnya dengan kesal, hingga kertas itu terbagi menjadi dua. Astaga, apa yang terjadi dengan pria itu? Kenapa dia merusak desain yang sangat aestetik itu?

"Tunggu!!!"

Faustine berseru panik saat melihat pria paruh baya itu akan merobek kertas itu menjadi beberapa bagian.

Dia berjalan masuk, mendekati pria berkemeja putih dan berdasi hitam itu. Fau merebut benda itu dari tangannya, lalu melepaskan potongan yang masih menempel di papan dan menggelarnya di atas meja panjang.

Pria itu tampak bingung dengan tindakan Faustine.

"Siapa kau?" tanya pria itu.

"Apa ada yang salah dengan sketsa ini?"

Faustine mengabaikan pertanyaan pria itu dan bertanya kembali. Manik coklatnya menyelidik setiap detail gambar sketsa bangunan itu.

"Semuanya salah." cetus pria itu dengan wajah yang sangat kesal.

"Lalu?" Faustine menatap pria itu dengan mimik yang serius. "Kenapa pembangunannya tetap berjalan, jika ini salah?"

"Drafter itu bekerja semaunya tanpa mengikuti arahan yang sudah kutentukan. Dia menggambar tidak sesuai dengan perencanaan." Deru napasnya tak beraturan, sorot matanya sangat tajam, tanda dia sangat kesal.

"Jika memang tidak sesuai dengan perencanaan, kenapa pembangunan konstruksi tetap berjalan bahkan penyelesaiannya sudah pada tahap lima belas persen."

Pria itu menoleh lagi, tercengang menatap Faustine yang berbicara seperti orang yang sangat ahli. Hei! dia masih bocah. Kenapa dia tahu seluk beluk tentang pembangunan?

"Berapa usiamu?" tanyanya penasaran.

"Tidak perlu kau tau." ketusnya dengan wajah yang serius. "Katakan saja, kenapa pembangunan tetap berjalan jika desainnya salah? Bukankah setiap proyek butuh persiapan yang matang dari pemilik proyek ini?"

Pria itu berdecih remeh, "kenapa kau harus tahu itu? itu bukan urusanmu."

"Aku bisa memperbaikinya sesuai dengan perencanaanmu," kata Faustine.

Mata pria itu menyipit lalu menyeringai, "tidak perlu. Aku tidak ingin tertipu dengan ocehan sombongmu itu, yang ada bukan sketsa bangunan yang kau gambar, melainkan rumah saung sawah."

Faustine merasa kesal dengan ucapan pria tua itu. Dia meremehkan kemampuan Faustine. Karena tidak terima, anak laki-laki itu menarik kursi lalu duduk, membalik kertas robek itu, meraih pensil dan penggaris yang ada di atas meja depannya.

"Jelaskan secara singkat tentang bangunan yang ada dalam perencanaanmu."

Pria itu merasa tertantang dengan nyali anak kecil di depannya ini.

Pria itu pun mulai menjelaskan, bagaimana struktur perencanaan dari sebuah pembangunan pusat perbelanjaan, sementara Faustine mencoba menggambarkan imajinasinya dari informasi yang diterimanya dari pria itu.

Pria itu menghabiskan waktu dua puluh menit, setelah dia berhenti berbicara Faustine juga selesai dengan hasil karyanya yang menakjubkan. Meskipun masih berantakan, tapi poin utama dari sketsa itu sangat jelas.

Pria itu tercengang saat melihat hasil gambar Faustine. Bagaimana mungkin sketsa yang dia inginkan tertuang di kertas putih itu.

"Jelaskan konsep dari gambarmu?" Pria itu bertanya dengan raut wajah tegasnya.

"Konsepnya adalah custom made," kata Faustine.

"Custom made? Apa itu?"

"Yaitu konsep yang dibuat khusus berdasarkan kebutuhan dan keinginan dari ritel tertentu. Sebagai pengembang, kita harus mempunyai proses pemikiran yang jelas dan visi apa yang ingin dibuat dan untuk siapa itu dibuat. Kita harus memahami kebiasan pelanggan dan ekspetasi pelanggan dan itu juga merupakan faktor yang sangat penting dalam desain mall. Mall yang efisien adalah mall yang dapat menghubungkan pelanggan dengan banyak titik masuk, seperti ke tempat parkir mobil yang nyaman dan cukup, atau ke tempat khusus pejalan kaki." Faustine mulai menunjuk beberapa pintu masuk yang di buatnya yang terhubung ke parkiran.

"Seperti yang Anda katakan bahwa kondisi lahan ini sangatlah luas, dengan ukuran 640.000 m2. Dan seperti yang Anda katakan juga bahwa perencanaan dari pemilik proyek ini menginginkan konsep bangunan mixed-use, bangunan multifungsi atau mengacu pada kombinasi beberapa fungsi yang berbeda dalam satu bangunan, yang terdiri dari hotel, tower dan juga lantai basement yang terhubung dengan pusat perbelanjaan, di sebelahnya yaitu plaza yang akan dibangun dalam satu tapak." Faustine kembali menunjukkan titik yang disebutkannya dikertas itu.

"Wow." Pria itu berseru puas dengan gerakan refleks dia juga bertepuk tangan.

"Kamu menakjubkan... Apa kamu bisa lebih merapikan sketsa ini lagi dan apa kamu mau jadi asisten saya?"

Seketika raut wajah Faustine berubah bahagia, sorot matanya bersinar dan bibirnya tertarik sangat lebar. "Anda serius?"

"Yah. Bukan hanya serius tapi duarius... Apa kamu bisa menggambar sketsa dengan komputer?" tanyanya lagi.

"Tentu saja."

"Bagus," kata pria itu. "Saya harap, kedepannya kita bisa bekerja sama dengan baik dan saling menguntungkan." Pria itu mengulurkan tangannya.

Faustine meraih uluran tangan besar itu dengan bingung, "sepertinya Anda sedang mengalami masalah yang buruk?"

"Benar! Asisten saya yang menggambar sketsa bodoh ini, tanpa pertimbangan denganku terlebih dulu. Beberapa bulan yang lalu saya sedang ada urusan pribadi ke luar negeri, dan saya menugaskannya untuk mengecek kondisi lokasi terlebih dulu, tapi dia malah membuat desain yang tidak masuk akal. Dia bertindak semaunya dan sekarang dia hilang entah kemana setelah membuat kekacauan ini." Pria itu sangat frustrasi, terlebih saat asistennya itu membawa kabur uangnya. Sial!

"Adik saya mampu menemukannya, jika Anda mau."

"Adik kamu?"

"Yah. Adik saya seorang hacker."

"Hacker?" Pria itu tercengang, "berapa usianya?"

"Sama denganku. Kami kembar."

"Wahh, sepertinya kalian itu anak ajaib. Bagaimana mungkin di usia seperti ini, kalian sudah sangat menakjubkan," pujinya lagi.

"Itu adalah anugerah," ucap Faustine. "Baiklah saya akan kembali bekerja." Anak itu menggulung kertas gambarnya lalu berbalik.

"Tunggu!"

"Ada apa?" Fau berbalik lagi menatap pria itu.

"Kenapa kau bekerja keras seperti ini? Kemana orang tuamu? Apa mereka tahu tentang pekerjaanmu itu?"

Anak itu menghela napas berat. Dia sangat tidak suka dengan pertanyaan yang berusaha mengorek kehidupan pribadinya, "sepertinya kerja sama kita, tidak berkaitan dengan hal itu."

Faustine kembali berbalik, hendak beranjak.

"Tunggu!"

"Apa lagi?" Fau mulai kesal.

"Kali ini pertanyaan yang penting... Apa bangunan yang sudah tuntas lima belas persen itu harus dirombak dan diulang lagi?"

"Tidak perlu," jawab Faustine. "Saya rasa pertanyaan itu Anda sudah mengetahui jawabannya sendiri."

Faustine pun beranjak meninggalkan ruangan itu.

Pria itu menghela napas jengah. Anak itu berkepribadian ganda. Saat dia melihatnya sedang bekerja dengan kuli yang lain, anak itu terlihat sangat ramah, namun setelah membahas tentang hal yang berat seperti tadi, dia berubah menjadi pribadi yang serius dan profesional dan ketika privasinya di ganggu dia menjadi anak yang dingin dan misterius. Wow!

...Happy Reading ❤...

Jangan lupa untuk tinggalkan dukungan kalian yah. Karya author sedang ikut lomba. Jadi auhtor harap kemurahan hati kalian untuk mendukung author. terima kasih.

Terpopuler

Comments

Silva

Silva

bukan noah kan itu ya

2021-12-04

1

Momy Victory 🏆👑🌹

Momy Victory 🏆👑🌹

waw beda nih ceritanya, sikembar cogan kecil gak dua-duanya bidang yang sama...btw klo bidang IT : hacker dan program anak kecil ada didunia nyata,kalo sebagai arsitek jarang banget....kerennn Thor 👍🏻

2021-08-30

6

Momy Victory 🏆👑🌹

Momy Victory 🏆👑🌹

waw kembar 3 :
1.Faustine ,bidang Arsitek.
2.Ferdinan,bidang Tekhnologi.
3.Farika,bidang bahasa,seni,dan kedokteran.

2021-08-30

9

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!