Anak Genius: CEO Tampan Ayah Si Kembar

Anak Genius: CEO Tampan Ayah Si Kembar

Jebakan dan Kehancuran

"Bagaimana pesananku? Apa kau mampu memenuhinya?"

Pria berwajah tegas dengan tatapan tajam lurus ke depan, berkata serius melalui sambungan telefon.

"Kau terdengar, seperti sedang meragukanku. Sayang."

"Aku hanya bertanya Madam Zee, bukan meragukanmu. Aku selalu percaya dengan kemampuanmu yang selalu menyanggupi keinginanku dalam menyiapkan barang yang masih segel untukku." Bibir sensual milik pria itu tertarik sebelah.

Wanita diseberang telefon terdengar tertawa, "Aku anggap perkataanmu itu adalah pujian untukku, sayang. Aku sangat menghargai itu."

"Dimana barangnya?" Noah terlihat tidak sabar.

"Tenang sayang. Barangnya akan ku siapkan di kamarmu... aku yakin, malam ini hasratmu akan terpuaskan, sampai pagi."

Pria itu menyeringai puas, "Bagus. Aku akan segera kesana!"

Setelah sambungan telefon terputus, Noah mengangkat gelasnya lalu menenggak habis minuman alkoholnya.

Noah Gracio Rayan adalah seorang CEO tampan yang sangat sukses, hampir seluruh kota, bahkan di luar negeri berjejeran perusahaan miliknya. Pria muda yang sangat berambisi dalam berbisnis dan sangat terobsesi dengan wanita yang masih perawan. Bahkan dia rela menghamburkan uang senilai ratusan juta demi merusak segel.

ʕ•ﻌ•ʔ

Waktu sudah menunjukkan pukul satu dini hari dan Kaila masih bergelut di dalam sebuah kamar suite room bersama dengan peralatan bersih-bersihnya.

Sebenarnya Kaila tidak memiliki pekerjaan shift malam sesuai jadwalnya, hanya saja dia sedang menolong rekan kerjanya yang ternyata kebagian shift malam. Rekan kerjanya itu adalah Alea. Wanita itu meminta tolong kepada Kaila untuk menggantikan shiftnya karena ibunya sedang berada di rumah sakit seorang diri dan dengan baik Kaila mengiyakannya.

Sudah hampir satu jam Kaila membersihkan kamar dengan berbagai fasilitas mewah yang berjejer rapi di ruangan itu. Merapikan ruang demi ruang, membersihkan segala tet3k bengek dari tugas seorang housekeeping dan sekarang gadis itu sudah berada pada tahap pengecekan ulang.

Mungkin masih ada sesuatu yang kurang pas sehingga masih harus dia kerjakan dan dilengkapinya lagi. Ternyata benar saja, gadis itu ternyata belum menyemprotkan pengharum ruangan.

Kaila melangkah untuk mengambil penyemprot ruangan yang ada di atas lemari samping tempat tidur dan menyemprotkannya ke seluruh penjuru ruangan. Di ruang tidur, ruang tamu, ruang makan dan di area ruang kerja yang sangat megah.

UHUK!

Kaila tersedak oleh aroma pengharum ruangan tersebut. Aromanya yang sangat kuat, menusuk rongga hidung hingga ke tenggorokannya.

Kaila berdehem singkat demi menetralkan kerongkongannya yang terasa kering dan perih, rasanya dia ingin cepat-cepat keluar dari ruangan itu. Dia berjalan menuju dapur untuk meletakkan kembali pengharum ruangan itu di atas lemari dapur.

UHUK!

Kaila kembali tersedak, saat dia berjalan menuju pintu coklat yang terukir indah. Kepalanya sudah mulai sakit karena aroma harum di ruangan itu, penglihatannya perlahan mulai buram. Apa dia menyemprotkannya terlalu banyak hingga menimbulkan efek yang sangat kuat, dia benar-benar merasa akan kehilangan kesadarannya. Perutnya pun mulai mual, tubuhnya pun terasa panas.

BRAKK!!!

"Akhh... S*it"

Kaila terkejut mendengar suara seorang pria dari luar kamar. Sepertinya pria itu sedang mabuk dan kehilangan keseimbangan hingga menabrak trolley yang dia letakkan di depan kamar. Tapi siapa pria yang sedang berada di lantai paling tinggi ini? Hanya ada satu kamar di lantai ini? Apakah itu tamu VVIP yang dikatakan Alea tadi? CEO nya?

"Halo sayang!!!"

Kaila terlonjak kaget saat tiba-tiba pria yang tadi berada di luar kini sudah membuka pintu dan masuk ke dalam kamar.

Klik.

Seketika bola mata Kaila membulat saat mendengar suara pintu yang terkunci.

Pria itu berjalan mendekati Kaila dengan seringaian jahat menghiasi bibirnya. Astaga tiba-tiba saja raut wajahnya berubah cemas, jantungnya berdetak sangat cepat tidak seperti biasanya, keringat mulai membanjiri telapak tangannya yang terkepal. Siapa pria itu? Apa itu pemilik dari hotel ini? Kaila menyipitkan penglihatannya karena sekarang penglihatannya mulai buram.

Jika pria itu adalah CEO nya kenapa penampilannya sangat berantakan, tidak menunjukkan sisi seorang CEO? Atau mungkin dia adalah pria yang salah masuk kamar? Hal ini bisa saja terjadi pada orang yang sedang kehilangan kesadaran bukan, salah masuk kamar.

Lagipula selama tiga tahun bekerja, Kaila sama sekali belum mengenal bagaimana wajah dari pemilik hotel tempatnya bekerja, mengingat pria itu sangatlah sibuk dengan perusahaannya yang ada dimana-mana.

"Siapa Anda!" Kaila berjalan ke samping berusaha menjauhi pria yang semakin mendekat kepadanya. Pria itu sangat mabuk berat, Kaila bisa mencium aroma alkohol dari tubuh pria yang berjarak tiga meter darinya.

"Jangan takut sayang! aku adalah klienmu." Bibir pria itu semakin tersenyum lebar, tatapannya semakin gelap seiring tubuhnya yang semakin mendekat kepada Kaila. Siap menerjang gadis itu dan memeluknya kuat.

"Klien? apa maksud Anda?" Kaila masih berusaha tenang menjauhi pria itu dengan terus berjalan menyamping mendekati pintu, sementara pria itu hanya mengamati pergerakan Kaila dengan mata yang sudah sangat gelap tertutupi birahi.

"Jangan berpura-pura polos. Aku adalah klien yang akan mengajarkanmu merasakan nikmatnya surga dunia." Noah berjalan mendekat ke arah Kaila dengan meneguk ludah.

"Saya tidak mengerti dengan ucapan Anda. Saya hanya petugas hotel yang membersihkan kamar ini sesaat sebelum Anda datang. Anda salah orang, saya bukan klien Anda."

Dengan gerakan cepat Kaila berlari ke arah pintu dan menarik gagang pintu dan ternyata terkunci.

"Kau mau kemana, sayang—"

"Berhenti memanggilku sayang!" teriak Kaila keras. Dia sangat jijik mendengar pria itu sejak tadi memanggilnya seperti itu.

"Lalu apa? hmm." Noah semakin mendekat lalu menghimpit tubuh Kaila dengan tubuhnya di pintu "apa aku harus memanggilmu bich?"

Tubuh Kaila meremang hebat saat pria itu menempel padanya, mengikis jarak antara mereka. Berbisik sensual di telinganya, hingga menimbulkan perasaan aneh. Tubuhnya semakin panas saat merasakan benda keras menggesekknya di bawah sana.

"Kau sangat cantik ternyata." Noah mulai meracau, lalu mengecup leher mulus Kaila.

Tubuh Kaila menggelinjang hebat saat bibir sensual pria itu mengecup lehernya dan menghisapnya kuat. Astaga, miliknya berdenyut sangat kuat. Apa ini? Ada apa dengannya? Harusnya dia mendorong ataupun menampar pria yang saat ini tengah membuka kancing seragam housekeepingnya satu persatu sambil melumati bibirnya sangat buas, tapi kenapa Kaila membiarkan pria itu seolah menginginkan yang lebih.

"Apa yang Anda lakukan? Lepaskan saya." Kaila berteriak lagi, namun hati dan tubuhnya bertolak belakang.

Hatinya sangat menolak apa yang pria itu lakukan padanya, namun tubuhnya berkata lain. Justru saat ini tubuhnya merespon sangat baik hingga membiarkan pakaiannya terlepas begitu saja di lantai.

"Kau sudah sangat basah, sayang."

Pria yang sedang berlutut di depannya, mendongak menatap Kaila dengan mata yang sudah sangat gelap, tertutupi *****.

Noah kembali berdiri lalu menarik tubuh Kaila dan melemparkannya di sofa besar yang empuk di ruang tamu.

Noah merangkak di atas tubuh Kaila. Menguncinya kuat lalu kembali menciumi bibir Kaila penuh *****.

Air mata Kaila menetes. "Lepaskan saya!!!" Kaila mencoba memberontak memalingkan wajahnya ke kiri dan ke kanan untuk menghindari ciuman laki-laki itu namun gagal, pria itu mencengkeram rahang Kaila, menahan kuat agar dia bisa fokus mengakses bibir ranum Kaila. Perlahan Kaila melemah dengan permainan memabukkan Noah. Dia pun ikut tenggelam dalam ciuman panas itu.

"Kau butuh pelepasan sayang." Suara berat pria itu terdengar rendah dan juga serak, itu membuat tubuh Kaila meremang sangat hebat, suara itu itu sangat menggoda.

Noah kembali bangkit lalu memboyong tubuh Kaila ke ranjang penyatuan.

BRUKK

Tubuh Kaila terhempas di atas ranjang dalam keadaan telanjang. Harusnya saat ini Kaila mengambil kesempatan untuk bisa berlari saat pria itu melucuti pakaiannya sendiri. Namun ternyata Kaila hanya bergeming, tubuhnya sulit untuk dia gerakkan. Astaga apa yang terjadi dengannya? Kenapa dia merasa lumpuh seketika. Kaila menatap pria di depannya itu dengan tatapan sayunya yang tertuju pada tubuh atletis pria itu, dada bidang dengan bulu halus yang tipis serta perut kotak-kotak nyaris tanpa lemak. Garis wajah pria itu sangat tegas, meskipun terlihat buram, dengan sedikit kesadaran yang tersisa Kaila bisa menyimpulkan jika pria itu sangat luar biasa tampan. Tanpa sadar Kaila menggigit bibir bawahnya dengan gerakan sensual dia menginginkan yang lebih.

Bibir Noah tertarik sebelah saat menatap aksi gadis itu yang tengah terlentang tanpa sehelai benangpun menggigit bibirnya menggoda. Tatapannya semakin gelap, nafsunya memuncak di ubun-ubun, dia lalu merangkak di tubuh Kaila.

Noah berada di atas Kaila terus melancarkan aksinya dengan gairah yang sudah memuncak. Bibir sensualnya mengabsen setiap lekuk tubuh Kaila yang indah itu.

Meskipun Kaila menikmati permainan itu, namun kesadarannya masih ada, dia merasakan sakit yang sangat di hatinya. Entah sejak kapan air matanya mengalir tanpa henti, seolah menolak semuanya.

Dia memang masih sadar dengan apa yang sedang terjadi padanya. Tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa, seolah-olah tubuhnya terkontrol oleh alam bawa sadarnya. Tubuhnya bagian bawahnya pun senantiasa memberi akses untuk Noah.

Tangan pria itu meremas pergelangan tangan Kaila yang sudah melemah, karena segala kekuatan tubuhnya sudah dia keluarkan untuk memberontak. Tapi aksinya itu hanya sia-sia dan berakhir kini gadis itu terlentang pada pria yang tidak dia kenali.

Apakah pria ini adalah bos yang dimaksud oleh Alea, ataukah orang lain yang salah masuk kamar? Kaila tidak tahu.

Tubuh Kaila meremang saat mendengar suara erangan berat dari pria itu saat dirinya kesulitan memasuki tubuh Kaila. Gadis itu hanya bisa terus menangis tanpa suara, menahan rasa sakit yang amat sangat dalam.

"Madam Zee benar-benar tidak berbohong. Ternyata Kau memang masih tersegel dan itu sangat nikmat, sayang."

Noah berhasil menguasai tubuh Kaila. Pria itu kembali menciumi bibir Kaila dengan ganas. Lidah dinginnya mengabsen rongga mulut Kaila dan bermain-main dengan lidah lembut gadis itu.

Sungguh penyatuan yang sangat nikmat. Baru kali ini, pria itu merasakan percintaan yang sangat berbeda. Gadis yang berada di bawahnya menangis, seolah memberikan sensasi percintaan yang berbeda dan itu semakin membuat hasratnya berkobar selalu ingin melakukannya lebih lama lagi.

Noah menyingkap anak rambut yang menutupi wajah Kaila. Noah ingin melihat bagaimana wajah gadis ini ketika tubuhnya bergoyang untuk Kaila. Noah menatap wajah gadis itu dengan intens. Sial! dia sangat cantik. Noah yang terpesona pun mengecup lembut sepasang mata indah itu yang basah karena air mata.

"Kenapa kau menangis sayang! Apa karena aku bermain terlalu kasar, hm? Maaf, itu karena aku tidak tau caranya bermain lembut."

Noah kembali menggerakkan tubuhnya dengan keras ke dalam tubuh Kaila, membuat Kaila merasa tubuh bagian bawahnya akan hancur seketika. Tapi Kaila tak memungkiri satu fakta jika itu sangat nikmat.

"Ah, kau berdarah cukup banyak, sayang. Itu pasti sakit sekali bukan?"

Kaila diam, bibirnya seperti terkunci. Saat ini harusnya dia menendang pria itu, tapi kenapa tubuhnya sangat lemah, dia tidak bisa berbuat apa-apa sekarang. Bahkan ******* yang tertahan pun akhirnya keluar, seiring berjalannya permainan itu.

Setelah berpacu cukup lama, Noah semakin mempercepat gerakannya saat dia mulai merasakan batas dirinya. Pria itu mengerang panjang saat pelepasannya di dalam tubuh Kaila.

"Kau sangat nikmat, honey." Noah mengecup kening Kaila yang basah karena keringat.

berulang-ulang Noah mengulangi aksinya. Pria itu benar-benar tidak bisa menahan hasratnya pada Kaila. Noah mengakui jika gadis ini sangatlah nikmat. Jika biasanya Noah hanya melakukan pelepasan sekali saja, setelah itu dia pergi. Tapi kali ini berbeda, sisi sensitif kejantannya tidak mampu dia bendung membuatnya tak kuasa melawan ***** yang datang lagi dan lagi, entah sudah berapa kali Noah melakukan pelepasan di dalam tubuh Kaila tanpa pengaman. Hingga akhirnya Kaila tertidur di lengan kekar milik Noah.

ʕ•ﻌ•ʔ

Mata Kaila terbuka pelan, bayangan percintaan semalam langsung menyambut paginya. Air mata Kaila kembali menetes saat menyadari jika saat ini dirinya sudah hancur. Dia bukan wanita suci lagi.

Kaila bangun, merangkak dengan susah payah. Sungguh tubuhnya sangat sakit, terutama pada bagian intimnya. Gadis itu meringkuk dengan bersandar di kepala ranjang dengan tubuh yang tak tertutupi sehelai kain pun. Kondisinya saat ini sangat menyedihkan, sangat mirip seorang pelacur sungguhan.Terbangun seorang diri tanpa pria yang membuatnya hancur. Entah sejak kapan pria itu pergi meninggalkannya seorang diri.

Kaila menatap tubuhnya yang dipenuhi bercak merah yang menjijikkan, dia menggosok tanda merah itu dengan kasar dengan maksud untuk menghilangkan tanda itu, tapi tak mempan, tanda merah semakin banyak akibat bekas gosokan tangannya. Kaila semakin menangis tersedu, memukul tanda itu dengan keras. Kenapa kemalangan ini bisa terjadi padanya? Kenapa dia harus mengalami hal yang menyedihkan ini, menjadi korban pemerkosaan? Wajah pria yang menjamah tubuhnya kembali melintas di depan matanya, membuatnya menangis berteriak. Dia benci pria itu. Dia benci. Dia juga benci dirinya sendiri yang tidak bisa berbuat apa-apa saat pria itu menjamahnya, justru dia malah menikmatinya.

Di tengah menangisnya, Kaila kembali tersadar akan satu hal. Alea. Kaila kembali teringat dengan tindakan gadis itu. Memeluknya dan meminta maaf. Apa dia meminta maaf karena ini. Apa dia dijebak oleh rekan kerjanya sendiri? Sungguh bodoh!!! Gadis bodoh!!! Kaila merutuki dirinya sendiri. Dia sangat bodoh!!! Kaila kembali menangis, memeluk dirinya sendiri, rasa nyeri pada bagian tubuhnya sudah tak terasa lagi, saat ini hatinya jauh lebih sakit. Hidupnya sekarang sudah sangat hancur, benar-benar hancur.

Perlahan tangisan Kaila mulai melemah, rasanya persedian air matanya sudah habis sekarang. Kaila bergerak pelan.

"Shhhh...," Kaila meringis sakit pada seluruh bagian tubuhnya, terutama bagian itu.

Kaila melangkah pelan, memunguti seragam housekeepingnya lalu memakainya.

Dengan langkah terseok-seok Kaila keluar dari sana, meninggalkan kamar yang sangat berantakan dengan bercak darah kesuciannya memberi warna pada seprai putih itu.

...Happy Reading ❤...

Terpopuler

Comments

Lao Octa

Lao Octa

xxlxxx

2022-01-27

0

Bunda Lope Attartila

Bunda Lope Attartila

Mampr aku thor

2021-09-09

2

❣️Nasira✰͜͡ᴠ᭄

❣️Nasira✰͜͡ᴠ᭄

mampir ka

2021-09-08

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!